Apa Itu Duit Rakyat?

Apa Itu Duit Rakyat?

Duit rakyat adalah duit yang kita bayarkan ke negara atau sering disebut pajak. Tiap tahun kita bayar PBB (Pajak Bumi Bangunan), pajak motor, mobil, dan kendaraan lainnya. Gaji kita tiap bulan juga dipotong pajak. 

Pajak dan Retribusi 


Tiap kita makan di restoran dan menginap di hotel kita juga bayar pajak yang namanya tax service. Di setiap tiket yang kita beli saat tamasya ke kebun binatang, taman hiburan, atau museum juga ada pajak yang kita bayar.

Bahkan saat parkir di pinggir jalan kita bayar retribusi resmi yang uangnya masuk ke dinas perhubungan setempat. Itu bisa dibilang pajak juga.

Pun kalau kita beli barang elektronik, ponsel, laptop, dan beli domain untuk website dan blog kita akan bayar yang namanya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Banyak, ya. Semua duit rakyat yang kita bayar ke negara atas nama pajak itu akan digunakan lagi untuk membiayai rumah sakit, sekolah, jalan raya, transportasi, dan sarana-prasarana umum. Duit itu juga digunakan buat bayar gaji PNS, tentara, para anggota ekskutif-legislatif-yudikatif, dan lain-lain.

Dengan kata lain duit rakyat adalah duit yang dikumpulkan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat.

Pendapatan terbesar negara pada tahun 2023 sebanyak 82,4% atau Rp2.309 triliun berasal dari pajak yang dikumpulkan rakyat. Sisanya berasal dari BUMN, sumber daya alam, badan layanan umum, dan pendapatan bukan pajak.

Sayangnya, pendapatan negara sebesar itu tidak bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat karena masuk ke kantung para pejabat yang korupsi. Akibatnya pendidikan di sekolah negeri masih mengandalkan penggalangan dana dari Komite Sekolah kalau mau siswanya berprestasi.

Related: Tugas Komite Sekolah Sesuai Permendikbud

Begitu juga dengan fasilitas umum seperti gelanggang olahraga, balai rakyat, taman bermain, dan perpustakaan umum cuma ada mayoritas di pulau Jawa. Daerah di timur Indonesia belum merasakan nikmatnya pembangunan dari duit rakyat selain jalan tol, jembatan, dan bendungan.

Korupsi 

 

Andai tidak dikorupsi, pendapatan negara bisa digunakan untuk membangun ruang-ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan sarana-prasarana di sekolah terpencil. Dengan begitu anak-anak yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) bisa dapat pendidikan yang sama dengan saudara mereka di pulau Jawa.

Jadi meratakan mutu pendidikan bukan dengan sistem zonasi di sekolah negeri, melainkan dengan memberi fasilitas dan sarana ke sekolah yang terbelakang supaya sejajar dengan sekolah lain. 

Andai tidak ada korupsi duit rakyat juga mampu memberi seragam dan alat tulis gratis buat anak-anak miskin di setiap sekolah negeri.

Korupsi memang menyengsarakan rakyat, tapi apa maksudnya? Bukankah duit yang diambil koruptor itu duit dari kementerian atau perusahaan swasta, bukan duit kita? 

Duit yang harusnya digunakan untuk pembangunan negara dan kesejahteraan seluruh rakyat, malah diambil oleh koruptor untuk memperkaya keluarga dan kelompoknya. Itulah korupsi.

Mirisnya di jaman medsos, korupsi tidak lagi jadi aib. Anak-anak pejabat berfoto dengan baju, sepatu, tas, dan aksesoris harga belasan sampai puluhan juta. Kalau dihitung dari gaji orang tuanya, mestinya mereka tidak akan mampu beli barang semahal itu. 

Nyatanya, tiap foto mereka yang tampil di Instagram dan TikTok selalu dihiasi dengan barang berharga diluar nurul.

Uang Suap dan Gratifikasi


Selain korupsi ada juga tindakan merugikan yang melibatkan uang, yaitu suap.

Orang yang memberi uang, barang, atau fasilitas kepada kades, lurah, camat, bupati, gubernur, menteri, atau presiden demi melancarkan tujuannya itu namanya penyuapan atau gratifikasi. Manajer di perusahaan swasta juga bisa disebut menerima suap kalau dia membantu pihak lain dengan imbalan uang untuk memuluskan suatu proyek.

Orang yang menerima gratifikasi sama bersalahnya dengan yang memberi. Sama-sama melanggar hukum agama dan pidana. 

Guru dan kepala sekolah di sekolah swasta juga bisa disebut menerima gratifikasi kalau dia menerima uang atau pemberian fasilitas dan jasa dari orang tua yang ingin anaknya dapat nilai bagus.

Gratifikasi adalah perbuatan melanggar hukum karena dapat mendorong pejabat publik atau penyelenggara negara bersikap tidak adil, tidak objektif, dan tidak profesional. 

Meski pihak swasta (non pejabat negara) juga bisa terjerat gratifikasi, kebanyakan gratifikasi diberikan kepada pejabat dan pekerja di pemerintahan karena merekalah yang mengambil keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan orang banyak.

Perlu diingat kalau gratifikasi itu bukan cuma uang suap. Barang dan fasilitas yang diberikan kepada orang yang sedang menjabat atau kepada keluarganya yang berkaitan dengan jabatan si bapak, itu juga termasuk gratifikasi.

Hasil Tambang

 

Pada tahun 2023 pendapatan negara dari tambang cuma Rp207 triliun. Itu kecil banget dibanding angka asli yang mestinya didapat negara. Kasus korupsi timah yang melibatkan Harvey Moeis suami selebritas Sandra Dewi besarnya saja Rp270 triliun.

Uang itu harusnya masuk kas negara, tapi malah masuk ke dompet orang-orang yang kongkalikong.

Hasil tambang nikel, emas, batubara, biji besi, dan lain-lain yang mestinya dijual sesuai harga pasar internasional, sering dijual murah ke satu negara saja. Kalau dijual murah apakah dapat untung?

Pasti. Namun, karena duit hasil tambang itu tidak ditujukan untuk kepentingan rakyat, maka dijual murah pun perusahaan tambang tetap untung besar.

Kebanyakan perusahaan tambang itu milik keluarga pejabat atau pengusaha yang dekat dengan pejabat. Maka tidak heran kalau hasil tambang cuma dinikmati mereka saja. Rakyat dapat zonk.

Padahal hasil tambang adalah sumber daya alam (SDA) yang harusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat dalam bentuk jaminan kesehatan, pendidikan, olahraga, transportasi, lapangan pekerjaan, tempat seni dan budaya, atau untuk membangun fasilitas publik lainnya yang diperlukan rakyat.

Kalau mau tahu betapa dahsyatnya kongkalikong pejabat dan aparat boleh baca novel karya Tere Liye berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Meski itu cuma fiksi, kisah yang ada didalamnya nyata seperti yang pernah kita tahu dari berita dan cerita turun-temurun soal tambang di Indonesia.

***

Apakah uang hasil penjualan hasil bumi termasuk duit rakyat? Apa rakyat berhak atas uang yang dicuri para koruptor? Ya, itu duit rakyat. 

Pada UUD Pasal 31 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah wajib mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Dari mana uang untuk menyelenggarakan pendidikan itu? Dari pajak yang dikumpulkan rakyat, juga hasil tambang (sumber daya alam), dan badan layanan umum seperti BPJS atau (nantinya) Tapera.

Juga ada Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 yang menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Demikian pula, bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Negara kita punya cukup uang untuk menyejahterakan rakyatnya. Sayang korupsi merajalela dan seolah jadi hal biasa saking banyaknya pejabat yang korupsi, menerima gratifiskasi.

Alasan Orang Enggan Meminjamkan Uang Meski Duitnya Banyak

Alasan Orang Enggan Meminjamkan Uang Meski Duitnya Banyak

Kalau kita sedang butuh duit dan tidak ada yang mau meminjamkannya, tidak apa. Bukan berarti mereka pelit, tapi ada pertimbangan yang tidak diketahui orang yang mau meminjam. Ini alasan orang enggan meminjamkan uang meski uangnya banyak.

Selain itu saat kepepet dan butuh duit, kita sering tidak berpikir apakah kita mampu mengembalikan uang yang kita pinjam atau tidak. Banyak dari kita yang gali lubang tutup lubang. Melunasi utang dengan cara ngutang di tempat lain. 

Reputasi kita yang suka ngutang dan tidak mengembalikan itu bisa bikin orang lain enggan meminjamkan uang.

Kemudian, ini alasan lain kenapa ada orang enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

1. Skala Prioritas

 

Ada orang yang sudah merencanakan uangnya dipakai untuk bayar polis asuransi, biaya kuliah anak, liburan, modal usaha, atau berinvestasi. 

Meminjamkan uang tidak ada dalam prioritasnya. Kalau uang itu dipinjamkan, rencananya akan terganggu dan dia harus menyusun ulang rencana dan keuangannya. Hal itu merepotkan buat banyak orang karena tanpa meminjamkan uang pun urusannya sudah banyak.

2. Yakin Duitnya Gak Balik

 

Belakangan ini makin banyak orang ngutang tidak melunasi utangnya karena kesulitan ekonomi dan lainnya.

Orang yang sering meminjamkan duit dan duitnya gak balik biasanya akan berpikir ulang kalau harus meminjamkan lagi. Kemungkinan besar duitnya tidak bakal balik apalagi kalau nominalnya cuma ratusan ribu.

Tidak sedikit orang yang meminjamkan jutaan saja harus rela duitnya tidak balik, apalagi yang cuma meminjamkan ratusan ribu. Mau ditagih pun sulit karena kalau orangnya bilang belum ada duit, kita jadi tidak tega menagihya lagi.

Karena yakin duitnya gak balik maka banyak orang enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

3. Sudah Sedekah di Tempat Lain

 

Biasanya orang bayar zakat dan sedekah melalui lembaga yang mereka percaya seperti Baznas, LazisNu, atau LazisMu. Kadang-kadang mereka juga bantu keluarga, tetangga, atau kenalan yang butuh modal usaha.

Tidak heran kalau mau meminjam uang ke mereka, alasan kita harus sangat kuat dan masuk akal. Kalau perlu beberkan semua, betul-betul semua, alasan kenapa kita terpaksa harus minjam uang ke mereka. 

Kalau cuma, "Ayah saya sakit, adik saya jobless, saya cuma ibu rumah tangga, gaji suami kecil, dua anak saya semunya juga lagi sakit," maka siap-siap ditolak, apalagi kalau orang itu tahu kita punya circle pertemanan orang-orang berduit.

Kalau temanmu kaya kenapa gak minjam ke mereka saja? Gitu, kan, logikanya. Makanya bilang alasan yang sebenarnya kenapa kita harus pinjam uang ke mereka.

4. Tidak Dekat dengan yang Meminjam

 

Jarang ngobrol, tidak dekat, ketemu pun jarang, tahu-tahu mau pinjam duit? Orang kaya pun belum tentu mau meminjamkan duit ke orang yang tidak akrab dengannya.

Kadang sama keluarga saja kalau keluarga itu tidak dekat dengan kita, kita enggan meminjamkan, apalagi dengan orang yang tidak akrab.

5. Tidak Ada Tabungan

 

Ada banyak orang yang tidak punya tabungan karena penghasilannya habis untuk kebutuhan sehari-hari. 

Jadi jangankan meminjamkan uang, menabung saja mereka tidak bisa. Kalau mereka bilang tidak bisa meminjamkan karena gak ada duit, bisa saja mereka betul-betul tidak punya duit yang tersisa untuk dipinjamkan.

6. Uang Warisan dan Titipan

 

Ada orang kaya dengan tabungan ratusan sampai miliaran rupiah. Tapi dia tidak bisa meminjamkan uang itu karena bukan uang pribadinya. Duit itu bisa saja punya orang tuanya, titipan orang lain, atau hasil warisan yang tidak bisa dia gunakan seenaknya.

Kalau uang itu dia pinjamkan dan tidak balik, maka tabungannya berkurang dan akan mengganggu rencana masa depan keluarganya. Makanya dia enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

Apakah tidak ada orang yang mau meminjamkan uang jadi penyebab orang terjerat pinjol?

Pinjaman online (pinjol) yang legal (sah dimata hukum) dan diawasi OJK meminjamkan uang dengan bunga masuk akal antara 0,83% sampai 2,25% perbulan, masih dalam batas yang dibolehkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Selain melengkapi syarat yang diwajibkan, pinjol kita cuma bisa disetujui kalau tidak ada riwayat tunggakan pinjaman di bank atau di pinjol lain. Jadi kalau kita masih punya tunggakan akan sulit dapat pinjaman online sebelum tunggakan itu lunas.

Pinjol yang menyetujui permintaan pinjaman meski kita masih punya utang kemungkinan besar itu pinjol ilegal yang tidak punya izin dari OJK.

Bagaimana kalau meminjamkan uang ke orang yang ingin melunasi utang pinjol? Boleh saja, tapi kita harus siap dan rela kalau uang yang kita pinjamkan tidak balik. 

Kalau mau lebih yakin, minta orang itu menjual/menjaminkan barangnya ke kita. Meski nilai barang itu jauh lebih rendah dari uang uang kita pinjamkan, setidaknya dia menunjukkan niat untuk tidak minta uang secara cuma-cuma.

Lalu, kalau ada orang yang terjerat judi online karena kita tidak meminjamkan uang kepadanya? 

Orang yang terjerat judi online (judol) biasanya bukan karena tidak dapat pinjaman, melainkan karena ingin dapat duit secara cepat dan mudah.

judol (judi online) itu melanggar hukum dan haram bagi umat Islam. Judi, apa pun bentuknya, haram dalam Islam sesuai yang tercantum dalam QS: Al-Baqarah (2) ayat 219) karena menyia-nyiakan harta.

(QS Al-Baqarah [2] ayat 219).

Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/larangan-judi-dalam-islam-dan-dampak-buruk-bagi-pelakunya-iUgcX


___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)

Kemudian, judi bisa membuat seseorang menolak pekerjaan yang serius dan bermanfaat. Selain itu, judi itu tebak-tebakan yang sudah diatur dengan kecurangan dari bandar. Tidak ada orang yang jadi kaya dengan berjudi kecuali bandarnya.

Jadi meminjamkan uang ke orang yang terlibat judi tidak disarankan karena mereka akan menggunakan uang itu untuk berjudi lagi.

Kita setor uang Rp100.000 dijanjikan akan dapat Rp1.000.000. Betul saja. Orang yang kecanduan judi biasanya karena pernah menang satu kali lalu penasaran ingin menang lebih banyak. Padahal semua bentuk judi sudah diakali oleh bandar supaya orang tidak bisa menang berkali-kali.

***

Kalau kebetulan kita ditolak saat meminjam uang, kecewa boleh, tapi jangan sakit hati. Mereka  bisa saja punya alasan yang bikin mereka enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

Coba jual satu-persatu barang kita punya. Kalau semua barang sudah habis tidak ada lagi yang bisa dijual, berdoa dan berserah dirilah. Tuhan tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan umat-Nya.

Cara Hemat Pengeluaran dengan Betah di Rumah

Cara Hemat Pengeluaran dengan Betah di Rumah

Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan kalau jumlah uang yang ditabung satu rumah tangga berkurang rata-rata jadi sekitar Rp4 jutaan. 

BPJS juga mengungkap kalau pekerja yang mencairkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) tahun 2024 naik jadi 52.000 klaim. Kebanyakan klaim itu dari industri tekstil, garmen, dan alas kaki.

Pegadaian juga mencatat omset senilai Rp118 triliun pada semester satu tahun 2024, naik sebesar 21,2% dari periode sama tahun kemarin (year on year). Ini berarti makin banyak orang yang menggadaikan barangnya ke Pegadaian.

Sementara itu data BPS menunjukkan jumlah kelas menengah turun sebanyak 9,48 juta orang. Turunnya jumlah kelas menengah ini karena pendapatan mereka menurun yang berakibat pengeluarannya juga turun.

Turunnya jumlah kelas menengah bisa bikin ekonomi negara lesu karena merekalah yang paling banyak belanja di dalam negeri.

Dari data diatas bisa dibilang ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Jangan lihat kemacetan orang yang berlibur, jangan lihat orang yang mengantre boneka Labubu dari subuh, dan jangan lihat berapa mahal harga tiket Bruno Mars yang ludes terjual.

Itu terjadi di kelas atas yang pengeluarannya per bulan diatas Rp9,9 juta per bulan Mereka tidak terpengaruh oleh kondisi apa pun karena pendapatannya diatas rata-rata orang kebanyakan.

Lihatnya bahwa sedang terjadi banyak PHK yang menyebabkan pendapatan orang berkurang, toko-toko sepi, dan makin banyak orang yang menggadaikan barangnya untuk bertahan hidup.

Apa kita termasuk kelas menengah yang turun kelas karena pengeluaran banyak, tapi pendapatan sedikit?  

Cara biar pengeluaran kita tidak makin banyak adalah dengan lebih banyak berada di rumah. Kita harus cari cara menghemat pengeluaran dengan betah di rumah. 

1. Beli Buku dan Bacaan

 

Beli buku termasuk hemat karena bisa dibaca kapan saja dan berulangkali. Membaca juga bikin otak kita lebih terasah dan mampu berpikir lebih jernih.

Related: Banyak Baca Banyak Tahu Tidak Baca Sok Tahu

Otak yang berpikir jernih tidak bikin kita mudah putus asa dan bisa mencari jalan keluar atas bermacam masalah.

Sebagai permulaan belilah komik lucu atau kumpulan cerpen. Beli dari pengarang yang sudah terkenal supaya isinya tidak mengecewakan. Kalau mau coba beli dari pengarang yang tidak terkenal, belilah di Gramedia atau Gunung Agung.

Ini bukan promosi. Semua buku yang dijual di Gunung atau Gramedia ditulis, disusun, dan disunting lebih baik jadi enak dibaca.

Kalau mau lebih hemat tulis sendiri cerpen atau puisi, lalu terbitkan di blog publik seperti Kompasiana, Medium, atau Terminal Mojok

2. Nonton TV

 

Layanan TV Digital sekarang sudah beragam. Ada siaran langsung Timnas sepakbola, acara masak, berita, hiburan, edukasi, tayangan anak, dll.

Manfaatkan nonton TV sebagai hiburan di rumah supaya kita tidak perlu ke bioskop. Kalau kita nonton ke bioskop biasanya ada makanan, minuman, dan printilan lain yang kita beli. Alhasil malah jadi boros.

Kalau memang suka nonton langganan saja streaming film. Dengan biaya Rp50.000-Rp100.000 kita bisa nonton banyak film. Nonton streaming film lebih hemat daripada ke bioskop. Yang penting jangan nonton film bajakan.

3. Kurangi Buka Instagram dan Status WhatsApp


Instagram isinya kebanyakan flexing (pamer) dan segala yang berbau kebahagiaan dan kemewahan. Itu tidak bagus buat kesehatan mental karena mencetus kita jadi iri dan ingin seperti mereka.

Melihat status WhatsApp orang lain juga bisa bikin kita iri dan membandingkan hidup kita dengan mereka. Padahal yang terlihat di layar belum tentu sama dengan kenyataan.

Makin sering melihat makin kita merasa, "Kok saya cuma di rumah aja, ya. Enak mereka tiap hari keluar rumah, ke mana-mana, ikut ini-itu ..."

Jadinya kesehatan mental kita terganggu padahal kita sedang hemat pengeluaran dengan betah di rumah. 

4. Lakukan Hobi

 

Mumpung di rumah kita bisa melakukan hobi masak, berkebun, menulis, olahraga, main gitar, bahkan ngelamun dan rebahan. Bisa juga mempelajari keterampilan atau menekuni hobi lain dari tutorial YouTube. 

Siapa tahu dari hobi itu kita bisa dapat duit dengan menjual barang, jasa, dan keahlian.

5. Singkirkan Baju dan Barang Bekas

 

Bongkar lemari dan singkirkan baju-baju yang sudah bertahun-tahun tidak dipakai. Singkirkan juga barang elektronik yang sudah rusak dan barang-barang yang sudah tidak dipakai.

Baju dan barang bekas itu bisa dijual ke tukang loak atau dijual sebagai barang preloved di marketplace. Selain rumah jadi bersih dan sehat, kita bisa dapat uang. Hemat pengeluaran dengan betah di rumah jadi lebih menguntungkan.

6. Bikin Konten di Rumah

 

Apa pun yang kita kerjakan di rumah bisa jadi konten. Misal kita sedang masak, bikin sarapan, menanam pohon, membersihkan rumah, menyanyi, bahkan bisa saja kita curhat kalau sedang hemat pengeluaran dengan betah di rumah. 

Konten yang seperti itu dinamakan IRL (in real life) dan banyak orang yang suka nonton konten IRL. Bisa juga bikin Live saat kita sedang beraktivitas di rumah.

7. Ngobrol sama Tetangga

 

Ngobrol bisa bikin kita gak merasa kesepian. Kalau ada tetangga lewat depan rumah sapalah dengan ramah. Kalau mereka kelihatan sedang ada waktu luang ajaklah ngobrol.

Tidak perlu ngobrol berat, cukup tanya kabar diri dan keluarganya. Nanti obrolan akan mengalir alami dengan sendirinya. Ngobrol bisa mengakrabkan kita dengan tetangga yang tadinya kurang akrab jadi lebih akrab.

8. Gak Usah FOMO

 

FOMO (fear of missing out) adalah takut ketinggalan tren yang sedang viral. Biasanya terjadi pada remaja dan mahasiswa. FOMO terjadi karena orang takut diledek kuper (kurang pergaulan), kuatir dibilang ketinggalan, cemas dibilang gak punya duit, dan lain sebagainya.

Related: FOMO dan JOMO Ketakutan dan Kegembiraan Atas Tren Sosial

Menghindari FOMO bisa membuat kita hemat dan terhindar dari boros karena membeli barang dan makanan yang sebetulnya tidak perlu.

***

Hemat pengeluaran dengan betah di rumah bukan berarti kita harus terus ada di rumah. Kita tetap harus sekolah, kuliah, dan bekerja seperti biasa, tapi kurangi belanja dan beli barang atau jasa yang tidak perlu-perlu amat.

Lebih baik menabung daripada mengikuti tren gaya hidup yang sebenarnya tidak kita perlukan. Kalau sudah berkeluarga, menghemat pengeluaran dengan betah di rumah bisa membuat bonding antar anggota keluarga lebih erat.

Punya Uang Bingung Mau Usaha Apa?

Punya Uang Bingung Mau Usaha Apa?

Ada orang yang sudah punya usaha, tapi tidak punya uang untuk membesarkannya. Ada juga yang punya uang, tapi tidak tahu mau usaha apa.

Kenapa yang punya uang tidak memberi modal ke yang sudah punya usaha? Teori, sih, gampang. Prakteknya, ya, susah. 

Ada beberapa pertimbangan yang membuat pemodal tidak serta-merta memberi bantuan atau pinjaman.

1. Belum kenal. Mana ada orang yang memberi modal ke orang yang belum dikenalnya.

Bank saja harus mengenali dulu debiturnya dengan cara menelusuri riyawat pinjaman seseorang di OJK, mensurvei tempat tinggal, dan melihat langsung tempat usaha yang akan dimodalinya.

Setelah kenal barulah timbul kepercayaan antara kedua belah pihak, lalu terjadilah kerjasama.

2. Bukan bidang yang diinginkan pemodal. Pemilik modal juga berhak memilih usaha mana yang akan dia modali.

Kadang ada pemilik modal yang bukan cuma melihat feasibility, melainkan apa bidang usaha itu sesuai seleranya atau tidak.

3. Berkali-kali bangkrut. Buat sebagian orang berkali-kali bangkrut bukanlah soal karena berarti dia gigih dan mau terus berusaha.

Namun, buat orang yang mau memodali, banyaknya bisnis yang berkali-kali gagal bisa jadi tanda tanya benarkah orang itu sungguh-sungguh menjalankan bisnisnya atau cuma buat tempat money laundering.

3. Gaya hidup pemilik. Gaya hidup pemilik usaha juga jadi pertimbangan apakah dia layak dimodali atau tidak.

Sedapat mungkin pemilik usaha tidak bergaya selebritas yang sering update Instagram dan berfoto dengan makanan dan barang mahal. Bergaya hidup seperti Syahrini atau Juragan99 bisa mencitrakan kita orang yang boros dan banyak gaya.

Feasibility Usaha


Sebuah usaha harus masuk akal untuk dijalankan atau tidak. Usaha yang cuma ikut tren dan terbawa viral kemungkinan besar sulit bertahan karena akan tergantikan oleh usaha lain yang juga tren dan viral.

Carilah usaha yang mampu bertahan selamanya dan dicari banyak orang.

Misal kita mau buka kafe ala Korea di garasi rumah. Rumah kita ada di desa. Berani beda dan mengeruk celah pasar baru memang bagus, tapi pertimbangkan juga kalau buka kafe di kota saja belum tentu laku, apalagi di desa. 

Remaja dan anak muda penggemar K-Pop memang pasti datang ke kafe ala Korea itu, tapi cuma untuk menuntaskan rasa penasaran saja. Setelahnya belum tentu balik lagi karena hal-hal berbau Korea bukan prioritas buat remaja di desa. Kondisi keuangan, citarasa makanan, dan vibes yang dirasakan anak muda di desa beda dengan di kota besar.

Jadi cermati dulu feasibility-nya, apakah usaha itu masuk akal atau tidak untuk dilakukan di tempat kita atau tempat lain yang akan kita tuju.

Hal yang patut diperhatikan untuk menentukan feasibility sebuah usaha adalah sebagai berikut.

1. Pangsa Pasar

 

Kita ingin menarget orang gemuk, misalnya. Berarti kita bisa jualan busana serba big size, misalnya, atau cemilan rendah lemak.

Orang gemuk biasanya suka ngemil, makanya dia jadi gemuk. Jadi menjual cemilan rendah kalori dan lemak, bisa disukai orang gemuk yang masih ingin ngemil, tapi tidak mau tambah gemuk.

Jadi sebelum buka usaha, pikirkan dulu produk atau jasa kita nantinya akan disukai kalangan mana. Apakah orang kaya, miskin, anak muda, lansia, anak-anak, atau orang gemuk dan sebagainya.

2. Lokasi

 

Pilih lokasi di mana orang sering lewat sekaligus tidak menyulitkan mereka datang ke tempat usaha kita. Perempatan jalan lampu merah, misalnya, terhitung sebagai lokasi strategis. Namun, sulit memasukkan dan mengeluarkan mobil di perempatan karena banyak kendaraan lewat dan kita bisa jadi pencetus macet.

Makanya orang bermobil enggan datang ke tempat usaha yang berada di perempatan. Kalau motor, sih, gak masalah. Jadi perhatikan juga lokasi tempat usaha apakah bisa dijangkau dengan bermacam kendaraan atau tidak.

3. Keunikan

 

Sama-sama buka warung bakso, misalnya. Apa yang membuat bakso kita unik dan beda dari yang sudah ada? Selain kualitas, keunikan produk bikin usaha kita bertahan dan terus dicari banyak orang.

4. Penyedia Bahan Baku

 

Kita harus punya penyedia bahan baku tetap untuk menyuplai bahan makanan. Atau kalau kita buka toko baju, pikirkan dari mana kita akan dapat supplier baju. Apa dari pabrik, konveksi, jahit sendiri, atau beli grosiran.

Membeli dari penyedia tetap berguna supaya kita tidak pusing dengan fluktuasi harga dan tersendatnya usaha karena gonta-ganti supplier.

Kalau perlu buatlah perjanjian hitam di atas putih (bermaterai/disaksikan notaris) supaya kalau ada perselisihan bisa cepat diselesaikan sesuai hukum dan aturan yang berlaku.

5. Harga

 

Jangan banting harga seperti lokapasar (marketplace). Para pedagang di lokapasar bisa jual murah karena subsidi dari lokapasar seperti Tokopedia, TikTok, Shopee, atau Lazada.

HItung harga jual dengan cermat di mana didalamnya termasuk gaji karyawan (kalau ada), biaya listrik, kemasan, dan lainnya.

Pun, harga harus menyesuaikan dengan pangsa pasar dan lokasi tempat kita buka usaha. Kalau pangsa pasarnya anak muda yang tinggal di kota kabupaten harga jual bisa lebih mahal menyesuaikan dengan bahan baku.

Pun kalau pasarnya orang desa yang tinggal di kecamatan, maka harga jualnya pun menyesuaikan dengan daya beli penduduk di sana.

6. Mudah dihubungi

 

Buka toko online via lokapasar bukan berarti kita tidak punya saingan. Supaya toko kita muncul di laman pencarian, upload foto produk baru tiap hari. Berikan keterangan selengkapnya di deskripsi produk supaya pembeli tidak harus bolak-balik bertanya.

Makin banyak produk yang dijual makin baik karena pembeli jadi punya pilihan dan tidak harus belanja di toko berbeda.

Usahakan online di jam kerja supaya kalau ada transaksi atau pembeli yang bertanya, kita cepat meresponnya.

7. Franchise

 

Cara lain kalau kita punya uang tapi bingung mau usaha apa adalah membeli franchise. Pastikan franchise itu bukan yang cuma sekejap tren seperti es krim serta cemilan dan minuman viral.

Buat yang beragama Islam, pastikan juga franchise itu tidak menjual makanan, minuman, dan hal haram supaya usaha kita terjaga keberkahannya.

Emas, Forex, Saham, Indeks Berjangka

 

Kalau punya uang tapi bingung mau usaha apa, kita bisa coba beli emas batangan. Hanya saja emas harus disimpan dulu beberapa tahun sebelum harga jualnya naik. Jadi investasi emas lebih cocok untuk orang yang lagi gak butuh likuiditas cepat.

Kalau berani coba instrumen investasi high risk high return, kita bisa berdagang nilai mata uang asing atau foreign exchange (forex), saham, atau indeks berjangka.

Related: Tabungan dan Investasi Mana Lebih Cocok untuk Orang Berduit Pas-pasan?

Kita bisa berdagang sendiri melalui aplikasi di Play Store atau App Store, bisa juga lewat perantara di perusahaan yang melayani jasa trading forex, saham, atau indeks.

Asal Mula Peribahasa Ekonomi Tidak Ada Makan Siang yang Gratis

Asal Mula Peribahasa Ekonomi Tidak Ada Makan Siang yang Gratis

Adagium (peribahasa) adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku.

Makna lain peribahasa seperti tercantum dalam KBBI adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan).

There is no such thing as free lunch kadang disebut juga dengan there ain't no such thing as a free lunch.

Ungkapan tidak ada makan siang yang gratis, banyak yang meyakini, pertama kali dicetuskan oleh ekonom MIlton Friedman. 

Hal ini berdasarkan artikel yang tulis kolumnis media Boston Herald Traveler di Massachusets pada 1969 yang mengaitkan ungkapan ini dengan Milton Friedman karena Friedman pernah menulis bahwa satu kebenaran dalam ilmu ekonomi adalah tidak ada makan siang yang gratis.

Profesor Milton Friedman kemudian menerbitkan buku seri There’s No Such Thing as a Free Lunch: Essays on Public Policy yang memuat peribahasa itu di sampul belakang.

Di tahun 1976 Milton Friedman menerima hadiah Nobel bidang ekonomi karena pemikiran-pemikirannya tentang analisis konsumsi, sejarah dan teori moneter, serta wawasannya mengenai kompleksitas kebijakan stabilisasi.

Namun, selain Friedman ada beberapa nama yang juga diyakini sebagai pencetus awal peribahasa ini, yaitu Robert Heinlen, Robert G. Ingersoll, Michael Montague, Walter Morrow, John Madden, Harley L. Lutz, Pierre Dos Utt, Leonard P. Ayres, dan Herman Fetzer.

Jadi siapa sebetulnya yang menciptakan peribahasa tidak ada makan siang yang gratis?

Mengulik dari Quote Investigator, istilah there is no such thing as free lunch merupakan evolusi dari ungkapan free lunch dari banyak saloon di Amerika Serikat pada abad ke-19 (tahun 1800-an). 

Pada saat itu banyak saloon yang menawarkan makan siang gratis, tapi sebenarnya pengunjung tetap harus membayar apa yang mereka makan.

Saloon di Inggris dan Amerika Serikat adalah sebutan untuk bar, pub, dan tempat minum alkohol lainnya. Saloon berbeda dengan night club (klub malam). 

Saloon hanya sebagai tempat minum alkohol di mana pengunjungnya juga bisa memesan makanan kala lapar. Sedangkan night club selain sebagai tempat minum dan makan, juga menyediakan musik sebagai hiburan utamanya di mana pengunjung bisa berjoget sepuasnya.

Di Inggris, selain artinya tempat untuk minum alkohol, saloon bisa juga berarti (mobil) sedan.

Kini istilah saloon sudah jarang digunakan karena tergantikan dengan istilah restaurant.

Balik ke beberapa masa pada Juni 1950, Chicago Daily Tribune mencetak anekdot tentang Leonard P. Ayres, seorang ekonom dan perwira militer yang meninggal pada tahun 1946. 

Ada seseorang yang minta Ayres untuk berbagi sedikit kebijaksanaan dan Ayres menyuarakan istilah yang mengatakan soal free meal (makanan gratis) bukannya free lunch (makan siang gratis)

Saat itu Ayres berkata, “Saya telah membentuk opini tentang sejumlah hal yang saya rasa cukup yakin. Ada satu hal yang saya yakini sepenuhnya: tidak ada yang namanya makanan gratis.”

Kembali ke beberapa tahun sebelumnya di bulan Juni 1938, adagium there's no such thing as free lunch ini ternyata telah muncul dalam sebuah fabel (dongeng dengan para sebagai tokohnya). Pengarang fabel itu adalah Walter Morrow dari jaringan surat kabar Scripps-Howard.

Menilik ke belakang lagi di tahun 1917, sebuah artikel di surat kabar Oklahoma yang memberitakan peristiwa di Chicago, memuat pernyataan kurang lebih:

Para pembuat minuman keras terkemuka hari ini berkumpul di sini untuk mendukung pengesahan peraturan yang melarang makan siang gratis di saloon. Michael Montague, salah satu delegasi, mempunyai pandangan yang berbeda dengan delegasi lainnya.  

“Tidak ada yang namanya makan siang gratis,” katanya. “Pertama-tama, kamu harus membeli sesuatu dari pelayan saloon sebelum kamu dapat makan siang. Kalau seorang pria meminum dua sloki wiski dan kemudian makan siang, dia mungkin tidak akan minum lagi. Wiski yang diminum sendiri akan menimbulkan nafsu makan.”

Makna Tidak Ada Makan Siang yang Gratis

 

Makna tidak ada makan siang yang gratis artinya bahwa semua hal pasti ada harganya. Di dunia ini tidak ada yang betul-betul gratis. Kalau kita tidak membayarnya hari ini, kita bakal membayarnya di kemudian hari.

Makanya kita mesti waspada bila dapat tawaran atau bantuan yang tampaknya sangat menguntungkan dengan tidak adanya syarat yang memberatkan. Dibalik tawaran itu pasti ada harga tersembunyi yang harus kita bayar. Bentuk pembayarannya tidak selalu dengan uang, bisa dengan tenaga, waktu, dan apa pun yang kita punya.

Kenapa Tidak Ada Stiker di Kaca Belakang Mobil Mewah?

Kenapa Tidak Ada Stiker di Kaca Belakang Mobil Mewah?

Sering kita lihat di kaca belakang sebuah mobil tertempel stiker tempat wisata, komunitas, nama kampus, atau nama keluarga. Aneka macam stiker juga sering kita lihat di kaca belakang mobil angkot (angkutan kota).

Stiker yang dipasang di kaca belakang kendaraan bisa mengganggu visibility atau jangkauan pandang dan memperbesar blind spot (titik buta) pengemudi.

Sony Susmana Traning Director Safety Defensive Consultant Indonesia via kompascom mengatakan pengemudi akan kesulitan mengamati jalanan atau kendaraan lain di belakangnya kalau kaca tertutup stiker. 

Related: Peluang Usaha Rental Mobil dan yang Harus Disiapkan

Kalaupun dipasangi stiker ukurannya jangan terlalu besar dan lebih aman kalau ditempel di sudut-sudut kaca, bukan ditengah kaca belakang.

Stiker Happy Family

Stiker bertuliskan Happy Family sering kita lihat di kaca belakang mobil city car, MPV, atau rental mobil untuk menandai bahwa mobil dengan stiker itu adalah kepunyaan mereka.

Gambar dari Lazada

Kriminolog dari Unpad Yesmil Anwar mengatakan bahwa stiker bertuliskan happy family biasanya adalah mobil keluarga yang sering bergantian mengangkut anggota keluarga. Penjahat berasumsi didalam mobil itu banyak barang berharga milik banyak orang.

Makanya pelaku nekat memecahkan jendela dan menggasak isi mobil yang berstiker happy family. Yesmil juga bilang kepada kompascom kalau mobil seperti itu biasanya lebih mengutamakan kenyamanan daripada keamanan sehingga mudah dibobol.

Namun, selama stiker itu dipasang tidak di tengah yang menghalangi pandangan rasanya tidak apa-apa, ya. Yang penting tidak meninggalkan barang berharga di mobil yang ditinggal parkir. 

Kenapa Tidak Ada Stiker di Kaca Belakang Mobil Mewah?

Mobil mewah adalah mobil yang menawarkan keamanan dan kenyamanan tinggi disertai berbagai fitur canggih yang tidak ada di mobil biasa.

Related: 8 Karakter Pengendara Mobil dan Motor di Jalan yang Bikin Ngakak

Walaupun kita beli Alphard, Vellfire, BMW, dan Mercy bekas keluaran tahun 2012 yang harga belinya sudah murah, mobil itu tetap dianggap mewah karena pajak, biaya bahan bakar, dan biaya perawatannya diatas mobil lain.

Mobil operasional emperbaca.com

Alasan kenapa tidak ada stiker di kaca belakang mobil mewah di antaranya sebagai berikut.

1. Jenis dan Harga Mobil

Dari jenis dan harga mobilnya semua orang sudah tahu mobil itu berharga mahal dan pemiliknya pasti orang kaya. 

Pemilik mobil mewah jadi tidak perlu lagi menempelkan segala macam stiker untuk menunjukkan eksistensi diri, keluarga, atau komunitasnya.

2. Terlihat Bersih Tidak Kumuh

Mobil yang kacanya ditempeli stiker buat sebagian orang memberi kesan kotor dan kumuh. Pemilik mobil mewah tidak menempel stiker di kaca belakang karena ingin tetap terkesan bersih dan tidak kumuh.

3. Tampilan Mobil Tetap Elegan

Tidak ada stiker di kaca belakang mobil mewah untuk menjaga tampilan mobil itu tetap elegan sehingga kemewahannya terjaga. Kemewahan itulah yang membedakan mobil berkelas dengan mobil LCGC, low MPV, dan angkot. 

LCGC adalah kepanjangan dari low cost green car yang mana harga mobil terhitung murah karena tidak ada fitur canggih dan kenyamanannya pun biasa saja.

Sedangkan low MPV adalah mobil multi-purpose vehicle alias mobil keluarga di kelas terendah dengan harga, fitur, dan kenyamanan sedikit diatas LCGC. Diatas low MPV ada medium MPV (Kijang Innova) dan big MPV (Alphard, Vellfire).

***

Jika kamu nanti punya mobil mewah, kamu juga tidak akan menempelkan stiker apa pun, kecuali mungkin stiker bengkel atau dealer yang ukurannya kecil saja.

Kalau ada mobil mewah kaca belakangnya ditempeli stiker happy family, bisa jadi itu bukan mobilnya atau dia belum siap jadi orang kaya pemilik mobil mewah.