Tidak Ada Dinasti Sanjaya Hanya Sailendra di Mataram Kuno

Tidak Ada Dinasti Sanjaya Hanya Sailendra di Mataram Kuno

Mataram Kuno sering disebut juga dengan Kerajaan Medang. Didirikan oleh Sanjaya pada abad ke-8 (sekitar tahun 700-an). Sanjaya adalah anak Prabu Sanna. Menurut prasasti Canggal dan Carita Parahyangan, Prabu Sanna adalah raja ketiga Kerajaan Galuh yang memerintah pada tahun 709-716.

Letak candi Prambanan di Jateng bagian selatan melemahkan pendapat ada dua wangsa yang berkuasa di Mataram Kuno dalam waktu yang sama

Prabu Sanna gugur dan kerajaan Galuh runtuh pada tahun 717. Sanjaya kemudian menumpas semua musuh Kerajaan Galuh dan mendirikan kerajaan baru di Medang (sekarang Jawa Tengah) pada tahun 732.

Dia kemudian bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya yang memerintah Mataram Kuno sejak tahun 732-746.

Sanjaya dan Sailendra 


Lokasi emperbaca.com kebetulan dekat dengan candi Borobudur. Candi ini dibangun oleh Raja Samaratungga dari wangsa (dinasti) Sailendra. Samaratungga memerintah Mataram Kuno pada tahun 802-842.

Raja Samaratungga beragama Buddha Mahayana, maka corak candi Borobudur juga Buddha dengan relief-relief yang menceritakan ajaran Buddha dan kehidupan Mataram Kuno pada waktu itu.

Akan tetapi, buyut Samaratungga, yaitu Raja Sanjaya ternyata beragama Hindu. Ada banyak candi di Jawa Tengah yang bercorak Hindu, salah satunya Prambanan. 

Inilah yang memunculkan spekulasi bahwa di Mataram Kuno ada dua dinasti (wangsa) yang berkuasa, yaitu wangsa Sanjaya dan wangsa Sailendra. Pendapat ini dikemukan oleh sejarawan Belanda Frederik David Kan Bosch.

Frederik Bosch menyimpulkan dari prasasti Canggal dan Mantyasih yang menceritakan tentang raja-raja keturunan Raja Sanjaya. Bosch juga berteori dari keberadaan candi-candi di Jawa Tengah bercorak Hindu dan Buddha yang dibangun berdekatan.

Dari situ Frederik Bosch berpendapat bahwa wangsa Sanjaya memerintah di (wilayah yang sekarang) Jawa Tengah bagian utara dan wangsa Sailendra di Jawa Tengah bagian selatan.

Lokasi Candi Borobudur dan Prambanan

 

Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia peninggalan Mataram Kuno. Letaknya ada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Letak kabupaten ini di peta Jateng ada di bagian selatan.

Candi Buddha terbesar di dunia, Borobudur, dibangun pada masa pemerintahan Raja Samaratungga tahun 778

Kemudian, salah satu candi terkenal bercorak Hindu yang juga peninggalan Mataram Kuno adalah Prambanan. Candi Prambanan letaknya di Sleman, Yogyakarta, tapi pintu masuk kompleks candinya ada di Klaten, Jawa Tengah. 

Dari letak geografis, baik candi Borobudur dan Prambanan sama-sama ada di selatan. Itu berarti dulunya merupakan wilayah pemerintahan wangsa Sailendra. 

Kalau memang wangsa Sanjaya memerintah di Jawa Tengah bagian utara, melainkan di kota-kota pantai utara Jawa. Nyatanya letak Prambanan berada di Jateng bagian selatan, sama seperti Borobudur.

Kebenaran dari Poerbatjaraka

 

Adanya dua wangsa yang memerintah bersamaan di Mataram Kuno sayangnya masih dijadikan rujukan sejarah, padahal ada kebenaran dari penelitian prasasti yang dilakukan pakar sastra Jawa Kuno RM Ngabehi Poerbatjaraka.

Frederik David Kan Bosch berpendapat adanya dua wangsa di Mataram Kuno berdasarkan pada prasasti Canggal. Prasasti Canggal mengisahkan tentang Sanna yang kemudian digantikan oleh Sanjaya.

Rujukan kedua yang dipakai Bosch adalah prasasti Mantyasih yang dibuat pada masa pemerintahan Dyah Balitung (berkuasa tahun 899-911). Isinya tentang raja-raja Mataram Kuno yang berkuasa sebelum Dyah Balitung naik tahta.

Gelar Dyah Balitung adalah Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Dharmmodaya Mahasambhu.

Hal menarik bagi beberapa sejarawan Belanda adalah penyebutan pernikahan di prasasti Mantyasih. Penyebutan pernikahan pada prasasti merupakan hal langka, maka amat mungkin pernikahan itu amat penting bagi Dyah Balitung. Dari situlah muncul pendapat bahwa Dyah Balitung memegang tampuk kekuasaan kerajaan Mataram Kuno karena menikahi putri raja sebelumnya.

Tambahan lagi di Jawa Tengah banyak candi bercorak Hindu dan Buddha yang dibangun pada tahun yang berdekatan. Ini menimbulkan kesan pembangunan candi itu didukung oleh dua kekuasaan besar.

Itulah yang jadi dasar pendapat bahwa dalam Mataram Kuno ada dua dinasti yang berkuasa. Satu memerintah di bagian selatan, satu lagi di utara. Akan tetapi, Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka punya bukti lain.

Hanya ada satu wangsa, yaitu Sailendra yang memerintah Mataram Kuno. Raja Sanjaya sendiri sebetulnya keturunan dari wangsa Sailendra.

Poerbatjaraka meneliti isi empat prasasti, yaitu prasasti Kalasan yang berangka tahun 778, Kelurak (tahun 782), Abhayagiriwihara (tahun 792), dan Kayumwungan (tahun 824). Keempat prasasti itu hanya menyebut sailendrawangsa, tidak ada sanjayawangsa. Nama sanjayawangsa juga tidak ditemukan di prasasti mana pun yang pernah ditemukan di Jawa.

Poerbatjaraka menjelaskan dari prasasti Kalasan, Rakai Panangkaran dipuji sebagai Sailendrawangsatilaka atau "permata wangsa Sailendra" yang menunjukkan peralihan agamanya dari Hindu Siwa ke Buddha Mahayana. Ini menguatkan bahwa Rakai Panangkaran tadinya beragama Hindu Siwa, seperti ayahnya, Raja Sanjaya.

Raja Sanjaya menyilakan putranya Rakai Panangkaran pindah ke agama Buddha. Apa iya cuma karena pindah ke agama yang berbeda dengan ayahnya, lalu Rakai Panangkaran bikin dinasti baru? Kan nggak.

Lalu versi Bosch mengisahkan Mataram Kuno dipersatukan oleh pernikahan Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya dengan Ratu Pramodhawardhani dari wangsa Sailendra.

Ilustrasi Pramodhawardhani dari Arka_Caraka

Sebetulnya, Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani sama-sama dari wangsa Sailendra, hanya saja hubungan kekerabatan mereka sudah jauh jadi dibolehkan menikah.

Prasasti Sojomerto dan Penguat Satu Wangsa Mataram Kuno


Dua tahun setelah Poerbatjaraka wafat, arkeolog Boechari menemukan prasasti Sojomerto di Batang, Jateng, pada tahun 1964. Prasasti Sojomerto berisi silsilah keluarga Dapunta Sailendra dan mencatat keluarga ini menyembah Siwa Bhatara Parameçvara dan semua dewa-dewa Hindu.

Prasasti Sojomerto yang ditemukan arkeolog Boechari tahun 1964 di Batang, Jateng. 

Dari prasasti Sojomerto Boechari berpendapat bahwa semua raja-raja Jawa adalah keturunan dari Dapunta Sailendra, termasuk Raja Sanna dan Sanjaya. Sanjaya bukanlah pendiri wangsa, melainkan hanya pendiri kerajaan.

Berdasarkan kisah di Carita Parahyangan, kerajaan Galuh mendapat serangan kudeta dari Purbasora. Setelah berhasil mengalahkan Purbasora dan merampas kembali haknya atas tahta, Sanjaya mendirikan kerajaan baru yang beribu kota di Medang. 

Dapunta Sailendra

 

Menurut buku Anugerah Sri Maharaja: Kumpulan Alihaksara dan Alihbahasa Prasasti-Prasasti Jawa Kuna dari Abad VIII–XI yang ditulis oleh arkeolog UI Edhie Wurjantoro, pendiri wangsa Sailendra adalah Dapunta Sailendra.

Dapunta Sailendra diutus oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri Kerajaan Sriwijaya, ke Jawa untuk memperluas wilayah kekuasaan Sriwijaya. Edhie Wurjantoro menduga Dapunta Hyang masih kerabat atau raja bawahan yang dekat dengan Dapunta Hyang.

Kerajaan yang diserang oleh Sriwijaya diduga adalah Kerajaan Kalingga. Upaya penaklukan itu gagal dan Dapunta Sailendra tidak berani pulang ke Sriwijaya. Dia menetap lumayan lama di Jawa sampai kepikiran untuk jadi penguasa di sana.

Namun, Dapunta Sailendra bukan warga asli Jawa sehingga merasa tidak punya hak mendirikan apa pun di tanah Jawa. Dia lalu membuat prasasti Sojomerto yang menceritakan asal-usul diri dan keluarganya.

Keturunan Dapunta Sailendra kemudian menikah dengan putri raja Galuh. Dari pernikahan keturunan Dapunta Sailendra dengan putri raja Galuh inilah lahir raja-raja Mataram Kuno. Terbukti Raja Sanna, raja terakhir Galuh, adalah ayah dari Raja Sanjaya. Kita ketahui Sanjaya adalah pendiri Mataram Kuno.

Dari empat prasasti yang diteliti Poerbatjaraka dan ditemukannya prasasti Sojomerto, mestinya teori "satu kerajaan dua wangsa" sudah tidak dipakai lagi. Pendapat itu bukti empirisnya lemah karena Frederik David Kan Bosch mengutarakan berdasarkan asumsi semata.

Kalau untuk referensi sampingan, bolehlah, tapi kalau dijadikan rujukan pengetahuan lebih baik memakai pendapat Poerbatjaraka yang sudah dikuatkan oleh penemuan Boechari.

Decluttering, Memilah Barang untuk Menciptakan Ruang

Decluttering, Memilah Barang untuk Menciptakan Ruang

Kadang kita beli baju, sepatu, tas, perabot, aksesoris, atau perlengkapan dapur yang baru, tapi tidak sempat menyingkirkan yang lama.

Akibatnya rumah jadi penuh barang-barang dan terasa sumpek. Saatnya kita melakukan decluttering.

emperbaca

Sesuai namanya, decluttering adalah proses mengatur dan menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak diperlukan di rumah atau ruang kerja untuk membuat tempat jadi lapang. Decluttering perlu dilakukan supaya tempat tinggal atau tempat kerja jadi rapi, bersih, efisien, dan terorganisir.

Nantinya yang tinggal hanyalah barang yang berguna, bermakna, dan memberikan kegembiraan.

Manfaat Decluttering untuk Mental

 

Memilah barang untuk menciptakan ruang atau decluttering secara langsung mempengaruhi kesehatan jiwa kita.

1. Mengurangi Stres

Laman Very Well Mind mengungkap kalau rumah yang rapi dan tertata bisa membantu penghuninya menghilangkan stres bahkan setelah lelah beraktivitas di hari yang sibuk.

Menyingkirkan barang yang sudah tidak diperlukan membuat rumah jadi rapi, efisian, dan terorganisir sehingga produktivitas kita pun meningkat.

Peningkatan produktivitas pada ibu rumah tangga bisa dilihat dari ibu yang tidak gampang marah-marah dan uring-uringan. Ibu jadi lebih enjoy melakukan pekerjaan rumah tangga dan bisa melakukan hobinya di rumah secara happy.

Selain itu, studi yang dilakukan para peneliti neuroscience di Princeton University juga menemukan bahwa lingkungan rumah yang berantakan menghambat kemampuan kita untuk fokus. Saat kita gagal fokus maka mental dan pikiran jadi lelah yang menyebabkan kita jadi stres. 

Decluttering dilakukan supaya rumah jadi lega dan lapang yang bakal bikin stres kita berkurang.

2. Menjaga Mood tetap Baik

Ruangan yang lapang dan efisien bisa menjaga mood kita tetap baik. Saat sedang lelah-lelahnya beraktivitas di luar rumah, kita bisa terhindar dari kesumpekan akibat rumah yang kebanyakan barang.

Dengan begitu mood (suasana hati) kita tetap baik saat tiba di rumah dan bisa istirahat tanpa merasa sumpek.

Sebaliknya, rumah yang berantakan dan kebanyakan barang bisa bikin mood kita jelek. Harvard Medical School memuat studi bahwa mood yang jelek bisa menyebabkan depresi yang berkontribusi pada gangguan pencernaan, kesulitan tidur, kekurangan energi, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya.

3. Tidur Pulas

Rumah yang rapi tidak berantakan dan rapi bikin kita bisa santai. Suasana yang santai dapat membantu tidur lebih pulas.

Hellosehatcom menulis kalau tidur pulas bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena pelepasan hormon sitokin. Selain itu bisa mengendalikan nafsu makan, memperbaiki daya ingat, dan menjaga kesehatan jantung.

4. Kepuasan Batin

Decluttering bisa memberikan kepuasan batin karena rasa pencarapaian telah berhasil memilah barang untuk menciptakan ruang. Ada kepuasan batin saat membuat rumah jadi rapi, teratur, tidak berantakan, dan lapang.

Batin yang terpuaskan bikin kita tambah percaya diri dan yakin bisa melakukan hal yang berat sekalipun.

Cara Decluttering di Rumah

 

Mulai dari lemari di kamar sendiri dulu. Ambil semua baju dari lemari dan pisahkan mana yang sudah sempit, buluk, terbaru, dan yang masih ingin dipakai dalam waktu dekat. Baju yang sudah bertahun-tahun disimpan, tapi tidak pernah dipakai harus disingkirkan karena berarti baju itu sudah tidak kita perlukan.

Boleh simpan baju yang betul-betul punya kenangan sentimental. Misal, baju yang diberi oleh orang yang sudah meninggal.

Kemudian minta orang rumah untuk melakukan hal sama di lemari kamar masing-masing. Setelah baju selesai, baru beralih ke barang lain misal buku pelajaran yang sudah tidak dipakai, aksesoris yang sudah berdebu, elektronik rusak, sepatu yang lama tidak dipakai, dan lainnya.

Barang-barang yang sudah tidak dipakai, tapi masih bagus bisa dan sempit bisa juga dijual sebagai barang bekas (second/preloved).

Digital Decluttering 


Decluttering perlu kita lakukan juga pada memori HP dan email. Hapus foto dan video yang sudah tidak diperlukan. Foto dan video yang punya kenangan mendalam simpan dalam cloud gratis seperti Google Photos atau lainnya.

Hapus juga email yang sudah kadaluwarsa atau yang informasinya sudah tidak diperlukan supaya kapasitas penyimpanan di laptop dan HP tidak penuh. 

Pikir Sebelum Beli

 

Saat jalan-jalan, berwisata, atau sedang ke tempat saudara, pikir sebelum membeli sesuatu. Apakah kita punya tempat untuk menyimpan aksesori, hiasan meja, lukisan dinding, baju  baru, atau perabot dapur? Kalau tidak punya maka gak perlu maksain beli cuma karena lucu, murah, dan lagi diskon.

Ahh, biar saja, duit juga duit saya sendiri.

Duit memang punya kita sendiri, tapi barang itu tidak diperlukan dan cuma menumpuk di rumah, buat apa? Barang yang menumpuk bikin rumah jadi kelihatan sumpek dan sempit. Akhirnya kita malah stres yang disebabkan kesenangan membeli barang yang tidak diperlukan.

Squid Game dari Kisah Nyata Kamp Brothers Home

Squid Game dari Kisah Nyata Kamp Brothers Home

Squid Game musim pertama ditonton 904,7 juta jam hanya dalam 15 hari penayangannya di Netflix. Sementara itu Nielsen merilis hasil survei kalau Squid Game musim kedua telah ditonton selama 4 milyar menit atau 66.666.666 jam di kurun 30 Desember 2024-5 Januari 2025.

Doc. Primemovies

Populer banget, kan! Saking populernya kemudian banyak yang mencari tahu jangan-jangan Squid Game ini terinspirasi dari kisah nyata.

Tunawisma, Disabilitas, dan Gelandangan


Anak-anak dan remaja era 1990-an sering bercanda dengan mengatakan, "Eh, kamu jangan keluar rumah, lagi ada razia orang jelek, nanti kau ditangkap!"

Razia itu ternyata ada, di Korea Selatan. Pada pertengahan tahun 1980-an pemerintah Korsel melakukan razia besar-besaran tunawisma,  orang cacat, dan gelandangan. Tujuannya untuk membersihkan lingkungan dari "sampah" masyarakat sekaligus mencari tenaga kerja.

Pemerintah juga menganggap orang cacat, tunawisma, dan gelandangan membuat jelek tampilan kota. Namun, polisi ternyata juga menangkap wisatawan dan warga biasa hanya karena mereka berpakaian dan berpenampilan jelek.

Anak-anak yang kebetulan ikut orangtuanya ke luar rumah saat penangkapan terjadi juga tidak luput dari penangkapan ini.

Mereka yang tertangkap dibawa ke Brothers' Home, sebuah fasilitas kesejahteraan di Busan. Meski namanya fasilitas kesejahteraan, para penghuninya mengalami kekerasan fisik, psikis, bahkan seksual. Mereka juga menjalani kerja paksa.

Fasilitas ini sebetulnya punya daya tampung 500 orang, tapi ada 4.355 orang yang ditahan di sana. Maka banyak yang menyebut Brothers' Home sebagai kamp konsentrasi seperti zaman Nazi.

Fasilitas kesejahteraan Brothers' Home sudah beroperasi sejak 1975, tapi puncak kekejaman paling dahsyat terjadi pada 1984-1987.

Kemiripan Squid Game dan Brothers' Home

 

Meski pembuat Squid Game Hwang Dong-hyuk telah menjelaskan bahwa dia terinspirasi dari komik Jepang, tapi banyak orang yakin Squid Game terinspirasi dari kisah nyata kamp Brothers' Home berdasarkan beberapa bukti.

emperbaca
Brothers' Home di Busan Januari 1980 (foto dari Korea Times File)

1. Seragam. Para pekerja Brothers' Home memakai seragam setelan seperti training olahraga. Para pemain Squid Game juga memakai setelan seragam yang cuma beda warna saja.

emperbaca
Foto: brothershomepictures

2. Nomor. Pekerja di Brothers' Home tidak dipanggil dengan nama, melainkan nomor, sama seperti pemain di Squid Game.

Pada dokumenter yang dibuat Al Jazeera, saksi yang selamat dari Brothers' Home bercerita kalau saat tiba di Brothers' Home para lelaki digunduli dan diberi nomor. Semua penghuni laki-laki, perempuan, dan anak-anak diberi nomor.

3. Ruang Tidur. Ruang tidur dipasang berderet-deret dan berimpitan satu sama lain. Para pekerja harus tidur dalam ruangan sempit dengan banyak tempat tidur. 

emperbaca
Tempat tidur di kamp Brothers' Home via Brothershomepictures

Di Squid Game juga sama. Tempat tidurnya berderet-deret dalam satu ruang yang sama. Bedanya di Squid Game ruangannya sangat luas, di Brothers' Home sempit.

4. Ruangan. Ruangan di Brothers' Home berwarna merah muda (pink). Sama seperti labirin di Squid Game sebelum mulai permainan.

emperbaca
Fasilitas tenaga kerja di Brothers' Home, mirip dengan ruang tugas di Squid Game (Foto dari brothershomepictures)

5. Pemaksaan. Pemain Squid Game dan pekerja Brothers' Home sama-sama dipaksa.

Para penghuni Brothers' Home dipaksa bekerja di pabrik atau tempat yang ditunjuk pemerintah. Mereka yang menolak atau merasa kelelahan akan dihukum oleh penjaga. Saking kejamnya hukuman itu, banyak pekerja yang meninggal dunia. 

Anak-anak dan remaja yang tidak kuat mengangkat karung belasan kilogram juga akan dipukuli menggunakan tongkat baseball.

Busanbiennale2022.com menyebut ada 657 orang yang tewas selama Brothers' Home beroperasi tahun 1975-1987. Orang-orang yang selamat dari Brothers' Home juga mengalami cacat fisik akibat penyiksaan dan trauma berat sampai puluhan tahun kemudian.

Ada tempat kerja paksa seperti Brother's Home di Korsel, yaitu Kamp Pendidikan-ulang Samchung yang aktif awal tahun 1980-an. Kamp ini menahan 60rb-100rb orang yang ditangkap tanpa tuduhan.

Pembuktian dan Penolakan

 

Media koreatimes.co.kr memuat opini Jack Greenberg yang berjudul Narasi Palsu Menghubungkan Squid Game dengan Insiden Brothers' Home yang Terkenal. Artikel itu menekankan bahwa siapa saja bisa membuat foto yang diklaim terjadi di Brothers' Home dengan bantuan AI (artificial intelligence).

Namun, investigasi oleh Associated Press menemukan bukti bahwa para pemimpin di Brothers’ Home telah mengirim anak-anak untuk diadopsi ke luar negeri dengan menggunakan dokumen palsu.

Bayi-bayi ini didapat dari tahanan perempuan Brothers' Home yang hamil karena diperkosa petugas.

Pengelola Brothers' Home juga menjual anak-anak ke luar negeri dengan harga sangat mahal meskipun anak itu masih punya orangtua yang tinggal di Korsel. Ini membuktikan telah terjadi pelanggaran HAM berat dan eksploitasi manusia besar-besaran di Brothers' Home.

Film dokumenter Al Jazeera yang rilis tahun 2021 (bisa ditonton di YouTube) juga mengungkap banyak hal yang bisa kita simpulkan punya kesamaan dengan Squid Game.

Andaipun Squid Game tidak terinspirasi dari kisah nyata kamp Brothers' Home, tetap terdapat kemiripan yang mengerikan di antara keduanya. Eksploitasi brutal terhadap individu serta kontrol lingkungan yang penuh ketakutan.

Meskipun pemimpin Brothers' Home Park In-keun ditangkap pada tahun 1987, dia cuma dipenjara 2,5 tahun. Dia didakwa karena penggelapan subsidi negara di Brothers' Home, bukan pelanggaran HAM. Anak-anak dan keluarga besar Park In-keun sampai sekarang hidup makmur di Australia. Park In-keun meninggal pada 2016 secara alami.

Pada bulan Mei 2020 pemerintah Korea Selatan mengesahkan undang-undang yang mengizinkan penyelidikan atas pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu, termasuk Brothers Home.

Pelanggaran HAM akan diselidiki oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Akan tetapi, Indonesia juga punya kementerian HAM, tapi dari dulu pelanggaran HAM berat tidak ada yang terungkap bahkan sampai saksi hidupnya sudah tidak hidup.

Bencana yang Paling Bisa Dicegah: Banjir

Bencana yang Paling Bisa Dicegah: Banjir

Para seismolog (ahli gempa bumi) bisa memperingatkan kemungkinan terjadinya gempa dari pemantauan seismik dan deformasi tanah serta pengamatan anomali alam sesuai ilmu yang mereka miliki.

Banjir bencana paling bisa dicegah

Akan tetapi, tidak ada yang bisa memprediksi kapan persisnya gempa akan datang. Apakah pekan ini, bulan depan, tahun depan, atau masih 100 tahun lagi. Ini karena keretakan bumi yang kompleks, terbatasnya teknologi, dan tidak ada tanda awal yang jelas dari gempa-gempa sebelumnya.

Makanya disebut bencana alam. Bencana alam adalah peristiwa alam yang mengakibatkan kerusakan, kehancuran, atau gangguan signifikan terhadap kehidupan manusia, properti, dan lingkungan. 

Bencana ini terjadi akibat proses alam yang luar biasa dan biasanya sulit atau tidak mungkin untuk dikendalikan manusia.

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang terjadi akibat proses alam yang luar biasa. Namun, sejatinya banjir bisa dikendalikan karena terjadi karena perilaku manusia yang tidak menjaga keseimbangan alam.

Karena terjadi karena perilaku manusia, maka sebetulnya banjir adalah bencana yang paling bisa dicegah. Jenis-jenis banjir yang kita kenal ada di bawah ini.

Banjir Rob

 

Banjir rob atau banjir air pasang terjadi karena air laut yang melimpas ke daratan. Penyebab alami banjir rob bisa berasal dari badai laut dan naiknya muka air laut karena tarikan gravitasi bulan dan matahari.

Banjir air pasang juga berasal dari gelombang swell, yaitu gelombang yang terbentuk di laut lepas akibat angin yang meniup air laut dengan kekuatan dan arah yang konsisten selama jangka waktu tertentu. 

ilustrasi banjir rob

Akan tetapi, banjir rob yang terjadi lebih banyak berasal dari perilaku manusia seperti pemompaan air tanah secara berlebihan sampai kedalaman puluhan meter, reklamasi pantai untuk memperluas daratan, dan eksploitasi lahan pesisir untuk dijadikan hotel atau resor.

Mencairnya es di kutub juga terjadi akibat perilaku manusia yang membuat bumi makin panas. Pemanasan global meningkatkan volume air laut yang membuat pesisir jadi tergenang.

Banjir Bandang

 

Banjir bandang terjadi mendadak dengan aliran air yang sangat deras dan cepat. Makanya waktu banjir ini datang banyak orang tidak sempat menyelamatkan diri. Orang dan benda berat bisa terseret lalu tenggelam dengan cepat.

Banjir bandang terjadi karena penggundulan hutan dan dataran tinggi yang sudah tidak punya pohon berakar kuat yang mampu menyerap dan menyimpan air. Akibatnya ketika hujan deras tanahnya jadi longsor dan membawa air deras ke dataran yang lebih rendah.

illustrasi banjir bandang

Manusia menggunduli hutan untuk keperluan perumahan, perluasan lahan pertanian, penambangan, dan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, rel kereta, atau bandar udara.

Banjir bandang juga bisa disebabkan oleh tanggul dan bendungan yang jebol sehingga air mengalir dengan sangat cepat. Tanggul dan bendungan jebol bisa dicegah dengan pemantauan, pemeliharaan, pengelolaan air, rehabilitasi, dan perencanaan darurat untuk menghadapi situasi kritis.

Banjir Luapan Sungai

 

Banjir ini terjadi karena penyempitan sungai. Selain sedimentasi, penyempitan sungai terjadi karena pembangunan di sepanjang sungai, sampah dan limbah, alih fungsi lahan tepi sungai dari hutan menjadi rumah atau ladang, dan pengambilan material sungai seperti penambangan pasir.

Contoh paling nyata ada di Jakarta. Jakarta dilewati oleh 13 sungai yang mengalirkan airnya ke laut (Teluk Jakarta) dari dataran tinggi (Bogor). Bertambahnya vila, hotel, dan penginapan di Bogor dan sebagian Cianjur membuat air tidak terserap ke tanah dan langsung meluncur ke sungai. Apalagi Bogor punya curah hujan tinggi.

banjir luapan sungai

Aliran sungai yang menuju laut ternyata tidak lancar karena di Jakarta banyak pemukiman dan perkantoran. Sudah daerah aliran sungainya sempit, sampahnya pun banyak. Tambah lagi bantaran sungai juga sudah jadi pemukiman padat.

Akibatnya sungai jadi tidak bisa menampung dan mengalirkan air sebagaimana mestinya. Tambah apes lagi meski di Jakarta tidak hujan, tapi kalau di Bogor hujan deras, banjir pun bisa datang tanpa diundang.

Banjir Lahar Dingin

 

Meski namanya sama-sama banjir, yang ini murni terjadi karena alam yaitu gunung meletus.

Gunung yang meletus melepaskan material vulkanik seperti debu, pasir, batu, dan abu yang menumpuk di lereng gunung. Ketika terjadi hujan deras, air hujan bercampur dengan material vulkanik membentuk aliran lahar dingin yang mengalir turun dari lereng gunung.

Meski banjir lahar dingin tidak terjadi bersamaan dengan letusan, letusan gunung berapi menjadi faktor utama yang menyediakan material yang ketika hujan deras mengakibatkan banjir lahar dingin.

Salah satu banjir lahar dingin terparah di Indonesia terjadi di Kecamatan Muntilan, Kabupatan Magelang pada 2010 akibat letusan gunung Merapi. Banjir lahar dingin ini menyebabkan jembatan runtuh dan memutus jalan antar provinsi Yogyakarta - Jawa Tengah.

***

Seiring dengan bertambahnya populasi manusia yang butuh rumah dan makanan, penyempitan sungai dan penggundulan hutan sebagai faktor utama banjir tampak tidak bisa dihindari. Kalau sudah begitu manusia juga yang harus menanggung konsekuensinya.

Hidup berdampingan dengan alam sebetulnya bisa dan tidak susah untuk mencegah bencana banjir terjadi. Kita saja yang tidak mau karena merasa bisa menggunakan alam sesuka hati.

Sifat Gelap Manusia Kepribadian Dark Triad yang Jahat

Sifat Gelap Manusia Kepribadian Dark Triad yang Jahat

Pada dasarnya kita membagi manusia jadi dua sifat, yaitu orang baik dan orang jahat. Orang jahat diidentikkan dengan perbuatan jahat seperti kriminalitas dan pelanggar norma agama. Sedangkan orang baik kebalikannya. 

Ternyata meski seseorang tidak pernah berbuat kriminal, tapi egois, suka memaksakan kehendak, manipulatif, dan tidak punya empati, dia termasuk dalam kategori orang jahat. Para psikolog menyebut kepribadian itu dengan dark triad.

Paulhus K. Williams dalam jurnal ilmiahnya berjudul The Dark Triad of Personality menyebut bahwa orang berkepribadian dark triad menganggap kekerasan dan aktivitas kriminal adalah hal wajar meski dia sendiri tidak melakukannya.

Kepribadian Dark Triad


Kepribadian dark triad mengacu pada trio (tiga) sifat kepribadian negatif, yaitu narsisme, machiavellianisme, dan psikopati. Tiga sifat ini dianggap gelap (dark) karena berkaitan dengan semua sifat gelap manusia.

Orang-orang dengan ciri-ciri ini sering melakukan tindakan manipulatif dan eksploitatif juga mengutamakan keuntungan sendiri tanpa memperhatikan orang lain.

Tiga sifat negatif yang dimiliki orang berkepribadian dark triad dijabarkan dalam hal berikut.

1. Narsis

 

In real life, kita sering asal menyebut orang yang egois dan suka memamerkan diri sendiri sebagai orang yang narsis. Padahal narsisme adalah perhatian terhadap diri sendiri secara ekstrem terus-menerut dari waktu ke waktu. 

Robert A. Emmon dalam studinya berjudul Narcissism: Theory and Measurement yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology tahun 1987 mengungkap kalau ada penilaian tertentu yang dibuat oleh para psikolog untuk menilai apakah seseorang benar-benar narsis atau tidak.

Psikolog dalam ukuran skala empat bagian yang dikenal sebagai Inventaris Kepribadian Narsistik (NPI).  

Skala ini menilai penyerapan diri, superioritas, otoritas, dan eksploitatif individu (artinya mereka akan mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan mereka sendiri). 

Orang yang narsis sering kesulitan membentuk dan mempertahankan hubungan dengan orang lain karena hal itu akan mengharuskan mereka untuk mempertimbangkan kebutuhan orang lain di luar kebutuhan mereka sendiri.

Jadi, narsisme adalah sifat pertama yang dimiliki orang berkepribadian dark triad.

2. Machiavelisnisme

 

Diambil dari nama Niccolo Machiavelli, seorang filsuf renaisans Italia yang menggambarkan bagaimana seorang kepala negara seharusnya berperilaku. Bukunya yang paling terkenal adalah The Prince

Salah satu tema buku itu adalah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Tema inilah yang menggarisbawahi machiavelisnisme sebagai tipe kepribadian yang mengacu pada kecenderungan seseorang untuk memanipulasi dan mengeksploitasi orang lain demi mencapai tujuan pribadi. 

Orang yang menunjukkan sifat machiavellianisme sering kali licik, penuh tipu daya, sering berbohong, dan tidak punya rasa empati terhadap orang lain.

3. Psikopati Subklinis


Psikopati subklinis adalah istilah untuk seseorang yang menunjukkan tanda-tanda psikopat, tapi belum cukup ekstrem untuk masuk kriteria sebagai psikopat.

Psikopat sejati tidak akan punya rasa kasihan atas kejadian buruk yang menimpa orang lain, selalu menipu dan memanipulasi orang, juga tidak suka punya teman. Perilaku mereka sudah abnormal dan tidak lagi bisa dibilang sebagai manusia normal.

Meski "masih" semi-psikopat orang yang punya ciri psikopati subklinis sudah bisa diwaspadai sebagai orang yang punya kepribadian dark triad.

Cara Mengenali Kepribadian Dark Triad

 

Tidak semua penipu dan pembohong bisa dibilang berkepribadian dark triad, sebab bisa saja mereka cuma sesekali melakukannya dan terhitung perbuatan kriminal ringan. Yang bisa menilai seseorang punya kepribadian dark triad hanyalah psikolog.

Psikolog melakukan penilaian skor individu pada lima ciri kepribadian utama dan membandingkannya dengan tiga ciri kepribadian triad gelap (narsis, semi-psikopat, dan machiavellinisme).

Kita yang awam boleh menduga kalau orang yang sering bohong, licik, dan cuma peduli pada dirinya sendiri sebagai tanda awal kalau dia punya kepribadian dark triad.

Kepribadian Dark Triad pada Anak-anak

 

Ketiga sifat dark triad sudah bisa dilihat selagi seseorang masih kanak-kanak. Menurut Asosiasi Psikologi Amerika, sifat ini bisa berlanjut dan makin parah saat dewasa, tapi bisa juga menghilang kalau dia dapat perawatan yang tepat.

Kita bisa menghilangkan tiga sifat dark triad pada anak sedini mungkin dengan cara membina mereka mengembangkan sifat positif dan penuh kasih sayang. Caranya adalah dengan:

Dorong dan teladani sikat empati. Kita bisa memberikan contoh bagaimana berempati kepada sesama di kehidupan sehari-hari.

Misalnya mengajak anak menjenguk yang sakit, membawakan makanan untuk tetangga, dan meminjamkan mainan kepada teman.

Bicarakan emosi. Bantu anak mengenali dan mendiskusikan perasaan mereka sendiri dan orang lain. Tunjukkan kepada mereka bagaimana mengelola emosi (marah, senang, gembira, sedih dll).

Ajarkan tanggung jawab dan etika. Buat aturan dan konsekuensi yang jelas untuk memastikan anak kita paham memahami pentingnya kejujuran dan integritas. Contohnya tidak mencontek saat ulangan dan ujian.

Puji perilaku etis. Kalau anak berbuat dan berperilaku baik, pujilah dia dan kalau perlu beri hadiah. Hal ini membuat anak merasa dihargai dan diakui.

Sebaliknya, kalau berperilaku jelek mereka harus dapat tindakan sebagai konsekuensi.

Bangun hubungan sosial. Dorong anak untuk berteman dan memiliki sahabat. Dukunglah dia berkegiatan sosial dan ajarkan perilaku sosial seperti bicara dan bersikap sopan kepada orang lain.

Dari kegiatan sosial anak belajar bekerja sama dan memupuk rasa hormat mereka kepada orang lain.

Batasi paparan dan konsumsi media. Waspadai konten yang ditonton anak dalam film, acara TV, dan internet. Bahas konsekuensi tontonan yang mereka lihat dalam kehidupan nyata dan jelaskan dampak dari perilaku negatif yang terlihat di media.

Cari bantuan profesional jika diperlukan. Kalau perilaku anak sudah mengkhawatirkan, minta bantuan psikolog atau psikiater supaya dampak buruk kepribadian pada anak bisa dicegah.

Penjelasan Ilmiah Kenapa Kita Sering Bengong dan Melamun

Penjelasan Ilmiah Kenapa Kita Sering Bengong dan Melamun

Zoning out (disebut juga dengan spacing out) adalah istilah yang digunakan saat kita rasanya terputus dari indra atau hal-hal yang terjadi di sekitar kita. 

Saat terjadi zoning out untuk sejenak kita akan lupa sedang ada di mana dan lagi ngapain. Dalam istilah medis dan psikologis sensasi ini digambarkan sebagai disosiasi.

Bahasa gampang dari zoning out adalah bengong, melamun, atau hilang fokus.

Kenapa Bengong Bisa Terjadi?

 

Zoning out atau hilang fokus, bengong, dan melamun kadang terjadi secara wajar dan tiba-tiba. Bengong seperti itu terjadi karena sirkuit di otak kita sedang terputus untuk sementara.

Sirkuit otak yang putus sementara terjadi kala kita merasa jenuh saat melakukan rutinitas sehari-hari seperti melipat baju, jalan ke kantor, bahkan saat menyetir kita bisa bengong selama sedetik.

Karena sirkuitnya sedang putus, otak lalu melakukan mode autopilot terhadap organ dan indra. Makanya saat ngelamun kita masih bisa menyetir, mengetik, membaca buku, menyapu lantai, berkebun, atau ketika mengajar di kelas.

Banyak orang kena zoning out jadi gak usah kuatir karena itu wajar terjadi. Namun, harus diwaspadai kalau kita keseringan bengong dan sulit kembali ke kesadaran penuh, bisa jadi itu gejala depresi dan PTSD (post traumatic stress disorder-gangguan kecemasan pascatrauma).

Bengong, melamun, atau hilang fokus secara umum terjadi karena:

1. Kelelahan

Saat kita lelah-bukan sekadar capek, tapi capek yang sangat capek-otak kesulitan untuk tetap waspada. Meski rasanya tubuh kita baik-baik saja, ternyata timbul kabut otak yang membuat kita hilang fokus lalu bengong.

Kurang tidur juga bisa bikin kita sering melamun pada esok harinya karena fisik dan otak terlalu lelah untuk memulai hari dengan normal.

Kelelahan juga bisa memicu stres dan gangguan kecemasan yang akhirnya mengganggu kesehatan jiwa kita.

2. Kelebihan Informasi

Menerima banyak informasi dalam satu waktu bisa bikin kita bingung dan linglung. Misalnya saat kita masuk kantor baru. Ketika kita akan berkonsentrasi memulai pekerjaan ternyata ada rapat mendadak. 

Baru mau mulai rapat ternyata kita diminta koordinasi dengan bagian lain. Belum sempat otak mencerna informasi yang datang, sudah ada informasi yang lain lagi. Akhirnya sirkuit di otak terputus untuk sementara. Kita jadi bengong dan melamun untuk beberapa detik.

3. Menerima Gangguan

Melamun juga dapat terjadi saat kita secara mental atau emosional terganggu atau terkonsumsi oleh sesuatu selain tugas yang sedang dikerjakan. Misalnya saat menonton TV ternyata acaranya membosankan, atau saat membaca buku tiba-tiba ingat ada utang yang belum dibayar.

Melamun karena gangguan bisa juga terjadi pada ibu rumah tangga. Saat akan menyapu rumah, eh, anak-anak bertengkar, sementara cucian baju dan piring kotor menumpuk di depan mata.

Penelitian menunjukkan bahwa selama momen gangguan, kadar neurotransmitter yang disebut asetilkolin akan turun, mengganggu ritme normal korteks posteromedial.

Asetilkolin adalah neurotransmiter yang berperan dalam menghantarkan impuls dalam proses kognisi otak seperti membaca, mendengar, berbicara, melihat, dan sebagainya. Sedangkan korteks posteromedial merupakan pusat utama jaringan mode default (bawaan) otak yang terlibat dalam berbagai kognisi yang digerakkan secara internal, termasuk memori kerja spasial-visual.

Mencegah Kelamaan dan Keseringan Bengong


Bengong atau melamun saat kita sedang nonton TV, menyimak guru dan dosen, atau saat sedang tidak ada pekerjaan penting mungkin tidak apa-apa, asal jangan kelamaan.

Bengong, melamun, dan hilang fokus yang normal terjadi hanya sesekali saja. Untuk mencegah terlalu sering kena zoning out, ini yang bisa kita lakukan.

1. TIdur dan istirahat yang cukup. Tidur berkualitas banyak manfaatnya untuk kesehatan jiwa dan raga, mental dan fisik, lahir dan batin.

Bagaimana kalau kita kerja malam dan harus begadang dengan jam tidur berkebalikan dari orang normal? Yang penting tidur dan istirahatnya cukup walau waktunya berbeda dengan orang normal.

Manfaatkan waktu istirahat sekolah, kuliah, atau kerja dengan betul-betul beristirahat makan, minum, dan bersantai. Bukan untuk scrolling medsos atau menonton Shorts YouTube dan Reels Instagram.

2.  Biasakan mendengarkan secara aktif. Saat sedang mendengarkan orang bicara kita bisa coba mengangguk-angguk atau menggunakan isyarat lain sebagai tanda kalau kita menyimak.

Cara lain kita bisa bertanya tentang hal yang sedang mereka bicarakan. Setelah selesai rangkum kembali apa yang mereka katakan untuk menunjukkan kalau kita paham.

3. Menstimulasi diri. Kalau ada keinginan untuk bengong melamun terus-menerus, cuci muka atau minum air dingin berguna untuk mengembalikan kesadaran diri.

Bisa juga berjalan mondar-mandir di ruangan atau melakukan peregangan saat dilanda rasa bosan. Rasa bosan yang berhasil diusir bisa menghindarkan kita dari kelamaan bengong atau melamun.

4. Kelola stres. Saat sudah jenuh dengan rutinitas, lakukan hobi yang membuat kita senang. Pergi jalan-jalan atau liburan juga bisa membuat kita pikiran kita segar.

Ngobrol dan bersantai bersama teman-teman sefrekuensi juga termasuk cara mengelola stres supaya kita terhindar dari kelelahan batin yang bisa menyebabkan rasa ingin bengong. 

Kapan Perlu ke Dokter Saraf?

 

Kita harus memeriksakan ke dokter saraf kalau sering melamun ada gejala seperti ini:

1. Terus terulang. Sering bengong dan melamun tanpa alasan jelas.

2. Hilang ingatan. Kita tidak bisa mengingat apa yang sedang kita lakukan sebelum melamun, saat melamun, dan sesudah melamun.

3. Perilaku aneh. Misalnya memindahkan benda ke tempat lain atau salah menaruh benda tidak pada tempat biasanya saat sedang melamun.

4, Tidak bisa mengendalikan usus atau kandung kemih. Ini terjadi kalau saat melamun tiba-tiba secara tidak sadar kita pipis di celana atau buang air besar tanpa bisa menahannya.

5. Terluka. Kalau saat tersadar dari bengong tangan kita luka atau bagian tubuh lainnya cedera, maka kita harus memeriksakan ke dokter saraf. Bisa jadi ada tindakan berbahaya yang kita lakukan tanpa sadar saat bengong.

***

Kenapa ke dokter saraf? Karena berkaitan dengan sirkuit dan bagian di otak. Mungkin saja dokter saraf akan merekomendasikan ke psikiater bila ternyata sirkuit saraf itu berkaitan dengan gangguan kejiwaan yang dialami seseorang.

Gaya Hidup Rebahan Ternyata Bukan Buat Pemalas

Gaya Hidup Rebahan Ternyata Bukan Buat Pemalas

Si sulung asyik scroll TikTok, si adik main game, eh, si ibu ikutan mager nonton drakor maraton langsung 10 episode. Apa cuma si bapak yang gak terpengaruh sedentary lifestyle

sedentary lifestyle

Ternyata si bapak di kantor juga kerjanya cuma duduk seharian mengetik di depan komputer dan membuat laporan. Saat rapat pun bapak duduk terus..

Keseharian sehari-hari yang seperti itu dengan hanya duduk, berbaring, dan jarang beraktivitas fisik dinamakan sedentary lifestyle. 

Sedentary lifestyle adalah gaya hidup yang minim aktivitas fisik baik yang disengaja atau tidak. Pada kehidupan sehari-hari kita mengenalnya dengan istilah mager (malas gerak).

Awal Mula Munculnya Gaya Hidup Mager Sedentary Lifestyle

Sedemtary lifestyle muncul ternyata bukan dipicu oleh keberadaan internet dan digitalisasi. Laman Thought menyebut gaya hidup mager sudah ada sejak 12.000 tahun lalu sejak manusia memutuskan untuk menetap dan hidup dalam kelompok masyarakat yang punya pembangian tugas.

Pembagian tugas itu meliputi bertani, beternak, dan berburu dengan subtugasnya masing-masing. Sejak antarkelompok masyarakat tidak lagi nomaden (hidup berpindah-pindah), sejak itulah sedentary lifestyle atau gaya hidup menetap ada sampai sekarang. 

Related: Social Loafing Orang si Giat Bekerja Sendiri tapi Malas Kerja Kelompok

Lama-lama sedentary lifestyle mengalami pergeseran makna, dari gaya hidup menetap jadi gaya hidup sambil duduk, kurang gerak, dan minim aktivitas. Menetap juga, sih, ya, tapi makna menetap disini jadi lebih sempit. Menetap di satu kamar, satu ruangan, atau di satu rumah.

Perubahan makna sedentary lifestyle juga dipicu munculnya revolusi industri di awal abad 20 yang serba mesin menggantikan tenaga manusia.

Sedentary Lifestyle Kaum Rebahan

Istilah kaum rebahan disematkan pada mereka yang senangnya main medsos berjam-jam, pemalas, dan mau apa-apa serba instan. Stereotip ini awalnya marak disemangatkan pada Milenial pada masa 2010-2019. Bagi generasi sebelumnya Milenial terlihat gak pengin ngapa-ngapain, tapi mau langsung sukses.

Kebanyakan dari mereka juga menghabiskan waktu dengan berbaring (rebahan) atau duduk-duduk malas sambil berselancar di internet atau main game.

Related: Social Loafing Rajin Bekerja Sendiri tapi Malas Kerja Kelompok

Nyatanya, pekerjaan yang cuma duduk dan rebahan itu kini terbukti bisa menghasilkan rupiah yang tidak sedikit dari menulis konten, nge-blog, dan menciptakan video konten untuk medsos.

Para pekerja kreatif kadang rebahan saat menyelesaikan pekerjaannya entah karena bosan duduk, capek berdiri, atau ingin sambil bersantai.

Related: Beda Remote Working dan Digital Nomad dari Cara Kerja sampai Tempat Tinggal

Risiko Gaya Hidup Mager

Meski menghasilkan uang dari duduk dan rebahan, kita sesekali harus berdiri dan melakukan gerakan fisik. Lebih bagus kalau rutin jalan pagi atau jogging minimal sepekan sekali. Sedentary lifestyle bisa memicu datangnya penyakit kalau terus-terusan kita lakukan tanpa diimbangi aktivitas fisik.

Saat kita kebanyakan duduk dan tidak banyak bergerak, kadar oksigen dalam darah jadi rendah. Situs Normal Breathing menyebut kalau oksigenasi sel-sel tubuh normalnya terjadi tiap 40 detik, tapi pada orang yang menerapkan sedentary lifestye terjadi tiap 20 detik. 

sedentary lifestyle gaya hidup mager
Orang mager lebih cepat lelah daripada yang banyak gerak karena sel-sel tubuh mengalami oksigenasi lebih cepat (sumber: normalbreathing.com)

Artinya, sel-sel tubuh tidak dapat cukup oksigen karena datang-perginya oksigen itu terlalu cepat. Maka orang yang jarang bergerak justru lebih sering merasa cepat lelah daripada orang yang banyak gerak.

Dalam jangka waktu lama, sedentary lifestyle bisa memicu penyakit lebih berat, yaitu:

  1. Diabetes melitus tipe 2, karena metabolisme gula darah terganggu.
  2. Hipertensi, karena tekanan darah menjadi tinggi akibat aliran darah yang terhambat.
  3. Dislipidemia yaitu kondisi dimana kadar lemak dalam darah tidak normal.
  4. Kegemukan atau obesitas karena kalori yang masuk lebih banyak daripada yang dibakar.
  5. Risiko kanker karena peradangan kronis dan ketidakseimbangan hormon.
  6. Osteoporosis sebagai akibat dari rapuhnya tulang karena kurangnya rangsangan mekanik.

Keseimbangan

Keseimbangan membuat hidup kita jadi nyaman. Hal baik dan buruk dalam hidup pun terjadi untuk keseimbangan. Tidak semua hal selalu berjalan baik dan tidak melulu buruk. Sama halnya dengan aktivitas kita sehari-hari.

Kadang kita perlu duduk kadang perlu berdiri dan kapan harus berolahraga. Atlet pun tidak melulu latihan, blogger tidak melulu ngeblog. Maka sedentary lifestyle boleh mendominasi hidup kita asalkan kita selingi dengan aktivitas fisik.

Jadi sesusah menulis berjam-jam di depan laptop, kita bisa merapikan rumah, menyapu dan mengepelnya sendiri sampai bersih. Kemudian di akhir pekan, kita bisa jogging mengelilingi komplek atau di taman kota. Bisa juga ke mall sambil berjalan melihat-lihat barang-barang bagus.

Yang penting keseimbangan.

Alasan Kita Enggan Menolong Korban Kecelakaan

Alasan Kita Enggan Menolong Korban Kecelakaan

Ada perempuan yang tiba-tiba jatuh dari motor karena karena dia baru belajar mengendarai motor ditengah jalanan yang basah karena hujan.

Ilustrasi efek pengamat (bystander effect) dibuat dari Microsoft Designer

Apakah kita akan menolongnya? Atau biar saja, deh, orang lain yang nolong daripada saya kena masalah

Ternyata orang yang enggan menolong orang lain saat terjadi kecelakaan dan kesulitan di tempat umum bukan cuma kita saja, melainkan hampir semua orang melakukannya. Itulah yang disebut dengan bystander effect

Bystander effect adalah fenomena psikologis ketika seseorang tidak berkeinginan menolong korban dalam situasi darurat saat disitu sudah ada orang lain yang hadir. Makin banyak orang yang ada di TKP (tempat kejadian perkara) makin banyak juga yang tidak mau menolong.

Awal Mula Fenomena Bystander Effect

 

Bystander (pengamat) dan effect (efek/dampak) terjadi karena ada difusi (penyebaran atau perembesan) sosial dan tanggung jawab. 

Difusi tanggung jawab terjadi ketika makin banyak orang yang ada di satu tempat saat kecelakaan atau krisis terjadi, makin rendah rasa tanggung jawab individu untuk bertindak. Sedangkan difusi sosial terjadi saat orang yang ada di TKP saling tunggu dan mengawasi orang lain untuk menentukan bagaimana harus bertindak.

Istilah efek pengamat (bystander effect) ini pertama kali tercetus oleh pembunuhan Kitty Genovese pada 1964 di luar kediamannya di New York. Kitty amat mungkin selamat kalau 38 tetangganya menelepon polisi atau menolongnya saat perampokan, pemerkosaan, dan penikaman itu terjadi. Tapi mereka cuma melihat dan mendengar tanpa melakukan apa-apa.

Setelah peristiwa itu, mengutip Psychology Today, psikolog sosial Bibb Latané dan John Darley kemudian melakukan beberapa studi dan percobaan kenapa orang sampai tega ga nolong atau minimal lapor polisi. Dari keduanyalah istilah bystander effect muncul.

Percobaan Sosial yang Mencetuskan Bystander Effect 

 

Eksperimen pertama yang mereka lakukan adalah merekrut mahasiswa untuk jadi peserta dalam diskusi kelompok melalui interkom. Bibb Latané dan John Darley memberitahu para peserta kalau mereka akan bicara bergantian dengan orang lain yang tidak terlihat dan hanya melalui interkom.

Nyatanya, tidak ada orang di seberang interkom. Para peserta cuma mendengar rekaman suara yang sudah disiapkan. 

Pada suatu titik, salah satu suara pura-pura mengalami kejang epilepsi dan minta bantuan. Bibb Latané dan John Darley mengukur seberapa cepat dan seberapa sering para peserta mencoba menolong atau minta bantuan orang lain. 

Bibb Latané dan John Darley menemukan bahwa jika para peserta berpikir bahwa mereka adalah satu-satunya yang mendengar suara itu maka 85% dari mereka menolong dalam waktu satu menit. Namun, kalau mereka berpikir bahwa ada empat orang lain yang juga mendengar suara itu, cuma 31% dari mereka yang menolong dalam waktu satu menit.

Eksperimen kedua yang dilakukan Bibb Latané dan John Darley ialah meminta para peserta untuk mengisi kuesioner di sebuah ruangan. Selama mereka mengisi kuesioner, asap mulai keluar dari ventilasi di ruangan itu. 

Bibb Latané dan John Darley mengamati seberapa lama para peserta memperhatikan asap, seberapa lama mereka memeriksanya, dan seberapa lama mereka melaporkannya kepada orang lain. 

Hasilnya, kalau para peserta sendirian di ruangan itu, 75% dari mereka melaporkan asap dalam waktu enam menit. Akan tetapi, saat peserta bersama dua orang lain, yang sebenarnya adalah konfederat yang pura-pura tidak memperhatikan asap, cuma 10% peserta yang melaporkan asap dalam waktu enam menit.

Konfederat adalah orang yang bekerja sama dengan peneliti.

Bibb Latané dan John Darley membuat percobaan lain dan beberapa studi yang melahirkan bystander effect. Mereka berpendapat ada banyak faktor sosial yang dapat menghambat atau memfasilitasi setiap tahap ini, seperti jumlah orang yang hadir, norma sosial, karakteristik korban, dan karakteristik penolong. 

Mereka juga mengemukakan beberapa konsep untuk menjelaskan mengapa orang kurang bersedia membantu ketika ada orang lain di sekitar, seperti difusi tanggung jawab, penilaian sosial, dan kesesuaian sosial.

Kenapa Orang Diam Saja dan Tidak Menolong Korban?

 

Selain karena kondisi psikologis yang terjadi karena pengaruh orang banyak yang ada di sekitar, yaitu difusi tanggung jawab dan difusi sosial, ada alasan lain yang lebih pribadi yang dirasakan saat menyaksikan kejadian memilukan.

Alasan itu bisa karena:

1. Shock (terkejut). Beberapa dari kita perlu mencerna sejenak apa yang sedang terjadi. Setelah otak mampu mencerna, kita tidak langsung bertindak karena berbagai pertimbangan, dua diantaranya karena difusi tanggung jawab dan sosial itu tadi.

2. Merasa lemah dan tidak berdaya untuk menolong. Situs Simply Psychology mengatakan ada banyak orang yang takut menolong karena merasa tidak berdaya dan lebih lemah dari pelaku atau dari kejadian yang terjadi di depan mata, misalnya kecelakaan mobil atau kebakaran.

Mereka memilih diam atau pura-pura tidak tahu dan berharap orang lain yang jadi penolong atau melakukan sesuatu untuk menolong.

Betul juga, alih-alih menolong bisa jadi nyawa kita yang terancam. Ini biasanya terjadi di kejahatan jalanan seperti begal, klitih, penjambretan, penodongan, atau tawuran. Orang yang paling berani menolong saat ada kejahatan jalanan biasanya cuma tentara dan polisi.

3. Merasa bukan urusannya. Saat ada orang lain di TKP, kita cenderung cuek dan tidak ingin terlibat karena merasa hal itu bukan urusan kita.

Kita merasa sudah punya masalah dan urusan sendiri dan tidak ingin menambahnya dengan menolong atau mengurusi korban.

Contoh paling nyata ada di kasus KDRT. Keluarga dan tetangga sering tidak menolong karena merasa itu urusan rumah tangga suami-istri dan bukan urusan mereka.

4. Takut dihukum. Di negara kita, alasan hukum juga membuat kita enggan menolong. Sudah bagus kita mau nolong, lha, kok, malah jadi tersangka. Kalaupun tidak jadi tersangka, minimal jadi saksi yang bisa berkali-kali dipanggil polisi untuk dimintai keterangan.

Kejadian ini pernah menimpa Amaq Sinta yang jadi korban begal. Dia melawan dua begal yang mengancamnya dengan senjata dan mau merampas motornya. Amaq sudah berteriak minta tolong, tapi tidak ada warga yang datang. 

Berbekal pisau kecil yang dibawanya, Amaq menikam dua begal yang akhirnya tewas itu. Amaq kemudian melaporkan pembegalan itu ke polisi. Ternyata dia malah jadi tersangka pembunuhan. Untunglah penyidikan dihentikan setelah Kapolri Listyo Sigit turun tangan.

Apakah Bystander Effect Dibenarkan?

 

Efek pengamat bisa dikurangi kalau masyarakat punya empati terhadap korban atau terhadap kejadian memilukan yang terjadi di depan mata. 

Cara meminimalisir bystander effect adalah mengasah empati dan kepekaan sosial. Jadi kita tidak perlu saling tunggu dan pura-pura tidak tahu yang bisa berakibat nyawa korban melayang.

Pelaku Bystander effect bisa dibilang tidak sesuai dengan moral agama karena ajaran agama mengharuskan kita saling tolong-menolong. 

Kalau kita kebetulan ada di situasi yang menyebabkan muncul korban seperti kejahatan jalanan, kecelakaan, KDRT, atau hal lain yang bisa menimbulkan korban, kita bisa menelpon nomor 112. Laporkan kejadian itu kepada operator 112 dan mereka akan meneruskannya ke polisi, pemadam kebakaran, BNPB/BPBD, atau pihak lain yang terkait.

Dengan begitu kita tidak perlu terlibat langsung, tapi bisa meminimalisir kejadian buruk yang bisa menimbulkan korban raga atau jiwa.

Kenapa Kita Melihat Wajah Orang Manusia dan Bentuk Hewan di Benda Mati?

Kenapa Kita Melihat Wajah Orang Manusia dan Bentuk Hewan di Benda Mati?

Pernah melihat awan berbentuk wajah manusia atau lafaz Allah? Eh, atau pernah juga melihat pohon bentuknya seperti raksasa? Ilusi visual itu namanya pareidolia. Ilusi visual dapat dimaknai sebagai kekeliruan dalam memaknai sebuah gambar pada objek.

Makanya pareidolia juga sering disebut dengan gangguan persepsi. Contoh pareidolia paling terkenal adalah penampakan manusia di bulan dan cemilan Cheetos yang bentuknya seperti spesies gorila harambe.

Penampakan jagung Cheetos yang diklaim berbentuk gorila harambe (kanan) yang laku 99,9 dolar di e-Bay (USA Today)

Sementara itu, arti pareidolia menurut kamus Merriam-Webster adalah kecenderungan untuk melihat gambar, pola, atau makna tertentu dalam rangsangan visual yang samar atau acak seperti melihat wajah, binatang, atau objek di awan, bulan, atau pada benda mati. 

Kenapa Kita Mengalami Pareidolia


Pareidolia berasal dari bahasa Yunani para dan eidolon. Para berarti disamping, bersama, atau salah. Eidolon artinya gambar, bentuk, atau rupa.

Kita mengalami pareidolia karena otak manusia cenderung mencari makna dan pengenalan di mana pun pada kesempatan apa pun karena pengaruh bagian otak yang disebut dengan fusiform face area.

Fusiform face area bertanggung jawab untuk mengenali wajah. Jadi saat kita melihat sesuatu yang mirip dengan wajah, bagian otak ini aktif dan membuat kita percaya kalau kita sedang melihat wajah betulan. 

Psychology Genie melansir bahwa aktivitas saraf dalam otak, seperti di area lobus temporal, terlibat dalam pengenalan pola dan wajah. Saat kita mengalami pareidolia, area-area ini menjadi aktif karena otak mencoba untuk menafsirkan stimulus yang samar menjadi sesuatu yang bermakna.

Pareidolia dan Kondisi Mental 


Laman Psychology Today bilang kalau pareidolia mungkin ada hubungannya dengan mood dan tingkat kecemasan seseorang.

Namun banyak studi yang nelihat kalau pareidolia tidak ada hubungannya dengan mood dan tingkat kecemasan seseorang. Se-mood apa pun kita kalau otak tidak langsung memroses suatu benda, maka pareidolia tidak akan muncul.

Yang pasti pareidolia muncul karena persepsi dan keinginan kita untuk menafsirkan sesuatu yang sebetulnya tidak punya arti apa-apa menjadi sesuatu yang jelas dan nyata.

Pareidolia dan Halusinasi 


Jadi kalau kita melihat busa cappucino berbentuk mata atau awan berbentuk malaikat, sangat mungkin itu bukan firasat atau tanda alam, tapi kita sedang mengalami pareidolia karena otak kita memroses persepsi visual sesuai kebiasaan dan kemauan kita. 

Pareidolia dalam kopi (reddit/manojkathuria)

Apakah mungkin fenomena ini bisa disebut juga dengan, anak sekarang menyebutnya halu?

Dulu pareidolia sering dianggap halusinasi dan delusi, sekarang dianggap sebagai fenomena wajar yang dialami manusia yang disebabkan cara otak memroses rangsangan dan membentuk persepsi.

Pareidolia dan Penyakit Saraf


Meski merupakan fenomena wajar, tidak menganggu kesehatan fisik dan mental, orang yang mengalami pareidolia terus-menerus harus diwaspadai mengidap gejala skizofrenia atau epilepsi temporal.

Pemeriksaan gejala skizofrenia dan epilepsi harus dilakukan psikiater dan dokter saraf, bukan berdasarkan asumsi sendiri.

Jadi awan wajah siapakah yang kamu lihat tadi?



Karakter Pemakan Bubur Diaduk dan Tidak Diaduk

Karakter Pemakan Bubur Diaduk dan Tidak Diaduk

Bubur enak dimakan saat sarapan atau makan malam karena tidak terlalu membuat kenyang seperti nasi, tapi perut bisa tetap terisi dengan aneka bahan pelengkap (toping) yang bergizi, misalnya suwiran ayam, hati-ampela, atau telur.

Makan Bubur Diaduk


Orang yang sedang sakit atau sedang tidak enak badan biasanya makan bubur. Tekstur bubur yang lembek menjadikannya mudah ditelan dan dicerna lambung.

Bahan pelengkap bubur juga disesuaikan dengan kondisi atau kesukaan si sakit yang biaanya kehilangan nafsu makan. Maka itu, orang sakit cocok makan bubur dengan cara diaduk. Dengan mengaduk, bubur jadi lebih cepat encer dan berair sehingga suwiran ayam, daging, dan bahan pelengkap juga jadi cepat layu dan mudah ditelan.

Selain sakit, alasan orang mengaduk buburnya sebelum dimakan supaya semua bahan pelengkap bubur tercampur rata dan mudah dinikmat.

Makan bubur diaduk atau tidak juga dipengaruhi oleh pengalamannya di masa lalu. Bisa jadi sewaktu kecil keluarganya makan bubur diaduk dan dia terbawa pada kebiasaan itu. 

Bisa juga karena dia sering melihat bestie-nya makan bubur tidak diaduk lalu dia ikutan. Cara makan kita berasal dari lingkungan tempat kita berada dan seberapa kuat kita ingin mengikuti atau meninggalnya.

Hal itu mirip dengan kebiasaan orang Indonesia di mana kita biasa makan menggunakan tangan. Namun di Barat makan menggunakan tangan dianggap jorok dan tidak higienis.

Kebiasaan kita makan bubur bisa berubah, yang tadinya makan bubur diaduk jadi tidak diaduk lagi dan sebaliknya.

Karakter Umum Pemakan Bubur Tidak Diaduk


Pemakan bubur tidak diaduk memakan buburnya dari pinggir. Kalaupun ingin mencampur buburnya, mereka melakukannya sedikit-sedikit dari sisi pinggir, jadi tidak langsung diaduk sampai semuanya tercampur di mangkuk.

Berikut karakter yang dimiliki orang yang buburnya tidak diaduk.

1. Menyukai kehangatan. Bubur yang tidak diaduk lebih tahan kehangatannya karena panas yang ada di bagian tengah dan bagian dalam bubur tidak cepat menguap. 

Pada bubur yang diaduk, panas akan cepat hilang dan bubur jadi cepat dingin. Makin sering diaduk bubur suhu bubur akan sama dengan suhu ruang yang menyebabkan bubur jadi encer.

Itu sebabnya orang yang suka kehangatan makan buburnya tidak diaduk supaya dia bisa merasakan kelezatan bubur dalam kehangatan.

2. Teliti dan mendekati perfeksionis. Orang yang makan buburnya tidak diaduk tidak pernah buru-buru dalam mengerjakan sesuatu.

Dia selalu mempersiapkan segalanya jauh-jauh hari. Kalaupun ada tugas mendadak, dia akan memeriksa dan mengeceknya berulangkali supaya minim kesalahan.

3. Tidak mudah membebek. Pemakan bubur tidak diaduk tidak gampang ikut-ikutan tren medsos yang sedang viral. 

Mereka juga tidak mudah terbawa isu dan opini dari media sosial dan media massa meski isu itu sedang ramai dibicarakan.

Kalau ingin ikut komentar, mencerca, atau mendukung mereka akan membaca-baca lebih dulu sampai yakin tahu tentang topik yang akan dikomentarinya. 

4. Cermat dan detail. Bila pemakan bubur diaduk cenderung punya kepribadian simpel dan sederhana

Kebanyakan pemakan bubur tidak diaduk sangat cermat dan memerhatikan detail pada banyak hal yang mereka lakukan.

Bila ingin travelling, misalnya, mereka akan menghitung dengan cermat waktu keberangkatan, spot wisata, sampai biaya tidak terduga mereka hitung betul-betul.

5. Menganggap penampilan adalah bagian dari jati diri. Jarang pemakan bubur tidak diaduk yang berpakaian asal-asalan. 

Mereka juga akan menghindari memakai baju dan aksesori yang warna dan motifnya saling tabrakan. Karena menyukai barang berkualitas tinggi, pemakan bubur tidak diaduk juga rela menabung untuk mendapatkan barang berkualitas yang mereka inginkan.

6. Punya selera seni bagus. Walau cuma buat dimakan, menata makanan juga termasuk seni.

Di Jepang, presentasi visual makanan termasuk penting disamping cita rasa, dinamakan mukimono atau seni makanan. 


Makanan juga merupakan bagian dari filosofi Yin dan Yang di Tiongkok. Di Jawa filosofi bubur punya beberapa makna. Contohnya bubur merah putih yang dibuat untuk menyambut kelahiran bayi atau orang yang berganti nama.


Merah melambangkan keberanian dan putih berarti suci.


Apakah makan bubur merah-putih lantas diaduk diublek-ublek? Ambil setengah sendok bubur putih yang gurih dan setengah sendok bubur merah yang manis. Suap sendok itu ke mulut. Rasakan kegurihan dan kemanisan dalam bubur yang menyatu padu.


Mangkuk dan piring di Jepang bahkan tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, bukan cuma bundar dan oval karena menyesuaikan dengan hidangan dan dekorasinya.


Makan soto diaduk, kok bubur nggak? 

 

Satu hal yang sering dinyatakan oleh pemakan bubur diaduk adalah: makan bubur sama dengan soto, harus diaduk supaya semua rasanya tercampur rata. Makannya juga sama-sama pakai mangkuk, berarti sama-sama diaduk dong!

Pertama, soto itu pake kuah, guys! Secara otomatis semua bahan makanan yang ada di mangkok sudah kecampur duluan tanpa diaduk.

Bubur juga ada yang pake kuah, tapi kuahnya tidak sebanyak soto, jadi menyamakan makan bubur dengan soto itu gak apple to apple, ya, alias gak nyambung!

Kedua, pada soto tidak berlaku cara makan diaduk dan tidak diaduk. Cara makan yang berlaku bagi pemakan soto adalah nasi dicampur ke dalam mangkuk soto atau nasi dipisah dari soto. 

Pada orang yang menyukai makan soto terpisah dari nasi, mereka akan menuang soto ke dalam piring nasi sebelum disuap ke mulut.

Sebaliknya, orang yang menyukai soto campur nasi akan menaruh nasi ke dalam mangkuk supaya bisa dimakan bareng sotonya.

Ketiga, soto dan bubur adalah dua menu yang berbeda karena bahan, bumbu, dan cara pengolahannya tidak sama.

Dari tiga hal diatas dapat disimpulkan bahwa makan bubur tidak bisa disamakan dengan makan soto. Valid no debate.

Last but not least, karena berbeda karakter dan filosofi memandang hidup, orang yang makan bubur diaduk dan tidak diaduk tidak bisa jadi bestie (sahabat).

Mereka tetap bisa berteman dengan sangat asyik, tapi lebih dari itu tidak bisa. 

Perbedaan karakter antara dua orang sebenarnya baik untuk saling melengkapi, tapi perbedaan dengan  orang yang makan bubur diaduk dan tidak diaduk lebih kepada perbedaan prinsip dan visi hidup.

Maka, lebih baik cari pasangan hidup yang sama-sama makan buburnya diaduk atau tidak diaduk.

Cara Menghindari Cemas Kembali ke Rutinitas Sepulang Liburan

Cara Menghindari Cemas Kembali ke Rutinitas Sepulang Liburan

Liburan bermanfaat untuk kesehatan mental karena mengembalikan kesegaran pikiran, mencegah stres, dan menciptakan rasa bahagia. Rasa capek sepulangnya liburan pun wajar karena ada banyak hal yang kita lakukan diluar rutinitas meski kita cuma liburan di rumah saudara atau sekadar pulang kampung. 

Penyebab Lelah Sepulang dari Liburan

 

1. Mengepak dan mengeluarkan baju dari koper. Mengeluarkan baju-baju dari lemari dan menyusunnya di koper butuh tenaga dan waktu ekstra, terutama buat ibu yang tidak punya pekerja rumah tangga (PRT).

Selain baju kita juga harus menyiapkan peralatan mandi, skin care, dan obat-obatan. Semua itu bisa bikin kita capek bahkan sebelum berangkat liburan.

2. Berkeliling ke tempat baru. Biasanya kita cuma jalan kaki dari kampus atau kantor ke terminal terdekat atau ke pangkalan angkot dan ojek.

Saat liburan kita lebih banyak jalan kaki mengelilingi tempat wisata, cari rumah makan, ke tempat parkir, kembali ke hotel, atau mencari oleh-oleh dan suvenir.

Capek juga akan terasa kalau kita pergi ke tempat liburan mengendarai mobil pribadi. Sudah lelah nyetir, masih juga harus jalan kaki kesana-kemari.

3. Baju kotor dan membereskan barang liburan. Setibanya di rumah pulang dari liburan kita masih harus mencuci baju kotor dan membereskan isi koper. 

Enak kalau kita punya pekerja rumah tangga tinggal minta tolong, kalau tidak punya, ya, harus kita kerjakan sendiri.

Lelah Normal dan Lelah yang Bikin Stres

Semua capek fisik yang kita rasakan amat wajar terjadi. Namun selain capek normalnya kita juga merasakan kepuasan batin dan kesenangan hati karena telah mengalami liburan yang mengembalikan kesegaran otak.

Sekembalinya dari liburan kita amat merasa lebih semangat dan siap menjalani rutinitas sehari-hari seperti biasa.

Normalnya rasa bahagia sepulang dari liburan masih menempel beberapa hari setelah kita melakukan aktivitas rutin. Hal itu membantu mental kita lebih sehat menghadapi kemumetan yang terjadi selama menjalani rutinitas.

Akan tetapi kalau capek itu disertai rasa stres, tidak siap kembali ke rutinitas, cemas berlebihan menghadapi aktivitas harian, dan ingin liburan terus, maka harus diwaspadai sebab kita bisa saja kena post-holiday blues.

Apa Sebenarnya Post-holiday Blues?

 

Post-holiday blues (perasaan galau sepulang liburan) disebut juga dengan post-vacation syndrome atau sindrom pascaliburan. Post-holiday blues adalah kelelahan mental dan kecemasan yang terjadi sepulangnya dari liburan karena tidak ingin kembali ke rutinitas harian. Lelah mental dan kecemasan ini bisa mencetus stres dan depresi.

Munculnya post-holiday blues bisa terjadi karena:

1. Sudah stres lebih dulu sebelum liburan. Itu terjadi bisa karena pekerjaan, aktivitas harian, atau masalah lain. yang tiba-tiba datang atau belum selesai.

Selama liburan kita jadi tidak menikmati dan malah menganggap liburan itu sia-sia karena toh kita akan menghadapi tekanan rutininas lagi sepulangnya dari liburan.

2. Tidak ada yang membantu membereskan sisa liburan. Rumah yang ditinggal beberapa hari sudah pasti agak kotor karena tidak disapu dan dipel seperti biasa.

Hewan peliharaan juga perlu diberi makan dan kotorannya dibersihkan. Belum lagi tanaman juga mulai layu. Baju-baju kotor dalam koper harus dikeluarkan dan dicuci, perlengkapan dan peralatan pribadi keluarga juga harus dibereskan.

Ini umumnya dialami oleh ibu yang tidak punya pekerja rumah tangga (PRT) dan anggota keluarga yang lain tidak bisa membantu karena punya kesibukan masing-masing.

3. Bercampurnya urusan pekerjaan dengan liburan. Pekerja kantoran yang cuti tidak disaat hari raya agama atau hari besar nasional kadang tidak bisa masih mengerjakan urusan kantor karena deadline atau tidak ada yang menggantikan.

Supaya Tidak Stres Sepulang dari Liburan

 

Kita bisa menghindari post-vacation blues atau post-holiday syndrome dengan cara menyiapkan dan memastikan pekerjaan atau urusan yang harus selesai sebelum liburan betul-betul selesai.

1. Selesaikan pekerjaan dan urusan yang bisa diselesaikan sebelum liburan. Jangan sampai pekerjaan menumpuk lebih banyak. Selesaikan yang bisa diselesaikan sebelum liburan.
 
Selesaikan juga urusan pribadi dan jangan tunda penyelesaiannya berlarut-larut sampai pulang liburan.

Liburan biasanya direncanakan jauh-jauh hari jadi kita bisa memprioritaskan mana pekerjaan atau urusan yang harus selesai dan mana yang memang harus diselesaikan sepulang liburan.

2. Bersihkan dan bereskan rumah sebelum berangkat. Pastikan rumah atau kamar pribadi rapi dan bersih supaya waktu pulang liburan kita tidak stres melihat tumpukan sampah dan debu yang menempel di ruangan.
 
3. Membagikan foto dan video saat liburan ke WhatsApp atau media sosial. Ini bisa membuat kita mengingat kembali saat-saat menyenangkan ketika liburan.
 
Dengan begitu kita bisa hati senang lebih lama walau liburannya sudah lewat dari sepekan, bahkan sebulan.
 
4. Segera bereskan baju kotor dan kembalikan koper ke tempat semula. Menunda mencuci baju kotor dan membereskan perlengkapan liburan cuma bikin tambah lelah.

Hindari post-vacation blues dengan secepatnya membereskan segala baju kotor, suvenir, perlengkapan liburan, dan peralatan pribadi. Dengan begitu kita masih punya waktu luang sebelum kembali ke rutinitas.

5. Sediakan waktu santai sebelum menjalani aktivitas harian dan rutinitas pekerjaan. Misal kita kembali kuliah atau kerja di hari Senin, pulanglah liburan 2-3 hari sebelum Senin.
 
Waktu senggang itu kita gunakan untuk membereskan barang-barang liburan, menyiapkan keperluan kuliah atau kerja Senin, dan istirahat dari liburan yang melelahkan fisik.

Jadi di hari Senin kita sudah betui-betul segar dan semangat setelah berlibur melepas penah dari kejenuhan sehari-hari.

Liburan mestinya jadi momen menyenangkan yang membawa kesan dan membuat hati senang. Kalau pulang liburan kita stres dan malah depresi Healthline menyebut kita mungkin punya masalah mental yang tercetus dari liburan tersebut.

Kalau sudah begitu sebaiknya kita ngobrol dengan orang terdekat atau psikolog supaya kesehatan mental kita terjaga.