Squid Game dari Kisah Nyata Kamp Brothers Home

Squid Game dari Kisah Nyata Kamp Brothers Home

Squid Game musim pertama ditonton 904,7 juta jam hanya dalam 15 hari penayangannya di Netflix. Sementara itu Nielsen merilis hasil survei kalau Squid Game musim kedua telah ditonton selama 4 milyar menit atau 66.666.666 jam di kurun 30 Desember 2024-5 Januari 2025.

Doc. Primemovies

Populer banget, kan! Saking populernya kemudian banyak yang mencari tahu jangan-jangan Squid Game ini terinspirasi dari kisah nyata.

Tunawisma, Disabilitas, dan Gelandangan


Anak-anak dan remaja era 1990-an sering bercanda dengan mengatakan, "Eh, kamu jangan keluar rumah, lagi ada razia orang jelek, nanti kau ditangkap!"

Razia itu ternyata ada, di Korea Selatan. Pada pertengahan tahun 1980-an pemerintah Korsel melakukan razia besar-besaran tunawisma,  orang cacat, dan gelandangan. Tujuannya untuk membersihkan lingkungan dari "sampah" masyarakat sekaligus mencari tenaga kerja.

Pemerintah juga menganggap orang cacat, tunawisma, dan gelandangan membuat jelek tampilan kota. Namun, polisi ternyata juga menangkap wisatawan dan warga biasa hanya karena mereka berpakaian dan berpenampilan jelek.

Anak-anak yang kebetulan ikut orangtuanya ke luar rumah saat penangkapan terjadi juga tidak luput dari penangkapan ini.

Mereka yang tertangkap dibawa ke Brothers' Home, sebuah fasilitas kesejahteraan di Busan. Meski namanya fasilitas kesejahteraan, para penghuninya mengalami kekerasan fisik, psikis, bahkan seksual. Mereka juga menjalani kerja paksa.

Fasilitas ini sebetulnya punya daya tampung 500 orang, tapi ada 4.355 orang yang ditahan di sana. Maka banyak yang menyebut Brothers' Home sebagai kamp konsentrasi seperti zaman Nazi.

Fasilitas kesejahteraan Brothers' Home sudah beroperasi sejak 1975, tapi puncak kekejaman paling dahsyat terjadi pada 1984-1987.

Kemiripan Squid Game dan Brothers' Home

 

Meski pembuat Squid Game Hwang Dong-hyuk telah menjelaskan bahwa dia terinspirasi dari komik Jepang, tapi banyak orang yakin Squid Game terinspirasi dari kisah nyata kamp Brothers' Home berdasarkan beberapa bukti.

emperbaca
Brothers' Home di Busan Januari 1980 (foto dari Korea Times File)

1. Seragam. Para pekerja Brothers' Home memakai seragam setelan seperti training olahraga. Para pemain Squid Game juga memakai setelan seragam yang cuma beda warna saja.

emperbaca
Foto: brothershomepictures

2. Nomor. Pekerja di Brothers' Home tidak dipanggil dengan nama, melainkan nomor, sama seperti pemain di Squid Game.

Pada dokumenter yang dibuat Al Jazeera, saksi yang selamat dari Brothers' Home bercerita kalau saat tiba di Brothers' Home para lelaki digunduli dan diberi nomor. Semua penghuni laki-laki, perempuan, dan anak-anak diberi nomor.

3. Ruang Tidur. Ruang tidur dipasang berderet-deret dan berimpitan satu sama lain. Para pekerja harus tidur dalam ruangan sempit dengan banyak tempat tidur. 

emperbaca
Tempat tidur di kamp Brothers' Home via Brothershomepictures

Di Squid Game juga sama. Tempat tidurnya berderet-deret dalam satu ruang yang sama. Bedanya di Squid Game ruangannya sangat luas, di Brothers' Home sempit.

4. Ruangan. Ruangan di Brothers' Home berwarna merah muda (pink). Sama seperti labirin di Squid Game sebelum mulai permainan.

emperbaca
Fasilitas tenaga kerja di Brothers' Home, mirip dengan ruang tugas di Squid Game (Foto dari brothershomepictures)

5. Pemaksaan. Pemain Squid Game dan pekerja Brothers' Home sama-sama dipaksa.

Para penghuni Brothers' Home dipaksa bekerja di pabrik atau tempat yang ditunjuk pemerintah. Mereka yang menolak atau merasa kelelahan akan dihukum oleh penjaga. Saking kejamnya hukuman itu, banyak pekerja yang meninggal dunia. 

Anak-anak dan remaja yang tidak kuat mengangkat karung belasan kilogram juga akan dipukuli menggunakan tongkat baseball.

Busanbiennale2022.com menyebut ada 657 orang yang tewas selama Brothers' Home beroperasi tahun 1975-1987. Orang-orang yang selamat dari Brothers' Home juga mengalami cacat fisik akibat penyiksaan dan trauma berat sampai puluhan tahun kemudian.

Ada tempat kerja paksa seperti Brother's Home di Korsel, yaitu Kamp Pendidikan-ulang Samchung yang aktif awal tahun 1980-an. Kamp ini menahan 60rb-100rb orang yang ditangkap tanpa tuduhan.

Pembuktian dan Penolakan

 

Media koreatimes.co.kr memuat opini Jack Greenberg yang berjudul Narasi Palsu Menghubungkan Squid Game dengan Insiden Brothers' Home yang Terkenal. Artikel itu menekankan bahwa siapa saja bisa membuat foto yang diklaim terjadi di Brothers' Home dengan bantuan AI (artificial intelligence).

Namun, investigasi oleh Associated Press menemukan bukti bahwa para pemimpin di Brothers’ Home telah mengirim anak-anak untuk diadopsi ke luar negeri dengan menggunakan dokumen palsu.

Bayi-bayi ini didapat dari tahanan perempuan Brothers' Home yang hamil karena diperkosa petugas.

Pengelola Brothers' Home juga menjual anak-anak ke luar negeri dengan harga sangat mahal meskipun anak itu masih punya orangtua yang tinggal di Korsel. Ini membuktikan telah terjadi pelanggaran HAM berat dan eksploitasi manusia besar-besaran di Brothers' Home.

Film dokumenter Al Jazeera yang rilis tahun 2021 (bisa ditonton di YouTube) juga mengungkap banyak hal yang bisa kita simpulkan punya kesamaan dengan Squid Game.

Andaipun Squid Game tidak terinspirasi dari kisah nyata kamp Brothers' Home, tetap terdapat kemiripan yang mengerikan di antara keduanya. Eksploitasi brutal terhadap individu serta kontrol lingkungan yang penuh ketakutan.

Meskipun pemimpin Brothers' Home Park In-keun ditangkap pada tahun 1987, dia cuma dipenjara 2,5 tahun. Dia didakwa karena penggelapan subsidi negara di Brothers' Home, bukan pelanggaran HAM. Anak-anak dan keluarga besar Park In-keun sampai sekarang hidup makmur di Australia. Park In-keun meninggal pada 2016 secara alami.

Pada bulan Mei 2020 pemerintah Korea Selatan mengesahkan undang-undang yang mengizinkan penyelidikan atas pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu, termasuk Brothers Home.

Pelanggaran HAM akan diselidiki oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Akan tetapi, Indonesia juga punya kementerian HAM, tapi dari dulu pelanggaran HAM berat tidak ada yang terungkap bahkan sampai saksi hidupnya sudah tidak hidup.

Alasan Ilmiah Kita Hobi Nonton Horor

Alasan Ilmiah Kita Hobi Nonton Horor

Tiap ada film horor tayang di bioskop, hampir dipastikan orang akan berbondong-bondong menontonnya. 

Film KKN di Desa Penari mengukuhkan diri sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 9,2 juta penonton. Larisnya film ini karena ceritanya viral lebih dulu di Twitter (sekarang X) sehingga membuat orang penasaran dan menontonnya.

Terlepas dari itu, film horor memang genre yang paling disukai orang Indonesia selain drama percintaan. Sebetulnya bukan cuma orang Indonesia, film horor asing seperti Annabelle, The Ring (Ringu), The Exorcist, dan the Silence of the Lambs juga ditonton jutaan orang dan masuk daftar film horor terlaris dunia.

Kenapa kita suka film horor padahal sehari-harinya kita justru menghindari hal-hal yang  menakutkan?

1. Efek Kejutan

 

Adegan seram dan menegangkan dalam film horor menimbulkan efek kejutan dan euforia pada banyak orang. Efek kejutan seperti itu memicu adrenalin seperti kalau kita naik roller coaster dan membuat ketagihan. 

Penelitian yang dimuat pada Journal of Media Psychology menemukan bahwa menonton film horor, bagi beberapa orang, bisa memberi pengalaman yang lengkap karena misteri dan kejutannya. Sebagian lagi suka film horor karena menemukan elemen dalam film yang dapat mereka pahami.  

Lalu sebagian orang lainnya suka film horor justru karena "tidak realistis". Mereka menikmatinya karena tahu pasti kalau semua itu palsu. Bagi mereka, film horor hanyalah hiburan dan kesenangan semata.

2. Membangun Kewaspadaan

 

Pakar horor Mathias Clasen berpendapat film horor adalah cara yang bebas risiko untuk mengalami ancaman dan melatih respons seseorang terhadap ancaman tersebut.  

Setelah kita "sukses" melewati film horor tanpa cedera, kita akan merasakan rasa pencapaian dan penguasaan atas ancaman yang dialami. Ini bisa bikin kita percaya diri kalau kita juga mampu andai mengalami situasi seperti di film.

3. Teori Transfer Eksitasi

 

Teori transfer eksitasi atau excitation-transfer theory dicetuskan oleh psikolog Dolf Zillman tahun 1970-an. Teori ini menyatakan bahwa sisa eksitasi (kesenangan) dari satu stimulus akan memperkuat respon rangsang terhadap stimulus yang lain.

Saat menonton film horor ada rangsangan rasa takut dan ngeri yang malah memicu rasa senang, penasaran, dan lainnya di otak. Rangsang inilah yang kemudian membuat orang datang lagi ke bioskop untuk nonton film horor meskipun dia takut karena tahu film itu menyeramkan.

6. Gak Perlu Mikir

 

Orang nonton mau cari hiburan, kok, disuruh mikir, buat apa apa? Toh hidup sudah berat. Nonton film horor gak perlu mikir. Cukup nonton, ketakutan, lega, lalu pulang. Ini berbeda dengan film drama atau film aksi tegang yang kadang menguras pikiran dan emosi selama menontonnya.

Banyak orang yang memilih nonton film horor ada kaitannya dengan dua teori psikologi di atas, yaitu ingin cari hiburan yang mengeluarkan sisi gelap, mengatasi kecemasan, atau yang memberi rangsangan terhadap rasa senang.

Terpenting, nonton film horor gak perlu mikir, cuma perlu ketakutan aja.

Nonton Film Horor Sendiri atau Rame-rame?

 

Nonton ramai-ramai dengan teman-teman atau sepupu-sepupu berguna kalau kita penakut atau tidak suka nonton horor. Nonton bareng bisa bikin hal seram di film jadi lucu. Dengan begitu, kita bisa dapat efek hiburan dan relaksasi setelah nonton film horor yang penuh adegan seram dan berdarah-darah.

Sebaliknya kalau kita ingin merasakan sensasi seram tiada tara, menonton film horor sendirian adalah pilihan paling baik.

Namun, hati-hati, kalau suka nonton film horor sendirian, kita bisa terlalu sering menjelajah sisi gelap manusia. Paparan seperti itu bisa bikin pola pikir dan kita melenceng. 

Biasanya ada trauma masa lalu yang membuat ketagihan nonton horor sendirian. Kalau sudah ada trauma, dikhawatirkan terjadi normalisasi atas keseraman dan kekerasan dalam film horor yang dapat memicu kita melakukannya di dunia nyata. 

FIlm horor juga harus ditonton sesuai rating usia. Misal rating usia film itu 13 tahun, maka anak yang masih berusia 12 tahun kebawah jangan diajak nonton.

FIlm horor bisa menimbulkan dampak psikologis jangka panjang kalau ditonton anak dibawah umur. Pada orang dewasa film horor juga bisa menyebabkan susah tidur dan rasa gelisah setelah menontonnya.

Ciri Khas Film Horor

Ciri Khas Film Horor

Film horor selalu laris manis ditonton orang. Kalau ada film genre keluarga, animasi, drama, komedi, atau aksi yang tayang bareng film horor di bioskop, hampir bisa dipastikan film itu tidak bakalan laku kecuali box office dunia seperti Transformer atau Avengers.

Kadang film horor rating 17+ seperti Siksa Kubur, Pengabdi Setan I, atau Lembayung ditonton juga oleh anak-anak. Padahal rating usia film dibuat supaya kita tahu mana yang pantas ditonton anak-anak dan mana yang cuma boleh ditonton orang dewasa.

Selain itu, ciri khas film horor yang suram dan seram bisa mengganggu perkembangan jiwa (mental) anak. 

Ini ciri khas film horor yang sering kita tonton.

1. Remang-remang dan Gelap

 

Cuma ada cahaya lampu kuning dari bohlam atau lampu kristal yang cahayanya dibuat kuning. Tidak sedikit orang yang mesti menambah brightness di layar ponsel atau TV supaya terlihat wajah para pemainnya.

Keremangan dan kegelapan film horor kadang bikin kita susah mencerna jalan cerita. Kita jadi cuma menikmati teriakan, musik menegangkan, dan suara seram dari film tanpa menikmati akting para pemainnya. 

2. Serba Jadul


Satu dari sedikit film horor punya latar waktu kekinian mungkin Jelangkung (2001). FIlm yang syutingnya cuma 10 hari itu sukses mengusung horor dengan tampilan moderen. 

Sementara itu kebanyakan film horor punya latar waktu, latar suasana dan tempat yang jadul (jaman dulu). Tidak ada teknologi, tanpa mobil bagus, dan wajah serta pakaian pemerannya dibuat kusam untuk menguatkan kesan jadul tersebut.

Latar waktu, suasana, dan tempat dibuat jadul mungkin juga untuk memberi visualisasi menyeramkan yang suram sehingga menambah kesan angker film.

Film horor akan susah dapat kesan seram dan suram kalau dibuat di latar waktu dan suasana kekinian. Saat tokohnya terperangkap di rumah sendirian penonton pasti akan bergumam, "Kenapa gak pesan Grab buat kabur." atau "Videoin aja itu setannya biar viral."

Mayoritas film horor luar negeri pun sama, mengandalkan latar waktu, suasana, dan tempat yang dibuat seperti jadul tanpa teknologi apalagi medsos. 

Suasana jadul paling cocok untuk membangun kesan seram dan menjaga supaya pikiran penonton tetap pada kesan seram tanpa diganggu teknologi dan kemajuan zaman.

3. Adegan Tidak Saling Berkaitan


Jarang ada film horor yang punya alur cerita yang kuat. Kebanyakan cuma menampilkan kisah seram dari adegan satu ke adegan lainnya tanpa kisah yang kuat dibelakangnya.

Makanya tidak heran kalau ada adegan dan tokoh yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan isi cerita. Dipasang cuma untuk menambah kesan seram dan suram.

Kadang alur cerita film horor tidak masuk diakal. Ada yang dari kecil tinggal sendirian. Ada juga pesantren yang dianggap misterius, tapi tidak jelas misteriusnya di mana. 

Kalau kita mencari kekuatan alur dan karakter tokoh, jangan mencarinya di film horor. Meski begitu ada film yang kuat skenarionya dan kuat pula para pemain memerankan karakternya, yaitu Siksa Kubur (2024).

Maka tidak semua film horor punya adegan yang wakwekwok, hanya saja kalau kita ingin mencari hikmah atau pesan moral dalam cerita, sebaiknya tidak mencarinya di film horor.

4. Bikin Kaget

 

Beberapa film horor bahkan tidak seram dan tidak jelas alur ceritanya, yang penting bikin kaget.

Kemunculan setan dan wajah seram yang mendadak disertai musik yang ganti tiba-tiba sukses bikin kita kaget setengah mati.

Kadang ada film horor yang gak menakutkan. Yang bikin jantungan itu tampilan setan dan musik yang serba muncul mendadak dan bikin kaget.

Meski begitu, kekagetan inilah yang dicari para pecinta film horor. Denyut jantung terus naik dan berpacu memompa adrenalin. Dibanding menonton film aksi, sensasi nonton film horor dianggap lebih nyata dan terasa.

Efek Nonton Film Horor

 

Orang yang suka nonton film horor mungkin akan merasa puas dan senang setelah nonton film seram. Namun, efek itu tidak berlaku untuk orang yang jarang nonton film horor. Ini efek setelah nonton film horor bagi orang yang tidak suka film seram bertema makhluk halus.

1. Susah tidur dan takut ke kamar mandi. Orang yang tidak biasa nonton film horor akan takut ke kamar mandi karena takut tiba-tiba ada penampakan.

Mereka juga bakal susah tidur. Ini karena film horor memicu adrenalin yang membuat kita susah tidur. Susah tidur bisa mengganggu saraf otak memproses informasi. Akibatnya kita jadi gak nyambung kalau diajak ngomong atau sulit berkonsentrasi.

2. Meningkatkan kecemasan. Film horor bisa menimbulkan rasa cemas dan stres karena bayangan wajah seram dan hantu bisa muncul setiap saat.

3. Memicu agresivitas. Beberapa penelitian mengungkap kalau ada orang yang perilakunya jadi agresif (gampang marah, memukul, membanting barang dsb) setelah nonton film horor.

Mungkin ada hubungannya dengan rasa cemas dan stres jadi orang itu melampiaskannya dengan berperilaku agresif.

***

Menonton film horor bisa menjadi pengalaman yang mendebarkan, tapi penting untuk mengetahui batasan diri dan menjaga kesehatan jiwa. Paling utama jangan sampai film horor ditonton oleh anak-anak yang tidak sesuai rating usia film itu.

Lima Kerugian Nonton Film Bajakan

Lima Kerugian Nonton Film Bajakan

Nonton film bajakan memang enak karena kita tidak perlu keluar duit buat biaya langganan dan kita bisa nonton film bersamaan dengan film itu tayang di bioskop.

Namun, ternyata banyak kerugiannya kalau kita nonton film bajakan. Selain melanggar UU Hak Cipta karena ikut menonton film bajakan, ini kerugian yang kita dapat kalau nonton film bajakan.

1. Kualitas FIlm Buruk

Sering kita baca keterangan di situs film bajakan kalau film itu berkualitas DVDRip meski di keterangan ditulis kualitasnya DVDRip, nyatanya yang kita tonton adalah film berkualitas Web-DL (web dowload).

Menonton film dengan kualitas jelek bikin kita jadi sulit menikmati isi cerita karena gambar dan suara yang tidak bagus.

Hal ini karena admin situs atau aplikasi film bajakan tidak mau pusing dan buang waktu untuk mengecek satu-satu kualitas film yang mereka unggah. Kebanyakan situs dan aplikasi film bajakan juga tidak mengupload sendiri filmnya, melainkan cuma mengambil dari server tertentu.

2. Membuat Komputer, Laptop, dan Ponsel Rentan Kena Virus

Film-film bajakan yang diambil dari server itu kadang bisa membawa virus juga. Virus itu akan menginfeksi komputer, laptop, atau ponsel yang kita pakai untuk nonton film bajakan.

Related: Cybersecurity dan Jaga Smartphone

Kalau sudah kena virus kita perlu antivirus berbayar untuk membersihkan gawai secara tuntas dari semua virus sampai ke akar-akarnya.

3. Subtitle Berantakan

Subtitile di film bajakan lebih sering ngaco. Kadang muncul kadang tidak. Tata bahasanya pun berantakan ada yang menggunakan campuran bahasa baku dan tidak baku.

Malah banyak juga yang menggunakan bahasa pergaulan dan kata-kata umpatan pun muncul sehingga kita bacanya jadi bingung dan bikin nonton jadi tidak nyaman.

Oya, padanan kata subtitle ke bahasa Indonesia adalah sulih kata atau telop.

4. Disusupi Pornografi dan Judi Online

Film bajakan ilegal (melanggar hukum), makanya iklan yang muncul di situs dan aplikasi film bajakan juga hal-hal ilegal seperti judi dan pornografi.

Terlalu sering melihat pornografi dan judi online, kesadaran kita akan menganggapnya sebagai hal yang normal. Akibatnya kita jadi pengin coba-coba dan akhirnya terjerat judi online dan kecanduan pornografi.

Lebih bahaya kalau pornografi itu tidak sengaja dilihat anak-anak yang meminjam ponsel atau laptop kita. Otak mereka jadi tercemar.

5. Tidak Menghargai Para Pekerja yang Terlibat Dalam Film 

Kalau kita nonton film bajakan, uang dari iklan yang ada di situs dan aplikasi mengalir ke para pembajak, bukan ke pemain film, sutradara, penata cahaya, penata suara, kameraman, penata busana, dan semua orang yang bekerja dibalik terciptanya sebuah film.

Padahal merekalah yang bekerja keras membuat film, sementara para pembajak dengan mudahnya mencuri apa yang bukan haknya.

Maka sebaiknya kita tidak menonton film bajakan karena dibalik sebuah film ada para pekerja yang mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menghasilkan karya seni bernama film. 

Bagaimana kalau hasil kerja kita dicuri kemudian dijual bebas tanpa kita dapat sepeser pun duit padahal itu karya kita?

Pengin Nonton Film tapi Gak Punya Duit Buat Langganan?

 

Operator seperti Telkomsel, XL Axiata, Axis, atau Indosat Ooredo biasanya punya promo langganan streaming murah untuk Prime Video, Disney+ Hotstar, HBO Go, bahkan Netflix. 

Penyedia streaming lokal seperti KlikFilm, Vidio, RCTIPlus, Maxstream, dan lainnya juga punya biaya langganan harian dan mingguan yang terjangkau. Cara lainnya kita bisa nonton potongan-potongan adegan film di YouTube.

Yang penting hindari perasaan FOMO (fear of missing out) yang membuat kita takut ketinggalan tren dan akhirnya nekat nonton film bajakan.

Related: FOMO Takut Ketinggalan Tren Sosial

Mengatasi Baper Setelah Nonton Film dan Baca Buku

Mengatasi Baper Setelah Nonton Film dan Baca Buku

Kalau habis nonton film kita merasa happy, penuh senyum, dan lega artinya kita puas dan menjadikan film itu sebagai hiburan dan relaksasi. 

Mengatasi hampa, linglung, dan bingung setelah nonton film dan baca buku

Namun, bagaimana kalau setelah menonton film dan serial atau setelah membaca buku kita malah jadi murung, hampa, bingung, linglung, dan ingin terus menontonnya tanpa akhir?

Kalau kita mengalami perasaan demikian setelah menonton film, artinya kita terpapar post-series depression syndrome atau disebut juga dengan post-movie depression. Tenang, sindrom ini tidak berbahaya dan bisa hilang dengan cepat.

Menurut situ psikologi Optimist Mind, orang yang pernah terpapar post-series depression syndrome akan mengulangi lagi pengalaman hampa, stres, linglung, dan bingung setelah menonton film.

Asal Istilah Post-series Depression Syndrome

Istilah post-series depression (PSD) datang dari makalah yang dibuat oleh Rita Kottasz, Roger Bennet, dan Tom Randell pada 2019.

Awal mulanya mereka bertiga mengukur efek yang ditimbulkan dari suatu iklan kepada pemirsa. Lama-lama efek melankolis dari post-series depression berkembang ke penonton film, serial TV, dan pembaca buku.

Sampai sekarang Rita Kottasz, Roger Bennet, dan Tom Randell dikenal sebagai peneliti yang bergerak di bidang komunikasi korporat, reputasi korporat, dan manajemen krisis. 

Salah satu penelitian mereka yang terkenal adalah tentang pengaruh kemarahan publik, kedalaman pemrosesan, dan interferensi memori retroaktif terhadap ingatan publik tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan reputasi perbankan.

Siapa yang paling rentan mengalami post-series depression syndrome setelah nonton atau baca buku?

Popular Science menyebut mereka yang gampang galau, melow, sedih, linglung, dan bingung setelah nonton film, serial TV, atau baca buku adalah mereka yang:

1. Tidak puas dengan jalan cerita dan akhir film/serial/bukuyang menggantung, tidak sesuai harapan, atau yang berakhir sedih dan tidak bahagia.

2. Punya keluarga yang pernah mengalami depresi atau gangguan mental lainnya.

3. Punya tingkat empati atau kepekaan emosional yang tinggi juga membuat kita lebih rentan kena post-series depression.

4. Memiliki harga diri dan dukungan sosial yang rendah.

5. Selalu menonton secara berlebihan dan mengonsumsi film atau serial secara kompulsif. 

Kompulsif artinya memaksa. Misalnya, maksa harus nonton drama Korea yang sedang viral secara maraton berjam-jam.

6. Punya nostalgia terhadap jalan cerita atau ingin jadi seperti karakter di film, serial, dan dalam buku.

Kalau kita tidak ingin mengalami post-series depression setelah nonton dan baca buku, lakukan hal sebagai berikut.

1. Pergi dari layar. Segera taruh ponsel atau menjauh dari laptop dan komputer setelah menonton film yang bikin kita baper.

Boleh saja mengingat-ingat alur atau peristiwa yang terjadi dalam film untuk beberapa saat, tapi lakukan sebentar saja. Setelah itu menjauh dari layar bila kita merasa baper, sedih, hampa, linglung, dan bingung yang tiada habisnya.

2. Ngobrol dengan orang lain. Ngobrol dengan orang lain bisa mengalihkan perasaaan negatif sehabis nonton film.

Namun, topik yang diobrolkan jangan tentang film yang malah bikin kita tambah baper.

3. Cuci muka. Supaya segar dan menghapus sedikit rasa hampa, galau, linglung, dan bingung dari wajah.

4. Melakukan aktivitas yang berbeda. Hindari menonton film lagi atau baca buku lagi setelah mengalami gejala post-series depression.

Lakukan aktivitas yang tidak menatap layar dan buku, misalnya masak, berkebun, mendengarkan musik, menyanyi (walau lagunya sedih tidak apa-apa), atau ke warung beli mi instan.

5. Beri jeda menonton dengan genre yang sama. Misal kita merasa hampa, linglung, dan bingung setelah nonton genre drama, kalau mau nonton lagi pilih genre fantasi atau petualangan.

Penonton di bioskop jarang yang kena post-series depression karena setelah nonton mereka langsung beranjak dan melakukan aktivitas yang berbeda, misal restoran, wahana permainan, atau belanja.

Aktivitas menjauh dari layar juga dibarengin dengan ngobrol dengan teman atau pasangan dan tidak langsung nonton film yang lain lagi (ada jeda).

Apa ada efek buruk kalau kita kena post-series depression syndrome? Tidak. Efek baper dan galau setelah nonton film dan baca buku ini tidak berbahaya dan tidak punya efek samping.

Hanya saja, kalau dibiarkan kelamaan kita bisa jadi halu berkepanjangan karena terjebak fantasi dan enggan move-on dari kisah yang ada dalam film dan buku. Jadinya kita malah jadi malas ngapa-ngapain dan ngelamun sendiri.

Satu lagi, nonton film itu untuk hiburan, kadang untuk tambah pengetahuan, jadi tidak perlu dimasukkan ke dalam hati atau menjiwai karakter dan jalan ceritanya sepenuh hati.

8 Film Balas Dendam Berakhir Manis yang Enak Ditonton Berulang-kali

8 Film Balas Dendam Berakhir Manis yang Enak Ditonton Berulang-kali

Walau yang namanya balas dendam selalu merugikan dan dilarang oleh agama Islam karena merugikan diri sendiri, tapi film berikut ini termasuk hiburan dan tidak merugikan, bahkan bisa jadi inspirasi karena orang baik yang terpaksa berbuat jahat akan kembali jadi orang baik walau ada tekanan yang bisa membuat akal sehat hilang.

Makanya film balas dendam yang berakhir manis ini enak ditonton dan cocok dinikmati oleh orang yang sedang butuh motivasi hidup.

Berikut 7 film tentang balas dendam yang berakhir manis yang telah ditonton langsung oleh emperbaca.com.

1. The Shawshank Redemption (1994)

 

Walau bergenre drama, The Shawshank Redemption tidak membosankan ditonton berkali-kali, Berkisah tentang seorang suami yang dituduh membunuh istrinya hanya karena dia ada di lokasi kejadian perkara.

Adegan dalam The Shawshank Redempstion antara Andy dan Red saat berada di penjara (sumber: Prime Video)

Film ini diadaptasi dari novel berjudul Rita Hayworth and the Shawshank Redemption karya Stephen King yang terbit tahun 1982.

Alkisah, karyawan bank bernama Andy Dufresne laki-laki yang dituduh membunuh istrinya itu kemudian dipenjara dan mengalami tekanan dari sipir yang diperintahkan kepala penjara. 

Andy berhasil setelah membobol dinding selnya dan kabur lewat saluran pembuangan air kotor. Dia mencairkan uang hasil money laundering kepala sipir dan tinggal di pulau di pasifik bersama teman penjaranya yang bernama Red (diperankan oleh Morgan Freeman).

2. The Devil All the Time (2020)


Bertabut aktor keren seperti Robert Pattinson, Tom Holland, dan Harry Melling. Film ini banyak adegan penikaman dan pembunuhan karena masing-masing punya dendam dan masalah kejiwaan.

(Sumber: Hollywood Insider)

Arvin yang dibintangi Tom Holland juga terpaksa membunuh pendeta yang mencabuli banyak gadis. Namun Arvin akhirnya jadi satu-satunya yang selamat dalam tragedi saling-silang pembunuhan itu sekaligus jadi yang paling tidak bersalah.

Related: Rekomendasi Film Perang dan Nasionalisme Indonesia

Nonton The Devil All the Time perlu sedikit mikir karena juga bergenre psikologi thriller dengan selubung misteri pada setiap tokoh dalam film.

3. The Green Mile (1999)


Film paling epic tentang orang baik yang sering menolong orang lain, tapi malah masuk penjara dan dihukum mati karena dituduh membunuh gadis kecil. Saat kejadian dia sebenarnya mau menolong, tapi karena luka gadis kecil itu sangat parah jadi sudah bisa ditolong.

Para sipir yang bersimpati pada John tidak bisa berbuat apa-apa ketika John hendak dieksekusi mati (sumber: Prime Video)

Saat hendak menolong John ditemukan orang tua korban dalam keadaan berlumuran darah. Tambahan lagi dia mengalami diskriminasi karena kulitnya hitam.

4. John Wick (2014-2023)

 

Daya tarik utama tentu Keanu Reeves yang berperan sebagai John Wick. Dalam setiap film selalu terselip aksi balas dendam John terhadap bekas orang-orang jahat baik yang pernah bekerja dengannya atau musuh lamanya.

sumber: Netflix

Termasuk di dalamnya seri John Wick dari 1 sampai 5. Namun film ini mengandung adegan kekerasan nyaris ekstrem yang tidak nyaman ditonton sebagian orang. 

5. The Count of Monte Cristo (2002)

Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya sastrawan Prancis Alexandre Dumas tahun 1844. Berkisah tentang laki-laki bernama Edmond Dantes yang dituduh melakukan tindak kriminal. Dia dijebloskan ke penjara di sebuah pulau tanpa proses pengadilan.

Edmond berhasil kabur dari penjara dan membalas orang-orang yang mencelakainya menggunakan harta dan mengganti namanya jadi Count of Monte Cristo (sumber: Rotten Tomatoes)

Edmond berhasil kabur dari penjara dan menemukan harta di pulau Monte Cristo. Dia kemudian mengubah namanya jadi Count of Monte Cristo dan melakukan balas dendam dengan hartanya kepada orang-orang yang pernah jahat dan berkonspirasi menjebloskannya ke penjara.

6. The Man From Nowhere (2010)

 

Film aksi menegangkan Korea yang dibintangi oleh Won Bin yang berperan sebagai Cha Tae-sik. Cha Tae-sik difitnah membunuh tetangganya yang bernama Hyo-jeong dan memperdagangkan organ dalamnya.

Sumber: AsianWiki

Serangkaian aksi balas dendam Cha Tae-sik menarik untuk ditonton kamu yang menggemari film aksi penuh ketegangan. Dibanding John Wick, aksi kekerasan dalam film ini masih terbilang wajar meski berdarah-darah juga.

7. The Unforgivable (2021)

 

Sebenarnya ini bukan balas dendam, tapi usaha Ruth Slater (diperankan dengan sangat baik oleh Sandra Bulluck) untuk bertemu lagi dengan adik kandungnya. 

Ruth Slater (diperankan Sandra Bullock) bersama pengawas pembebasan bersyarat yang membantunya mendapat pekerjaan selepas dari penjara (Sumber: Netflix)

Ruth dipenjara selama hampir 20 tahun karena menembak mati polisi. Adiknya yang jadi sebatang kara kemudian diadopsi sepasang suami-istri. Apa yang sebenarnya terjadi dibalik penembakan Ruth kepada polisi itu bikin kita terperanjat di akhir film.

8. The Mother (2023)

Salah satu yang paling menarik dari The Mother adalah film aksi ini dibintangi oleh Jennifer Lopez yang berperan sebagai mantan kaki tangan bos penjahat yang tidak punya nama dan cuma dipanggil the mother (sang ibu).

Jennifer Lopez memerangkan sang ibu yang melindungi anaknya dari kejaran penjahat yang tidak ingin dia jadi orang baik (sumber: Netflix)

Sang ibu terpaksa meninggalkan anaknya demi keselamatan si anak. Para penjahat akhir mengetahui keberaan si anak 12 tahun kemudian. Disinilah aksi seru sang ibu menyelamatkan anaknya dimulai.

***

Semua film ini dapat ditonton di platform resmi. emperbaca.com menganjurkan untuk tidak menonton film bajakan karena merugikan kita dan para pembuat film.

Related: Manfaat Tidak Nonton Film Bajakan

Film adalah hak cipta yang dibuat dari kerja keras banyak orang. Dengan tidak menonton film bajakan kita menghargai hasil karya mereka sekaligus melatih diri untuk tidak jadi pencuri.