Menjadi Tamu yang Tidak Menyusahkan Tuan Rumah
Bertamu ke rumah saudara dan teman yang sudah akrab rasanya memang menyenangkan. Kita bisa ngobrol dan bersenda gurau melepas penat sambil bersantai menikmati suguhan yang disediakan tuan rumah.
Di Indonesia, bertamu santai antartetangga juga biasa dilakukan para ibu rumah tangga. Saat sudah selesai beberes rumah dan masak lalu gabut, mereka saling mengunjungi rumah tetangga.
Kadang cukup dari dalam pagar rumah untuk saling bertegur sapa dan tanya, "Masak apa hari ini?"
Kadang sampai diundang masuk rumah untuk ngeteh dan ngopi bareng. Kadang ada juga yang tanpa diundang langsung masuk rumah orang tanpa permisi untuk minta cabe, gula, bahkan beras.
Memuliakan Tamu
Ada banyak orang yang senang rumah mereka kedatangan tamu baik itu teman, saudara, atau kenalan. Kedatangan tamu berarti ada yang ingin bersilaturahim dan menganggap rumah mereka nyaman untuk didatangi.
Kenyamanan bukan saja dilihat dari kebersihan dan kelayakan rumah, tapi dari kenyamanan hati tamu yang merasakan kalau tuan rumah senang dan ikhlas menerima mereka.
Namun, kalau ada yang tamu yang tak diundang datang ke rumah tentu kita sebal. Selain mengganggu aktivitas dan rutinitas sehari-hari, tamu tak diundang juga bikin kita tidak nyaman karena sedang tidak punya suguhan, rumah sedang berantakan, dan berbagai situasi lain yang sedang tidak memungkinkan menerima tamu.
Lebih tidak nyaman lagi kalau tamu yang datang ternyata ingin pinjam uang dan kita tidak ingin meminjamkannya. Sebabnya, saat meminjamkan uang ratusan ribu sampai Rp5 juta, berarti kita harus siap kehilangan uang itu kalau-kalau si peminjam susah ditagih atau tidak mampu mengembalikannya.
Terlepas dari kedatangan tamu tak diundang atau yang ingin pinjam uang, agama kita menganjurkan untuk memuliakan tamu sebab besar manfaatnya buat kita sendiri, yaitu:
- Dapat pahala seperti ibadah haji dan umrah
- Menghapus dosa kita sebagai tuan rumah
- Disinari oleh cahaya kebaikan
- Menjadi ladang sedekah kita
- Meniru keteladanan Rasulullah SAW
- Bentuk keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT
Dalam hal memuliakan tamu, mencukil dari NU Online, tuan rumah yang berpuasa sunah sampai dibolehkan membatalkan puasanya bila tamu merasa segan dan sungkan untuk makan saat tuan rumah berpuasa.
Namun, bila antara tamu dan tuan rumah sudah akrab dan tidak ada lagi rasa saling sungkan, maka tuan rumah wajib meneruskan puasa sunahnya. Puasa yang boleh dibatalkan oleh tuan rumah untuk menemani tamunya makan dan minum hanya puasa sunah, bukan puasa wajib seperti puasa Ramadan, puasa nadzar, dan puasa qadla.
Sumber: https://islam.nu.or.id/puasa/diberi-hidangan-saat-berpuasa-sunnah-menurut-fiqih-r5GB7
___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)
Sumber: https://islam.nu.or.id/puasa/diberi-hidangan-saat-berpuasa-sunnah-menurut-fiqih-r5GB7
___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)
Sumber: https://islam.nu.or.id/puasa/diberi-hidangan-saat-berpuasa-sunnah-menurut-fiqih-r5GB7
___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)
Menjadi Tamu yang Tidak Menyusahkan Tuan Rumah
Hal sama juga terjadi pada tamu yang memuliakan tuan rumah. Tamu yang berpuasa sunah boleh membatalkan puasanya kalau dirasa tuan rumah bakal kecewa karena sudah capek-capek menyediakan hidangan, tapi tidak dimakan oleh tamunya.
Baik tuan rumah dan tamu akan sama-sama nyaman kalau keduanya mengutamakan adab sebagai tamu dan tuan rumah. Maka ini yang bisa kita lakukan saat bertamu supaya tidak jadi tamu yang menyusahkan tuan rumah.
1. Mengabari lebih dulu sebelum datang.
Hindari datang mendadak ke rumah teman, saudara, atau kenalan kecuali kita sekadar mampir untuk memberikan atau mengabarkan sesuatu.
Datang mendadak membuat tuan rumah kesulitan menyesuaikan rutinitas dan aktivitas harian dengan tamu yang mendadak datang. Bisa jadi hari itu mereka punya jadwal di luar rumah, tapi terpaksa batal karena harus menemani kita yang datang mendadak.
Namun, kita tidak perlu mengabarkan kalau berkunjung untuk silaturahim Idulfitri. Di hari Lebaran semua orang sudah sewajarnya saling mengunjungi satu sama lain.
Kita saling membuka pintu lebar-lebar bagi tetangga, kerabat, dan kenalan yang ingin bersilaturahim sehingga tidak perlu saling mengabari kalau mau bertamu. Hanya saja, waktu Lebaran di desa dan kota berbeda.
Di desa, suasana Lebaran bisa berlangsung selama 1-2 pekan. Sedangkan di kota hanya sampai libur cuti bersama saja.
2. Jangan datang menjelang maghrib.
Walaupun kita bersaudara dekat dan akrab dengan tuan rumah, hindari datang bertamu menjelang maghrib. Diwaktu ini tuan rumah sudah menutup pintu serta jendela karena waktu istirahat tiba.
Datang menjelang maghrib akan lebih mengganggu kalau kita numpang salat Maghrib. Bisa jadi mereka jadi tambah repot harus menyiapkan ruangan, mukena, sajadah, dan perlengkapan salat lain untuk kita.
3. Tidak diam saja tapi juga tidak banyak omong
Jangan kebanyakan ngomong menceritakan diri dan keluarga sendiri. Kalau mau pamer lebih baik posting di Instagram atau Facebook saja.
Meski tidak dianjurkan untuk banyak menceritakan diri dan keluarga sendiri, terlalu banyak diam juga tidak asyik karena bikin tuan rumah bingung mau apa kita datang kalau cuma diam saja.
Komunikasi idealnya berjalan dua arah, saling bertukar informasi, dan saling melengkapi pembicaraan satu sama lain.
4. Tidak usah ajak anak kecil kalau tidak terpaksa
Kalau terpaksa mengajak anak kecil, beri pengertian padanya kalau mainan dan benda yang ada di rumah itu bukan miliknya.
Anak kecil jangan sampai dimarahi, tapi kalau ternyata dia merusuh di rumah orang, baiknya langsung ajak pulang dan jangan sampai tuan rumah ikut repot turun tangan menenangkan anak yang rewel.
Ada juga anak kecil yang tidak mau pulang karena menginginkan mainan yang ada di rumah tuan rumah. Kalau sudah begitu ajak anak pulang dan mampirlah ke toko mainan untuk membelikannya mainan yang serupa dengan yang ada di rumah yang kita kunjungi.
***
Lebih baik kalau kita jadi tamu jangan sampai menyusahkan tuan rumah, tapi kalau kita jadi tuan rumah, maka perlakukan dan jamulah tamu dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu hati kita jadi lapang dan tenang telah jadi orang baik.