Sama-sama Pecinta Musik, Ini Beda Melophile dengan Musikus

Sama-sama Pecinta Musik, Ini Beda Melophile dengan Musikus

Seorang musikus sudah pasti melophile, tapi melophile belum tentu musikus. Melophile si pencinta musik disebut juga musicophile.

beda musikus dan melophile

Melophile diambil dari kata Yunani Kuno melos (musik) dan philos (cinta). Sedangkan musikus adalah orang yang mencipta, memimpin, atau menampilkan musik. Dia bisa jadi pencipta atau pemain musik. 

Banyak yang mengira kata musik diserap dari bahasa Inggris musician padahal ia diserap dari bahasa Belanda yang sama-sama bertuliskan music. 

Bentuk tunggal dari kata music di bahasa Belanda adalah musicus dan bentuk jamaknya musici. Inilah kenapa di KBBI ditulis musikus, baru setelahnya ada kata musisi yang artinya musikus.

Untuk menyebut satu pemusik kita menggunakan kata "musikus", sedangkan kalau pemusiknya banyak, kata yang kita gunakan adalah "musisi". Penjelasan sama berlaku untuk kata politikus, kritikus, dan alumnus.

Beda Melophile dan Musikus

Sama-sama pecinta musik dan lagu, lalu apa bedanya melophile dengan musikus?

1. Alat Musik

 

Musikus mahir memainkan satu atau beberapa instrumen musik, sedangkan melophile tidak harus mahir bahkan tidak apa-apa tidak bisa memainkan satu alat musik pun.

Sedangkan untuk menjadi melophile/musicophile seseorang tidak perlu bisa memainkan alat musik. Dia cukup menjadi pendengar musik atau pengamat tanpa perlu repot menguasai permainan musik.

Melly Goeslaw tidak bisa memainkan satu pun alat musik, bahkan tidak bisa membaca not lagu, tapi dia disebut sebagai musikus. Itu karena Melly menciptakan lagu. Meski tidak mengaransemen musiknya, Melly membuat lirik dan menciptakan nada untuk lirik itu jadi dia disebut sebagai musikus.

2. Pekerjaan

 

Orang yang disebut musikus (jamak: musisi) biasanya bekerja sebagai pencipta lagu, komposer, penyanyi, pemain band, atau di bidang lain yang masih ada hubungannya dengan musik.

Sedangkan melophile bekerja di berbagai bidang bahkan yang tidak ada hubungannya dengan musik. Ini karena melophile mencintai musik, tapi tidak memilih untuk bekerja di bidang musik.

3. Kesamaan Mencintai Musik

 

Melophile dan musikus sama-sama senang mengoleksi kaset, CD, dan kalau perlu berlangganan streaming musik secara rutin.

Mereka anti pembajakan karena paham kalau itu merugikan semua yang terlibat dalam pembuatan musik atau lagu.

4. Jenis Lagu Favorit

 

Tidak fanatik terhadap satu jenis lagu juga sama-sama ciri khas melophine dan musikus. Bedanya melophile bisa menikmat semua genre musik, sementara musikus harus fokus pada jenis musik yang dimainkannya.

Bisa saja seorang musikus memainkan banyak genre lagu. Misal hari ini dia menciptakan dangdut, besok bikin lagu jazz, tapi dia jadi tidak fokus pada jenis musik yang jadi spesialisasinya.

Penyanyi dan pencipta lagu akan dikenal lama sebagai musikus kalau dia menguasai satu-dua genre saja. Hal ini terjadi pada Indra Lesmana dan Andin. Dua musisi ini dikenal sebagai pencipta lagu dan penyanyi di genre jazz.

Meski nama mereka tidak mewarnai media sosial tanah air, tapi kiprahnya sangat dikenal dikalangan melophile/musicophile.

Hal berbeda terjadi pada Denada, misalnya. Pada masa 1990-an dia dikenal sebagai penyanyi rap perempuan. Namanya harum sampai ke penjuru Asia. Sayangnya, Denada lantas banting setir ke dangdut karena ingin jadi penyanyi serba bisa seperti ibunya.

Mungkin kalau Denada fokus menjadi rapper namanya akan mendunia seperti Anggun dan Agnez Mo. Namun, tidak menjadi rapper mungkin memang yang dipilih Denada.

Kalau cuma suka satu genre lagu apa bisa disebut melophile?

 

Belum, karena telinganya cuma nyaman mendengar satu jenis lagu, misal dangdut saja atau pop saja.

Telinga seorang melophile mampu menikmati beberapa genre lagu, misal pop, jazz, dangdut, dan hip-hop meski ada 1-2 genre yang tidak dia sukai, misalnya metal dan rock.

Jadi, orang yang cuma suka K-pop saja atau dangdut saja atau rock saja tidak bisa disebut sebagai melophile si pencinta musik.

Regenerasi Boyband Indonesia Tak Pernah Padam

Regenerasi Boyband Indonesia Tak Pernah Padam

Indonesia pernah punya boyband terkenal di era 1990-an yaitu Trio Libels, M.E, Coboy, dan P-Project. Walau menyanyikan parodi komedi, P-Project beranggotakan 7 laki-laki yang selain menyanyi juga menari (walau tidak seenergik boyband umumnya).

regenerasi boyband Indonesia tak pernah padam

Ada juga Elfa's Singer dan Warna, tapi mereka grup vokal campuran jadi tidak masuk kategori boyband dan girlband.

Menuanya boyband 1990-an lalu tergantikan oleh SMASH, Treeji, Max 5, Dragon Boyz, XO-IX, Mr Bee, dan Coboy Junior yang datang di kurun 2010-2014.

Warna boyband makin meriah dengan hadirnya girlband Cherrybelle, 7 Icons, Blink, dan Princess menyusul senior mereka yang populer di era 1990-an yaitu Tiga Dara, AB Three (kini bernama B3), dan Bening. Satu girlgroup yang masih lekat sampai sekarang se-era dengan Cherrybelle adalah JKT48.

Khusus JKT48 mungkin butuh pendapat tersendiri karena grup itu terbentuk dari akademi idola (idol academy) yang melatih gadis-gadis untuk tampil menyanyi dan menari.

Setelah itu Indonesia kedatangan boyband dan girlband dari negeri ginseng. Apakah geliat boyband dan girlband Indonesia lalu padam? Padam, tidak, tapi kehilangan pamor, iya.

Boyband Indonesia Bukan dari Korea

Adanya boyband tenar seperti Trio Libels pada 1988 lalu M.E dan Coboy (akronim dari cover boy-karena personilnya pernah jadi sampul majalah) pada 1991, membuktikan kalau adanya boyband di Indonesia tidak ikut-ikutan K-Pop Korea.

Boyband dan girlband K-Pop datang sebagai bagian dari Korean Wave atau Gelombang Korea (Hallyu) yang diekspor oleh pemerintah Korsel ke seluruh dunia secara masif pada 2002.

Waktu itu Indonesia belum terpapar boyband Korea. Orang Indonesia masih menggilai drama Tiongkok dan India karena belum ada TV yang menayangkan drama Korea. Boyband K-Pop masuk Indonesia pada 2012 yaitu Super Junior.

Boyband Indonesia yang kekorea-koreaan dimulai saat SMASH debut tahun 2011. SMASH diduga mencontek boyband Korea Smash. Smash muncul tahun 2008, tapi tidak populer dibanding Super Junior.

Meski begitu SMASH sendiri meledak dan digilai remaja Indonesia. SMASH tidak sendirian, ada Cherrybelle yang merajai tangga lagu girlband di era yang sama.

Masa emas boyband dan girlband Indonesia redup setelah tahun 2015 setelah datangnya K-Pop paling populer sejagat ke Indonesia, yaitu BTS pada 2015 dan Blackpink pada 2017.

BTS secara resmi mulai debut pada 2013 dan Blackpink pada 2016.

Apa Indonesia Masih Punya Boyband?

Regenerasi boyband dan girlband Indonesia selalu ada. Namun, nama mereka sulit menyamai popularitas pendahulunya karena tidak punya basis penggemar. Remaja perempuan yang jadi target utama boyband sudah menggilai K-Pop dan sulit menyukai boyband Indonesia karena faktor fisik.

Tidak adanya basis penggemar ini yang jadi alasan boyband Indonesia masa kini sulit terkenal. Padahal sekarang kita punya UN1TY, NEVEL, Inspire, Galaxy, dan CALIXTO sudah hadir sejak kurun 2019-2021 sebagai regenerasi dari SMASH dkk.

Related: Last Song Syndrom Penyebab Kita Selalu Terngiang Suatu Lagu

Di jajaran girlband ada GLAS, StarBe, V1rst, dan Blitzen. Di kancah media sosial empat girlband ini sempat viral, tapi setelah itu seolah terlupakan. Khas medsos, ya, mudah viral mudah terlupakan.

Kemudian di akhir 2009 ada kejutan. M.E muncul lagi dengan nama M.E Voices Pada 2018 mereka merilisi single berjudul Sumpah Mati. Masih di 2018 mereka kolabs dengan SMASH menyanyikan ulang lagu berjudul Boyband milik Tipe-X, band ska tersohor yang seangkatan dengan Padi dan Sheila On 7.

regenerasi boyband Indonesia tak pernah padam
Boyband SMASH kini tinggal berlima setelah Morgan keluar pada 2013 dan Rangga tidak ikut menandatangi kontrak dengan label baru.

Kenapa Popularitas Boyband dan Girlband Sangat Singkat?

Jarang ada boyband dan girlband yang populer terus-menerus dalam kurun waktu lama karena masa populer mereka berkisar 3-5 tahun saja.

Ini alasan popularitas boyband dan girband relatif singkat dibanding penyanyi solo dan grup band.

1. Usia. Penggemar boyband dan girlband ada di usia remaja (SMP-SMA) dan sedikit yang anak kuliahan.

Ketika para remaja ini beranjak dewasa, selera musik mereka pun berubah. Tambahan lagi boyband mengusung genre pop. Study lawas Spotify menemukan kalau penggemar musik pop paling tidak loyal terhadap penyanyi atau grup musik. Itulah sebab mereka yang sudah dewasa akan menggemari penyanyi lain yang mewakili usia dewasa mereka.

3. Hidup baru personil boyband. Para personil boyband juga beranjak dewasa dan memiliki hidup baru seperti menikah. punya anak, kerja kantoran, atau berkarir di bidang selain musik.

Kehidupan baru seperti itu membuat para personil boyband kelihatan tua banget dan para remaja jadi enggan mengidolakan. Personil boyband pun menua bersama penggemar lama mereka tanpa dapat penggemar baru.

Soal hidup baru ini juga jadi alasan manajemen K-Pop memberlakukan aturan yang melarang boyband dan girlband K-Pop pacaran dan menikah selama dalam kontrak.

Bukan cuma pacaran resmi dan menikah, manajemen K-Pop mengharuskan talent mengikuti standar kemolekan wajah ala mereka. Hampir semua penyanyi K-Pop baik yang grup atau solo pernah melakukan operasi plastik.

Walau tidak seketat manajemen K-Pop, aturan serupa juga diberlakukan oleh Simon Cowell untuk grup vokal yang dibentuknya yaitu Little Mix, Fifth Harmony, dan One Direction. Ketiganya masih bertahan sampai sekarang walau formasinya sudah tidak selengkap dulu.

3. Dominasi K-Pop

Indonesia jadi negara fanbase BTS terbesar di dunia. BTS Army (sebutan untuk penggemar fanatik BTS) Indonesia jumlahnya 18,6 persen dari total Army dunia. Sementara itu penggemar Blackpink (BLINK) Indonesia menempati urutan ke-3 terbesar di dunia.

Dengan jumlah penggemar BTS dan Blackpink sebesar itu di Indonesia, makin sulit buat boyband kita mengambil tempat di hati penggemar dalam negeri. Selain itu fans K-Pop dikenal sangat fanatik dan tidak akan berpaling pada grup musik mana pun selama idola mereka masih eksis.

4. Kualitas Boyband. Makin kesini makin sedikit personil boyband yang betul-betul bisa nyanyi. Dari sisi wajah pun tidak ganteng-ganteng amat, cute juga tidak.

Sejak itu terbentuk pikiran kalau boyband cuma menang gaya. Suara mereka tidak dinikmati terpisah dari tariannya. Kalau sedang live performance terdengar jelas betapa fals suaranya. Untung saja dance mereka bagus dan energik.

Kenyataan inilah yang bikin orang memilih mendengarkan penyanyi solo atau grup band daripada boyband atau girlband.

Pasar Boyband

Boyband Indonesia sudah kehilangan pamor dan pesonanya, kenapa setelah SMASH redup masih muncul boyband baru? Padahal remaja Indonesia tampak tidak tertarik kecuali dengan boyband K-Pop.

Karena masih ada yang ingin jadi boyband dan menginginkan boyband walau cuma seciprat air. Selama masih ada yang ingin jadi boyband dan ada yang ingin mendengar boyband, selama itu pula boyband dan girlband Indonesia akan terus beregenerasi. 

Soal populer tidaknya, entah. Yang penting kita selalu punya boyband.

Last Song Syndrome Penyebab Kita Selalu Terngiang Satu Lagu

Last Song Syndrome Penyebab Kita Selalu Terngiang Satu Lagu

Pernah tidak sengaja dengar satu lagu yang sering diputar tetangga kemudian jadi hapal? Atau hapal lagu karena sering mendengarnya di TikTok? Itu artinya kita mengalami last song syndrome atau sindrom lagu terakhir.

Disebut last song (lagu terakhir) karena yang selau terngiang dan teringat cuma potongan atau bagian kecil dari satu lagu saja. Bagian lagu yang paling sering terngiang biasanya ada di intro (pembuka) dan refrain (bagian yang diulang).

Apa Itu Last Song Syndrom

 

Jadi last song syndrome adalah kondisi saat satu lagu yang sering terdengar tiba-tiba muncul di ingatan dan terngiang di telinga. Kadang kita tanpa sadar menyenandungkan atau menyanyikan potongan lagu itu saat santai atau sedang mengerjakan sesuatu yang tidak butuh konsentrasi tinggi.

Last song syndrom terjadi karena adanya paparan berulang, baik yang disengaja atau tidak. Paparan berulang yang disengaja kita dapat dari melihat video di TikTok. Kita biasanya men-scroll video pengguna TikTok lain yang biasanya menggunakan lagu yang sedang viral untuk musik di videonya.

Saking seringnya mendengar, potongan lagu itu lantas nyangkut di kepala dan terngiang di telinga kita.

Sedangkan paparan yang tidak disengaja datang, misal, dari radio yang disetel tetangga, di toko buku, restoran dan kafe, atau di mall.

Related: Alasan Orang Suka ke Mall

Tidak semua lagu bisa nyangkut di kepala dan terngiang di telinga kita. Ada kondisi khusus yang harus ada pada satu lagu supaya dia bisa nyangkut di telinga kita. Syarat tersebut yaitu:

1. Catchy. Catchy artinya berkesan karena enak didengar. Lagu yang menempel di otak dan terngiang di telinga haruslah yang enak didengar sehingga menancap dalam benak.

2. Bernada riang dengan tempo cukup cepat, tapi tidak cepat seperti lagu mars. Ketukan lagu yang memicu last song syndrome ada di 108-120 per menit. Lagu yang temponya terlalu lambat atau terlalu cepat sulit diserap ke ingatan jadi kurang memicu last song syndrome.

3. Komposisi lagu tidak rumit. Lagu yang memicu last song syndrome tidak meliuk-liuk atau nada naik turun tinggi rendah yang drastis.

Itulah kenapa kita tidak mudah menyenandungkan musik rock dan metal karena komposisi musiknya lebih bervariasi dari pop.

4. Lirik sederhana. Diksi (pemilihan kata) dalam lagu haruslah seperti kata yang biasa kita dengar sehari-hari.

Lirik band Dewa 19 termasuk sulit dicerna karena sangat puitis, tapi karena catchy dengan tempo cukup cepat dan komposisinya tidak rumit, maka lagu mereka sesuai kondisi terciptanya last song syndrome.

Pop dan Dangdut

 

Lagu bergenre pop dan dangdut memenuhi semua unsur lagu yang memicu last song syndrome. Makanya lagu dangdut dan K-Pop juga lebih cepat dihapal anak-anak karena last song sydrome menimpa mereka dari lagu yang disetel atau dari tempat yang mereka datangi.

Selain itu, genre dangdut dan pop sama-sama punya lirik sederhana yang disertai pengulangan serta irama yang easy-listening. Ciri ini sesuai studi yang dibuat oleh Department of Music di Durham University. 

Meski disebut sindrom, fenomena psikologis ini tidak berbahaya karena tidak membahayakan siapa pun.

Last Song Syndrom dan Lagu Tradisional

 

Kalau ayah-bunda mau membuat anak-anak kita hapal lagu-lagu daerah, pakailah cara supaya mereka mengalami sindrom lagu terakhir. Caranya:

1. Nyanyikan lagu-lagu tradisional atau daerah sesering mungkin saat anak sedang santai. Kondisi anak harus dalam keadaan santai dalam arti tidak sedang mengerjakan sesuatu yang butuh konsentrasi tinggi.

2. Nyanyikan berulang-ulang dengan hati riang. Menyanyi dengan terpaksa membuat nada jadi tidak enak didengar.

3. Mengajaknya bermain sambil bernyanyi lagu-lagu tradisional. Mereka akan hapal dengan sendirinya kalau kita ajak menyanyi sambil bermain.

4. Usia ideal supaya anak mudah meresapi lagu ialah dibawah lima tahun atau balita. Maksimal di usia kelas 1 SD.

Kalau sudah terlalu besar, anak biasanya sudah mengikuti selera musik teman-teman atau yang sering didengarnya di lingkungan. Jadi lebih sulit mengenalkan anak kepada lagu tradisional kalau usianya sudah besar.

Lagu Indonesia Judulnya Oktober dan 5 Rekomendasinya

Lagu Indonesia Judulnya Oktober dan 5 Rekomendasinya

Musim hujan di Indonesia dimulai dari bulan Oktober sampai April, kalau tidak terjadi anomali cuaca akibat pemanasan global. 

Kalau tidak kebanjiran, musim hujan identik dengan suasana sejuk, romantis, dan kadang syahdu, membuat hati tenang dan kepala tetap dingin untuk memutuskan sesuatu yang penting dalam hidup.

Related: Beda Impersonator dan Impressionist di Dunia Musik

Menikmati Oktober dengan tenang dan tentram, berikut emperbaca.com rekomendasikan lagu Indonesia yang judulnya Oktober. Semua lagu dapat didengarkan di platform streaming musik.

1. Oktober - Asa Wisesa

 

Lagu Oktober yang dinyanyikan Aga Wisesa ini rilis 2015, tapi masih enak banget didengar di tahun kapan pun. Lagunya sendu tidak, cenderung ceria, tapi bukan yang lagu. Liriknya gampang dihapal dan musiknya dimainkan akustik dengan gitar.

Berkisah tentang sesorang yang baru jadian di bulan Oktober dan happy banget.

2. Oktober - Band Sol

 

Lagu berjudul Oktober yang dibawakan oleh band indie dari Jakarta ini campuran pop, rock, dan ska tipis-tipis. Rilis tahun 2022 dan enak didengar kapan saja saat sendiri atau sedang kumpul bareng teman.

Lebih enak lagi didengar pagi hari atau saat sedang butuh semangat.

3. Oktober - Joko Indra Sukma

 

Ini lagu instrumentalia yang rilis pada 2022 dan cocok didengar kalau pengin menikmati permainan musik tanpa vokalis.

Di intro lagunya mirip soundtrack film Gladiator dan Lord of the Rings yang dibawakan Enya, tapi lama-lama kita akan mendengar nada khas musik nusantara yang memakai synthesizer. Ada perpaduan sedikit jazz juga

Sampai sekarang Joko Indra Sukma sudah menelurkan tiga single yaitu Twenty Five, Oktober, dan Bertahan.

4. Oktober - Nyong Huda

 

Nyong Huda memainkan lagu Oktober secara akustik diiringi harmonika.

Rlis pada 2022, lagu ini berkisah tentang kecintaan pemuda terhadap negaranya, tapi gelisah dengan segala kepedihan sosial yang dialami masyarakatnya.

5. 19 Oktober - Syakir Daulay

 

Lagu ini dibilang lagu betulan, tapi kok lucu. Dibilang lagu lucu-lucuan, tapi, ya, serius mengajak oarng untuk nonton film Imam Tanpa Makmum di bioskop.

Poster film Imam Tanpa Makmum (Syakir Film)

Syakir Daulay di film itu berperan sebagai tokoh utama bernama Imam yang jatuh hati pada pemain biola yang juga mengelola rumah singgah untuk anak jalanan.

Beda Impersonator dan Impressionist di Dunia Musik

Beda Impersonator dan Impressionist di Dunia Musik

Kita sering lihat Rina Nose dan Gilang Dirga menyanyi menirukan suara penyanyi lain dan sering juga menirukan gaya berpakaian dan bahasa tubuh para selebritas dan pejabat publik. Media menyebut Rina Nose dan Gilang Dirga sebagai impersonate.

Lalu betulkah Rina Nose dan Gilang Dirga disebut sebagai impersonator, atau sebenarnya impressionist?

Aliran Lukis Impressionist


Impressionist pertama kali muncul tahun 1862-1886 di Prancis sebagai salah satu gerakan seni dalam melukis. Pelukis impresionis menggambarkan penampilan subjek menggunakan sapuan kecil atau sapuan kuas warna-warna cerah dan murni-yang, jika dilihat sebagai keseluruhan komposisi, akan meniru cahaya alami yang dipantulkan.

Lukisan aliran impressionist mulai diakui saat para pelukis impressionist tampil mengadakan pameran sendiri yang terpisah dari aliran tradisional pada tahun 1874.

Lukisan gaya impressionist berjudul Jeune Fille dans le Jardin de Giverny Trapesty oleh Claude Monet (Foto: Fine Art America)

Dari aliran lukisan, impressionist kemudian masuk juga ke seni musik. Aliran impressionist dalam musik awalnya sebagai sarana menyampaikan ide atau pengaruh melalui sapuan suara (lagu, musik, nyanyian) daripada penyampaian ide melalui struktur formal. 

Musik Impressionist


Mirip seperti lukisan, impresionisme dalam musik atau suara disebut impressionist karena punya efek "warna" yang dinamis dan tidak formal. Musik impresionisme biasanya didefinisikan sebagai musik yang berfokus pada suasana hati dan emosi yang dibawakan oleh penyanyinya.

Impressionisme bermusik dipelopori oleh komposer Claude Debussy dari Prancis diakhir abad 19.

Di abad 21 impresionisme kemudian berkembang jadi sarana ekspresi yang menggunakan suara penyanyi atau orang lain yang dianggap mewakili situasi, suasana, dan tren saat itu. Pakemnya sama yaitu tidak mengikuti struktur formal.

Beda Impressionist dan Impersonator

 

Sekilas tampak sama, ini beda antara orang yang disebut impressionist dengan impersonator.

1. Suara
 
Impressionist adalah penampil (performer) yang meniru suara atau nyanyian dari selebritas, penyanyi, pejabat publik, sampai meniru suara hewan dan tokoh kartun. 
 
Seorang impressionist juga meniru suara robot, aplikasi artificial intelligent, dan suara alam (gemericik air, terpaan angin di daun, gunung meletus dll). Jadi suara yang ditirunya tidak terbatas pada suara manusia saja.

Nicole Scherzinger eks penyanyi utama Pussycat Dolls dikenal juga sebagai impressionist karena bisa menirukan suara nyanyian beberapa penyanyi lain (Foto: Irish Mirror)
 
Kalau seseorang mahir menirukan suara manusia, tapi tidak bisa meniru suara non-manusia, maka dia adalah impersonator.
 
Impersonator hanya meniru suara manusia, seperti pejabat publik, tokoh masyarakat, selebritas, dan orang terkenal lainnya. Bila seseorang mengimpersonasi penyanyi, maka dia harus bisa menyanyi dengan suara yang sama merdunya dengan ciri khas sama seperti orang yang ditirunya.
 
2. Nyanyian
 
Impressionist tidak harus bisa menyanyi, tapi impersonator harus bisa menyanyi. Hampir semua impersonator meniru penyanyi, tapi tidak bisa meniru suara lain yang bukan dari manusia.
 
Sedangkan impressionist bisa meniru penyanyi (kalau dia punya suara merdu) sekaligus mahir meniru bunyi-bunyian yang bukan dari suara manusia.

Dalam hal suara dan nyanyian, impressionist lebih unggul dari impersonator karena mereka bisa menirukan suara apa saja, baik burung, ayam, robot, angin, kentut, bahkan suara mesin dan aplikasi di handphone.

3. Penampilan
 
Impressionist hanya meniru suara, tidak meniru secara detail keseluruhan penampilan orang yang ditirunya. 
 
Sementara itu, impersonator meniru utuh dan detail suara, cara bernyanyi, ciri khas suara, dan cara berpakaian penyanyi yang ditirunya.
 
Dalam hal penampilan, impersonator lebih unggul dari impressionist karena mereka mampu meniru seseorang dari ujung rambut ke ujung kaki, termasuk gaya bicara dan ciri khas nyanyian. 
 

Bagaimana dengan cosplayer? Seseorang disebut cosplayer (costum player) karena dia cuma berpakaian dan bergaya dengan meniru tokoh kartun/anime dan karakter film. 

Namanya juga costum player, jadi cosplayer hanya meniru gaya berpakaian yang unik dan nyentrik dari tokoh fiksi. Dia tidak perlu meniru suara, gaya tubuh, atau gerak-gerik si tokoh fiksi tersebut.

Impressionist, Impersonator, dan Ventriloquis 

 

Ventriloquis adalah penampil yang dapat mengeluarkan 2-3 suara yang berbeda dari suara dirinya sehingga saat tampil dia tampak sedang bicara dengan banyak orang.

Seorang ventriloquis biasanya tampil menggunakan boneka yang dia gerakkan dan suarakan seorang diri.

Jadi impressionist dan impersonator tidak menggunakan media apapun saat tampil, ventroloquis memakai boneka.

Si ventriloquis akan bicara dengan boneka itu dan si boneka menjawab dengan suara binatang, kartun, atau suara lain yang dipunyai si ventriloquis.
 
Adanya boneka membuat si ventriloquis seperti main drama dengan orang atau karakter lain, padahal suara-suara dari orang atau karakter itu berasal dari si ventriloquis sendiri. 

Ventriloquis terkenal di Indonesia adalah Ria Enes yang sering tampil bersama bonekanya si Susan.

Ria Enes dan boneka Susan yang terkenal di era 1990-an (Foto: Antaranews)

Yes, jadi Rina Nose dan Gilang Dirga yang sering kita lihat di televisi dan YouTube betul impersonator, bukan impressionist.

Beda Lagu Himne, Mars, dan Jingle

Beda Lagu Himne, Mars, dan Jingle

Kita sudah sering dengar ada lagu berjudul Himne Guru, Himne Pramuka, atau lagu himne di setiap kampus.

himne dan mars

Apa Itu Lagu Himne?

 

Himne disebut juga gita puja atau puji-pujian yang dikarang khusus untuk kegiatan ibadah umat Kristiani. Itulah sebabnya himne sering disebut juga dengan nyanyian rohani atau nyanyian jemaat.

Pada masa lampau, himne dilantunkan kepada sesembahan untuk dewa-dewi. Asal kata "himne" itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu hymnos yang artinya memuja.

Kalau himne identik dengan lagu puji-pujian umat Kristiani, kenapa istilah himne dipakai untuk lagu kepada guru dan Pramuka?

Himne berarti pujian, memuji boleh dilakukan kepada orang yang sangat berjasa dan dikagumi. Selain itu lagu himne dimainkan pada diatonis minor sehingga orang yang baru belajar main alat musik pun mudah memainkannya.

Tangga nada diatonis merupakan satu rangkaian tangga nada yang memiliki 7 nada berbeda dalam satu oktaf. Tujuh nada tersebut diakhiri dengan satu nada yang berulang. 

Tangga nada ini punya jarak nada satu dan setengah. Contohnya bila nada dimulai dari Do pada C mayor, maka diteruskan dengan A minor yang di mulai dari La. Selain diatonis minor, ada juga diatonis mayor.

Related: Beda Musik Metal dan Punk

Alat musik yang memiliki sistem tangga nada diatonis adalah piano, organ, dan keyboard.

Tangga nada diatonis merupakan satu rangkaian tangga nada yang memiliki tujuh nada berbeda dalam satu oktaf. Tujuh nada tersebut diakhiri dengan satu nada yang berulang. Tangga nada ini mempunyai dua jarak nada, yaitu satu dan setengah. Contohnya adalah C mayor, di mana nada dimulai dari do diteruskan dengan A minor yang di mulai dari La. Alat musik yang memiliki sistem tangga nada diatonis adalah piano dan organ. Tangga nada diatonis terbagi menjadi dua jenis, pertama adalah tangga nada mayor dan tangga nada minor.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengertian Tangga Nada Diatonis dan Pentatonis beserta Contohnya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/30/150000969/pengertian-tangga-nada-diatonis-dan-pentatonis-beserta-contohnya?page=all.

Editor : Serafica Gischa

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Karena maknanya berupa pujian yang dinyanyikan sepenuh hati, maka lagu Syukur dan Mengheningkan Cipta yang sering kita dengar saat upacara sekolah juga dikategorikan sebagai himne yang sama-sama dimainkan pada diatonis minor.

Lagu Satya Dharma Pramuka juga disebut himne mungkin untuk meneguhkan kesungguhan hati dan pujian seorang Pramuka terhadap Pancasila dan NKRI.

Lagu Mars

 

Ini bukan lagu tentang planet, karena mars adalah jenis musik yang berirama teratur dan kuat yang membangkitkan semangat tempur atau untuk mengiringi pasukan berbaris. Makanya lagu-lagu mars sering dimainkan oleh militer.

Walau dikenal bertempo cepat, mars militer terbagi jadi:

  1. Mars pemakaman, seperti yang mengiringi pemakaman Ratu Elizabeth II.
  2. Mars lambat (75 langkah per menit), 2 langkah per biram)., 
  3. Mars cepat (109 hingga 128 ketukan per menit).
  4. Mars cepat ganda (140 hingga 150 ketukan per menit)

Musik mars pertama kali muncul di kalangan militer Eropa tahun 1500-an. Musik mars Eropa jadi lebih moderen sejak tentara Polandia dan Austria mengambil instrumen musik drum, simbal, dan trompet yang dirampas dari tentara Kekaisaran Utsmani Turki (Ottoman) yang kalah pada Pertempuran Wina pada 1683.

Mars menyebar ke benua Amerika pada Perang Revolusi Amerika tahun 1775-1783 antara Kerajaan Britania Raya dengan Amerika Serikat yang baru berdiri dan ingin pisah dari Britania Raya.

Kemudian pada pertengahan abad ke-19 mulai populer di kalangan sipil Amerika sampai ke Indonesia. Lagu mars Indonesia yang paling kita kenal adalah Maju Tak Gentar, Garuda Pancasila, dan Halo-Halo Bandung.

Lagu Pendek Jingle

 

Jingle adalah lagu pendek berisi slogan, syair, atau nada yang dibuat supaya gampang diingat, seperti yang kita dengar pada iklan atau promosi jasa dan produk.

Karena digunakan untuk iklan dan promosi maka disebut lagu pendek karena durasinya hanya 20-60 detik, disesuaikan dengan durasi iklan. Tidak jarang ada jingle yang durasinya cuma 10 detik.

Related: Ciri Khas Musik Koplo dan Dangdut Jawa

Jingle sering juga dibuat dari potongan lagu yang sudah populer, dengan lirik lagu yang sudah diganti, supaya suatu produk atau acara diminati banyak orang.

Beda Himne, Mars, dan Jingle


Secara singkat, beda lagu himne, mars, dan jingle contohnya adalah, kalau himne berisi puji-pujian terhadap Indonesia, maka mars memberi kobaran semangat kepada (rakyat) Indonesia, sedangkan jingle tidak ada hubungannya sama sekali dengan Indonesia.

Jingle adalah lagu pengiring produk dan promo yang beda dengan himne dan mars yang memang berhubungan dengan nasionalisme dan patriotisme.