Sama-sama Pecinta Musik, Ini Beda Melophile dengan Musikus

Sama-sama Pecinta Musik, Ini Beda Melophile dengan Musikus

Seorang musikus sudah pasti melophile, tapi melophile belum tentu musikus. Melophile si pencinta musik disebut juga musicophile.

beda musikus dan melophile

Melophile diambil dari kata Yunani Kuno melos (musik) dan philos (cinta). Sedangkan musikus adalah orang yang mencipta, memimpin, atau menampilkan musik. Dia bisa jadi pencipta atau pemain musik. 

Banyak yang mengira kata musik diserap dari bahasa Inggris musician padahal ia diserap dari bahasa Belanda yang sama-sama bertuliskan music. 

Bentuk tunggal dari kata music di bahasa Belanda adalah musicus dan bentuk jamaknya musici. Inilah kenapa di KBBI ditulis musikus, baru setelahnya ada kata musisi yang artinya musikus.

Untuk menyebut satu pemusik kita menggunakan kata "musikus", sedangkan kalau pemusiknya banyak, kata yang kita gunakan adalah "musisi". Penjelasan sama berlaku untuk kata politikus, kritikus, dan alumnus.

Beda Melophile dan Musikus

Sama-sama pecinta musik dan lagu, lalu apa bedanya melophile dengan musikus?

1. Alat Musik

 

Musikus mahir memainkan satu atau beberapa instrumen musik, sedangkan melophile tidak harus mahir bahkan tidak apa-apa tidak bisa memainkan satu alat musik pun.

Sedangkan untuk menjadi melophile/musicophile seseorang tidak perlu bisa memainkan alat musik. Dia cukup menjadi pendengar musik atau pengamat tanpa perlu repot menguasai permainan musik.

Melly Goeslaw tidak bisa memainkan satu pun alat musik, bahkan tidak bisa membaca not lagu, tapi dia disebut sebagai musikus. Itu karena Melly menciptakan lagu. Meski tidak mengaransemen musiknya, Melly membuat lirik dan menciptakan nada untuk lirik itu jadi dia disebut sebagai musikus.

2. Pekerjaan

 

Orang yang disebut musikus (jamak: musisi) biasanya bekerja sebagai pencipta lagu, komposer, penyanyi, pemain band, atau di bidang lain yang masih ada hubungannya dengan musik.

Sedangkan melophile bekerja di berbagai bidang bahkan yang tidak ada hubungannya dengan musik. Ini karena melophile mencintai musik, tapi tidak memilih untuk bekerja di bidang musik.

3. Kesamaan Mencintai Musik

 

Melophile dan musikus sama-sama senang mengoleksi kaset, CD, dan kalau perlu berlangganan streaming musik secara rutin.

Mereka anti pembajakan karena paham kalau itu merugikan semua yang terlibat dalam pembuatan musik atau lagu.

4. Jenis Lagu Favorit

 

Tidak fanatik terhadap satu jenis lagu juga sama-sama ciri khas melophine dan musikus. Bedanya melophile bisa menikmat semua genre musik, sementara musikus harus fokus pada jenis musik yang dimainkannya.

Bisa saja seorang musikus memainkan banyak genre lagu. Misal hari ini dia menciptakan dangdut, besok bikin lagu jazz, tapi dia jadi tidak fokus pada jenis musik yang jadi spesialisasinya.

Penyanyi dan pencipta lagu akan dikenal lama sebagai musikus kalau dia menguasai satu-dua genre saja. Hal ini terjadi pada Indra Lesmana dan Andin. Dua musisi ini dikenal sebagai pencipta lagu dan penyanyi di genre jazz.

Meski nama mereka tidak mewarnai media sosial tanah air, tapi kiprahnya sangat dikenal dikalangan melophile/musicophile.

Hal berbeda terjadi pada Denada, misalnya. Pada masa 1990-an dia dikenal sebagai penyanyi rap perempuan. Namanya harum sampai ke penjuru Asia. Sayangnya, Denada lantas banting setir ke dangdut karena ingin jadi penyanyi serba bisa seperti ibunya.

Mungkin kalau Denada fokus menjadi rapper namanya akan mendunia seperti Anggun dan Agnez Mo. Namun, tidak menjadi rapper mungkin memang yang dipilih Denada.

Kalau cuma suka satu genre lagu apa bisa disebut melophile?

 

Belum, karena telinganya cuma nyaman mendengar satu jenis lagu, misal dangdut saja atau pop saja.

Telinga seorang melophile mampu menikmati beberapa genre lagu, misal pop, jazz, dangdut, dan hip-hop meski ada 1-2 genre yang tidak dia sukai, misalnya metal dan rock.

Jadi, orang yang cuma suka K-pop saja atau dangdut saja atau rock saja tidak bisa disebut sebagai melophile si pencinta musik.

Regenerasi Boyband Indonesia Tak Pernah Padam

Regenerasi Boyband Indonesia Tak Pernah Padam

Indonesia pernah punya boyband terkenal di era 1990-an yaitu Trio Libels, M.E, Coboy, dan P-Project. Walau menyanyikan parodi komedi, P-Project beranggotakan 7 laki-laki yang selain menyanyi juga menari (walau tidak seenergik boyband umumnya).

regenerasi boyband Indonesia tak pernah padam

Ada juga Elfa's Singer dan Warna, tapi mereka grup vokal campuran jadi tidak masuk kategori boyband dan girlband.

Menuanya boyband 1990-an lalu tergantikan oleh SMASH, Treeji, Max 5, Dragon Boyz, XO-IX, Mr Bee, dan Coboy Junior yang datang di kurun 2010-2014.

Warna boyband makin meriah dengan hadirnya girlband Cherrybelle, 7 Icons, Blink, dan Princess menyusul senior mereka yang populer di era 1990-an yaitu Tiga Dara, AB Three (kini bernama B3), dan Bening. Satu girlgroup yang masih lekat sampai sekarang se-era dengan Cherrybelle adalah JKT48.

Khusus JKT48 mungkin butuh pendapat tersendiri karena grup itu terbentuk dari akademi idola (idol academy) yang melatih gadis-gadis untuk tampil menyanyi dan menari.

Setelah itu Indonesia kedatangan boyband dan girlband dari negeri ginseng. Apakah geliat boyband dan girlband Indonesia lalu padam? Padam, tidak, tapi kehilangan pamor, iya.

Boyband Indonesia Bukan dari Korea

Adanya boyband tenar seperti Trio Libels pada 1988 lalu M.E dan Coboy (akronim dari cover boy-karena personilnya pernah jadi sampul majalah) pada 1991, membuktikan kalau adanya boyband di Indonesia tidak ikut-ikutan K-Pop Korea.

Boyband dan girlband K-Pop datang sebagai bagian dari Korean Wave atau Gelombang Korea (Hallyu) yang diekspor oleh pemerintah Korsel ke seluruh dunia secara masif pada 2002.

Waktu itu Indonesia belum terpapar boyband Korea. Orang Indonesia masih menggilai drama Tiongkok dan India karena belum ada TV yang menayangkan drama Korea. Boyband K-Pop masuk Indonesia pada 2012 yaitu Super Junior.

Boyband Indonesia yang kekorea-koreaan dimulai saat SMASH debut tahun 2011. SMASH diduga mencontek boyband Korea Smash. Smash muncul tahun 2008, tapi tidak populer dibanding Super Junior.

Meski begitu SMASH sendiri meledak dan digilai remaja Indonesia. SMASH tidak sendirian, ada Cherrybelle yang merajai tangga lagu girlband di era yang sama.

Masa emas boyband dan girlband Indonesia redup setelah tahun 2015 setelah datangnya K-Pop paling populer sejagat ke Indonesia, yaitu BTS pada 2015 dan Blackpink pada 2017.

BTS secara resmi mulai debut pada 2013 dan Blackpink pada 2016.

Apa Indonesia Masih Punya Boyband?

Regenerasi boyband dan girlband Indonesia selalu ada. Namun, nama mereka sulit menyamai popularitas pendahulunya karena tidak punya basis penggemar. Remaja perempuan yang jadi target utama boyband sudah menggilai K-Pop dan sulit menyukai boyband Indonesia karena faktor fisik.

Tidak adanya basis penggemar ini yang jadi alasan boyband Indonesia masa kini sulit terkenal. Padahal sekarang kita punya UN1TY, NEVEL, Inspire, Galaxy, dan CALIXTO sudah hadir sejak kurun 2019-2021 sebagai regenerasi dari SMASH dkk.

Related: Last Song Syndrom Penyebab Kita Selalu Terngiang Suatu Lagu

Di jajaran girlband ada GLAS, StarBe, V1rst, dan Blitzen. Di kancah media sosial empat girlband ini sempat viral, tapi setelah itu seolah terlupakan. Khas medsos, ya, mudah viral mudah terlupakan.

Kemudian di akhir 2009 ada kejutan. M.E muncul lagi dengan nama M.E Voices Pada 2018 mereka merilisi single berjudul Sumpah Mati. Masih di 2018 mereka kolabs dengan SMASH menyanyikan ulang lagu berjudul Boyband milik Tipe-X, band ska tersohor yang seangkatan dengan Padi dan Sheila On 7.

regenerasi boyband Indonesia tak pernah padam
Boyband SMASH kini tinggal berlima setelah Morgan keluar pada 2013 dan Rangga tidak ikut menandatangi kontrak dengan label baru.

Kenapa Popularitas Boyband dan Girlband Sangat Singkat?

Jarang ada boyband dan girlband yang populer terus-menerus dalam kurun waktu lama karena masa populer mereka berkisar 3-5 tahun saja.

Ini alasan popularitas boyband dan girband relatif singkat dibanding penyanyi solo dan grup band.

1. Usia. Penggemar boyband dan girlband ada di usia remaja (SMP-SMA) dan sedikit yang anak kuliahan.

Ketika para remaja ini beranjak dewasa, selera musik mereka pun berubah. Tambahan lagi boyband mengusung genre pop. Study lawas Spotify menemukan kalau penggemar musik pop paling tidak loyal terhadap penyanyi atau grup musik. Itulah sebab mereka yang sudah dewasa akan menggemari penyanyi lain yang mewakili usia dewasa mereka.

3. Hidup baru personil boyband. Para personil boyband juga beranjak dewasa dan memiliki hidup baru seperti menikah. punya anak, kerja kantoran, atau berkarir di bidang selain musik.

Kehidupan baru seperti itu membuat para personil boyband kelihatan tua banget dan para remaja jadi enggan mengidolakan. Personil boyband pun menua bersama penggemar lama mereka tanpa dapat penggemar baru.

Soal hidup baru ini juga jadi alasan manajemen K-Pop memberlakukan aturan yang melarang boyband dan girlband K-Pop pacaran dan menikah selama dalam kontrak.

Bukan cuma pacaran resmi dan menikah, manajemen K-Pop mengharuskan talent mengikuti standar kemolekan wajah ala mereka. Hampir semua penyanyi K-Pop baik yang grup atau solo pernah melakukan operasi plastik.

Walau tidak seketat manajemen K-Pop, aturan serupa juga diberlakukan oleh Simon Cowell untuk grup vokal yang dibentuknya yaitu Little Mix, Fifth Harmony, dan One Direction. Ketiganya masih bertahan sampai sekarang walau formasinya sudah tidak selengkap dulu.

3. Dominasi K-Pop

Indonesia jadi negara fanbase BTS terbesar di dunia. BTS Army (sebutan untuk penggemar fanatik BTS) Indonesia jumlahnya 18,6 persen dari total Army dunia. Sementara itu penggemar Blackpink (BLINK) Indonesia menempati urutan ke-3 terbesar di dunia.

Dengan jumlah penggemar BTS dan Blackpink sebesar itu di Indonesia, makin sulit buat boyband kita mengambil tempat di hati penggemar dalam negeri. Selain itu fans K-Pop dikenal sangat fanatik dan tidak akan berpaling pada grup musik mana pun selama idola mereka masih eksis.

4. Kualitas Boyband. Makin kesini makin sedikit personil boyband yang betul-betul bisa nyanyi. Dari sisi wajah pun tidak ganteng-ganteng amat, cute juga tidak.

Sejak itu terbentuk pikiran kalau boyband cuma menang gaya. Suara mereka tidak dinikmati terpisah dari tariannya. Kalau sedang live performance terdengar jelas betapa fals suaranya. Untung saja dance mereka bagus dan energik.

Kenyataan inilah yang bikin orang memilih mendengarkan penyanyi solo atau grup band daripada boyband atau girlband.

Pasar Boyband

Boyband Indonesia sudah kehilangan pamor dan pesonanya, kenapa setelah SMASH redup masih muncul boyband baru? Padahal remaja Indonesia tampak tidak tertarik kecuali dengan boyband K-Pop.

Karena masih ada yang ingin jadi boyband dan menginginkan boyband walau cuma seciprat air. Selama masih ada yang ingin jadi boyband dan ada yang ingin mendengar boyband, selama itu pula boyband dan girlband Indonesia akan terus beregenerasi. 

Soal populer tidaknya, entah. Yang penting kita selalu punya boyband.

Last Song Syndrome Penyebab Kita Selalu Terngiang Satu Lagu

Last Song Syndrome Penyebab Kita Selalu Terngiang Satu Lagu

Pernah tidak sengaja dengar satu lagu yang sering diputar tetangga kemudian jadi hapal? Atau hapal lagu karena sering mendengarnya di TikTok? Itu artinya kita mengalami last song syndrome atau sindrom lagu terakhir.

Disebut last song (lagu terakhir) karena yang selau terngiang dan teringat cuma potongan atau bagian kecil dari satu lagu saja. Bagian lagu yang paling sering terngiang biasanya ada di intro (pembuka) dan refrain (bagian yang diulang).

Apa Itu Last Song Syndrom

 

Jadi last song syndrome adalah kondisi saat satu lagu yang sering terdengar tiba-tiba muncul di ingatan dan terngiang di telinga. Kadang kita tanpa sadar menyenandungkan atau menyanyikan potongan lagu itu saat santai atau sedang mengerjakan sesuatu yang tidak butuh konsentrasi tinggi.

Last song syndrom terjadi karena adanya paparan berulang, baik yang disengaja atau tidak. Paparan berulang yang disengaja kita dapat dari melihat video di TikTok. Kita biasanya men-scroll video pengguna TikTok lain yang biasanya menggunakan lagu yang sedang viral untuk musik di videonya.

Saking seringnya mendengar, potongan lagu itu lantas nyangkut di kepala dan terngiang di telinga kita.

Sedangkan paparan yang tidak disengaja datang, misal, dari radio yang disetel tetangga, di toko buku, restoran dan kafe, atau di mall.

Related: Alasan Orang Suka ke Mall

Tidak semua lagu bisa nyangkut di kepala dan terngiang di telinga kita. Ada kondisi khusus yang harus ada pada satu lagu supaya dia bisa nyangkut di telinga kita. Syarat tersebut yaitu:

1. Catchy. Catchy artinya berkesan karena enak didengar. Lagu yang menempel di otak dan terngiang di telinga haruslah yang enak didengar sehingga menancap dalam benak.

2. Bernada riang dengan tempo cukup cepat, tapi tidak cepat seperti lagu mars. Ketukan lagu yang memicu last song syndrome ada di 108-120 per menit. Lagu yang temponya terlalu lambat atau terlalu cepat sulit diserap ke ingatan jadi kurang memicu last song syndrome.

3. Komposisi lagu tidak rumit. Lagu yang memicu last song syndrome tidak meliuk-liuk atau nada naik turun tinggi rendah yang drastis.

Itulah kenapa kita tidak mudah menyenandungkan musik rock dan metal karena komposisi musiknya lebih bervariasi dari pop.

4. Lirik sederhana. Diksi (pemilihan kata) dalam lagu haruslah seperti kata yang biasa kita dengar sehari-hari.

Lirik band Dewa 19 termasuk sulit dicerna karena sangat puitis, tapi karena catchy dengan tempo cukup cepat dan komposisinya tidak rumit, maka lagu mereka sesuai kondisi terciptanya last song syndrome.

Pop dan Dangdut

 

Lagu bergenre pop dan dangdut memenuhi semua unsur lagu yang memicu last song syndrome. Makanya lagu dangdut dan K-Pop juga lebih cepat dihapal anak-anak karena last song sydrome menimpa mereka dari lagu yang disetel atau dari tempat yang mereka datangi.

Selain itu, genre dangdut dan pop sama-sama punya lirik sederhana yang disertai pengulangan serta irama yang easy-listening. Ciri ini sesuai studi yang dibuat oleh Department of Music di Durham University. 

Meski disebut sindrom, fenomena psikologis ini tidak berbahaya karena tidak membahayakan siapa pun.

Last Song Syndrom dan Lagu Tradisional

 

Kalau ayah-bunda mau membuat anak-anak kita hapal lagu-lagu daerah, pakailah cara supaya mereka mengalami sindrom lagu terakhir. Caranya:

1. Nyanyikan lagu-lagu tradisional atau daerah sesering mungkin saat anak sedang santai. Kondisi anak harus dalam keadaan santai dalam arti tidak sedang mengerjakan sesuatu yang butuh konsentrasi tinggi.

2. Nyanyikan berulang-ulang dengan hati riang. Menyanyi dengan terpaksa membuat nada jadi tidak enak didengar.

3. Mengajaknya bermain sambil bernyanyi lagu-lagu tradisional. Mereka akan hapal dengan sendirinya kalau kita ajak menyanyi sambil bermain.

4. Usia ideal supaya anak mudah meresapi lagu ialah dibawah lima tahun atau balita. Maksimal di usia kelas 1 SD.

Kalau sudah terlalu besar, anak biasanya sudah mengikuti selera musik teman-teman atau yang sering didengarnya di lingkungan. Jadi lebih sulit mengenalkan anak kepada lagu tradisional kalau usianya sudah besar.

Lagu Indonesia Judulnya Oktober dan 5 Rekomendasinya

Lagu Indonesia Judulnya Oktober dan 5 Rekomendasinya

Musim hujan di Indonesia dimulai dari bulan Oktober sampai April, kalau tidak terjadi anomali cuaca akibat pemanasan global. 

Kalau tidak kebanjiran, musim hujan identik dengan suasana sejuk, romantis, dan kadang syahdu, membuat hati tenang dan kepala tetap dingin untuk memutuskan sesuatu yang penting dalam hidup.

Related: Beda Impersonator dan Impressionist di Dunia Musik

Menikmati Oktober dengan tenang dan tentram, berikut emperbaca.com rekomendasikan lagu Indonesia yang judulnya Oktober. Semua lagu dapat didengarkan di platform streaming musik.

1. Oktober - Asa Wisesa

 

Lagu Oktober yang dinyanyikan Aga Wisesa ini rilis 2015, tapi masih enak banget didengar di tahun kapan pun. Lagunya sendu tidak, cenderung ceria, tapi bukan yang lagu. Liriknya gampang dihapal dan musiknya dimainkan akustik dengan gitar.

Berkisah tentang sesorang yang baru jadian di bulan Oktober dan happy banget.

2. Oktober - Band Sol

 

Lagu berjudul Oktober yang dibawakan oleh band indie dari Jakarta ini campuran pop, rock, dan ska tipis-tipis. Rilis tahun 2022 dan enak didengar kapan saja saat sendiri atau sedang kumpul bareng teman.

Lebih enak lagi didengar pagi hari atau saat sedang butuh semangat.

3. Oktober - Joko Indra Sukma

 

Ini lagu instrumentalia yang rilis pada 2022 dan cocok didengar kalau pengin menikmati permainan musik tanpa vokalis.

Di intro lagunya mirip soundtrack film Gladiator dan Lord of the Rings yang dibawakan Enya, tapi lama-lama kita akan mendengar nada khas musik nusantara yang memakai synthesizer. Ada perpaduan sedikit jazz juga

Sampai sekarang Joko Indra Sukma sudah menelurkan tiga single yaitu Twenty Five, Oktober, dan Bertahan.

4. Oktober - Nyong Huda

 

Nyong Huda memainkan lagu Oktober secara akustik diiringi harmonika.

Rlis pada 2022, lagu ini berkisah tentang kecintaan pemuda terhadap negaranya, tapi gelisah dengan segala kepedihan sosial yang dialami masyarakatnya.

5. 19 Oktober - Syakir Daulay

 

Lagu ini dibilang lagu betulan, tapi kok lucu. Dibilang lagu lucu-lucuan, tapi, ya, serius mengajak oarng untuk nonton film Imam Tanpa Makmum di bioskop.

Poster film Imam Tanpa Makmum (Syakir Film)

Syakir Daulay di film itu berperan sebagai tokoh utama bernama Imam yang jatuh hati pada pemain biola yang juga mengelola rumah singgah untuk anak jalanan.

Beda Impersonator dan Impressionist di Dunia Musik

Beda Impersonator dan Impressionist di Dunia Musik

Kita sering lihat Rina Nose dan Gilang Dirga menyanyi menirukan suara penyanyi lain dan sering juga menirukan gaya berpakaian dan bahasa tubuh para selebritas dan pejabat publik. Media menyebut Rina Nose dan Gilang Dirga sebagai impersonate.

Lalu betulkah Rina Nose dan Gilang Dirga disebut sebagai impersonator, atau sebenarnya impressionist?

Aliran Lukis Impressionist


Impressionist pertama kali muncul tahun 1862-1886 di Prancis sebagai salah satu gerakan seni dalam melukis. Pelukis impresionis menggambarkan penampilan subjek menggunakan sapuan kecil atau sapuan kuas warna-warna cerah dan murni-yang, jika dilihat sebagai keseluruhan komposisi, akan meniru cahaya alami yang dipantulkan.

Lukisan aliran impressionist mulai diakui saat para pelukis impressionist tampil mengadakan pameran sendiri yang terpisah dari aliran tradisional pada tahun 1874.

Lukisan gaya impressionist berjudul Jeune Fille dans le Jardin de Giverny Trapesty oleh Claude Monet (Foto: Fine Art America)

Dari aliran lukisan, impressionist kemudian masuk juga ke seni musik. Aliran impressionist dalam musik awalnya sebagai sarana menyampaikan ide atau pengaruh melalui sapuan suara (lagu, musik, nyanyian) daripada penyampaian ide melalui struktur formal. 

Musik Impressionist


Mirip seperti lukisan, impresionisme dalam musik atau suara disebut impressionist karena punya efek "warna" yang dinamis dan tidak formal. Musik impresionisme biasanya didefinisikan sebagai musik yang berfokus pada suasana hati dan emosi yang dibawakan oleh penyanyinya.

Impressionisme bermusik dipelopori oleh komposer Claude Debussy dari Prancis diakhir abad 19.

Di abad 21 impresionisme kemudian berkembang jadi sarana ekspresi yang menggunakan suara penyanyi atau orang lain yang dianggap mewakili situasi, suasana, dan tren saat itu. Pakemnya sama yaitu tidak mengikuti struktur formal.

Beda Impressionist dan Impersonator

 

Sekilas tampak sama, ini beda antara orang yang disebut impressionist dengan impersonator.

1. Suara
 
Impressionist adalah penampil (performer) yang meniru suara atau nyanyian dari selebritas, penyanyi, pejabat publik, sampai meniru suara hewan dan tokoh kartun. 
 
Seorang impressionist juga meniru suara robot, aplikasi artificial intelligent, dan suara alam (gemericik air, terpaan angin di daun, gunung meletus dll). Jadi suara yang ditirunya tidak terbatas pada suara manusia saja.

Nicole Scherzinger eks penyanyi utama Pussycat Dolls dikenal juga sebagai impressionist karena bisa menirukan suara nyanyian beberapa penyanyi lain (Foto: Irish Mirror)
 
Kalau seseorang mahir menirukan suara manusia, tapi tidak bisa meniru suara non-manusia, maka dia adalah impersonator.
 
Impersonator hanya meniru suara manusia, seperti pejabat publik, tokoh masyarakat, selebritas, dan orang terkenal lainnya. Bila seseorang mengimpersonasi penyanyi, maka dia harus bisa menyanyi dengan suara yang sama merdunya dengan ciri khas sama seperti orang yang ditirunya.
 
2. Nyanyian
 
Impressionist tidak harus bisa menyanyi, tapi impersonator harus bisa menyanyi. Hampir semua impersonator meniru penyanyi, tapi tidak bisa meniru suara lain yang bukan dari manusia.
 
Sedangkan impressionist bisa meniru penyanyi (kalau dia punya suara merdu) sekaligus mahir meniru bunyi-bunyian yang bukan dari suara manusia.

Dalam hal suara dan nyanyian, impressionist lebih unggul dari impersonator karena mereka bisa menirukan suara apa saja, baik burung, ayam, robot, angin, kentut, bahkan suara mesin dan aplikasi di handphone.

3. Penampilan
 
Impressionist hanya meniru suara, tidak meniru secara detail keseluruhan penampilan orang yang ditirunya. 
 
Sementara itu, impersonator meniru utuh dan detail suara, cara bernyanyi, ciri khas suara, dan cara berpakaian penyanyi yang ditirunya.
 
Dalam hal penampilan, impersonator lebih unggul dari impressionist karena mereka mampu meniru seseorang dari ujung rambut ke ujung kaki, termasuk gaya bicara dan ciri khas nyanyian. 
 

Bagaimana dengan cosplayer? Seseorang disebut cosplayer (costum player) karena dia cuma berpakaian dan bergaya dengan meniru tokoh kartun/anime dan karakter film. 

Namanya juga costum player, jadi cosplayer hanya meniru gaya berpakaian yang unik dan nyentrik dari tokoh fiksi. Dia tidak perlu meniru suara, gaya tubuh, atau gerak-gerik si tokoh fiksi tersebut.

Impressionist, Impersonator, dan Ventriloquis 

 

Ventriloquis adalah penampil yang dapat mengeluarkan 2-3 suara yang berbeda dari suara dirinya sehingga saat tampil dia tampak sedang bicara dengan banyak orang.

Seorang ventriloquis biasanya tampil menggunakan boneka yang dia gerakkan dan suarakan seorang diri.

Jadi impressionist dan impersonator tidak menggunakan media apapun saat tampil, ventroloquis memakai boneka.

Si ventriloquis akan bicara dengan boneka itu dan si boneka menjawab dengan suara binatang, kartun, atau suara lain yang dipunyai si ventriloquis.
 
Adanya boneka membuat si ventriloquis seperti main drama dengan orang atau karakter lain, padahal suara-suara dari orang atau karakter itu berasal dari si ventriloquis sendiri. 

Ventriloquis terkenal di Indonesia adalah Ria Enes yang sering tampil bersama bonekanya si Susan.

Ria Enes dan boneka Susan yang terkenal di era 1990-an (Foto: Antaranews)

Yes, jadi Rina Nose dan Gilang Dirga yang sering kita lihat di televisi dan YouTube betul impersonator, bukan impressionist.

Beda Lagu Himne, Mars, dan Jingle

Beda Lagu Himne, Mars, dan Jingle

Kita sudah sering dengar ada lagu berjudul Himne Guru, Himne Pramuka, atau lagu himne di setiap kampus.

himne dan mars

Apa Itu Lagu Himne?

 

Himne disebut juga gita puja atau puji-pujian yang dikarang khusus untuk kegiatan ibadah umat Kristiani. Itulah sebabnya himne sering disebut juga dengan nyanyian rohani atau nyanyian jemaat.

Pada masa lampau, himne dilantunkan kepada sesembahan untuk dewa-dewi. Asal kata "himne" itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu hymnos yang artinya memuja.

Kalau himne identik dengan lagu puji-pujian umat Kristiani, kenapa istilah himne dipakai untuk lagu kepada guru dan Pramuka?

Himne berarti pujian, memuji boleh dilakukan kepada orang yang sangat berjasa dan dikagumi. Selain itu lagu himne dimainkan pada diatonis minor sehingga orang yang baru belajar main alat musik pun mudah memainkannya.

Tangga nada diatonis merupakan satu rangkaian tangga nada yang memiliki 7 nada berbeda dalam satu oktaf. Tujuh nada tersebut diakhiri dengan satu nada yang berulang. 

Tangga nada ini punya jarak nada satu dan setengah. Contohnya bila nada dimulai dari Do pada C mayor, maka diteruskan dengan A minor yang di mulai dari La. Selain diatonis minor, ada juga diatonis mayor.

Related: Beda Musik Metal dan Punk

Alat musik yang memiliki sistem tangga nada diatonis adalah piano, organ, dan keyboard.

Tangga nada diatonis merupakan satu rangkaian tangga nada yang memiliki tujuh nada berbeda dalam satu oktaf. Tujuh nada tersebut diakhiri dengan satu nada yang berulang. Tangga nada ini mempunyai dua jarak nada, yaitu satu dan setengah. Contohnya adalah C mayor, di mana nada dimulai dari do diteruskan dengan A minor yang di mulai dari La. Alat musik yang memiliki sistem tangga nada diatonis adalah piano dan organ. Tangga nada diatonis terbagi menjadi dua jenis, pertama adalah tangga nada mayor dan tangga nada minor.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengertian Tangga Nada Diatonis dan Pentatonis beserta Contohnya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/30/150000969/pengertian-tangga-nada-diatonis-dan-pentatonis-beserta-contohnya?page=all.

Editor : Serafica Gischa

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Karena maknanya berupa pujian yang dinyanyikan sepenuh hati, maka lagu Syukur dan Mengheningkan Cipta yang sering kita dengar saat upacara sekolah juga dikategorikan sebagai himne yang sama-sama dimainkan pada diatonis minor.

Lagu Satya Dharma Pramuka juga disebut himne mungkin untuk meneguhkan kesungguhan hati dan pujian seorang Pramuka terhadap Pancasila dan NKRI.

Lagu Mars

 

Ini bukan lagu tentang planet, karena mars adalah jenis musik yang berirama teratur dan kuat yang membangkitkan semangat tempur atau untuk mengiringi pasukan berbaris. Makanya lagu-lagu mars sering dimainkan oleh militer.

Walau dikenal bertempo cepat, mars militer terbagi jadi:

  1. Mars pemakaman, seperti yang mengiringi pemakaman Ratu Elizabeth II.
  2. Mars lambat (75 langkah per menit), 2 langkah per biram)., 
  3. Mars cepat (109 hingga 128 ketukan per menit).
  4. Mars cepat ganda (140 hingga 150 ketukan per menit)

Musik mars pertama kali muncul di kalangan militer Eropa tahun 1500-an. Musik mars Eropa jadi lebih moderen sejak tentara Polandia dan Austria mengambil instrumen musik drum, simbal, dan trompet yang dirampas dari tentara Kekaisaran Utsmani Turki (Ottoman) yang kalah pada Pertempuran Wina pada 1683.

Mars menyebar ke benua Amerika pada Perang Revolusi Amerika tahun 1775-1783 antara Kerajaan Britania Raya dengan Amerika Serikat yang baru berdiri dan ingin pisah dari Britania Raya.

Kemudian pada pertengahan abad ke-19 mulai populer di kalangan sipil Amerika sampai ke Indonesia. Lagu mars Indonesia yang paling kita kenal adalah Maju Tak Gentar, Garuda Pancasila, dan Halo-Halo Bandung.

Lagu Pendek Jingle

 

Jingle adalah lagu pendek berisi slogan, syair, atau nada yang dibuat supaya gampang diingat, seperti yang kita dengar pada iklan atau promosi jasa dan produk.

Karena digunakan untuk iklan dan promosi maka disebut lagu pendek karena durasinya hanya 20-60 detik, disesuaikan dengan durasi iklan. Tidak jarang ada jingle yang durasinya cuma 10 detik.

Related: Ciri Khas Musik Koplo dan Dangdut Jawa

Jingle sering juga dibuat dari potongan lagu yang sudah populer, dengan lirik lagu yang sudah diganti, supaya suatu produk atau acara diminati banyak orang.

Beda Himne, Mars, dan Jingle


Secara singkat, beda lagu himne, mars, dan jingle contohnya adalah, kalau himne berisi puji-pujian terhadap Indonesia, maka mars memberi kobaran semangat kepada (rakyat) Indonesia, sedangkan jingle tidak ada hubungannya sama sekali dengan Indonesia.

Jingle adalah lagu pengiring produk dan promo yang beda dengan himne dan mars yang memang berhubungan dengan nasionalisme dan patriotisme.

11 Jenis Lagu yang Sering Diputar di Radio

11 Jenis Lagu yang Sering Diputar di Radio

Kata 'jenis' berbeda dengan kata 'genre'. Arti kata jenis, sesuai KBBI, adalah yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dan sebagainya) yang khusus; macam.

11 jenis lagu yang sering diputar di radio

Sedangkan genre diartikan sebagai jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya; ragam sastra.

Dalam semua jenis seni, genre adalah suatu kategorisasi tanpa batas-batas yang jelas. Jadi untuk musik kita menggunakan istilah "jenis musik" daripada 'genre musik'. Istilah 'genre musik' ditulis untuk membedakan jenis musik yang telah berkembang sampai punya genre dan subgenre.

Genre Musik 


Contoh penyebutan 'genre'' yang pas untuk musik adalah saat kita menyebut musik rock.

Musik rock berasal dari campuran musik country, pop, dan blues yang kemudian jadi rock n' roll dengan penyanyinya yang kita kenal mendunia bernama Elvis Presley. 

Dari rock n' roll yang muncul tahun 1950-an kemudian muncul genre baru musik rock seperti yang sering kita dengar dibawakan oleh band \Rif, Slank, Jamrud, dan Nicky Astria.

Genre rock sejak 1970-an juga telah menurunkan genre musik baru bernama metal dan punk. 

Bacaan Lain: Beda Musik Metal dan Punk

Makin berkembang, metal punya subgenre lagi yang bernama glam metal, gothic metal, trash metal, power metal, proggresive metal, dan masih ada 11 subgenre lainnya. Begitu juga dengan genre punk yang kini punya 22 subgenre.

Jenis Musik yang Sering Kita Dengar di Radio

 

Selain lagu kesayangan, radio adalah tempat pas buat kita medengar macam-macam jenis lagu. Memang ada aplikasi streaming musik seperti Spotify, Joox, dan Resso, tapi mendengar musik bebas biaya dan kita bisa berinteraksi dengan penyiar dan pendengar dari banyak tempat.

Simak jenis lagu utama yang sering kita dengar di radio versi emperbaca.com.

1. Pop

Ini jenis musik paling populer di dunia dibuktikan dengan menggilanya Korean Pop atau K-Pop yang menggeser kepopuleran king of pop Michael Jackson, queen of pop Madonna, dan princess pop Britney Spears.

3 diva
Trio vokal 3 Diva beranggotakan penyanyi papan atas Krisdayanti, Titi DJ, dan Ruth Sahanaya. Foto: KD Production

Musik pop yang banyak digemari orang di dunia membuat pemerintah Korea Selatan mempersiapkannya selama 20 tahun sebelum mengekspornya jadi industri kreatif bernama Korean Wave atau Hallyu.

Termasuk dari gelombang korea adalah drama K-Pop dan drakor (drama Korea) selain dari aneka makanan Korsel yang mendunia seperti kimchi, tteokbokki, dan bulgogi.

2. Klasik

Musik klasik adalah jenis musik tertua yang sudah ada sejak abad ke-5 dan dimainkan di pertunjukkan opera mulai abad 16 di Eropa.

Bacaan Lain: Beda Opera, Operet, dan Drama Musikal

Di Indonesia penyanyi yang mengiringi musik klasik disebut sebagai penyanyi opera, mengikuti asal kata "serius" dari bahasa Italia.

twilite
Twilite Orchestra pimpinan Addie MS sedang menggelar pertunjukkan musik klasik. Foto: twiliteorchestra.org

Penyanyi seriosa terkenal yang dimiliki Indonesia ada Putri Ayu, Vania Larissa, Christopher Abimanyu, Aning Katamsi, dan Rose Pandanwangi.

3. Hip-hop dan Rap

Jenis musik ini dikenal sebagai lagunya orang kulit Hitam sebagai bentuk pembelaan dri dan pemberontakan terhadap diskriminasi yang mereka dapat di Amerika Serikat. 

rich brian
Rapper Indonesia Rich Brian peraih Indonesian Award for Breakthrough Artist of the Year 2017. FotoL The Jakarta Post

Di Indonesia kita punya Saykoji, Iwa K, Denada dan Sweet Martabak yang sering membawakan lagu-lagu rap.

4. Folk

Folk disebut juga musik rakyat, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan musik tradisional yang berasal dari daerah tertentu, dimainkan dan disukai oleh masyarakat lokal. 

campursari
Pertunjukkan campursari khas Jawa yang menampilkan karawitan dan tembang Jawa. Foto: harianjogja.com

Musik rakyat sangat bervariasi antarbudaya dan tidak sama satu dengan lainnya. Makanya tidak ada cara khusus untuk menggambarkan seperti apa musik rakyat itu.

Termasuk jenis musik folk khas Indonesia adalah dangdut. Detingan kecapi dan degung Sunda serta karawitan juga termasuk dalam jenis musik folk.

5. EDM (electronic dance music)

Ini jenis musik yang paling sering di mainkan di klub malam atau kafe dangdut dan karenanya sering disebut sebagai musik clubbing

emperbaca.com
Band Weird Genius yang bergenre EDM. Foto: Urbanasia

EDM pada dasarnya adalah segala bentuk musik yang dibuat secara elektronik dengan perangkat komputer dan ditujukan untuk berjoget.

Musisi Indonesia yang sering menyajikan musik EDM adalah Weird Genius, Winky Wiryawan, Angger Dimas, dan Alffy Rev.

6. Metal

Musik metal jarang diputar di radio, tapi bukannya tidak ada. Itu karena metal penggemar metal jumlahnya tidak sebanyak pop.

Meski begitu, menurut survei Spotify, penggemar metal dikenal sebagai sebagai fans paling setia dengan jenis musik yang disukainya. Artinya mereka betul-betul menyukai metal dari diri sendiri, bukan karena ikut-ikutan teman apalagi gebetan.

emperbaca.com
Band metal Purgatory saat mengucapkan selamat Idul Fitri. Foto: akun Twitter @PurgatoryMoGerz

Bacaan Lain: Rekomendasi Lagu Metal Buat Orang yang Belum Suka Metal

Band metal tersohor Indonesia diantaranya ada Siksakubur dan Burgerkill yang masuk dalam jajaran 50 band metal terbaik dunia tahun 2020 versi Majalah Metal Hammer terbitan Inggris.

Voice of Baceprot juga bagus, sayang emperbaca.com kurang suka karena suara vokalisnya kedengaran seperti vokalis pop daripada metal.

7. Gospel

Lagu puji-pujian yang sering dinyanyikan umat Kristiani di gereja atau saat acara keagamaan. 

Pertunjukkan Christmas carol di Bundaran HI Jakarta. Foto: medcom.id

Lagu gospel memangnya sering diputar di radio? Enggak, sih, tapi buat referensi saja, soalnya ada tetangga-tetangga kita yang beragama Kristen, kan.

8. Blues

Biasanya dimainkan di kafe-kafe di mana pengunjungnya ingin suasana santai dan menenangkan. 

Perkembangan musik blues dimulai pada 1890 di AS yang dimainkan oleh orang-orang kulit Hitam.

emperbaca.com
Penampilan band Gugun Blues Shelter. Foto Tribunnews

Bagi telinga awam, blues terdengar sama dengan jazz. Wajar, karena jazz muncul karena perkembangan musik blues. Tempo blues lebih lambat dan didominasi oleh permainan gitar akustik, harmonika, piano, dan saksofon.

Kalau mau mendengar jenis musik blues, kita bisa mengundug aplikasi Radio Blues di Play Store atau App Store, atau streaming via internet langsung di browser (peramban).

9. Jazz

Permainan musik jazz lebih kompleks dan bervariasi daripada pop. 

Di Amerika Serikat (AS) pada akhir abad 19 dan awal abad 20, jazz digunakan sebagai bentuk ekspresi orang-orang kulit Hitam dan kontribusi yang luar biasa pada seni musik di sana. 

Musik jazz menegaskan aspirasi paling mulia dari karakter, disiplin individu, ketekunan dan inovasi pada masanya.

emperbaca.com
Penampilan Eva Celia saat manggung bareng ayahnya Indra Lesmana. Foto: kompas.com

Indonesia punya Indra Lesmana, Ireng Maulana, Krakatau Band, Ardhito Pramono, Andien, dan Eva Celia sebagai beberapa diantara banyak musisi jazz jempolan.

10. Balada 

Balada adalah musik yang berbentuk narasi. Jenis musik ini merupakan karakteristik dari puisi dan lagu dari Inggris Raya dan meluas ke Eropa lalu ke seluruh dunia.

emperbaca.com
Musikus balada legendaris Indonesia Ebiet G. Ade. Foto: merdeka.com

Ciri khas balada ada pada lagunya yang bertempo lambat dan berkisah tentang masalah sosial serta suka duka kehidupan.

Kita mengenal balada dari lagu-lagu yang dimainkan Ebiet G. Ade. Musik dan lagu yang dinyanyikan orang-orang Batak juga kental dengan ciri khas balada.

11. Reggae

Reggae adalah aliran musik yang dikembangkan di Jamaika pada 1960-an dan meluas ke banyak negara pada 1980-an. Sampai sekarang reggae identik dengan negara pulau di Laut Karibia tersebut.

emperbaca.com
Band reggae Indonesia Shaggydog. Foto: dictio.id

The Jakmania, suporter klub sepak bola Persija Jakarta, membuat lagu untuk Persija dengan lantunan musik reggae.

Musisi dan band reggae tanah air yang kita kenal ada Imanez, Mbah Surip, Tony Q. Rastafara, Jamaican Soul, Banana Jamm, dan Souljah.

Beda Melophile-Musicophile dan Musisi

Beda Melophile-Musicophile dan Musisi

Seorang musikus sudah pasti jadi melophile, tapi tidak semua melophile jadi musikus. Bingung? 

Melophile dan Musicophile

Melophile, disebut juga musicophile, adalah sebutan untuk pecinta atau orang yang sangat menyukai musik. Sedangkan musikus adalah orang yang mencipta, memimpin, atau pemain musik. Musikus adalah sebutan untuk satu orang (bentuk tunggal). Sebutan untuk banyak musikus adalah musisi (bentuk jamak).

Ciri Melophile/Musicophile

 

1. Sering menghabiskan waktu mendengarkan musik. Melophile banyak mendengarkan musik untuk menemani kegiatannya, menjaga moodnya tetap bagus, dan mencari inspirasi.

2. Tidak harus bisa memainkan instrumen musik. Walau mencintai musik dan selalu bernyanyi, melophile tidak harus bisa memainkan satu instrumen musik pun, apalagi membaca not balok.

Meski tidak bisa main musik dan membaca not balok, bukan berarti mereka buta nada. Buta nada adalah kondisi yang tidak bisa menikmati musik karena kesulitan membedakan nada dan bunyi-bunyian di sekitarnya.

Menurut Science Daily yang melansir riset lawas Harvard Medical School, ada 5 persen orang dari populasi dunia yang menderita buta nada atau yang disebut tone deaf.

Mereka yang menderita tone deaf atau buta nada disebut amusia.

3. Suka mendengarkan radio. Radio identik dengan musik, maka seorang musicophile biasanya juga senang mendengarkan radio. 

Radio yang mereka suka tentu saja radio musik, bukan radio berita.

4. Tahu lagu-lagu yang baru dirilis. Ini berkaitan dengan kesenangan mendengar radio. Namun melophile juga mendengar lagu-lagu terbaru yang rilis di platform musik seperti Spotify, Joox, atau Resso.

Bukan berarti mereka tidak suka lagu-lagu lama. Pengetahuan mereka tentang lagu lama sama baiknya dengan lagu baru.

5. Menyukai hampir semua genre musik. Jarang ada melophile/musicophile yang meremehkan genre musik tertentu karena mereka menghargai semua jenis musik.

Melophile juga bisa mengenal banyak genre musik dan bisa membedakannya tanpa kesulitan.

6. Cepat hapal lirik lagu. Banyak orang yang butuh lirik yang dicantumkan pada sebuah lagu, tapi musicophile dapat menghapal lirik hanya dengan mendengar lagunya tanpa bantuan referensi lirik.

Pekerjaan Melophile

 

Kebanyakan orang yang bekerja di bidang musik adalah melophile walau belum tentu melophile bekerja di tempat yang berhubungan dengan musik. Itu karena selain mencintai musik, melophile juga punya hasrat dibidang lain yang membuat mereka tidak harus berkarir di bidang musik.

Mereka yang termasuk melophile adalah yang bekerja sebagai:

  1. Operator studio musik
  2. Pemilik tempat karaoke
  3. Sound engineer (teknisi suara)
  4. Music arranger (penata musik)
  5. Kurator musik
  6. Penyiar radio
  7. Promotor musik
  8. Penari
  9. Pengamat musik

Musikus/Musisi


Berkebalikan dengan melophile yang belum tentu bisa main alat musik, seorang musikus sudah pasti bisa membaca not balok dan memainkan instrumen musik. Pekerjaan mereka bersentuhan langsung dengan instrumen musik, notasi, nada, dan tempo yang membentuk sebuah lagu.

Jadi dapat dibedakan walau antara melophile dan musikus sama-sama mencintai musik, tapi bidang kerja mereka berbeda.

Musikus/musisi bersentuhan langsung untuk membuat musik, sedangkan pekerjaan utama melophile tidak harus dibidang musik.

Misal, si Polan bekerja sebagai arsitek. Di waktu senggangnya dia main band bersama teman-temannya. Maka si Polan adalah melophile, karena dia mencintai musik, tapi tidak membuat musik dan lagu tidaklah jadi mata pencaharianya.

Pekerjaan yang Dilakukan Musisi

 

  1. Penyanyi, termasuk sinden
  2. Pencipta lagu
  3. Penulis lagu
  4. Komposer (penulis partitur untuk orkestra)
  5. Konduktor
  6. Penyanyi 
  7. Pencipta lagu
  8. Music arranger (penata musik)
  9. Pemain band
  10. Musikus lepas. Biasanya dilakukan mahasiswa jurusan yang jadi addtional player di band tertentu atau bergabung dalam pertunjukkan orkestra yang dibayar sebagai pemain lepas.

Asal Kata

 

Melophile berasal dari kata Yunani Kuno yaitu melo dan philia. Melo artinya musik dan philia artinya sangat menyukai atau kecintaan.

Lata melophile masuk ke bahasa Inggris pada abad ke-16. Masuknya kata dalam bahasa Yunani Kuno ke bahasa Inggris lantaran sudah tidak ada lagi kata dalam bahasa latin yang merepresentasikan kecintaan atau pecinta musik. Semua bentuk kecintaan diambil dari bahasa Yunani Kuni, 

Penjelasan mengenai kata Yunani Kuno yang masuk ke bahasa Inggris dapat dibaca di artikel: Cynophile si Pecinta Anjing.

Lebih singkatnya adalah seorang melophile belum tentu bekerja di bidang musik, tapi musisi sudah pasti bekerja dan bersentuhan dengan musik.

Ciri Musik Koplo yang Membuat Dangdut Jawa Tidak Bisa Disebut Koplo

Ciri Musik Koplo yang Membuat Dangdut Jawa Tidak Bisa Disebut Koplo

Lagu Ojo Dibandingke yang dibawakan Fareal Prayoga di Istana Negara saat upacara HUT RI, bukanlah dangdut koplo seperti yang sering disebut banyak orang.

Pada lagu ciptaan Abah Lala yang dinyanyikan bersama dengan Denny Caknan ini, genre yang pas adalah pop-dangdut daripada koplo, walaupun di bagian refrain aransemen musiknya dibuat lebih cepat dari intro.

Aransemen di bagian refrain Ojo Dibandingke dibuat jadi agak cepat supaya pendengarnya bisa berjoget. Tidak seperti lagu-lagu balada Batak, sesedih dan semiris apapun lagu Jawa, musiknya tetap dibuat supaya orang bisa berjoget gembira.

Bacaan Lain: Beda Musik Metal dengan Punk

Pengecualian ada pada musik campursari yang walaupun berbahasa Jawa, tapi instrumen utamanya adalah gamelan, sehingga tidak cocok buat joget.

Ciri Musik Koplo


1. Dimainkan dengan tempo cepat 

Dangdut koplo konsisten dimainkan dengan tempo cepat dari intro, refrain, sampai coda dan outro. 

Menurut Allen Winold dalam bukunya berjudul "Introduction to Music Theory", tempo adalah kecepatan irama atau beat di dalam musik.

Sedangkan menurut Jelly Eko Purnomo pada buku Seni Budaya SMA/MA Kelas 10, tempo adalah durasi kecepatan birama lagu.

Seringkali dalam lagu pop-dangdut berbahasa Jawa, intro di awal bertempo lambat kemudian dibuat agak cepat di bagian refrain sampai outro.

Namun, tempo tetap tidak berubah, yang berubah hanya aransemennya saja. Kebanyakan tempo lagu dangdut-pop Jawa adalah andante atau sedang di angka 69-76 BPM (beat per minute).

2. Lirik lagu cenderung vulgar

Lirik dalam musik koplo bisa tentang kehidupan sehari-hari, percintaan yang gagal, babkan yang menjurus seks. Semuanya disampaikan dengan diksi (pemilihan kata) yang vulgar.

Lagu pop-dangdut Jawa mengisahkan kehidupan sehari-hari, termasuk juga percintaan, tapi tidak dengan lirik yang vulgar.

3. Menggunakan synthesizer

Synthesizer adalah alat musik elektronik mirip keyboard yang memiliki banyak fungsi seperti mengubah warna suara, volume suara, karakter dan jenis suara bahkan mampu merubah tinggi rendahnya nada. 

Koplo menggunakan synthesizer untuk menghasilkan efek suara yang bervariasi, nada yang melengking, atau mengubah liukan instrumen musik.

Sedangkan pada pop-dangdut Jawa hampir tidak pernah menggunakan synthesizer karena sudah menggunakan kendang dan suling yang dibantu keyboard.

4. Lebih banyak yang berbahasa Indonesia daripada Jawa

Nyatanya hampir semua lagu koplo dibuat dalam bahasa Indonesia, bukan Jawa. Maka sangat keliru kalau lagu dangdut-pop berbahasa Jawa disebut sebagai lagu koplo.

5. Bertujuan memancing orang berjoget

Musik koplo yang bertempo cepat dan penuh variasi instrumen musik menjadikannya sangat cocok buat berjoget. Itu sebab mmusik koplo banyak diputar di kafe dangdut.

Lain halnya dengan aransemen dangdut atau pop Jawa yang kadang sendu kadang ceria, sehingga tidak semua lagu pop-dangdut Jawa bisa dibuat joget.

Campursari

 

Seniman campursari tulen menurut saya bukan Didi Kempot, tanpa mengurangi rasa kagum dan hormat saya kepada almarhum Lord Didi, melainkan mendiang Manthous.

Musik campursari muncul dari kreativitas seniman Jawa di Solo dan Semarang pada tahun 1950-an. Menurut artikel di jurnal Asian Music Volume 34 Nomor 2 Tahun 2003 yang ditulis Rahayu Supanggah, musik campursri pertama diciptakan oleh musisi di RRI dan URIL (Unit Moril) TNI.

Ciri khas campursri yaitu permainan gamelan yang dipadu oleh alat musik moderen. Pada mulanya di era 1970-an, telinga awam sulit membedakan campursari dengan keroncong karena sams-sama menggunakan perangkat gamelang lengkap diiringi permainan biola.

Sejak munculnya Didi Kempot, campursari makin mendunia. Saking mendunianya jadi banyak yang salah kaprah menafsirkan dangdut berbahasa Jawa sebagai campursari. Pun sekarang lebih banyak yang keliru mendengar dangdut Jawa sebagai koplo.

Tarling

 

Pop-dangdut Jawa serupa dengan tarling, musik khas kota-kota pesisir Jawa Barat seperti Kuningan, Cirebon, dan Indramayu, yang dimainkan oleh instrumen utama gitar dan suling.

Bedanya, penyanyi tarling biasanya menggunakan cengkok khas Sunda yang meliuk tajam, sedangkan penyanyi pop-dangdut tidak harus punya cengkok.

Meski serupa dengan pop-dangdut Jawa, tarling sebenarnya lebih dekat dengan campursari karena sama-sama berawal dari kesenian daerah.

***

Kembali ke Ojo Dibandingke, semua suku di luar Jawa sebenarnya bisa menyebarkan lagu berhahasa daerah mereka ke seluruh Indonesia. 

Hanya saja, salah satu cara supaya sebuah lagu daerah bisa mengindonesia adalah, lagu itu disebarkan dan didengarkan oleh mayoritas sukunya sendiri lebih dulu.

Bila sudah didengarkan dan disebarkan, barulah satu lagu daerah akan didengar orang di seluruh Indonesia, seperti Farel Prayoga di Istana Negara.

Beda Musik Metal dan Punk dari Aransemen Sampai Pemberontakan

Beda Musik Metal dan Punk dari Aransemen Sampai Pemberontakan

Genre musik heavy metal (selanjutnya kita sebut metal saja) dan punk sama-sama muncul pada 1970-an dan berakar dari musik rock.

 

Awal Mula Kemunculan Heavy Metal

 

Istilah heavy metal (logam berat) secara harfiah muncul tahun 1839. Logam berat saat itu adalah istilah kimia untuk menggambarkan sekumpulan logam yang terhubung secara longgar yang didefinisikan sebagai: sering menjadi racun bagi manusia, termasuk timbal, besi, merkuri, dan lithium.

Satu abad kemudian, istilah heavy metal digunakan oleh novelis Amerika William Seward Burroughs pada novelnya yang berjudul The Soft Machine, terbit pada 1961. Soft Machine. Salah satu karakter novel itu disebut sebagai Uranian Willy: The Heavy Metal Kid.

Bacaan Lain: Rekomendasi Musik Metal Buat yang Belum Suka Metal

Enam tahun setelahnya, istilah heavy metal digunakan oleh band classic rock Steppenwolf pada lagu mereka yang berjudul Born to be Wild. Lirik pada Lagu yang direkam tahun 1967 dan rilis pada 1968 itu ada yang berbunyi, "I like smoke and lightnin, heavy metal thunder."

Lagu Steppenwolf itu ternyata menginspirasi berkembangnya musik heavy metal disusul oleh Black Sabbath yang menjadi pelopor lagu-lagu cadas di era 1970-an.

However, bukan Steppenwolf atau Black Sabbath yang didaulat jadi bapak heavy metal. "Bapak" heavy metal disematkan kepada band asal Inggris Judas Priest.

Band heavy metal pertama di dunia, Judas Priest (foto: judaspriest.com)

Judas Priest yang pertama kali membuat, merumuskan gaya, dan aransemen musik heavy metal di album Rocka Rolla yang rilis pada 1974.

Pada album Sin After Sin yang rilis pada 1977, Black Sabbath bahkan mengikuti kombinasi double bass drum dan rapid 16th-note bass rhythms yang digabung dengan 16th-note guitar rhythms milik Judas Priest.

Kini kita mengenal musik heavy metal dengan banyak subgenre, yaitu:

  1. Avant garde metal
  2. Black metal
  3. Classic metal
  4. Death metal
  5. Doom metal
  6. Folk metal
  7. Glam metal
  8. Gothic metal
  9. Grindcore
  10. Groove metal
  11. Hardcore
  12. Neo-classical metal
  13. Power metal
  14. Progressive metal
  15. Speed metal
  16. Thrash metal

Sejarah Kemunculan Musik Punk

 

Selama tahun 1970-an, ekonomi Inggris berada kondisi di mana tingkat pengangguran tinggi, mengakibatkan kaum muda tidak puas dan marah. Kondisi ini mendorong mereka memberontak dan mengobarkannya lewat lagu dalam kurun waktu 1975-1980.

Pada 1975 band Sex Pistols melakukan live performance mereka di London yang lalu menjadi membuat punk  bukan cuma jadi tren musik, melainkan jadi gerakan pemberontakan sosial dan artistik yang mengguncang tatanan masyarakat masa itu.

Meski sampai sekarang terkenal sebagai pencetus gaya hidup dan gerakan punk, band punk pertama di dunia bukanlah Sex Pistol, melainkan Los Saicos. 

Los Saicos (foto: consequence.net)

Melansir The Guardian, band asal Lima, Peru ini berdiri pada 1964 dan awalnya memainkan lagu-lagu rock. Mereka kemudian mulai memainkan lagu dengan tempo cepat, lirik penuh teriakan, dan riffing agresif yang kemudian jadi ciri khas punk.

Riff adalah rangkaian nada yang dimainkan pada gitar untuk menciptakan melodi utama dari sebuah lagu.

Musik punk punya 22 subgenre, lebih banyak daripada metal. Tiga dari subgenre itu punya subgenre turunan yang kalau ditotal membuat punk punya 39 subgrenre.

Heavy metal dan punk sama-sama berisik dan keras, tapi keduanya bisa dibedakan dari hal berikut.

1. Komposisi Musik

Komposisi musik metal termasuk rumit dengan permainan nada minor dan mayor yang turun-naik. Sedangkan musik punk lebih mudah dimainkan karena tidak butuh komposisi nada serumit metal.

Bagi pecinta punk, musik mereka haruslah berisi luapan hati dan ungkapan jiwa, baik yang resah atau yang bahagia. Petikan gitar dan gebukan drum cuma pelengkap, yang penting curhat harus dikeluarkan lewat lirik, bukan permainan musik.

Maka orang yang baru belajar musik sudah bisa jadi pemain band punk karena komposisi nada yang mudah dimainkan. Sementara itu, seseorang harus mahir memainkan instrumen musik lebih dulu sebelum jadi personel band metal.

Di Indonesia, band punk menyesuaikan diri dengan kultur yang nge-pop, maka aliran band punk kekinian yang ada seperti Saturday Night Karaoke, Stereowall, dan Write the Future lebih condong ke punk-pop daripada punk-rock.

2. Lirik Lagu
Lirik lagu metal relatif sopan dibanding punk. Pada subgenre anarcho punk, lirik yang ditampilkan bahkan mengajak orang berbuat kekerasan.

Mungkin itu sebab ada kelompok anarkis bernama anarko yang berbuat onar di unjuk rasa UU Cipta Kerja tahun lalu. Mereka juga kerap melakukan penjarahan, vandalisme, dan pengeroyokan.

Namun, kelompok anarkis itu sangat mungkin cuma mendompleng punk dan tidak terinspirasi dari subgenre anarcho punk karena mereka terbukti berani mengganggu aparat dan masyarakat padahal hidup di negara aman dan demokratis.

Secara umum, lirik yang dinyanyikan band-band metal dan punk di Indonesia tidak sekasar dan sevulgar band luar negeri.

3. Gaya Personel Band
Walau sama-sama identik dengan warna hitam dan aksesoris dari kulit, gaya rambut anak metal cenderung gondrong dan awut-awutan.

Sementara itu, anak punk lebih suka bergaya rambut ala mohawk dengan rantai yang menghias tubuh mereka.

Piercing anak punk juga lebih banyak dari anak metal. Tidak semua anak metal punya piercing (tindik tubuh), tapi semua anak punk pasti punya piercing.

4.Gaya Hidup Penggemar

Penggemar dan pengusung gaya hidup punk yang hidup di jalanan punya stigma lebih negatif dibanding anak metal.

Anak punk yang tinggal di jalanan kerap minum alkohol dan kadang memalak pengguna jalan untuk biaya hidupnya. 

Sedangkan penggemar metal mayoritas datang dari kalangan yang lebih baik dari penggemar punk. Walaupun juga minum alkohol, metalhead jarang ada yang mabuk-mabukkan di tempat konser.

***

Kebanyakan band metal dan punk lahir dan berkembang secara independen (indie), termasuk di Indonesia. Mereka membuat musik tanpa dicampuri selera pasar, apalagi label rekaman. Distribusi lagu juga mereka lakukan sendiri dengan mengandalkan jaringan "bawah tanah" dan penggemar setia.

Ini bukan hal aneh karena sejak tahun 2000-an, mayoritas album dan single yang ada di pasaran dikeluarkan oleh label indie, bukan oleh label rekaman besar.

Lagipula label rekaman saat ini cuma dikuasai tiga perusahaan, yaitu Warner Music, Universal Music Group, dan Sony BMG.

Autotune si Penyempurna Nyanyian dan Nada Anti Fals

Autotune si Penyempurna Nyanyian dan Nada Anti Fals

Penyanyi yang performa suaranya saat tampil live tidak seindah di rekaman beberapa diantaranya adalah Kanye West, Selena Gomez, Chris Brown, Taylor Swift, bahkan si queen of pop Madonna, dan princess of pop Britney Spears dikatakan sering menggunakan autotune. 

Kabarnya Tay Tay, panggilan akrab Taylor Swift, sudah jarang menggunakan autotune saat rekaman atau live karena dia sudah intensif berlatih vokal. Meski begitu suara Tay Tay masih belum bervibrato.

Vibrato dapat dijadikan acuan bahwa yang bersangkutan punya bakat menyanyi atau sudah menguasai teknik olah vokal dasar.

Bacaan Lain: Beda Musik Metal dan Punk dari Aransemen Sampai Pemberontakan

Sebenarnya bukan cuma penyanyi negeri Paman Sam saja yang menggunakan autotune, industri musik K-Pop juga menggunakannya, termasuk BTS dan Blackpink. 

Apalagi kita tahu bahwa faktor utama yang harus dimiliki boy dan girl group adalah paras rupawan dan tarian aduhai. Kualitas suara ada di urutan ke sekian.

Apa Itu Autotune?

 

Autotune atau auto-tune adalah prosesor audio yang digunakan untuk memperbaiki suara seseorang saat menyanyi. Autotune membuat vokal jadi bersih, seiring dengan nada, dan aransemen musiknya.

Bukan cuma memperbaiki kualitas nyanyian seseorang, autotune juga dapat digunakan untuk membuat efek suara robotik atau operatic (suara penyanyi opera).

Bacaan Lain: Beda Opera, Operet, dan Drama Musikal

Fungsi Autotune 

 

Walaupun seseorang tidak bisa nyanyi karena fals alias sumbang dan selalu melenceng dari nada, dengan menggunakan autotune suaranya jadi enak didengar ketika dia menyanyi.

Itulah sebab banyak penyanyi Amerika dan Korsel yang suaranya pas-pasan, tapi bisa jadi penyanyi terkenal yang eksis bertahun-tahun. Suara mereka selalu dipoles menggunakan autotune sehingga terdengar merdu dan jernih.

Autotune paling sering digunakan saat rekaman lagu. 

Pada rekaman di masa sebelum teknologi autotune muncul, penyanyi bisa mengulang lagu berkali-kali jika tinggi rendah yang dihasilkan suaranya (pitch) ada yang melenceng dari nada yang semestinya. Sedikit saja ada yang sumbang atau kurang pas dengan nada, si penyanyi harus mengulang nyanyian dari awal.

Maka, untuk menghemat waktu dan tenaga, penggunaan autotune saat rekaman bisa menghindarkan si penyanyi atau band mengulang-ngulang lagu berulang kali.

Saat tampil live di panggung, penyanyi juga dapat menggunakan autotune supaya kualitas suara mereka sama dengan kualitas rekaman.

Cara Kerja Autotune


Autotune untuk nyanyian rekaman digunakan setelah penyanyi selesai menyanyikan satu lagu. Suara dari rekaman akan "dibetulkan" dan diseimbangkan dengan musik dan tempo nada. 

Suara yang sumbang juga akan dikembalikan ke garis nada. Setelah selesai, rekaman siap didistribusikan dalam berbagai bentuk, terutama digital.

Namun, menggunakan autotune saat live concert atau menyanyi real-time tidak semudah memakainya saat rekaman.

Saat menyanyi live, autotune diaplikasikan ke sinyal suara yang masuk ke mikrofon sebelum dikirim ke speaker. Autotune akan membandingkan nada penyanyi dengan pilihan nada yang telah diprogram dari kunci lagu. Setiap nada yang berbunyi di luar nada kemudian dibulatkan ke nada terdekat yang ada di kunci itu. 

Banyak penyanyi lebih suka menggunakan autotune di panggung daripada lipsync. Mereka tidak bisa berimprovisasi dan bisa berinteraksi dengan penonton di sela-sela lagu kalau melakukan lipsync.

Adakah penyanyi Indonesia yang menggunakan autotune?

 

Bisa dipastikan tidak ada penyanyi tanah air yang menggunakan autotune karena mereka benar-benar bisa menyanyi merdu. 

Pengguna autotune kebanyakan artis peran, selebriti internet, atau influencer medsos yang mencoba peruntungan di dunia musik tanpa benar-benar punya bakat menyanyi.

Mereka yang tidak berbakat nyanyi, tapi memaksakan jadi penyanyi tidak akan laku dan tahan lama di Indonesia. Malahan, mereka bisa dirundung habis-habisan oleh netizen di medsos.

Bukan cuma nyanyian manusia saja yang bisa di-autotune, permainan instrumen musik juga bisa. Para DJ sudah mulai menggunakan autotune selain synthesizer untuk memperkaya permainan musik mereka.

Software autotune yang paling banyak gunakan adalah Antares dengan harga mulai dari $399 AS dan hanya bisa dipakai satu kali saja. Antares Audio Technology adalah pembuat autotune untuk profesional pertama.

Kamu juga boleh menggunakan autotune saat rekaman di studio bersama band atau menyanyi sendirian.