Alasan Kita Memperingati Hari Guru Setiap Tahun

Alasan Kita Memperingati Hari Guru Setiap Tahun

Tentu saja kita memperingati Hari Guru untuk menghargai dan menghormati para guru yang telah membimbing, mendidik, dan menginspirasi murid-muridnya. 

Guru sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa karena mereka telah berkorban menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mendidik dan mengajari bermacam ilmu pengetahuan. Di sisi lain penghasilan sebagai guru amatlah minim. Tidak sebanding dengan beratnya pekerjaan menjadi guru.

Bukan cuma mengajari ilmu pengetahuan, guru juga mengajari budi pekerti seperti tidak berkata kasar kepada teman dan orang yang lebih tua. Di sekolah guru juga mengajari sopan santun dan tata krama.

Maka tidak heran kalau guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa karena bakti mereka yang tanpa pamrih dalam mendidik anak-anak Indonesia.

Di Indonesia, Hari Guru diperingati setiap tanggal 25 November. Hari ini juga merupakan hari lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Momen ini  biasa digunakan oleh peserta didik, orangtua, dan masyarakat luas untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada guru-guru atas kerja keras dan dedikasi mereka.

Bentuk penghargaan dan penghormatan itu ada yang berupa pemberian buket, puisi, kado, pembuatan majalah dinding (mading), dan kegiatan lainnya untuk menghormati profesi guru.

Sejarah Hari Guru di Indonesia


Hari Guru Nasional resmi ditetapkan pada tahun 1994 oleh pemerintah Indonesia. Sejak saat itu, setiap 25 November diperingati dengan berbagai acara di sekolah, mulai dari upacara, acara penghormatan, hingga perayaan kecil yang melibatkan siswa dan guru. Di tanggal yang sama PGRI berdiri pada tahun 1945, tak lama setelah Indonesia merdeka. Organisasi ini berfungsi mewakili kepentingan para guru di seluruh Indonesia.

Tantangan Guru di Antara Gawai dan Digital


Guru masa sekarang memiliki tantangan dari peserta didik yang terbiasa dengan gawai. Sedari balita banyak orangtua yang meminjamkan gawai ke anak supaya anak tidak rewel.

Hal ini menyebabkan fokus anak pendek karena terbiasa nonton video dengan durasi pendek. Akibatnya mereka jadi tidak betah lama-lama memperhatikan pengajaran guru di kelas.

Maka banyak guru sekarang memberikan pelajaran lewat video di untuk merangsang minat belajar di kelas. Mereka juga memberikan tugas lewat WhatsApp dan Asesmen lewat aplikasi.

Di SMPN 1 Muntilan, Kabupaten Magelang, bahkan punya literasi online (LiOn) di mana peserta didik  membaca bacaan di ponsel kemudian  memberikan intisarinya juga lewat ponsel.

Itu semua merupakan cara guru untuk menyesuaikan belajar-mengajar yang sesuai tantangan zaman yang serba digital.

Guru Tidak Cuma Mengajar

 

Pekerjaan guru bukan cuma mengajar peserta didik di kelas. Salah satu yang mereka kerjakan adalah membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

RPP adalah dokumen yang dibuat guru sebagai panduan dalam proses mengajar. RPP disusun setiap hari atau setiap kali pertemuan untuk memastikan pembelajaran berjalan efektif dan terstruktur.

Selain itu para guru juga menyusun silabus sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran.

Guru juga membuat Rencana Penilaian untuk menentukan metode dan instrumen penilaian. Selain juga mengolah nilai untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan hasil penilaian murid.

Masih ada beberapa tugas guru selain mengajar di sekolah. Kadang tugas diluar belajar-mengajar itu bikin guru kelelahan. Mengajar murid-murid di kelas saja sudah menguras energi dan kemampuan berpikir, apalagi ditambah pekerjaan administratif lainnya.

Jadi kalau setiap tahunnya kita memperingati hari guru tiap tanggal 25 November, itu sebagai tanda terima kasih kita kepada para guru yang punya pekerjaan sangat berat mendidik para tunas bangsa.

Cuma Beres-beres Rumah Bisa Sehat?

Cuma Beres-beres Rumah Bisa Sehat?

Cuma beres-beres rumah bisa sehat?! Bisa dong, asal dilakukan dengan hati senang tanpa ngedumel.

Ngedumel, marah, rasa tidak ikhlas, dan jengkel bisa memberi efek buruk pada tubuh, yaitu:

1. Gangguan pencernaan. Saat kita marah ada dorongan di sistem saraf untuk memotong aliran darah ke perut dan mengalihkannya ke otot-otot. Dorongan ini akhirnya berdampak pada sekresi pencernaan.

2. Sakit kepala. Bagian otak yang pertama merespon saat kita marah adalah amigdala yang ada dalam lobus temporal otak. 

Amigdala mengendalikan emosi dan respon alami terhadap ketakutan, ancaman, dan stres. Tekanan darah dan suhu tubuh pun meningkat. Napas dan jantung berpacu lebih cepat, dan pupil mata mulai membesar. 

Efek dari pelepasan hormon adrenalin dan kortisol inilah yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena berkurangnya asupan oksigen dan nutrisi ke otak. Inilah yang akhirnya menyebabkan kita sakit kepala saat marah.

3. Serangan jantung. Studi yang diterbitkan tahun 2015 di European Heart Journal: Acute Cardiovascular Care menemukan risiko serangan jantung 8,5 kali lebih tinggi dalam dua jam setelah ledakan kemarahan.

Ini terjadi karena respons hormonal dan kardiovaskular pada lobus presfrontal otak mulai bekerja. Tubuh lalu akan memompa kolesterol dan sekelompok bahan kimia lain yang disebut katekolamin yang mendorong timbunan lemak menumpuk di jantung dan arteri karotis.

Maka kalau sedang bersih-bersih dan merapikan rumah, sebaiknya hati kita dilapangkan dulu supaya mengerjakannya dengan senang hati dan dapat manfaat kesehatannya.

Rumah Berantakan Bikin Stres

 

Rumah yang berantakan dan kotor secara langsung dapat memicu stres. Maka tidak heran kalau selepas pulang dari liburan kita bukannya happy malah tambah stres gegara pas pulang lihat rumah dalam kondisi berantakan dan kotor.

Penyebab kita stres kalau rumah berantakan ternyata karena hal berikut.

1. Beban visual. Kompascom melansir ketika rumah berantakan otak kita harus memproses lebih banyak informasi visual. Informasi visual yang berlebihan itu membuat kita merasa kewalahan. 

2. Rasa tidak terkendali. Kekacauan di rumah bisa membuat kita merasa bahwa hidup kita juga tidak terkendali. Perasaan inilah yang akhirnya memicu kecemasan.

3. Hormon stres meningkat. Hormon kortisol (hormon yang dikeluarkan saat kita stres) pada orang yang rumahnya berantakan ternyata lebih tinggi dari yang rumahnya rapi.

Ini karena rumah berantakan memicu rasa sumpek, suntuk, dan tidak nyaman bagi yang melihatnya. Meski begitu, ada orang yang sengaja membiarkan rumahnya berantakan karena alasan kreativitas.

4. Pengaruh kognitif. Lingkungan yang berantakan bisa mengganggu kemampuan kognitif dan memori kita. Kita jadi sulit fokus untuk menyelesaikan tugas.

Maka untuk menjaga supaya suasana hati tetap baik dan terhindar dari stres, kita perlu membersihkan dan merapikan rumah secara teratur.

Beres-beres dan Merapikan Rumah Mengurangi Stres


Membersihkan dan merapikan rumah ternyata bisa dibilang olahraga juga, lho. Ini karena saat beberes dan berbenah tubuh tanpa ngedumel, tubuh kita mengeluarkan hormon endorfin yang sama seperti saat kita berolahraga.

Hormon ini mengatur perasaan senang dan bahagia, meredakan rasa sakit, meningkatkan fungsi kognitif, mendukung tidur yang berkualitas, dan bisa menjaga berat badan juga.

Lembaga psikologi Oxford mengungkap kalau beberes, bebenah, dan merapikan rumah bisa mengurangi stres. Ini karena perasaan kekuasaan yang timbul saat melakukan bersih-bersih dan merapikan rumah. Rasa punya kekuasaan itulah yang menghasilkan hormon endorfin.

Saat fokus membersihkan rumah, untuk sesaat kita lupa pada masalah dan kekhawatiran yang sedang dihadapi. Ini berguna untuk mengistirahatkan mental kita sejenak.

Kepuasan batin atas pencapaian telah membersihkan rumah juga bisa meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi stres. Kadar hormon stres (kortisol) dalam tubuh pun berkurang dan tubuh kita jadi sehat.

Ibu rumah tangga yang tiap hari berkutat dengan urusan rumah bisa mengambil banyak manfaat dari hal ini. Saat menyapu, mengepel, membersihkan kamar, mencuci piring dan merapikan barang yang berantakan, pasanglah musik favorit.

Sambil merapikan kita bisa sambil menyanyi supaya hati tidak kezel dan bosan tiap hari beberes melulu, bebenah melulu.

Kerapian Rumah dan Anak Balita

 

Siapa, sih, yang gak nyaman kalau rumahnya bersih dan rapi. Namun, kerapian rumah bisa diabaikan kalau kita punya anak balita.

Balita senang bermain dan bereksplorasi, jadi biarkan dia main meski rumah jadi berantakan. Yang penting dia tidak main yang berbahaya seperti api, benda yang mudah tertelan, benda yang tajam, atau benda yang mudah meledak.

Kerapian boleh diabaikan disini artinya rumah tidak harus dirapikan tiap jam. Jadi rapikan rumah pada malam hari atau saat balita tidur siang. Kalau setelah dia bangun rumah jadi berantakan lagi karena dia main, tidak apa-apa. 

Melihat rumah rapi secara tidak langsung mengajarkan balita kita bahwa kerapian dan kebersihan itu penting.

Meski kerapian boleh sedikit diabaikan, tapi kebersihan harus tetap dijaga. Kalau balita kita menumpahkan makanan atau minumannya, segera bersihkan. Kotoran yang dibiarkan bisa bikin balita terpeleset dan mengundang serangga dan bakteri yang bikin penyakit. 

Bagaimana mengatasi rasa malas membersihkan dan merapikan rumah?

Pasang musik kesukaan, tentunya. Selain itu mulailah membersihkan dari yang kecil dulu, misal menaruh buku, mainan, perabot, dan kunci motor/mobil ke tempatnya. Lalu hal berikut bisa jadi cara untuk mengatasi rasa malas saat ingin membersihkan rumah.

1. Jangan pasang target. Tidak perlu kebanyakan mikir harus selesai ini-itu hari ini. Mulai dan lakukan saja apa yang terlihat perlu dibereskan saat itu juga.

Memasang target bisa bikin kita capek duluan sebelum mulai membereskan dan merapikan rumah.

2. Ajak anggota keluarga. Minta bantuan suami, istri, anak, keponakan, atau ipar untuk membereskan sendiri piring dan gelas bekas makannya sendiri.

Katakan juga kalau mereka harus membersihkan sendiri kamarnya. Kalau mau dibersihkan orang lain maka jangan protes kalau ada barang-barang di kamar yang hilang karena terbuang.

3. Pikirkan manfaatnya. Selain dapat hasil rumah yang nyaman dihuni, pikirkan juga manfaat kesehatan jiwa-raga yang kita dapat dari membersihkan rumah.

4. Hargai diri sendiri. Setelah membersihkan rumah silakan nikmati secangkir teh sambil baca buku, menonton film, atau mendengarkan radio.

Nikmati "me time" dengan nyaman dan banggalah pada diri sendiri yang berhasil membersihkan dan merapikan rumah tanpa rasa dongkol dan ngedumel.

Tema Menghias Kelas SD

Tema Menghias Kelas SD

Menghias kelas SD merupakan salah satu tugas paguyuban kelas. Makanya perlu kesepakatan bersama orang tua mau dihias dengan tema apa kelas tersebut. Yang jelas temanya harus yang mengedukasi atau yang berhubungan dengan budaya lokal.

Biasanya ada sekolah yang memberi tema yang harus diikuti oleh kelas, msal tema wayang, tema lingkungan hidup, atau tema budaya lokal. Pada tema wayang, misalnya, kelas harus dihias dengan informasi dan pernak-pernik berbau wayang seperti punakawan atau hiasan khas Jawa.

Pada tema lingkungan hidup kelas bisa dicat hijau muda lalu dilukis pepohonan atau memakai hiasan tanaman dan bunga-bungaan. Sedangkan untuk tema budaya lokal kelas bisa dilukis dengan hal-hal yang khas dari suatu daerah.

Perlu diperhatikan bahwa menghias kelas SD tidak perlu berlebihan dengan banyak gambar dan warna. Kelas yang terlalu ramai malah bisa mengganggu konsentrasi anak-anak kita menerima pelajaran.

Related: Dekorasi Kelas Menyemangati atau Mengganggu Konsentrasi?

Menghias kelas SD juga perlu memperhatikan biaya. Besarnya biaya tergantung dari seberapa rumit kita ingin menghias kelas.

Kalau ingin melukis dinding kelas menggunakan jasa pelukis tentu lebih mahal dibanding hanya mengecat dan menghiasnya saja. 

Dalam memilih tema menghias kelas SD, ini hal yang perlu diperhatikan:

1. Luas kelas dan langit-langit

Kelas yang tidak terlalu luas dan langit-langitnya rendah sebaiknya cukup di cat saja, tidak perlu dilukis.

Manfaatkan dinding untuk menaruh absensi kelas, kalendar, jam dinding, hasil karya anak, atau kotak P3K. Kalau dinding dilukis kelas akan jadi ramai dan malah tidak nyaman untuk belajar.

Jadi perhatikan luas kelas dengan kebutuhan lain seperti kipas angin/AC, dispenser air, peralatan kebersihan, lemari, dan lainnya. Makin banyak barang maka kelas cukup dicat dan dibersihkan saja.

2. Cahaya dan penerangan

Penerangan paling baik untuk anak adalah cahaya matahari. Pastikan barang seperti lemari atau hiasan dinding tidak menutupi jendela. 

Kalau pencahayaan alami kelas kurang karena lokasi kelas di pojok atau langit-langitnya kurang tinggi, maka pasang lampu yang lebih terang supaya mata anak nyaman untuk membaca dan menulis.

3. Pojok baca

Hampir semua kelas di SD punya Pojok Baca yang berisi lemari kecil tempat menaruh buku dan ruang kecil untuk membaca. 

Pastikan cat dan hiasan di Pojok Baca tidak bertabrakan dengan hiasan lainnya. Cat, hiasan, dan ornamen yang saling bertabrakan bikin kelas jadi terlihat ruwet dan tidak nyaman.

4. Utamakan warna-warna pastel

Warna pastel seperti baby blue (biru lembut) atau mint dapat memberikan efek tenang, mengurangi stres, dan meningkatkan konsentrasi. Sementara itu warna kuning lembut juga dapat menstimulasi kreativitas anak.

Jadi baiknya hindari warna-warna cerah yang ngejreng dan pilihlah warna-warna kalem untuk cat dinding dan ornamen saat menghias kelas SD.

5. Biarkan jendela tidak dihias

Kalau bisa biarkan jendela tetap kosong tanpa hiasan supaya sinar matahari bisa masuk tanpa terhalang.

Hiasan atau penutup jendela boleh dipakai andai kelas itu langsung disinari matahari yang bikin silau mata. Kalau sudah tidak silau, buka penutup jendela dan biarkan cahaya alami masuk ke kelas.

Kalau terpaksa harus dihias, maka hiaslah dengan ornamen yang betul-betul bermanfaat buat anak misal asmaul husna, nama-nama nabi, atau nama guru-guru di sekolah.

Lukisan di Dinding

Dinding boleh dilukis atau dicat warna-warni dengan pemandangan alam khas budaya lokal atau simbol daerah, tapi pastikan dinding itu lowong tidak digunakan untuk menaruh lemari atau hiasa.

Dinding yang dilukis atau dicat indah, tapi terhalang oleh lemari, papan tulis, atau hiasan keindahannya akan terhalang. Alih-alih indah, malah bikin mata sakit karena antara lukisan dan perabotan saling terhalang. 

Paling pertama harus diperhatikan sebelum menghias kelas SD adalah biaya. Mengecat dan menghias kelas biasanya dilakukan swadaya orang tua lewat paguyuban kelas, bukan tanggung jawab sekolah.

Sekolah hanya wajib mencat kelas dengan warna standar putih atau krem. Kalau ingin ganti cat dengan warna lain ditambah gambar dan hiasan maka paguyubanlah yang melakukannya. 

Jadi paguyuban harus rembukan dulu mau dicat warna apa dengan hiasan apa. Lalu tentukan biayanya karena biaya menghias kelas SD ditanggung oleh paguyuban yang beranggotakan semua orang tua/wali yang ada di kelas itu.

Tugas Paguyuban Sekolah TK

Tugas Paguyuban Sekolah TK

Paguyuban di TK sebetulnya boleh ada boleh tidak karena masa belajarnya cuma dua tahun. Kegiatannya pun lebih banyak bermain sambil belajar karena anak TK belum boleh dipaksa belajar calistung (baca-tulis-berhitung).

Kenapa anak TK dan PAUD belum boleh dipaksa belajar calistung? Karena struktur otak mereka belum sempurna dan akan mempengaruhi kreativitasnya kelak. 

Anak yang sudah lancar calistung sejak TK (Taman Kanak-kanak) memang terlihat pintar saat masuk SD, tapi dia akan kelelahan dan menurun kemampuan akademiknya di kelas 4. 

Sebaliknya anak yang tidak dipaksa calistung akan melesat kemampuan akademiknya dan berhasil mempertahankan kepandaian akademiknya mulai kelas 4 sampai seterusnya.

Apa Beda PAUD dengan TK?

 

TK termasuk PAUD, tapi PAUD belum tentu TK. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20/2023 Pasal 28 yang disebut PAUD adalah:

  1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
  2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
  3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
  4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
  5. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Jadi bisa disimpulkan kalau TK termasuk kedalam PAUD karena PAUD adalah wadah bagi semua pendidikan sebelum anak masuk SD.

Tugas Paguyuban Sekolah TK

 

Bagaimana dengan paguyuban TK? Paguyuban TK dibentuk kalau memang diperlukan berdasarkan kesepakatan orang tua dan guru. Kalau di TK tidak ada paguyuban juga tidak apa-apa.

1. Membantu guru menyediakan kelengkapan belajar. 

Kelengkapan belajar biasanya sudah didanai dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diberikan pemerintah untuk sekolah.

Namun, kalau diperlukan orang tua boleh iuran untuk membelikan alat peraga, misalnya, atau alat tulis untuk mengajar di kelas, alat musik, atau lainnya.

2. Membantu sekolah menyiapkan outing class.

Paguyuban bisa membantu menyewakan transportasi dan konsumsi kalau sekolah akan mengadakan outing class.

Related: Beda Outing Class, Outbound, dan Piknik pada Anak Sekolah

Kalau semua diserahkan pada sekolah juga tidak apa-apa, yang penting orang tua dan sekolah bisa berembuk berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk outing class tersebut.

3. Membantu sekolah mengomunikasikan kegiatan dan program kelas pada orang tua yang bekerja.

Adakalanya seorang ibu tidak bisa mengantar-jemput anak mereka karena harus bekerja. Pengurus paguyuban sekolah TK bisa memberitahukan rencana kegiatan dan program kelas atau sekolah kepada para ibu yang bekerja tadi.

Dengan begitu para ibu bekerja tidak ketinggalan info dan keguyuban antarorang tua pun terbentuk.

4. Memberi kenang-kenangan pada guru dan sekolah saat anak lulus

Memberi kenang-kenangan pada guru dan sekolah sifatnya sukarela sebagai bentuk apresiasi karena guru telah mengajar anak kita.

Kalau semua orang tua setuju untuk iuran maka kenang-kenangan bisa diberikan atas nama paguyuban. 

Siapa saja guru yang diberi kenang-kenangan juga disesuaikan dengan kesanggupan dana yang dimiliki paguyuban. Jadi boleh memberikan untuk guru perorangan atau lewat kepala sekolah.

5. Menjaga nama baik sekolah

Orang tua yang tergabung dalam paguyuban sebisa mungkin ikut menjaga nama baik sekolah. Caranya dengan tidak menjelekkan guru dan sekolah.

Kalau ada hal yang bikin jengkel langsung komunikasikan dengan wali kelas atau kepala sekolah supaya terselesaikan tanpa adanya campur tangan yang malah bikin keruh.

Kepengurusan Paguyuban Sekolah TK

 

Pengurus paguyuban di TK atau PAUD dipilih berdasarkan musyawarah. Orang tua juga bisa mengajukan diri menjadi pengurus paguyuban kalau memang mampu.

Paguyuban bisa ganti pengurus setahun sekali di tiap tahun ajaran baru. Bisa juga tidak ganti pengurus sejak anak masuk sampai lulus TK karena alasan praktis dan efisien. Pastinya pengurus paguyuban TK atau PAUD tidak digaji, ya, sebab ini adalah kerja sosial.

Orang yang jadi pengurus paguyuban biasanya orang yang suka berorganisasi dan melakukan kegiatan sosial. Tidak jarang ada dari mereka yang nombok demi lancarnya kegiatan paguyuban.

Kalau kita ingin jadi pengurus paguyuban kita harus siap berhadapan dengan orang dari bermacam latar belakang.

Kita juga tidak boleh gampang baper andai ada orang yang terlalu blak-blakan atau yang karakternya bertolakbelakang dengan kita.

Contoh Program Kerja Paguyuban Sekolah Dasar

Contoh Program Kerja Paguyuban Sekolah Dasar

Orang tua sekarang ke sekolah bukan cuma waktu ambil rapor atau kalau anak berulah saja, tapi bisa setiap saat.

Hal itu bermula dari Kurikulum 2013 di mana ada Permendikbud No. 30/2017 yang mengatur tentang pelibatan keluarga di sekolah. Kenapa keluarga (orang tua/wali) harus ikut terlibat di sekolah?

Satu, untuk meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab bersama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan. Kedua, untuk menguatkan pendidikan karakter anak.

Pelibatan orang tua itu diwadahkan dalam bentuk komite sekolah dan paguyuban kelas. Komite sekolah posisinya sejajar dengan kepala sekolah dan ada Permendikbud tersendiri yang mengaturnya. 

Kegiatan paguyuban kelas di SD bisa bikin kita bolak-balik ke sekolah dalam satu waktu karena anak masih butuh pendampingan orang tua. Apalagi kalau sekolahnya unggulan, kegiatannya bisa sangat banyak dan beragam. 

Label sekolah unggulan ini diberikan kepada sekolah yang nilai akademiknya tinggi dan berprestasi di bidang nonakademik.

Related: Keuntungan Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri

Sekolah unggulan punya beragam kegiatan dan guru-guru tidak bisa mengerjakan semuanya sendiri, jadi sekolah minta bantuan paguyuban kelas supaya program sekolah sukses.

Berikut contoh program kerja paguyuban sekolah dasar.

1. Memilih Pengurus Paguyuban

Tiap paguyuban kelas harus ada pengurusnya dengan susunan ketua, wakil ketua, bendahara, dan sekretaris. Pengurus juga bisa hanya tiga orang, yaitu ketua, bendahara, dan sekretaris tanpa wakil ketua. 

Related: Tugas Ketua Paguyuban Kelas dan Efek Sosialnya

Ada juga paguyuban kelas yang punya banyak pengurus terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris I, sekretaris II, bendarahara I, bendahara II, Humas I, dan Humas II. Banyaknya pengurus paguyuban berguna untuk membantu kegiatan kelas dan sekolah yang banyak.

Selain itu juga supaya lebih banyak orang tua yang berpartisipasi di kegiatan sekolah, tidak cuma itu-itu saja orangnya.

Kalau ada pengurus, lalu siapa yang jadi anggota paguyuban kelas? Anggota paguyuban kelas adalah seluruh orang tua/wali dari anak yang belajar di suatu kelas.

2. Merapikan, Membersihkan, dan Mengecat Kelas

Saat anak naik kelas, biasanya buku di Pojok Baca, kipas angin, dispenser galon, dan ATK (alat tulis kantor) dibawa oleh paguyuban kelas sebelumnya.

Kita harus menata ulang kebutuhan kelas sekaligus membersihkan kelas secara menyeluruh. Kalau angkatan sebelumnya yang menempati kelas itu tidak membawa inventarisnya ke kelas baru, maka barang-barang yang ada di kelas boleh kita gunakan.

Sementara itu untuk mengecat kelas sifatnya pilihan. Kalau cat kelas masih belum mengelupas dan tidak kusam, maka kelas tidak perlu dicat ulang.

Kenapa paguyuban harus turun tangan merapikan, membersihkan, dan mengecat kelas? Karena anak SD belum bisa diminta membersihkan sendiri kelasnya. Jangankan yang SD, yang SMP saja membersihkan dan mengecat kelas masih harus dibantu paguyuban kelas.

3. Menyediakan Kebutuhan Kelas

Alat kebersihan seperti sapu, pel, pengki, dan kemoceng wajib ada di tiap kelas. Gunanya untuk dipakai anak saat mereka piket. Meski sekolah sudah punya UKS, kotak P3K juga harus disediakan di kelas untuk memudahkan anak mengambil obat andai mereka pusing, tergores, atau kembung.

Paguyuban kelas 5 dan 6 biasanya juga menyediakan pembalut karena sebagian dari siswi SD sudah menstruasi.

Sementara itu dispenser air, galon, tisu, sabun cuci tangan, dan pembersih kaca sifatnya pilihan saja. Boleh disediakan boleh tidak.

Kebutuhan kelas lainnya adalah spidol whiteboard dan penghapusnya, penggaris panjang, ATK (alat tulis kantor) seperti gunting, lem, spidol cadangan, map tugas untuk asesmen, dan taplak meja (jika diperlukan).

4. Menjenguk Anak atau Orang Tua/Wali yang Sakit

Paguyuban mengordinasi untuk menjenguk anak atau orang tua yang sakit. Tidak cuma yang sakit, semua anggota paguyuban kelas juga bersama-sama melayat kerabat anak yang meninggal.

Bahkan bisa juga berkunjung ke rumah orang tua, guru, atau kepala sekolah yang baru pulang haji.

5. Menjadi Panitia Kegiatan Sekolah

Sekolah kadang minta bantuan paguyuban untuk membantu di acara perkemahan Pramuka, acara 17 Agustusan, gelar karya P5, outing class atau jeda semester, perpisahan, dan wisuda.

Selain soal biaya terbatas yang dimiliki sekolah, para guru juga kewalahan kalau harus mengurus semuanya sendiri karena tugas mereka selain mengajar juga tidak sedikit. Jadi mereka terpaksa minta bantuan paguyuban.

Sementara itu di wisuda atau wasana warsa, paguyuban kelas diperlukan untuk mengurus katering (snack dan nasi kotak), penyewaan kursi, pembuatan backdrop, penyediaan samir dan medali wisuda, dan lainnya.

Kalau di antara semua orang tua di paguyuban tidak ada yang mau jadi panitia, bisa saja wisuda menggunakan jasa event organizer (EO), tapi biaya akan berlipat lebih besar karena ada fee untuk EO.

Kalau tidak mau keluar uang, bisa juga tidak usah diadakan wisuda. Hanya syukuran dan doa bersama di kelas masing-masing dengan makanan-minuman bawa masing-masing.

Dari mana uang untuk membiayai program kerja paguyuban sekolah dasar? 

Dari iuran bulanan yang dipungut kepada orang tua/wali. Besarnya sesuai kesepakatan. Bisa Rp20.000 per bulan, Rp25.000, atau Rp50.000 per bulan tergantung kesepakatan dan kemampuan anggota paguyuban.

Iuran paguyuban dikumpulkan untuk kepraktisan supaya orang tua tidak bentar-bentar keluar uang untuk yang dikumpulkan untuk menyediakan keperluan kelas, membayar LKS, dan memfotokopi bahan ajar atau latihan soal asesmen. 

Semua hal yang peruntukkannya untuk kelas, siswa, dan sekolah diambil dari uang kas paguyuban.

Alasan Tahun Ajaran Dimulai Juli Bukan Januari

Alasan Tahun Ajaran Dimulai Juli Bukan Januari

Kenapa tahun ajaran baru dimulai Juli bukan Januari? Karena Juli itu musim kemarau sedangkan Januari musim hujan. 

Lha, alasannya, kok, aneh banget?! Iya, itu alasan yang dibilang oleh Mendikbud periode 1978-1983 Daoed Joesoef (baca: Daud Yusuf).

Sebelum 1978 tahun ajaran baru dimulai Januari dan berakhir Desember. Baru beberapa bulan menjabat Mendikbud Daoed memundurkan tahun ajaran baru dari Januari ke Juli. Perubahan itu tertuang dalam UU Nomor 0211/U/1978 yang mengatur tentang dimulainya tahun ajaran pada Juli dan berakhir di bulan Juni tahun berikutnya.

Pemunduran tahun ajaran baru itu menuai penolakan, salah satunya dari Mendagri Prof. Soenarjo dan Gubernur DKI Ali Sadikin. Mereka bilang jangan sampai anak sekolah dijadikan kelinci percobaan dengan mengubah sistem pendidikan.

Mendikbud Daoed Joesoef beranggapan kalau tahun ajaran baru di Januari menyulitkan, karena:

1. Kontras dengan akhir tutup buku anggaran sehingga sulit menyusun anggaran pendidikan jika tahun ajaran baru dimulai Januari.

2. Kebanyakan sekolah di luar negeri dimulai Juni. Mendikbud Daoed Joesoef ingin anak-anak Indonesia melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Maka tahun ajaran baru perlu diubah supaya sesuai dengan tahun ajaran baru di luar negeri.

3. Desember adalah puncak curah musim hujan. Kalau tahun ajaran berakhir di Desember, maka anak-anak tidak bisa menikmati liburannya karena terganggu hujan. 

Mendikbud ingin anak-anak menikmati masa liburannya di bulan Juni dengan bermain di tanah lapang, sawah, ladang, dan kegiatan luar ruang lainnya.

Mendikbud Daoed benar. Juni sudah masuk musim kemarau dan anak-anak di desa biasa main layangan di sawah, lapangan, atau pantai. Kalau liburan sekolahnya saat puncak musim hujan, mereka tidak bisa main dan cuma lebih banyak di rumah.

Libur Puasa Sebulan Dihapus


Kontroversi Mendikbud Daoed masih ada. Beliau menghapus libur sebulan penuh di bulan Ramadan. Beliau beralasan bulan puasa adalah bulan ibadah dan sekolah termasuk ibadah jadi tidak perlu diliburkan selama bulan puasa.

Beliau juga bilang kalau libur sekolah sebulan saat Ramadan itu peninggalan penjajah Belanda untuk meninabobokan orang Indonesia. Kalau libur sekolah selama sebulan penuh, anak-anak muslim jadi tertinggal intelektualitasnya dan yang rugi kita sendiri, bukan Belanda. Begitu kira-kira yang dikatakan Mendikbud Daoed Joesoef dalam memoar Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran.

Bagi Menteri Daoed, belajar saat puasa itu sesuai dengan perintah pertama Allah pada umat manusia, iqra yang artinya “bacalah”. Anak-anak Indonesia mesti belajar lebih keras untuk mengejar mutu intelektual yang lebih bagus.

Kebijakan ini ditentang oleh MUI yang mengatakan bahwa libur sekolah selama Ramadan bukan penilnggalan kolonial, tapi kebiasaan di masyarakat yang memang ada sejak jaman kolonial.

Libur Puasa Sebulan Masa Penjajahan 


Pada waktu itu, penasehat bumiputera Dr. N. Andriani berpendapat pemerintah Belanda tidak boleh mencabut "hak Islam" pada pribumi. Makanya anak-anak muslim harus diberi kebebasan dalam beribadah. Urusan sekolah dan hal-hal duniawi tidak boleh menghalangi peribadahan itu.

Maka pemerintah kolonial membuat keputusan meliburkan sekolah selama 39 hari selama puasa dan Idulfitri. Para pekerja kemudian pengin juga libur seperti anak sekolah. Mereka lalu ambil cuti menjelang lebaran.

Karena banyaknya pegawai pemerintahan dan swasta yang cuti, kantor-kantor lalu tutup. Pemerintah Belanda tidak bisa apa-apa karena melarang libur lebaran bisa berakibat rakyat memberontak.

Suratkabar kemudian ikut libur juga beberapa hari menjelang lebaran. Mereka terbit lagi sebelum lebaran untuk mengumumkan bahwa besok Idulfitri tiba. Orang Belanda menyebut lebaran atau Idulfitri dengan Tahun Baru Pribumi.

Kebijakan Daoed Joesoef menghapus libur puasa sebulan penuh bertahan sampai tahun 1999, setahun setelah reformasi. Di masa pemerintahannya yang hanya 21 bulan (1999-2001) Gus Dur meliburkan kembali sekolah selama bulan puasa.

Namun, tidak bertahan lama, libur selama bulan puasa dihapus lagi di pemerintahan Megawati Soekarnoputri sampai sekarang. Di masa ini, anak sekolah menikmati libur puasa hanya di tiga hari pertama Ramadan dan sepekan sebelum Idulfitri.

Meski begitu, sekolah Islam swasta dan madrasah biasanya memberi libur puasa dan lebaran lebih lama kepada peserta didiknya dibanding sekolah negeri.

Tahun Ajaran Dimulai Juli Berakhir Juni

 

Kebijakan Daoed Joesoef yang menggeser tahun ajaran baru dari Januari ke Juli bertahan sampai sekarang.

Karena tahun ajaran baru dimulai Juli maka di Desember anak-anak sedang libur semesteran dan mereka bisa menikmati libur bertepatan dengan orang tua mereka libur Natal dan tahun baru.