Alasan Damkar Lebih Disukai Daripada Polisi

Belakangan ini pamor pemadam kebakaran (Damkar) makin naik karena banyak masyarakat yang membagi pengalamannya dibantu damkar. 

Petugas Damkar bukan cuma memadamkan api, melainkan juga membersihkan rumah dari sarang tawon, memotong cincin yang kesempitan, membantu mengerjakan PR, menangkap maling, bahkan berburu hantu pun bisa dilakukan petugas Damkar.

Maka tidak heran banyak orang yang merasa nyaman memanggil Damkar untuk menyelesaikan masalah mereka. Lebih lagi banyak testimoni warga bilang kalau Damkar tidak money-oriented. Petugas Damkar tidak mau menerima uang setelah membantu. Mereka mau mencicipi kopi dan teh bahkan setelah dipaksa warga.

Kenapa Damkar disukai masyarakat? Ini alasan Damkar lebih disukai daripada polisi.

1. Damkar Tidak Punya Kewenangan Hukum

 

Pemadam kebakaran bukanlah aparat penegak hukum sehingga tidak punya wewenang terhadap apa pun yang berkaitan dengan hukum negara.

Petugas damkar tidak bisa melakukan penahanan dengan dalih menegakkan hukum atau melakukan kekerasan yang dapat menimbulkan ketidakpercayaan atau ketakutan di masyarakat.

Tidak adanya kewenangan hukum ini membuat masyarakat merasa kedudukan Damkar sama seperti mereka rakyat biasa. Ini membuat orang nyaman karena tidak merasa akan diintimidasi atau jadi kriminal bila mereka tidak sengaja salah dalam memperlakukan petugas Damkar.

Rakyat jelata amat menghindari berkonflik dengan hukum karena takut. Sebabnya karena penegakkan hukum dinilai masih buruk sehingga keadilan sulit didapat. Maka lebih baik menghindari mereka yang punya kewenangan hukum, yaitu polisi.

Tidak punya kewenangan hukum inilah yang membuat Damkar lebih disukai daripada polisi. 

2. Citra Positif


Petugas damkar seringkali dilihat sebagai pahlawan yang menyelamatkan nyawa dan properti dari kebakaran. Mereka dianggap berani dan altruistik. Altruistik adalah tindakan atau perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa mengharapkan imbalan atau keuntungan pribadi. 

Masyarakat juga merasakan tindakan nyata Damkar yang mau membantu dan menolong dalam hal saja selain kebakaran. Ini membuat citra Damkar positif dibanding polisi.

Selain itu Damkar membuka posnya untuk dikunjungi pelajar, terutama anak TK, sehingga menambah kesan bahwa Damkar terbuka bagi siapa pun dan ramah anak.

3. Gerak Cepat di Situasi Krisis

 

Petugas Damkar sudah terlatih dengan baik, punya keterampilan tinggi dalam menangani berbagai situasi darurat, dan disiplin. Ini mencerminkan profesionalisme dan keandalan mereka.

Petugas damkar juga biasanya datang dan bergerak cepat tanpa diwarnai kontroversi saat dipanggil. Mereka mau berinteraksi dengan warga untuk menyelesaikan situasi krisis seperti kebakaran. Mereka jarang terlibat dalam konflik atau penegakan hukum yang dapat menimbulkan ketegangan dengan warga.

4. Pengalaman Langsung Warga

 

Makin banyak warga yang terbantu oleh petugas Damkar, makin banyak pula yang menceritakan pengalamannya secara getok tular atau lewat media. 

Ini membuat media (terutama media sosial) cenderung menceritakan petugas Damkar dalam konteks yang positif, seperti penyelamatan yang dramatis atau aksi heroik. Sementara itu, polisi sering diceritakan dalam konteks yang lebih kontroversial atau negatif.

***

Popularitas Damkar yang makin moncer mencerminkan apresiasi masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas pemadam kebakaran. 

Keterlibatan Damkar dalam membantu berbagai masalah selain kebakaran makin memperkuat hubungan mereka dengan masyarakat. Dengan segala keunggulan ini, tidak heran jika Damkar lebih disukai dan dipercaya oleh masyarakat dibandingkan aparat penegak hukum lainnya. 

Keberadaan Damkar memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga, menjadikan mereka pahlawan di tengah komunitas. 

0 Comments

Posting Komentar