Squid Game dari Kisah Nyata Kamp Brothers Home

Squid Game musim pertama ditonton 904,7 juta jam hanya dalam 15 hari penayangannya di Netflix. Sementara itu Nielsen merilis hasil survei kalau Squid Game musim kedua telah ditonton selama 4 milyar menit atau 66.666.666 jam di kurun 30 Desember 2024-5 Januari 2025.

Doc. Primemovies

Populer banget, kan! Saking populernya kemudian banyak yang mencari tahu jangan-jangan Squid Game ini terinspirasi dari kisah nyata.

Tunawisma, Disabilitas, dan Gelandangan


Anak-anak dan remaja era 1990-an sering bercanda dengan mengatakan, "Eh, kamu jangan keluar rumah, lagi ada razia orang jelek, nanti kau ditangkap!"

Razia itu ternyata ada, di Korea Selatan. Pada pertengahan tahun 1980-an pemerintah Korsel melakukan razia besar-besaran tunawisma,  orang cacat, dan gelandangan. Tujuannya untuk membersihkan lingkungan dari "sampah" masyarakat sekaligus mencari tenaga kerja.

Pemerintah juga menganggap orang cacat, tunawisma, dan gelandangan membuat jelek tampilan kota. Namun, polisi ternyata juga menangkap wisatawan dan warga biasa hanya karena mereka berpakaian dan berpenampilan jelek.

Anak-anak yang kebetulan ikut orangtuanya ke luar rumah saat penangkapan terjadi juga tidak luput dari penangkapan ini.

Mereka yang tertangkap dibawa ke Brothers' Home, sebuah fasilitas kesejahteraan di Busan. Meski namanya fasilitas kesejahteraan, para penghuninya mengalami kekerasan fisik, psikis, bahkan seksual. Mereka juga menjalani kerja paksa.

Fasilitas ini sebetulnya punya daya tampung 500 orang, tapi ada 4.355 orang yang ditahan di sana. Maka banyak yang menyebut Brothers' Home sebagai kamp konsentrasi seperti zaman Nazi.

Fasilitas kesejahteraan Brothers' Home sudah beroperasi sejak 1975, tapi puncak kekejaman paling dahsyat terjadi pada 1984-1987.

Kemiripan Squid Game dan Brothers' Home

 

Meski pembuat Squid Game Hwang Dong-hyuk telah menjelaskan bahwa dia terinspirasi dari komik Jepang, tapi banyak orang yakin Squid Game terinspirasi dari kisah nyata kamp Brothers' Home berdasarkan beberapa bukti.

emperbaca
Brothers' Home di Busan Januari 1980 (foto dari Korea Times File)

1. Seragam. Para pekerja Brothers' Home memakai seragam setelan seperti training olahraga. Para pemain Squid Game juga memakai setelan seragam yang cuma beda warna saja.

emperbaca
Foto: brothershomepictures

2. Nomor. Pekerja di Brothers' Home tidak dipanggil dengan nama, melainkan nomor, sama seperti pemain di Squid Game.

Pada dokumenter yang dibuat Al Jazeera, saksi yang selamat dari Brothers' Home bercerita kalau saat tiba di Brothers' Home para lelaki digunduli dan diberi nomor. Semua penghuni laki-laki, perempuan, dan anak-anak diberi nomor.

3. Ruang Tidur. Ruang tidur dipasang berderet-deret dan berimpitan satu sama lain. Para pekerja harus tidur dalam ruangan sempit dengan banyak tempat tidur. 

emperbaca
Tempat tidur di kamp Brothers' Home via Brothershomepictures

Di Squid Game juga sama. Tempat tidurnya berderet-deret dalam satu ruang yang sama. Bedanya di Squid Game ruangannya sangat luas, di Brothers' Home sempit.

4. Ruangan. Ruangan di Brothers' Home berwarna merah muda (pink). Sama seperti labirin di Squid Game sebelum mulai permainan.

emperbaca
Fasilitas tenaga kerja di Brothers' Home, mirip dengan ruang tugas di Squid Game (Foto dari brothershomepictures)

5. Pemaksaan. Pemain Squid Game dan pekerja Brothers' Home sama-sama dipaksa.

Para penghuni Brothers' Home dipaksa bekerja di pabrik atau tempat yang ditunjuk pemerintah. Mereka yang menolak atau merasa kelelahan akan dihukum oleh penjaga. Saking kejamnya hukuman itu, banyak pekerja yang meninggal dunia. 

Anak-anak dan remaja yang tidak kuat mengangkat karung belasan kilogram juga akan dipukuli menggunakan tongkat baseball.

Busanbiennale2022.com menyebut ada 657 orang yang tewas selama Brothers' Home beroperasi tahun 1975-1987. Orang-orang yang selamat dari Brothers' Home juga mengalami cacat fisik akibat penyiksaan dan trauma berat sampai puluhan tahun kemudian.

Ada tempat kerja paksa seperti Brother's Home di Korsel, yaitu Kamp Pendidikan-ulang Samchung yang aktif awal tahun 1980-an. Kamp ini menahan 60rb-100rb orang yang ditangkap tanpa tuduhan.

Pembuktian dan Penolakan

 

Media koreatimes.co.kr memuat opini Jack Greenberg yang berjudul Narasi Palsu Menghubungkan Squid Game dengan Insiden Brothers' Home yang Terkenal. Artikel itu menekankan bahwa siapa saja bisa membuat foto yang diklaim terjadi di Brothers' Home dengan bantuan AI (artificial intelligence).

Namun, investigasi oleh Associated Press menemukan bukti bahwa para pemimpin di Brothers’ Home telah mengirim anak-anak untuk diadopsi ke luar negeri dengan menggunakan dokumen palsu.

Bayi-bayi ini didapat dari tahanan perempuan Brothers' Home yang hamil karena diperkosa petugas.

Pengelola Brothers' Home juga menjual anak-anak ke luar negeri dengan harga sangat mahal meskipun anak itu masih punya orangtua yang tinggal di Korsel. Ini membuktikan telah terjadi pelanggaran HAM berat dan eksploitasi manusia besar-besaran di Brothers' Home.

Film dokumenter Al Jazeera yang rilis tahun 2021 (bisa ditonton di YouTube) juga mengungkap banyak hal yang bisa kita simpulkan punya kesamaan dengan Squid Game.

Andaipun Squid Game tidak terinspirasi dari kisah nyata kamp Brothers' Home, tetap terdapat kemiripan yang mengerikan di antara keduanya. Eksploitasi brutal terhadap individu serta kontrol lingkungan yang penuh ketakutan.

Meskipun pemimpin Brothers' Home Park In-keun ditangkap pada tahun 1987, dia cuma dipenjara 2,5 tahun. Dia didakwa karena penggelapan subsidi negara di Brothers' Home, bukan pelanggaran HAM. Anak-anak dan keluarga besar Park In-keun sampai sekarang hidup makmur di Australia. Park In-keun meninggal pada 2016 secara alami.

Pada bulan Mei 2020 pemerintah Korea Selatan mengesahkan undang-undang yang mengizinkan penyelidikan atas pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu, termasuk Brothers Home.

Pelanggaran HAM akan diselidiki oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Akan tetapi, Indonesia juga punya kementerian HAM, tapi dari dulu pelanggaran HAM berat tidak ada yang terungkap bahkan sampai saksi hidupnya sudah tidak hidup.

0 Comments

Posting Komentar