Kecerdasan linguistik berhubungan dengan keterampilan menggunakan kata-kata. Howard Gardner, psikolog AS, menyebut kalau kecerdasan linguistik adalah kepekaan terhadap makna kata-kata, urutannya, bunyinya, ritme, infleksi, fungsi bahasa yang berbeda, fonologi, sintaksis, dan pragmatik.
Howard Gardner adalah pencetus Theory of Multiple Intelligence atau teori kecerdasan berganda dalam bukunya Frames of Mind yang terbit tahun 1983.
Ada 8 kecerdasan yang umum dimiliki manusia menurut Howard Gardner, yaitu:
- Lingustic intelligence (kecerdasan berbahasa) atau word smart.
- Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika) atau number/reasoning smart.
- Spatial intelligence (kecerdasan gambar) atau picture smart.
- Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan jasmani) atau body smart.
- Musical intelligence (kecerdasan musik)
- Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal) atau people smart
- Intrapersonal intelligence (kecerdasan diri) atau self smart.
- Naturalist intelligence (kecerdasan alam) atau nature smart.
Theory of Multiple Intelligence by Howard Gardner (simplypsychology.org)
Kelebihan Orang dengan Kecerdasan Linguistik
Secara umum orang dengan kecerdasan linguistik pandai bercerita, suka berdebat atau berpidato, dan mampu menjelaskan berbagai hal dengan baik.
Orang yang punya kecerdasan linguistik lebih mudah memahami bahasa dan menggunakan bahasa daripada orang dengan kecerdasan lainnya.
Ini ciri utama orang dengan kecerdasan linguistik:
1. Tidak takut bicara di depan umum. Secara alamiah, orang dengan kecerdasan linguistik tidak takut bicara di depan umum.
Mereka mahir berbicara dengan orang lain dengan cara yang meyakinkan dan persuasif.
Mereka tahu kata-kata yang tepat saat menyampaikan maksud atau menjelaskan hal yang sulit. Mereka juga mempertimbangkan karakter orang yang diajak bicara dan menyesuaikan tingkat kesulitan komunikasinya.
Kalau berbicara dengan anak-anak secara naluriah mereka akan menggunakan kosakata yang lebih sederhana dan struktur kalimat yang lebih langsung dan lugas.
Kalau bicara dengan orang lain yang berpendidikan tinggi, maka mereka akan memilih tingkat kosakata dan struktur kalimat kompleks yang sesuai.
Kalau begitu apakah sales termasuk orang dengan kecerdasan linguistik? Yes, sama seperti penulis, novelis, cerpenis, penyunting (editor), guru, dosen, wartawan, pengacara, pelatih olahraga, penyiar, pembawa acara, humas, dan penerjemah/interpreter.
2. Pintar menulis. Orang yang suka menulis jurnal harian yang berisi cerita tentang kegiatan dan pengalaman sehari-hari termasuk orang dengan kecerdasan linguistik yang tinggi.
Menulis punya nilai terapeutik karena menyenangkan dilakukan bagi kita yang suka menulis. Bermain dengan struktur kalimat dan tata bahasa serta makna yang rumit adalah hobi buat orang dengan kecerdasan linguistik.
Apakah blogger termasuk orang dengan kecerdasan linguistik tinggi? Iya banget, mereka kan hampir tiap hari nulis. Orang tanpa bakat linguistik tidak mungkin betah menulis tiap hari tanpa disuruh.
3. Suka membuat dan menyelesaikan TTS. Teka-teki silang atau disingkat TTS punya petunjuk yang rumit dengan jawaban yang bisa jadi terlalu jadul untuk orang jaman sekarang.
Orang yang membuat TTS sangat suka membaca dan bermain dengan kata-kata yang sulit dipahami. Maka hanya orang yang punya kecerdasan linguistik yang mampu menyelesaikan TTS.
4. Mudah mempelajari bahasa asing. Orang dengan kecerdasan linguistik punya kemampuan alami untuk mendengar nuansa bunyi suatu bahasa dan memahami penggunaan sintaksis dan tata bahasanya.
Saat liburan ke suatu negara, misalnya, sebagian orang akan merasa kewalahan dan bingung saat jalan di pasar atau festival terbuka.
Namun, seseorang dengan keterampilan bahasa yang baik akan menjadi peka dan cepat belajar cara mengajukan pertanyaan dan perintah dasar dalam bahasa tersebut. Setelah beberapa kali mengunjungi pasar, mereka akan dapat menggunakan pengetahuan itu untuk bercakap-cakap dengan pedagang dengan sangat mudah.
5. Pandai berdebat. Orang dengan tingkat kecerdasan linguistik yang tinggi adalah pendebat yang sangat baik.
Mereka mendengarkan dan memproses setiap suku kata yang diucapkan lawan bicaranya dan dengan mudah menemukan setiap kesalahan dalam logika atau fakta yang dilebih-lebihkan.
Saat tiba giliran untuk bicara, kata-kata akan mengalir dengan mudah dari bibir mereka untuk menghancurkan perspektif lawan bicara. Mereka akan menyajikan serangkaian argumen tandingan yang meyakinkan dan konklusif.
Meskipun dasar logika mereka sedikit goyah, nada dan sikap mereka yang memancarkan kepercayaan diri tinggi akan lebih meyakinkan daripada logika itu sendiri.
Lalu, apakah politikus yang suka ngeles termasuk orang yang punya kecerdasan linguistik? Sayangnya iya karena mereka punya kemampuan berbicara di depan umum, menulis, negosiasi dan persuasi, juga keterampilan mendengarkan.
Kelemahan Orang dengan Kecerdasan Linguistik
Mereka pandai bicara dan menulis, tapi ternyata kesulitan dengan hal berikut:
1. Tidak pandai membaca grafik. Kecerdasan linguistik berkaitan dengan kata-kata, tetapi tidak dengan angka.
Orang dengan keterampilan verbal tingkat tinggi sulit membaca grafik atau diagram. Mereka butuh waktu lebih lama untuk mengidentifikasi informasi yang ditampilkan pada grafik atau diagram.
Ini karena melihat grafik dan memahami maknanya merupakan keterampilan visual-spasial yang biasanya dikuasai orang dengan kecerdasan visual-spasial. Orang dengan kecerdasan linguistik akan kesulitan untuk melakukannya dengan baik dalam ranah kecerdasan ini.
Begitu juga sebaliknya, kalau orang dengan kecerdasan visual-spasial yang hebat diminta mengartikan satu informasi dalam bentuk paragraf, mereka akan kesulitan memahaminya. Mereka akan lebih mudah memahami jika informasi itu tersaji dalam bentuk grafik (gambar) atau diagram.
2. Buruk dalam mengalisis statistik. Analisis statistika melibatkan banyak angka dan simbol yang mewakili berbagai operasi numerik.
Orang dengan kecerdasan linguistik bakal kesulitan memahaminya karena tidak berbasis teks. Mereka sulit memahami saat matematika disajikan dalam format komputasional, tapi mudah memahami kalau disajikan secara verbal.
Namun, hampir tidak ada matematika yang disajikan dalam bentuk verbal atau kata-kata. Makanya jangan heran kalau ada orang dengan bakat linguistik yang tinggi dia lemah dalam matematika.
Cara Mengasah Kecerdasan Linguistik
Orang yang terlahir dengan kecerdasan linguistik bisa berkurang kecerdasannya kalau tidak dilatih dan diasah. Orang yang tidak punya bakat linguistik bahkan bisa terlihat berbakat kalau dia rajin latihan dan mengasah keterampilan linguistik itu.
Ini cara supaya kecerdasan linguistik kita semakin tajam dan tidak hilang.
Membaca buku. Banyak membaca, terutama buku-buku dengan genre yang berbeda, dapat memperkaya kosakata dan gaya bahasa.
Menulis. Cobalah menulis esai, cerita pendek, atau bahkan blog secara teratur bisa meningkatkan keterampilan ekspresi dan struktur kalimat.
Berbicara di depan umum. Bergabung dengan klub debat atau organisasi seperti Toastmasters untuk mengasah kemampuan berbicara dan berargumen di depan umum.
Belajar bahasa baru. Mempelajari bahasa asing dapat membantu memahami struktur bahasa dan memperluas kemampuan linguistik.
Mendengarkan dan menonton: mendengarkan podcast (siniar), menonton film, atau video dengan dialog yang kaya dapat memberikan contoh penggunaan bahasa yang baik.
Menulis Jurnal atau buku harian: Menulis jurnal pribadi dapat membantu dalam mengartikulasikan pikiran dan perasaan secara bebas tanpa tekanan.
Ikut kursus online. Ada banyak kursus online tentang penulisan kreatif, copywriting, dan teknik komunikasi yang bisa diikuti untuk memperdalam kemampuan.
Bermain permainan kata. Permainan seperti scrabble atau crossword puzzles (TTS) dapat membantu meningkatkan kosakata dan kemampuan berpikir cepat.
Latihan mendengarkan aktif. Berlatih mendengarkan dengan penuh perhatian dan merespons secara tepat dalam percakapan sehari-hari.
0 Comments
Posting Komentar