Tiap ada film horor tayang di bioskop, hampir dipastikan orang akan berbondong-bondong menontonnya.
Film KKN di Desa Penari mengukuhkan diri sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 9,2 juta penonton. Larisnya film ini karena ceritanya viral lebih dulu di Twitter (sekarang X) sehingga membuat orang penasaran dan menontonnya.
Terlepas dari itu, film horor memang genre yang paling disukai orang Indonesia selain drama percintaan. Sebetulnya bukan cuma orang Indonesia, film horor asing seperti Annabelle, The Ring (Ringu), The Exorcist, dan the Silence of the Lambs juga ditonton jutaan orang dan masuk daftar film horor terlaris dunia.
Kenapa kita suka film horor padahal sehari-harinya kita justru menghindari hal-hal yang menakutkan?
1. Efek Kejutan
Adegan seram dan menegangkan dalam film horor menimbulkan efek kejutan dan euforia pada banyak orang. Efek kejutan seperti itu memicu adrenalin seperti kalau kita naik roller coaster dan membuat ketagihan.
Penelitian yang dimuat pada Journal of Media Psychology menemukan bahwa menonton film horor, bagi beberapa orang, bisa memberi pengalaman yang lengkap karena misteri dan kejutannya. Sebagian lagi suka film horor karena menemukan elemen dalam film yang dapat mereka pahami.
Lalu sebagian orang lainnya suka film horor justru karena "tidak realistis". Mereka menikmatinya karena tahu pasti kalau semua itu palsu. Bagi mereka, film horor hanyalah hiburan dan kesenangan semata.
2. Membangun Kewaspadaan
Pakar horor Mathias Clasen berpendapat film horor adalah cara yang bebas risiko untuk mengalami ancaman dan melatih respons seseorang terhadap ancaman tersebut.
Setelah kita "sukses" melewati film horor tanpa cedera, kita akan merasakan rasa pencapaian dan penguasaan atas ancaman yang dialami. Ini bisa bikin kita percaya diri kalau kita juga mampu andai mengalami situasi seperti di film.
3. Teori Transfer Eksitasi
Teori transfer eksitasi atau excitation-transfer theory dicetuskan oleh psikolog Dolf Zillman tahun 1970-an. Teori ini menyatakan bahwa sisa eksitasi (kesenangan) dari satu stimulus akan memperkuat respon rangsang terhadap stimulus yang lain.
Saat menonton film horor ada rangsangan rasa takut dan ngeri yang malah memicu rasa senang, penasaran, dan lainnya di otak. Rangsang inilah yang kemudian membuat orang datang lagi ke bioskop untuk nonton film horor meskipun dia takut karena tahu film itu menyeramkan.
6. Gak Perlu Mikir
Orang nonton mau cari hiburan, kok, disuruh mikir, buat apa apa? Toh hidup sudah berat. Nonton film horor gak perlu mikir. Cukup nonton, ketakutan, lega, lalu pulang. Ini berbeda dengan film drama atau film aksi tegang yang kadang menguras pikiran dan emosi selama menontonnya.
Banyak orang yang memilih nonton film horor ada kaitannya dengan dua teori psikologi di atas, yaitu ingin cari hiburan yang mengeluarkan sisi gelap, mengatasi kecemasan, atau yang memberi rangsangan terhadap rasa senang.
Terpenting, nonton film horor gak perlu mikir, cuma perlu ketakutan aja.
Nonton Film Horor Sendiri atau Rame-rame?
Nonton ramai-ramai dengan teman-teman atau sepupu-sepupu berguna kalau kita penakut atau tidak suka nonton horor. Nonton bareng bisa bikin hal seram di film jadi lucu. Dengan begitu, kita bisa dapat efek hiburan dan relaksasi setelah nonton film horor yang penuh adegan seram dan berdarah-darah.
Sebaliknya kalau kita ingin merasakan sensasi seram tiada tara, menonton film horor sendirian adalah pilihan paling baik.
Namun, hati-hati, kalau suka nonton film horor sendirian, kita bisa terlalu sering menjelajah sisi gelap manusia. Paparan seperti itu bisa bikin pola pikir dan kita melenceng.
Biasanya ada trauma masa lalu yang membuat ketagihan nonton horor sendirian. Kalau sudah ada trauma, dikhawatirkan terjadi normalisasi atas keseraman dan kekerasan dalam film horor yang dapat memicu kita melakukannya di dunia nyata.
FIlm horor juga harus ditonton sesuai rating usia. Misal rating usia film itu 13 tahun, maka anak yang masih berusia 12 tahun kebawah jangan diajak nonton.
FIlm horor bisa menimbulkan dampak psikologis jangka panjang kalau ditonton anak dibawah umur. Pada orang dewasa film horor juga bisa menyebabkan susah tidur dan rasa gelisah setelah menontonnya.
0 Comments
Posting Komentar