Saya kadang-kadang juga males mikir. Kalau sedang tidak malas saya paksakan didepan laptop baca-baca situs berita, situs psikologi, buka X, atau tanya BingCopilot enaknya nulis apa hari ini.
Namun, kalau betul-betul lagi males mikir, ya udah, boro-boro buka laptop, nyari ide aja males. Kalau lagi males mikir saya gak akan minta dipikirin, tapi nonton film atau dengar podcast politik.
Penyebab Rasa Malas Muncul
Sebetulnya kenapa rasa malas bisa muncul? Salah satu sebabnya bisa karena kejenuhan karena melakukan rutinitas yang sama berulangkali dalam waktu panjang tanpa jeda.
Rasa malas yang seperti ini bisa dialami oleh ibu rumah tangga, pekerja kantoran, atau pelajar dan mahasiswa. Maka berlibur atau melakukan hobi bisa jadi cara menghilangkan rasa malas dan jadi semangat lagi.
Namun, kalau rasa malas itu terjadi bukan karena rutinitas panjang tanpa jeda, apa penyebabnya?
1. Malas mikir yang berat-berat
Ada dua tipe orang yang malas mikir yang berat-berat. Pertama, orang yang selalu mikir berat selama puluhan tahun lalu ingin menikmati hidup santai dengan tidak mikir yang berat-berat.
Tipe orang ini tidak keberatan kalau tiba-tiba mikir berat karena dimintai saran. Mereka juga tetap menjaga otaknya tetap bekerja dengan rajin membaca, menulis, atau melakukan hobi.
Kedua, orang yang tidak terbiasa mikir berat dan tidak ingin mikir yang berat-berat. Tipe orang seperti ini biasanya langsung pusing, ngantuk, dan menyerah kalau disuruh diminta baca buku atau novel. Lebih pusing lagi kalau diminta membuat puisi 3 baris.
2. Merasa percuma mikir tapi gak ada hasil
Keadaan ini dialami orang yang sudah bekerja keras, berpikir keras, dan belajar keras, tapi hasil yang mereka dapat ternyata tidak sepadan dengan usaha yang dikeluarkan.
Para penulis konten dan blogger juga sering merasa begitu. Percuma nulis berat-berat sampai memeras otak, tapi hasil yang didapat cuma beberapa rupiah.
Akibatnya rasa malas pun melanda. Bukan karena pemalas, tapi karena merasa sudah berupaya maksimal, tapi tidak dihargai dan diapresiasi.
3. Mengalami kekecewaan besar
Ini mirip dengan nomor dua diatas. Bedanya kekecewaan besar yang dialami seseorang terjadi karena ulah individu lain.
Misal, karyawan yang mengalami ketidakadilan dari bosnya atau pelajar yang mengalami ketidakadilan dari sekolah.
Related: Piala Itu Ternyata Bukan untuk Anak Berprestasi
Prestasi yang sudah mereka dapat ternyata diakui sebagai milik orang lain. Bisa juga rentetan prestasi yang mereka raih ternyata tidak bisa menghasilkan penghargaan. Penghargaan diberikan untuk orang yang cuma kebetulan saja dapat poin atau nilai bagus.
Kekecewaan yang besar akhirnya bikin orang jadi malas mikir dan ngapa-ngapain. Selama dia belum move on dan termotivasi lagi, rasa malas itu akan selalu menghinggapi.
3. Tidak ingin menghadapi konsekuensi logis
Tidak ingin menghadapi konsekuensi logis banyak dilakukan oleh orang dalam suatu pertemuan. Mereka malas mikir untuk mencari jalan keluar atau menelurkan ide.
Ini karena mereka tahu kalau memberi ide dan saran, mereka akan diminta menjalankan ide tersebut. Kalau mengusulkan sesuatu mereka juga akan diminta ikut mengurusnya.
Jadi ada orang yang malas mikir dan ngapa-ngapain karena tidak ingin menjalankan hasil dari pemikirannya tersebut.Malas Mikir Vs Hilang Minat
Malas mikir dan ngapa-ngapain mestinya hanya berlangsung sementara dan tidak permanen. Kalau kita merasa malas berkepanjangan disertai was-was dan cemas sampai bikin kita kehilangan minat terhadap banyak hal, itu tanda gejala depresi.
Orang yang depresi sudah hilang minat terhadap apa pun sampai tidak bisa lagi merasa malas untuk berpikir dan ngapa-ngapain karena sudah mati rasa.
Jangankan mikir, makan-minum gak minat, scrolling TikTok juga gak pengen, keluar rumah aja gak minat apalagi jalan-jalan dan nongki bareng bestie. Sama sekali tidak kepengin apa-apa dan melakukan apa pun.
Jadi jangan dianggap kalau kita malas mikir artinya kita lagi depresi. Depresi itu masalah kejiwaan yang tidak bisa dianggap remeh karena saking sudah gak minat ngapa-ngapain, seseorang bisa mengakhiri hidupnya.
Kalau kita terserang rasa malas mikir dan ngapa-ngapain, nikmati untuk beberapa saat saja, jangan dibiarkan kelamaan.
Kalau dibiarkan malas mikir terus-terusan, saraf di otak kita jadi makin lemah karena tidak digunakan. Makin sering digunakan untuk berpikir makin kuat otak kita. Namun, bukan berpikir yang negatif, melainkan hanya yang positif.
Makin sering digunakan untuk berpikir kearah positif, makin kita terhindar dari pikun dan pelupa.
Tambahan lagi, ruang penyimpanan memori di otak manusia besarnya 2,5 petabyte atau setara dengan 1 juta gigabyte. Memory internal ponsel yang terbesar saat ini berkisar di 1024 GB saja atau 2 terabyte.Ini berarti otak kita sebetulnya mampu mengingat banyak informasi, gambar, pengetahuan, dan kenangan.
Cara Menghilangkan Rasa Malas
Cara paling ampuh menghilangkan rasa malas adalah dengan tidak jadi pemalas. Lha, semua orang juga tahu. Kalaupun tahu tidak semua orang bisa mempraktikkannya.
1. Paksa diri untuk tidak malas
Saat kita lagi malas mikir, jauhkan mata dan pikiran kita selama 1-2 jam dari hal yang sudah rutin kita kerjakan.
Misal ngopi di sela-sela kerja, ngeteh sambil nonton TV, atau main dengan hewan peliharaan.
Beberapa orang butuh 1-2 hari untuk menghilangkan rasa malas. Tidak apa-apa. Santai dulu, lakukan hobi yang sudah lama tidak kita lakukan, shopping bareng bestie, atau sekadar jalan-jalan keluar rumah menyapa tetangga. Setelah santai, paksa diri untuk tidak lagi malas mikir, belajar, bekerja, mikir, dan berkarya.
2. Mendengarkan musik
Musik membantu meningkatkan suasana hati (mood) jadi lebih baik dan bersemangat. Studi yang dilakukan Harvard Medical School mengungkap tingkat kecemasan dan stres orang yang sering mendengarkan musik lebih rendah dari orang yang jarang mendengarkan musik.
Kebahagiaan batin dan fungsi kognitif (mengingat, memahami, memperhatikan, memecahkan masalah, dan kemampuan berbahasa) juga lebih baik dari yang tidak mendengarkan musik.
Jadi kalau kita lagi malas mikir dan gak pengen ngapa-ngapain, mendengarkan musik bisa bikin mood kita bagus dan gak malas lagi.
3. Menelpon teman
Say hello dan ngobrol sebentar dengan teman juga bisa bikin kita rileks. Kalau harus curhat usahakan tidak terlalu lama karena boros tagihan telepon atau pulsa.
Kalau memang ingin curhat lama, traktir dia di kedai kopi atau undang ke rumah kita.
4. Jangan buka TikTok
Boleh buka medsos sekadarnya untuk mencari tahu kabar dari orang-orang yang kita kenal. Namun, hindari membuka TikTok.
TikTok bisa bikin kita lupa waktu dan tambah malas ngapa-ngapain karena terlena dengan konten ringan dan receh yang kita tonton.
Selain itu durasi video di TikTok yang pendek-pendek bikin fokus kita pindah dengan cepat. Fokus yang pindah dengan cepat bikin kita sulit fokus ke hal-hal yang butuh konsentrasi lama, misal membaca buku atau artikel, mengerjakan tugas dan laporan, belajar menari, atau menyetir.
Sering nonton TikTok juga bisa bikin kita gak betah nonton di bioskop karena sulit menikmati film dengan durasi panjang.
Efek sama terjadi kalau kita nonton YouTube Short yang durasi videonya juga pendek. Hanya saja, edukasi di YouTube Short jauh lebih banyak dari TikTok. Jadi kalau memang butuh hiburan, tonton YouTube Short sebentar saja.
5. Silaturahim
Bersilaturahmi dengan kerabat atau orang yang sudah lama tidak bertemu bisa membantu menghilangkan rasa malas. Sekadar menyapa lewat WhatsApp juga bisa.
Dengan bertemu dan mengobrol kita bisa dapat tambahan wawasan yang bikin kita bersyukur dan menghargai orang lain.
Sepulang dari silaturahim rasa malas kita bisa berkurang dan kita jadi semangat lagi kembali ke rutinitas atau mengerjakan hal yang kita suka.
***
Merasa malas mikir dan melakukan sesuatu itu hal manusiawi karena dialami semua orang. Yang penting jangan malas terus-terusan karena yang rugi kita sendiri bukan orang lain.
Pada dasarnya manusia bisa melakukan apa pun asal ada kemauan jadi jangan kalah oleh rasa malas.
0 Comments
Posting Komentar