Apa Itu Ghostwriter?

Penulisan yang benar adalah ghostwriter, bukan ghost writer, sesuai yang tercantum dalam kamus Merriam-Webster, Cambridge, dan Oxford.

Kalau kita mau mencari makna dari istilah asing, kamus Merriam-Webster, Cambridge, dan Oxford adalah pilihan yang tepercaya. Ketiga kamus ini juga memuat istilah-istilah kekinian sesuai perkembangan zaman.

Ketiganya merupakan kamus terpercaya yang digunakan di AS dan Inggris Raya.

Ghostwriter adalah istilah di dunia penulisan yang berarti penulis bayangan. Kalau penulisannya dipisah jadi ghost writer maka artinya penulis hantu yang maknanya  berarti orang yang menulis tentang hantu dan makhluk halus.

Dilihat sekilas arti ghostwriter dan ghost writer memang sama-sama penulis hantu. Bedanya, ghostwriter sengaja diminta jadi "hantu" tidak dikenal dan diminta untuk tidak nyata.

Apa Itu Ghostwriter?

 

Ghostwriter adalah orang yang membantu menulis dan mengarang buku, pidato, dan naskah untuk orang yang tidak bisa menulis atau tidak punya waktu untuk menulis. Dia bisa membantu sedari awal atau dipertengahan sampai akhir saja.

Misal, kita punya ide dan ingin membuat novel dari ide itu. Namun, ternyata susah sekali menuangkan ide ke dalam tulisan. Belum lagi mencari waktu buat nulis. Pagi sampai sore sibuk kerja, malam istirahat, kapan nulisnya? Padahal ide di kepala sudah meronta-ronta ingin dikeluarkan.

Kita beri ide itu ke ghostwriter maka dia akan menulis ide itu menjadi sebuah novel yang ciamik. Kadang-kadang ghostwriter juga memberi masukan apakah satu ide bisa dibuat jadi novel, memoar, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, atau malah karya nonfiksi.

Related: Menghindari Head Hopping Saat Membuat Saat Membuat Cerita Fiksi

Walaupun sebuah buku ditulis secara penuh dari awal sampai akhir oleh seorang ghostwriter, tapi namanya tidak akan tercantum di bagian mana pun dalam buku itu. Nama yang tercantum adalah nama si peminta bantuan. 

Pun nama sang ghostwriter juga tidak akan tercantum sebagai editor (penyunting) walau dia juga mengedit naskah itu-selain menulisnya.

Related: Bingung Mau Nulis Apa

Itulah mengapa seorang ghostwriter tidak bisa mengklaim sebuah karya sebagai buatannya, kecuali dia bisa menunjukkan bukti (misal ada surat perjanjian atau kwitansi) yang menyebut namanya sebagai penulis/pengarang asli dari sebuah karya tulis.

Semua ghostwriter memang tidak pernah menyebut buku apa saja yang pernah mereka tulis dari ghostwriting. Pun tidak pernah menyebut siapa saja klien mereka kalau tidak untuk urusan hukum dan urusan mendesak lainnya.

Urusan kerahasiaan termasuk dalam klausul kontrak kerja ghostwriter dengan orang yang memakai jasanya. Termasuk dalam kerahasiaan, ghostwriter dilarang membicarakan dan menyebarluaskan apa yang sedang ditulisnya.

Ghostwriter Terkemuka Dunia


Barbara Feinman pernah menulis memoar untuk Hillary Clinton yang berjudul It Takes a Village yang laris di pasar Amerika. Tidak pernah ada yang tahu kalau memoar Hillary Clinton ternyata tidak ditulis olehnya. Wartawan Washington Post kemudian mengungkap rahasia kalau memoar itu ternyata ternyata ditulis oleh Barbara Feinman.

Ada juga nama J.R Moehringer yang menulis memoar berjudul Spare milik Pangeran Harry. Moeringer seorang jurnalis penerima hadiah Pulitzer, maka tidak heran kalau dia jadi ghostwriter dengan bayaran termahal di dunia.

Dari dalam negeri ada Yusril Ihza Mahendra dan Thomas Lembong yang dikenal sebagai ghostwriter yang telah menulis ratusan naskah pidato bagi mantan presiden SBY dan Jokowi.

Seorang presiden tentu tidak punya waktu untuk menulis sendiri pidatonya, kecuali pidato singkat untuk pembukaan acara atau peresmian kenegaraan. 

Presiden Indonesia yang dikenal sering berpidato panjang di forum resmi tanpa teks adalah Soekarno.

Beda Ghostwriter dengan Editor

 

Editor (penyunting), sesuai namanya, hanya bertugas menyunting sesuai kaidah bahasa dan tujuan penulisan supaya naskah lebih enak dibaca sesuai target pembacanya.

Sedangkan ghostwriter membuat dari awal sampai akhir, mengedit, mengubah, membetulkan, dan memahami bahan tulisan sampai dia menguasai seluruh isi naskah yang ditulisnya.

Berapa Bayaran Ghostwriter?

 

Di Indonesia belum ada ketentuan, saran, aturan, dan panduan berapa bayaran untuk ghostwriter dan penulis lainnya,  jadi upah ditentukan berdasarkan kesepakatan atau tergantung upah yang berlaku umum di kalangan penulis.

Misal, penulis online (fiksi dan nonfiksi) dibayar Rp10.000-Rp15.000 per 1000 kata. Penulis cerpen di media cetak bisa menerima Rp100rb-Rp150rb kalau cerpennya dimuat.

Kalau mengacu pada bayaran naskah beli-putus di penerbit mayor, ghostwriter bisa dibayar sampai Rp5 juta per buku atau per 200 halaman.

Ghostwriter terkemuka dan berpengalaman tentu bayarannya lebih dari itu. Pun ghostwriter mandiri bisa dibayar kurang dari angka tersebut.

Apakah Ghostwriter Membantu Menerbitkan Buku?

 

Tergantung. Kalau ghostwriter itu bekerja di penerbitan atau bekerja sama dengan penerbitan buku maka dia juga bisa memasukkan naskah untuk diterbitkan. 

Namun, kalau ghostwriter itu bekerja mandiri atau freelancer, maka dia hanya menuliskan naskah dan tidak bertanggungjawab apakah buku itu diterima penerbit atau tidak. Ghostwriter juga tidak bertanggungjawab kalau buku itu diterima penerbit, tapi tidak laku di pasaran.

Ghostwriter adalah penulis bayangan, bukan penjual atau tenaga pemasaran.

Siapa yang Bisa Jadi Ghostwriter?

 

Kebanyakan ghostwriter di dunia berprofesi sebagai wartawan (jurnalis) karena mereka sudah biasa menulis dari sudut pandang populer. Sebagian lagi berasal dari profesional diberbagai bidang, misal bidang hukum, penyiaran, agama, sosial-budaya, atau sains.

Meski tidak berprofesi sebagai wartawan atau profesional, semua orang bisa jadi ghostwriter asal senang menulis, mengerti kaidah dan tata bahasa, serta berpikiran terbuka. 

Berpikiran terbuka alias open-minded ini penting sebab ghostwriter akan membantu orang dari berbagai latar belakang bahkan mungkin yang nyeleneh dan ekstrem sekalipun.

Punya pikiran yang terbuka akan membuat ghostwriter menghasilkan karya sesuai jati diri orang yang namanya tertulis sebagai pengarang/penulis, bukan jati diri dan ciri khas si ghostwriter.

Ghostwriter juga harus banyak membaca untuk memperkaya wawasan dan memperdalam sudut pandang.

0 Comments

Posting Komentar