Mengatasi Baper Setelah Nonton Film dan Baca Buku

Kalau habis nonton film kita merasa happy, penuh senyum, dan lega artinya kita puas dan menjadikan film itu sebagai hiburan dan relaksasi. 

Mengatasi hampa, linglung, dan bingung setelah nonton film dan baca buku

Namun, bagaimana kalau setelah menonton film dan serial atau setelah membaca buku kita malah jadi murung, hampa, bingung, linglung, dan ingin terus menontonnya tanpa akhir?

Kalau kita mengalami perasaan demikian setelah menonton film, artinya kita terpapar post-series depression syndrome atau disebut juga dengan post-movie depression. Tenang, sindrom ini tidak berbahaya dan bisa hilang dengan cepat.

Menurut situ psikologi Optimist Mind, orang yang pernah terpapar post-series depression syndrome akan mengulangi lagi pengalaman hampa, stres, linglung, dan bingung setelah menonton film.

Asal Istilah Post-series Depression Syndrome

Istilah post-series depression (PSD) datang dari makalah yang dibuat oleh Rita Kottasz, Roger Bennet, dan Tom Randell pada 2019.

Awal mulanya mereka bertiga mengukur efek yang ditimbulkan dari suatu iklan kepada pemirsa. Lama-lama efek melankolis dari post-series depression berkembang ke penonton film, serial TV, dan pembaca buku.

Sampai sekarang Rita Kottasz, Roger Bennet, dan Tom Randell dikenal sebagai peneliti yang bergerak di bidang komunikasi korporat, reputasi korporat, dan manajemen krisis. 

Salah satu penelitian mereka yang terkenal adalah tentang pengaruh kemarahan publik, kedalaman pemrosesan, dan interferensi memori retroaktif terhadap ingatan publik tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan reputasi perbankan.

Siapa yang paling rentan mengalami post-series depression syndrome setelah nonton atau baca buku?

Popular Science menyebut mereka yang gampang galau, melow, sedih, linglung, dan bingung setelah nonton film, serial TV, atau baca buku adalah mereka yang:

1. Tidak puas dengan jalan cerita dan akhir film/serial/bukuyang menggantung, tidak sesuai harapan, atau yang berakhir sedih dan tidak bahagia.

2. Punya keluarga yang pernah mengalami depresi atau gangguan mental lainnya.

3. Punya tingkat empati atau kepekaan emosional yang tinggi juga membuat kita lebih rentan kena post-series depression.

4. Memiliki harga diri dan dukungan sosial yang rendah.

5. Selalu menonton secara berlebihan dan mengonsumsi film atau serial secara kompulsif. 

Kompulsif artinya memaksa. Misalnya, maksa harus nonton drama Korea yang sedang viral secara maraton berjam-jam.

6. Punya nostalgia terhadap jalan cerita atau ingin jadi seperti karakter di film, serial, dan dalam buku.

Kalau kita tidak ingin mengalami post-series depression setelah nonton dan baca buku, lakukan hal sebagai berikut.

1. Pergi dari layar. Segera taruh ponsel atau menjauh dari laptop dan komputer setelah menonton film yang bikin kita baper.

Boleh saja mengingat-ingat alur atau peristiwa yang terjadi dalam film untuk beberapa saat, tapi lakukan sebentar saja. Setelah itu menjauh dari layar bila kita merasa baper, sedih, hampa, linglung, dan bingung yang tiada habisnya.

2. Ngobrol dengan orang lain. Ngobrol dengan orang lain bisa mengalihkan perasaaan negatif sehabis nonton film.

Namun, topik yang diobrolkan jangan tentang film yang malah bikin kita tambah baper.

3. Cuci muka. Supaya segar dan menghapus sedikit rasa hampa, galau, linglung, dan bingung dari wajah.

4. Melakukan aktivitas yang berbeda. Hindari menonton film lagi atau baca buku lagi setelah mengalami gejala post-series depression.

Lakukan aktivitas yang tidak menatap layar dan buku, misalnya masak, berkebun, mendengarkan musik, menyanyi (walau lagunya sedih tidak apa-apa), atau ke warung beli mi instan.

5. Beri jeda menonton dengan genre yang sama. Misal kita merasa hampa, linglung, dan bingung setelah nonton genre drama, kalau mau nonton lagi pilih genre fantasi atau petualangan.

Penonton di bioskop jarang yang kena post-series depression karena setelah nonton mereka langsung beranjak dan melakukan aktivitas yang berbeda, misal restoran, wahana permainan, atau belanja.

Aktivitas menjauh dari layar juga dibarengin dengan ngobrol dengan teman atau pasangan dan tidak langsung nonton film yang lain lagi (ada jeda).

Apa ada efek buruk kalau kita kena post-series depression syndrome? Tidak. Efek baper dan galau setelah nonton film dan baca buku ini tidak berbahaya dan tidak punya efek samping.

Hanya saja, kalau dibiarkan kelamaan kita bisa jadi halu berkepanjangan karena terjebak fantasi dan enggan move-on dari kisah yang ada dalam film dan buku. Jadinya kita malah jadi malas ngapa-ngapain dan ngelamun sendiri.

Satu lagi, nonton film itu untuk hiburan, kadang untuk tambah pengetahuan, jadi tidak perlu dimasukkan ke dalam hati atau menjiwai karakter dan jalan ceritanya sepenuh hati.

0 Comments

Posting Komentar