Kenapa Orang Indonesia Tidak Bisa Berenang Padahal Tinggal di Negara Air?

Indonesia adalah negara kepulauan yang punya 17.024 pulau yang namanya sudah dibakukan dan tercatat koordinatnya. Pencatatan nama baku dan koordinat belasan ribu pulau tersebut terakhir diperbarui oleh Badan Informasi Geospasial pada tahun 2022.

kenapa orang Indonesia tidak bisa berenang padahal tinggal di negara air

Dengan begitu negara kita punya garis pantai sepanjang 99.083 kilometer pada tahun 2021. Ini menjadikan Indonesia negara nomor dua yang punya garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada. Panjang garis pantai Kanada mencapai 202.000 kilometer.

Garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan saat terjadi air pasang tertinggi. Panjang garis pantai sebuah negara diukur mengelilingi seluruh pantai yang ada di kawasan tersebut.

Maka tidak heran kalau luas perairan Indonesia mencapai 6,32 juta km per segi. Sementara itu luas daratan Indonesia hanya 1,91 juta km per segi. Ini berarti Nusantara memang negara air karena perairannya lebih luas dari daratan.

Namun mengapa banyak penduduk Indonesia yang tidak bisa berenang padahal negaranya dikelilingi air berbentuk negara kepulauan? 

Ini penyebab orang Indonesia banyak yang tidak bisa berenang versi emperbaca.com.

1. Dipaksa Penjajah Jadi Negara Agraris

 

Selain kaya akan sumber daya laut, tanah Indonesia juga amat subur. Kalau kata Koes Plus, lempar kayu saja jadi tanaman. Tujuan utama penjajah (Belanda, Portugis, Inggris, Jepang) adalah merampok hasil bumi Indonesia untuk dibawa ke negaranya.

Penjajah Inggris bahkan juga merampok emas berton-ton dari Keraton Yogyakarta. Karena itu rakyat Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatra, menjadi negara agraris karena telah dipaksa bercocok tanam terus-terusan selama 350 tahun dalam cengkeraman penjajah.

Akibatnya kita melupakan laut. Ikan dan kekayaan laut kita banyak dicuri negara lain karena tidak menganggap diri sebagai negara bahari melainkan negara daratan.

Jadinya banyak orang Indonesia tidak bisa berenang karena menganggap diri orang darat dan tidak menganggap kalau bisa berenang itu penting.

2. Malu Pakai Baju Renang

 

Cara supaya bisa berenang adalah kita harus latihan di kolam renang. Seringkali orang Indonesia, terutama perempuan, nyemplung ke kolam mengenakan baju biasa (kaus dan celana panjang) bukan baju renang.

Mereka tidak pakai baju renang karena malu terlihat lekukan tubuhnya. Baju renang dibuat dari bahan lycra, polyester, dan nilon yang memang tidak menyerap air sehingga tidak menghambat gerakan di air, tapi karena itulah baju renang juga menempel lekat di tubuh terutama saat kita berada di air.

Sementara itu, baju biasa yang kita pakai sehari-hari biasanya terbuat dari campuran katun dan ketika kena air akan berat ditubuh karena baju itu menyerap air. Baju yang menyerap air akan berat dipakai dan menghambat gerakan di air. 

Itulah sebabnya banyak kolam renang mewajibkan seluruh tamu memakai baju renang supaya risiko tenggelam akibat kelelahan memakai baju yang berat bisa dihindarkan.

Kolam renang yang sering terpapar baju berbahan katun juga lebih rentan tersumba sehingga mengganggu sirkulasi air.

Kemudian selain malu pakai baju renang di kolam renang. Para perempuan juga enggan dilatih pelatih laki-laki sementara di tempat tinggal mereka belum ada pelatih renang perempuan.

3.Tidak Ada Kolam untuk Latihan


Ada daerah yang punya banyak kolam renang umum dan ada yang tidak. Di kecamatan tempat admin emperbaca,com tinggal di Kabupaten Magelang ada 6 kolam renang umum. Sedangkan di kecamatan lain satu pun belum tentu ada.

Kalau tidak ada kolam renang lantas bagaimana orang mau latihan berenang? Kecuali mereka tinggal di pesisir pantai atau di laut seperti suku Bajo.

4. Terlalu Takut Tenggelam

 

Di banyak kolam renang banyak kita temui orang dewasa hanya mengapung-apung ringan di kolam dangkal atau hanya menemani anak-anak mereka berkecipakan di air. Selain karena malu (sudah dewasa, kok, main air) tidak sedikit orang dewasa yang takut tenggelam.

Padahal kalau tidak nyemplung, bagaimana mau mencontohkan atau mengajarkan anak berenang.

Soal takut tenggelam sebenarnya dengan udara di paru-paru manusia bisa mengapung dengan sendirinya bila tidak sengaja tenggelam di koam renang. Bahkan bila tenggelam di sungai berarus atau laut pun kita masih bisa mengapung tanpa pelampung untuk menjaga kepala tetap diatas air guna menghirup oksigen.

Karena terlalu takut tenggelam itulah, banyak orang memilih olahraga lain karena berenang yang dianggap terlalu berisiko.

5. Mitos Laut

 

Tidak sedikit mitos yang berasal dari laut, contohnya di pantai selatan yang dipercaya jadi tempat tinggal Nyi Roro Kidul atau Ratu Laut Selatan. 

Selain itu ombak di laut selatan memang besar dan tinggi karena berada di Samudera Hindia yang merupakan samudera terbesar ketiga di dunia. Perairan di samudera berair hangat itu juga labil dan relatif tidak bisa diprediksi seperti samudera-samudera lainnya.

Titik terdalam atau palung Samudera Hindia berada di kedalaman 7.725 meter terletak di Laut Jawa. Jadi kalau ada makhluk hidup yang tenggelam diatas palung (lekukan panjang dan sempit di dasar laut) sangat mungkin tidak bisa naik lagi karena keburu meninggoy.

Karena bayangan akan seramnya laut itulah, banyak orang Indonesia yang senang ke pantai, tapi cuma main-main di pasir, berjemur, dan foto-foto sambil menikmati deburan air dibawah teriknya matahari.

Kalau lautnya tenang seperti Selat Sunda atau Selat Bali mungkin banyak orang yang mau berenang, ya. Kalau di samudera, kan, gelombangnya tinggi dan arusnya kuat.

Deklarasi Djuanda, ZEE, dan Negara Kepulauan


Berkaitan dengan nama Samudera Hindia, Badan Informasi Geospasial sedang memperjuangkan perubahan nama Samudera Hindia menjadi Samudera Indonesia.

Nama Samudera Indonesia sendiri berasal dari presiden RI Ir. Soekarno untuk menyebut bagian lautan dari Samudera Hindia yang masuk ke dalam wilayah kedaulatan Indonesia. Bagian ini luasnya 200 mil atau yang disebut dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Bung Karno memperkenalkan nama Samudera Indonesia untuk menandai wilayah laut dan ZEE milik Indonesia yang kemudian diakui dunia internasional dalam Deklarasi Djuanda tahun 1957.

Isi Deklarasi Juanda adalah: "Bahwa semua perairan di sekitar, diantara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang masuk daratan NKRI adalah bagian-bagian yang tak terpisahkan dari wilayah yurisdiksi Republik Indonesia".

Pada 1982, Konvensi Hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982) mengakui deklarasi itu. Barulah kemudian muncul Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 untuk mempertegas aturan dari PBB yang menyatakan Indonesia negara kepulauan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "13 Desember 1957, Deklarasi Juanda Jadi Titik Balik Kelautan Indonesia", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2018/12/13/10262121/13-desember-1957-deklarasi-juanda-jadi-titik-balik-kelautan-indonesia.


Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6

ZEE sebenarnya sudah diterima banyak negara pada 1976 di mana negara-negara kepulauan sangat diuntungkan dengan adanya ZEE sejauh 200 mil dari pantai terluar. Namun baru diakui secara internasional pada 1982 dalam Konvensi Hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982) yang mengakui deklarasi Djuanda dan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang diminta Indonesia.

Setelah diakui dunia, kemudian terbit UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 untuk mempertegas aturan dari PBB yang menyatakan Indonesia negara kepulauan.

Sebagai penduduk di negara kepulauan apakah ada kewajiban bagi penduduknya untuk bisa berenang? Kan, tidak. Namun ada baiknya anak-anak sudah dilatih berenang sedari kecil, sebab negara kita dikelilingi air.

Orang dewasa pun tidak usah malu belajar berenang. Minimal untuk mitigasi terutama kalau tinggal di daerah rawan banjir seperti Jakarta.

Lagipula sangat masuk akal rakyat yang tinggal di negara yang dikelilingi air punya kemampuan berenang-walau hanya sekadar mengapung dan mempertahankan kepala diatas air-dibanding rakyat yang tinggal di negara padang pasir.

0 Comments

Posting Komentar