Pernah titip makanan atau barang dari teman yang sedang liburan ke luar kota atau luar negeri? Harganya lebih murah atau malah lebih mahal daripada beli di toko resmi di kota kita?
Kalau untuk barang branded seperti tas, sepatu, baju, atau makanan khas seperti coklat Belgia atau kopi Korea, beli lewat jastip (jasa titipan) memang lebih murah karena tidak kita tidak keluar uang untuk pajak. Pun tidak harus terbebani sewa toko dan gaji karyawan yang dibebankan ke harga jual.
Pajak akan dibebankan ke penjual jastip kalau harga barang yang dia bawa melebihi ketentuan dari bea cukai.
Beda Jastip dengan Personal Shopper
Pelopor personal shopper yang terkenal sejak 2006 yaitu Miss Jinjing yang bernama asli Amelia Masniari. Berawal dari kesukaannya jalan-jalan dan belanja ke luar negeri, Miss Jinjing kemudian sering dimintai tolong oleh selebritas dan ibu-ibu pejabat untuk membelikan mereka aneka barang bermerek terkenal di luar negeri.
Amelia juga membuat blog yang berisi panduan jalan-jalan dan berbelanja saat liburan ke luar negeri. Dari situlah kemudian dia membuat buku berjudul "Miss Jinjing: Belanja Sampai Mati" yang membuat namanya makin terkenal.
Personal Shopper berbelanja sesuai pesanan dari perorangan atau beberapa orang yang ada dalam satu circle saja. Jadi dia hanya berbelanja kalau ada pesanan dan tidak menawarkan jastip ke banyak orang secara random (acak) seperti halnya penyedia jastip.
Personal shopper harus mampu membelikan apa saja barang yang diminta klien walau di ujung dunia sekalipun. Dia juga harus paham barang yang hendak dibelinya sehingga bisa memberikan masukan kepada klien. Mulai dari material yang digunakan dan cara barang itu dibuat apakah handmade atau buatan mesin pabrik.
Sedangkan penyedia jastip tidak harus paham sedetail itu, karena dia hanya membelikan barang/makanan sesuai yang dia tawarkan.
Penyedia jastip juga membelikan barang untuk orang dari berbagai kalangan dan siapa saja yang tertarik membeli dari jastipnya. Makanya dia biasa membeli makanan atau barang dalam jumlah banyak di satu waktu.
Kalau personal shopper tidak, karena dia berbelanja hanya untuk orang-orang dan circle tertentu. Barang yang dibelinya bisa saja cuma satu item atau sekaligua banyak tergantung keinginan klien yang menggunakan jasanya.
Related: Jadi Personal Shopper Mau Profesional atau Asal-asalan?
Orang-orang atau circle yang menggunakan jasa personal shopper banyak yang tidak ingin diketahui umum kalau dia membeli suatu barang atau makanan di luar negeri. Jadi personal shopper harus menjaga kerahasiaan kliennya.
Lalu kita penasaran, kenapa ada orang yang open jastip kemana pun mereka pergi? Yang dimaksud orang disini adalah individu yang sering plesiran sekaligus terima jastip, bukan perusahaan atau biro jasa khusus jastip.
Ini alasan orang selalu buka jastip kemana pun pergi.
1. Hobi Belanja
Alasan ini dimiliki semua individu yang buka jasa titip saat mereka sedang liburan atau bepergian menjenguk saudara di luar kota atau luar negeri.
Dengan buka jastip, hobi belanja mereka tersalurkan tanpa banyak menguras dompet. Malahan mereka bisa dapat untung karena pembeli jastip juga membayar biasa jasa. Biaya jasa itu kalau dikumpulkan besarnya bisa menutupi ongkos transportasi.
2. Menghemat Biaya Transportasi
Pada jastip kecil-kecilan seperti makanan dan oleh-oleh di kota yang tidak jauh, ongkos transport baik bensin mobil pribadi atau karcis bus, bisa tertutupi dari jastip.
Hanya saja supaya biaya transportasi tertutupi dari jastip, kita harus beli makanan atau oleh-oleh dalam jumlah banyak. Kalau yang nitip cuma 5-6 orang, ya, ga nutup. Minimal 30, syukur-syukur 50 orang.
Jadi ada orang yang buka jastip kemana pun pergi untuk menghemat biaya transportasi.
3. Cari Tambahan Penghasilan
Jastip memang termasuk usaha yang menguntungkan walau kita harus modal duit lumayan banyak sebelum pembeli membayarnya dengan cara cash on delivery (COD) atau transfer.
Kadang ada orang yang sengaja datang ke kota atau luar negeri hanya untuk open jastip bukan sekalian liburan atau menjenguk keluarga. Itu karena mereka memang cari tambahan penghasilan dari bisnis jastip.
4. Eksplorasi ke Tempat Baru
Ada beberapa orang penyedia jastip yang sengaja menawarkan barang atau makanan yang harus dibeli di tempat-tempat yang belum pernah dia datangi. Tujuannya untuk eksplorasi ke tempat-tempat baru.
Jadi kalau ada yang ingin beli barang atau makanan yang sedang viral, penyedia jastip yang ingin mengeksplorasi tempat baru akan senang hati menerimanya.
5. Mencari Tantangan
Membawa banyak barang yang dibeli dari kota tujuan bukanlah perkara gampang. Mobil jadi penuh, apalagi kalau naik motor. Belum lagi kalau kita sambil liburan dengan anak-anak yang masih dibawah umur.
Selain harus mengawasi anak-anak, kita juga harus mengurusi barang dan makanan jastip.
Lebih lagi kalau beli jastip di luar negeri kita harus membayar biaya kelebihan bagasi, dan memasukkan barang ke koper juga perlu waktu. Makanya jastip termasuk kegiatan yang memacu adrenalin, apalagi kalau sampai berurusan dengan bea cukai kalau kita membawa berkilo-kilo barang jastip melebihi ketentuan.
Mengutip dari situs Bea Cukai, barang jastip dikategorikan sebagai barang pribadi dan bebas pajak bila nilainya tidak melebihi $500 per orang. Nilai barang jastip yang melebihi $500 per orang dikenakan bea masuk.
Misal kita bawa barang jastip tas Hermes yang harganya $5.000, maka kita harus bayar bea masuk setelah dikurangi nilai bebas pajak $500 tadi.
Jastip adalah bisnis yang cocok dijalan orang yang senang bergaul, bepergian, dan belanja. Meski begitu tidak semua orang yang suka belanja cocok jadi penyedia jastip, sebab mereka belanja untuk kesenangan pribadi tanpa ingin direpoti oleh banyak pesanan dan mengirim pesanan tersebut.
0 Comments
Posting Komentar