Pekerjaan yang Tersedia di Film Selain Sutradara, Aktor, dan Aktris

Sebuah film disebut sukses kalau ia sudah ditonton minimal 1.000.000 orang di bioskop atau memenangkan suatu penghargaan. Kalau satu film berhasil mendapat minimal satu juta penonton sekaligus menang penghargaan, maka film itu sukses besar.

Contoh film Indonesia yang menang banyak penghargaan, tapi minim jumlah penontonnya adalah Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak yang dibintangi oleh Marsha Timothy.

Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak memenangkan sejumlah kategori di Festival Film Indonesia, Indonesian Movie Actor Awards, Piala Maya, Festival Film Tempo, Stiges di Spanyol, Tokyo FILMex, dan Asian World Film Festival.

Film yang disutradarai oleh Mouly Surya itu juga telah tayang di 23 negara dengan judul yang disesuaikan dengan bahasa setempat.

Kebanyakan sutradara dan produser lebih memilih filmnya sukses meraih jutaan penonton daripada menang festival. Banyak penonton berarti film dikenal oleh banyak orang dan laba yang didapat juga banyak daripada menang penghargaan.

Bagus tidaknya suatu film bukan tergantung dari sutradara atau pemainnya saja, melainkan semua orang yang terlibat dalam pembuatan film itu.

Berikut adalah macam pekerjaan yang ada di dunia film selain sutradara, aktor, dan aktris.

1. Produser

 

Produser adalah orang yang memprakarsai, membiayai, mengoordinasi, mengawasi, dan mengelola manajerial dan administratif dari sebuah produksi film.

Produser dalam film bisa satu atau dua orang tergantung kebutuhan produksi film tersebut. Mereka terlibat di seluruh tahapan produksi dari awal sampai selesai. 

Produser sedikit beda dengan executive producer (produser eksekutif). Executive producer tidak terlibat langsung dalam proses produksi, tapi bertanggung jawab terhadap pendanaan sebuah film termasuk mencari sponsor bila diperlukan.

2. Sinematografer (Penata Fotografi/ (Director of Photography)

 

Tugas seorang sinematografer adalah menyusun adegan demi adegan supaya tercipta film yang sesuai keinginan sutradara dan tujuan film itu dibuat. 

Sinematografer juga membawahi seluruh kameramen, mengatur pencahayaan pada set film, membuat keputusan artistik dan teknis saat pengambilan gambar, serta meninjau rekaman di tahap pascaproduksi.

Beda sinematografer dengan videografer dari sisi teknis adalah; sinematografer mengambil gambar film menggunakan kamera seluloid. Sedangkan videografer memakai kamera digital.

Sinematografer juga memerhatikan seni dan kreativitas, sementara videografer hanya mengambil gambar saja.

3. Penyunting Film (Film Editor)


Beda penyunting (editor) film dengan sinematografer ada saat proses kerjanya. Sinematografer mengatur pencahayaan, angle kamera, dan teknik pengambilan gambar saat syuting.

Sementara itu, tugas editor film adalah menyunting video dan gambar mentah setelah pengambilan gambar dan syuting semuanya selesai.

4. Lighting Technician (Penata Cahaya)


Karena namanya penata cahaya sudah pasti tugasnya menyediakan kebutuhan pencahayaan dan menata setting lampu di setiap adegan.

Kru tata cahaya dalam film Harry Potter (Warner Bros)

Penata cahaya bekerja di semua tahap dari praproduksi, produksi, sampai pascaproduksi.

5. Runner


Tugas runner (pelari), adalah siap sedia di lokasi syuting bila ada keperluan mendadak yang harus disediakan dan dibeli.

Runner juga bertugas membeli atau menyewa perlengkapan yang digunakan untuk properti, hiasan, dan pelengkap syuting.

6. Location Manager (Locman/Manajer Lokasi)


Tugas utama location manager adalah mencari, meneliti, dan mengamankan lokasi syuting film.

Termasuk di dalam pekerjaan manajer lokasi adalah membayar sewa lahan dan bangunan. Juga mengurus perizinan di kepolisian dan lingkungan, termasuk izin ke penduduk sekitar.

Manajer lokasi memastikan lokasi syuting benar-benar siap dan tidak ada masalah ketika digunakan.

7. Sound Technician/Sound Engineer (Teknisi Suara)


Teknisi suara tugasnya mengatur dan mengeluarkan sisi artistik dari suatu adegan. 

Tim sound technician juga memastikan alat perekam, mikrofon, amplifier, mixer, penguat audio, dan perlengkapan lainnya berfungsi dengan baik.

Sound technician pada tim audio film terdiri atas beberapa bagian yang dikerjakan orang berbeda seperti foley artist, dubbing mixer, boom operator, dan sound editor.

Tim sound engineers film The Revenant berpose setelah dapat penghargaan Best Sound dalam ajang BAFTA 2016 (REUTERS/Toby Melville)

Tata suara di film atau pertunjukan panggung berperan menambah daya imaginasi sehingga peran dan adegan jadi lebih hidup dan merangsang pengembangan ilusi. 

8. Film Researcher (Periset/Peneliti Film)


Film researcher membantu produser dan sutradara untuk memastikan semua detail dalam setiap lakon film benar secara faktual.

Misal, setting film berlatar kerusuhan tahun 1998 dan ada latar siaran televisi tentang prakiraan cuaca oleh BMKG. Periset film memastikan tahun 1998 nama lembaganya betul BMKG atau masih BMG.

Contoh lainnya, film berkisah tentang keluarga miskin. Sangat tidak masuk akal kalau keluarga miskin itu punya Honda Scoopy.

Tugas film researcher-lah memastikan setiap latar dan adegan dalam film faktual, natural, dan sesuai skenario.

9. Hair and Makeup Artist (Penata Rambut dan Tata Rias)


Hair and makeup artist bertugas memperkuat karakter aktor dan aktris melalui polesan tata rias dan gaya rambut.

Para penata rambut dan riasan ini memilihkan busana dan tata rias yang tepat untuk tiap peran dan adegan. Makanya mereka juga membaca skenario dan bekerja sama dengan aktor dan aktrisnya, selain dengan sutradara.

(filmexperience.net)

Selain menata rambut dan merias wajah, tugas hair and makeup artist termasuk menyiapkan wig dan efek riasan seperti luka bakar, lebam, wajah chubby, bahkan wajah kuntilanak.

10. Produser Musik


Jelas tugas produser musik adalah membuat musik pembuka, pengiring, dan lagu yang mendukung seluruh lakon dalam film. 

Banyak original soundtrack (ost) atau theme song film yang dibuat oleh produser musik kemudian sukses di pasaran mengikuti suksesnya film tersebut.

Semisal My Heart Will Go On dari film Titanic, Laskar Pelangi dari film Laskar Pelangi, atau Ku Bahagia dari film Ada Apa dengan Cinta.

11. Penulis Naskah (Screenplay)


Inilah dia si pembuat skenario film. Penulis naskah menciptakan dan meletakkan dasar acuan bagi pembuatan film dalam bentuk naskah (skenario). 

Si penulis akan menulis penokohan, jalan cerita, monolog atau dialog, dan deskripsi visual dalam bentuk skenario.

Skenario yang ditulis bukan cuka mencakup dialog yang diucapkan oleh karakter, tapi juga garis besar adegan demi adegan dari aksi film tersebut.

12. Concept Artist


Seorang concept artist haruslah lulusan dari jurusan design grafis atau fine art (seni murni).

Fine art adalah bentuk seni yang dibuat untuk keindahan tanpa mempertimbangkan kegunaannya. Kebalikan dari fine art adalah applied art atau seni terapan.

Concept artist berperan besar di film animasi. Di film non-animasi concept artist bekerja memperkuat ilustrasi adegan, menciptakan ilusi, dan mengembangkan imajinasi tokoh dan adegan film.

***

Ternyata banyak, ya, pekerjaan yang dibutuhkan di industri film. 

Semua pekerjaan diatas bekerja dibawah arahan sutradara (termasuk aktor dan aktrisnya) dan sutradara bekerja dibawah koordinasi produser.

Perguruan tinggi sekarang sudah banyak yang menyediakan jurusan sesuai dengan keperluan di bidang film, jadi kamu bisa belajar lalu jadi profesional di bidang perfilman.

0 Comments

Posting Komentar