Bejibun Manfaat Tidak Nonton Film Bajakan

Kalau ada yang gratis kenapa harus bayar? Gitu, ya, kira-kira, sebagian dari kita menganggap kalau yang gratisan itu lebih menguntungkan karena tidak membuat duit cepat habis untuk beli ini-itu.

Mengurangi mental gratisan besar manfaatnya buat kita, lho! Kita jadi lebih giat bekerja atau mencari cara kreatif untuk dapat duit supaya bisa nonton bioskop, misalnya. 

Kenapa, ya, kita selalu tertarik nonton film bajakan? Padahal kita, kan, bukan orang misqueen.

Alasan Orang Nonton Film Bajakan

 

Ternyata alasan orang lebih senang nonton film bajakan bukan melulu karena mereka miskin atau pelit.

1. Bioskop jauh.
Di luar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Tangeran, Depok, Bekasi) bioskop cuma ada di mal. Malnya juga cuma satu di tiap kabupaten/kota.
 
Jadi orang-orang non-Jabodetabek sering harus menempuh belasan kilometer ke mal hanya untuk nonton bioskop. Makanya mereka terpaksa nonton film bajakan di internet atau DVD beli di pasar yang lebih praktis.

2. Nonton hanya sesekali.
Banyak orang yang jarang nonton film karena sibuk bekerja, kuliah, atau beraktivitas lain. 
 
Mereka cuma nonton kalau ada film yang betul-betul bagus atau yang sedang populer. Daripada langganan streaming film tidak pernah ditonton, mereka pilih nonton film bajakan.

3. Kena FOMO (takut ketinggalan yang sedang populer).
Orang yang FOMO atau fear of missing out tidak akan melewatkan satu film pun yang sedang populer.
 
Sedang bokek dan bioskopnya pun jauh. Kalau sampai ketinggalan, dia bisa bengong saat teman-temannya membicarakan jalan cerita atau pemain dari film yang sedang tayang di bioskop.
 

Jadi dibela-belain buat dia nonton film bajakan supaya tidak ketinggalan film terbaru yang sedang populer di medsos. 

Kalau menunggu film bioskop tayang di platform berbayar seperti Netflix, Disney+ Hotstar, Prime Video, HBO Max, KlikFilm, atau VIU, bisa berbulan-bulan baru tayang

Dampak Film Bajakan Bagi Industri Film

 

Kita berpikir tidak apa-apa nonton film bajakan, toh perusahaan film sudah dapat untung. Toh tidak bakal bikin bintang filmnya miskin, mereka, kan, dibayar mahal.

Lagian kalau cuma aku yang nonton bajakan gak bikin production house-nya bangkrut, deh! Coba kalau ada sejuta orang yang mikir "cuma aku yang nonton bajakan" apa gak beneran bangkrut mereka.

Sampai Juni 2022, penduduk dewasa usia produktif (15-64 tahun) jumlahnya ada 190,83 juta jiwa. Usia produktif artinya masih bisa bekerja mencari uang dengan tenaga dan pikirannya sendiri.

Dari 190 juta orang sangat mungkin kalau ada satu juta orang yang nonton film bajakan karena berpikir "cuma aku".

Terus, pemain film memang dibayar mahal, tapi pekerja lain seperti penata cahaya, penata suara, penata rambut dan busana, sampai supir dan office boy, kan, juga perlu dibayar.

Related: Pekerjaan yang Tersedia di Film Selain Aktor dan Sutradara

Kalau kita nonton film bajakan, yang dapat duit bukan perusahaan pembuat film (production house/rumah produksi), melainkan si penyebar film bajakan. Duit itu tidak akan masuk ke para pekerja film yang sudah bekerja keras menghasilkan satu film yang bagus dan enak ditonton.

Manfaat Tidak Nonton Film Bajakan

 

1. Nonton nyaman dengan kualitas maksimal tanpa diganggu iklan

Film bajakan yang kita tonton di internet atau aplikasi ilegal sering disusupi iklan judi dan pornografi di tengah-tengah film. Yang begini tentu bikin kenyamanan nonton jadi terganggu.

Selain itu judi dan pornografi adalah jenis iklan terlarang di blantika periklanan tanah air. Jadi banyak pelanggaran hukum saat kita nonton film bajakan.

Nonton film di bioskop atau di platform resmi membuat acara nonton jadi nyaman karena kita menikmati cerita dengan maksimal.

2. Tidak melanggar hukum

Pembajakan adalah hal terlarang seperti yang tertuang dalam UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Menonton film bajakan di internet, mendownloadnya di internet, dan membeli DVD bajakan juga termasuk perbuatan melanggar hukum, sama dengan orang yang menyebarkan film bajakan itu.

Kenapa melanggar hukum? Karena film adalah hak cipta, dibuat oleh orang-orang yang menciptakan film itu. 

Pekerjaan mereka dilindungi hukum. Maka orang yang menyebarkan film yang bukan bikinannya sendiri sama dengan pencuri. Orang yang menonton dan mendownloadnya juga ikut melakukan aktivitas pencurian.

3. Menghidupi para pekerja film dan membuka lapangan kerja

Uang yang kita keluarkan untuk nonton di bioskop dan platform resmi selain digunakan untuk menggaji para pekerja film, juga untuk membeli teknologi yang berhubungan dengan film.

Pekerjaan baru yang berhubungan dengan film juga muncul seiring dengan makin canggihnya teknologi di bidang film.

Contohnya teknologi CGI (computer generated imagery) butuh ahli untuk mengoperasikannya.

Teknologi itu juga sangat mahal saking canggihnya. Hanya rumah produksi bermodal besar kelas dunia yang sanggup membuat film dengan teknologi CGI seperti Avatar, seri Fast and Furious, Star Wars, Star Trek, X-Men, Doctor Strange, Avengers, dan lainnya.

Nanti yang menikmati film dengan teknologi tinggi itu, kan, kita juga sebagai penikmat film.

4. Membantu kemajuan industri film Indonesia

Uang yang kita keluarkan untuk beli karcis bioskop dan berlangganan platform streaming resmi akan masuk ke rumah produksi atau pemegang hak cipta film tersebut. Nantinya uang itu akan digunakan lagi untuk membiayai film yang bagus, berkualitas, dan enak ditonton.

Makin banyak film berkualitas yang diproduksi setiap tahunnya, makin maju industri film negara kita.

Jadi dengan tidak nonton film bajakan, secara langsung kita berkontribusi bagi kelangsungan industri film di Indonesia. 

Siapa yang tidak bangga, sih, kalau film kita lebih bagus dari Bollywood, bahkan Hollywood. Be proud and confident!

0 Comments

Posting Komentar