Apa Itu Fotosensitivitas, Jenis, dan Cara Meminimalisir Gejalanya

Photosensitivity atau fotosensitivitas adalah kondisi sensitivitas ekstrim terhadap sinar ultraviolet (UV) dari matahari dan sumber cahaya lainnya semisal lampu neon dalam ruangan dan warna silau dari layar.

Fotosensitif

Penggunaan layar ponsel dan laptop di luar ruangan juga dapat memicu fotosensitif pada penderitanya karena layar itu memantulkan ultraviolet dari matahari. Menurut alodokter.com, bahaya ultraviolet yang terpantul dari layar gawai justru berisiko lebih besar memicu kanker kulit daripada yang terpapar dari kertas putih.

Penderita fotosensitif dapat mengalami ruam, kulit mengelupas, atau luka bakar bahkan dengan hanya sedikit kena sinar matahari.

Pada penderita yang punya penyakit lupus atau epilepsi, fotosensitif bisa membuat mereka sakit kepala dan demam.

Jenis-jenis Fotosensitivitas


Beberapa bahan kimia (dalam obat) dapat menyebabkan seseorang menjadi peka terhadap sinar matahari. Kepekaan terhadap sinar matahari terbagi jadi dua jenis.

1. Phototoxic atau fototoksik. Reaksi fototoksik disebabkan ketika bahan kimia yang baru masuk ke tubuh berinteraksi dengan sinar ultraviolet matahari. 

Obat-obatan seperti doksisiklin dan tetrasiklin adalah penyebab paling umum dari jenis reaksi fototoksik.

Jenis reaksi fototoksik berupa ruam kulit yang terlihat seperti terbakar sinar matahari parah. Biasanya terjadi dalam waktu 24 jam setelah terpapar sinar matahari.

2. Photoallergic atau fotoalergi. Selain muncul dari efek samping obat, reaksi fotoalergi juga dapat timbul dari produk kecantikan (makeup dan skincare) dan tabir surya.

Jenis reaksi ini muncul dalam waktu beberapa hari setelah terpapar sinar matahari. 

Jadi ada baiknya kalau mencoba merek kosmetik dan skincare baru tunggu sehari setelah pemakaian pertama sebelum menggunakannya untuk kedua kali. Kalau ada reaksi fotoalergi berarti kita tidak cocok memakai merek tersebut. 

Penyebab Photosensitivity


Fotosensitif dapat disebabkan karena efek samping obat antibiotik, kemoterapi, dan diuretik. Kondisi medis yang diderita seseorang seperti penyakit lupus, erupsi cahaya polomorf, epilepsi, dan prurigo aktinik juga dapat membuat penderitanya mengidap fotosensitif.

Kita harus memeriksakan diri ke dokter untuk tahu apakah mengidap fotosensitif atau hanya terbakar matahari biasa, Tidak bisa hanya dari pemeriksaan online atau menduga-duga gejalanya.

Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan obat-obatan yang pernah diminum selain memperhatikan perkembangan pola ruam dan paparan sinar matahari.

Bila perlu dokter akan merekomendasikan biopsi kulit untuk memastikan apakah seseorang mengidap fotosensitivitas atau tidak.

Pemicu Fotosensitivitas

 

Orang yang punya fotosensitivitas akan merasakan gatal, ruam, dan perih pada kulitnya kalau terpapar hal berikut. Pada pengidap epilepsi, lima hal dibawah ini diduga, melansir epilepsy.com, dapat membuat penyakit mereka kambuh.

  1. Kedipan cahaya dari layar televisi, komputer, dan ponsel yang berkedip-kedip secara cepat.
  2. Kilatan cahaya dalam efek film atau game.
  3. Pola warna yang berganti secara cepat dalam layar.
  4. Cahaya matahari yang terpantul di air, cermin, atau bilah pepohonan.
  5. Lampu strobo dari ambulans, bus, dan mobil polisi.

Selain ruam kulit dan gatal, sebagian penderita fotosensitivitas juga mengalami sakit kepala dan demam terlalu lama terpapar atau kena cahaya panas matahari dan cahaya layar yang menyilaukan.

Selain ruam kulit dan gatal, sebagian penderita fotosensitif juga mengalami sakit kepala dan demam kalau terlalu lama terpapar sinar matahari dan cahaya layar yang menyilaukan.

Menjaga Agar Fotosensitif Tidak Mudah Kambuh

  1. Selalu memakai lengan panjang, topi, dan kacamata hitam saat berada di luar ruangan,
  2. Pakai topi atau payung saat matahari sedang panas-panasnya.
  3. Tidak berada terlalu lama dibawah sinar matahari atau terpapar cahaya lampu yang sangat terang di dalam ruangan.
  4. Menonton televisi atau menatap layar tidak terlalu dekat untuk menghindari kilatan dan kedipan cahaya dari layar.
  5. Pemakaian obat-obatan harus dalam pengawasan dokter.

Fotosensitif digolongkan sebagai penyakit kulit dan dikategorikan sebagai penyakit langka karena hanya satu dari 100.000 orang yang menderitanya, seperti dilansir National Library of Medicine AS.

0 Comments

Posting Komentar