Gabut akhir pekan cuma di rumah, belum gajian, plus enggak punya teman?! Jalan-jalan aja ke bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo.
Terus, di bandara kita ngapain? Itu, kan, tempat orang terbang. Kita kayak orang norak ga, sih, nongkrong, kok, di bandar udara?!
Nongkrong di Bandara YIA
Setelah turun dari kereta di stasiun bandara, kita bisa lihat miniatur tugu Yogya dan berfoto di sekitarnya. Juga belanja di butik milik Ivan Gunawan, kalau punya duit. Ada juga penyewaan kendaraan berbentuk dinosaurus untuk anak-anak.
Selain di miniatur tugu Yogya, kita bisa berfoto di taman dinosaurus atau di deretan patung penjaga keraton yang berlatar Jalan Malioboro.
Taman kecil berisi patung dinosaurus yang biasa dijadikan spot foto (emperbaca.com/Yana Haudy) |
Kadang ada kelompok penari perempuan yang menarikan tari dolalak khas Purworejo, tapi mereka ini ngamen, bukan menggelar pertunjukkan gratis. Jadi sebaiknya kita masukkan uang seikhlasnya ke kotak yang mereka taruh dekat area menari.
Foto-foto, sudah, lihat tari dolalak, sudah juga. Gimana kalau sekarang kita ngopi sekalian nongki? Di lantai Mezzanine, yang juga satu lantai dengan stasiun bandara dan lapangan parkir, berjejeran toko cenderamata dan rumah makan lokal alias UMKM.
Seperti layaknya UMKM di rest area jalan tol, cita rasa makanan di rumah makan bandara juga biasa saja, cenderung alakadar. Lebih lezat kalau kita masak sendiri. Jadi, jangan harap bisa menikmati santapan lezat di sini.
Deretan rumah makan dan toko suvenir di lantai Mezzanine bandara YIA (emperbaca.com/Yana Haudy) |
Kalau cuma ngopi-ngopi, sih, masih okelah, pakai kopi sachet aneka rasa berbagai jenama. Di lantai Mezzanine tidak ada gerai kopi ternama. Gerai yang populer cuma Roti O yang juga ada di stasiun Tugu.
KFC, Solaria, dan gerai populer lain ada di dalam terminal bandara, bukan di area rekreasi Mezzanine.
Kalau ingin pipis karena kebanyakan minum, di lantai Mezzanine tersedia toilet bersih yang klosetnya bisa pilih duduk atau jongkok. Toilet untuk difabel juga ada.
Vending Machine
Kalau mau ngirit, kita bisa beli minuman botol di vending machine seharga Rp7.000-Rp20.000 tergantung jenis minumannya. Tidak ada alkohol, jelas.
Uangnya tidak boleh tertekuk, recek boleh, tapi jangan ada yang tertekuk ketika dimasukan ke vending machine. Kalau ada ujung uang yang terlipat sedikit saja, vending machine otomatis membuang kembali duit yang kita masukkan.
Sombong, ya, main buang-buang duit. Vending machine bahasa Indonesianya mesin jual otomatis, by the way.
Setelah minuman terbeli, tinggal duduk di pembatas pilar sambil melihat-lihat orang berlalu-lalang menggeret koper dari stasiun dan tempat parkir menuju terminal keberangkatan atau yang baru turun dari pesawat.
Kalau mau keberadaan kita tidak mencolok karena cuma nongki di bandara, datanglah saat weekend atau libur sekolah. Di masa itulah banyak keluarga berekreasi bersama anak-anak naik kereta dari stasiun Tugu.
Ada juga yang datang berdua kekasih. Kalau kencan nonton di bioskop dan kafe sudah mainstream, jadi mereka pilih naik kereta ke bandara, makan siang, menghabiskan sore, lalu naik kereta lagi pulang ke kota Yogya.
Pertunjukkan Band
Bosan nongki di lantai Mezzanine, kita tinggal masuk ke pintu Keberangkatan Domestik atau Keberangkatan Internasional, lalu naik eskalator ke tempat antar-jemput drop-off.
Band sedang melakukan sound check sebelum perform di depan pintu masuk terminal di area drop-off (emperbaca.com/Yana Haudy) |
Pada jam tertentu, pengelola bandara akan memutar lagu Indonesia Raya. Semua orang diminta berdiri dan ikut menyanyikan lagu kebangsaan kita itu. Mereka yang sedang ngemil gelato di taman juga tahu diri menunda makannya dan ikut berdiri.
Di depan pintu masuk terminal ada band yang menghibur kita dengan bermacam genre lagu, kecuali dangdut dan campursari.
Kita bisa nongki di area drop-off ini sambil makan gelato dua scoop seharga Rp35.000 sambil menikmati live band.
Tak terasa sudah 1,5 jam kita nongkrong di bandara YIA, sekarang saatnya pulang kembali naik kereta bandara ke stasiun Tugu atau bisa juga kita turun di Wates.
Keunggulan Bandara YIA
Bukan cuma luasnya yang dua kali lebih besar dari bandar udara Soekarno-Hatta di Tangerang. Bandara YIA juga dirancang tahan gempa dan sebagai tempat evakuasi banjir dan anti-tsunami.
Area menuju terminal keberangkatan internasional dari stasiun bandara lewat lantai Mezzanine (emperbaca.com/Yana Haudy) |
YIA juga punya gedung Crisis Centre 4 lantai dengan luas bangunan 5.284 meter per segi yang sewaktu-waktu bisa difungsikan sebagai tempat evakuasi untuk menampung 1.000 jiwa.
Bandar udara YIA juga diperuntukkan sebagai tempat evakuasi banjir, tsunami, dan gempa (emperbaca.com/Yana Haudy) |
Kelihatan juga bahwa bandar udara YIA dibuat bukan cuma untuk mereka yang akan bepergian dengan pesawat saja, tapi juga tempat rekreasi, nongkrong, atau sekadar menghabiskan waktu.
Rekreasi Naik Kereta Bandara
Harga tiket kereta bandara YIA Rp20.000 dari stasiun Tugu dan Rp10.000 dari stasiun Wates per orang, termasuk anak-anak semua usia. Tiket dapat dibeli online di KAI Access dan bayar menggunakan LinkAja.
Barcode atau kode batang yang ada di tiket online dapat kita print untuk ditempel di pintu masuk stasiun kereta bandara. Kalau ingin paperless, siapkan barcode di ponsel lalu tempelkan saat kita akan masuk ke peron.
Kereta bandara YIA yang baru datang dari stasiun Tugu (emperbaca.com/Yana Haudy) |
Tiket juga bisa dibeli dadakan di loket stasiun atau di mesin tiket otomatis dengan jadwal keberangkatan paling malam pukul 18.00 WIB dari stasiun Tugu.
Kabin Kereta
Kabin kereta bandara sama dengan kereta jarak jauh, tidak besar juga tidak kecil.
Bagasi diatas kursi hanya muat untuk ransel dan koper kabin. Penumpang yang membawa koper besar dapat menaruhnya di depan kursi karena empat kursi penumpang dipasang saling berhadapan. Kalau tidak bawa koper ruang kosong di depan kursi itu bisa untuk menyelonjorkan kaki. Lebar dan lapang.
Gerbong paling belakang kereta bandara YIA (emperbaca.com/Yana Haudy) |
Bahasa sambutan dan pelepasan di dalam kereta menggunakan Indonesia, Jawa halus, dan Inggris. Untuk bahasa Indonesia fasih, tapi untuk bahasa Jawa dan Inggris suara operatornya agak keseleo sedikit.
Kursi kereta tidak dapat direbahkan dan dimundurkan. Kalau mau tidur kita harus menurunkan badan alih-alih merebahkan kursi seperti di kereta jarak jauh.
Meski begitu, kursi kereta lumayan nyaman kalau untuk perjalanan hanya selama 40 menit ke bandara berjarak 40 kilometer.
DI ruang tunggu kereta bandara, sebelum masuk ke peron, ada toilet bersih. Patut diacungi jempol ada ruang menyusui juga, kecil, tapi nyaman buat ibu menyusui.
***
Rekreasi naik kereta bandara pulang-pergi bisa jadi alternatif mengajak anak menikmati perjalanan naik kereta. Dibanding naik KRL Yogya-Solo, naik kereta bandara jauh lebih nyaman dan menyenangkan.
Para penumpang baru turun dari kereta bandara menuju ke terminal keberangkatan (emperbaca.com/Yana Haudy) |
Jarak tempuhnya hanya 40 menit, tempat duduknya lebar, suara mesin, dan guncangan kereta juga lebih halus dari KRL dan kereta jarak jauh.
Cuma, kereta bandara ini ramai sekali di musim liburan. Kalau sudah begini kereta jadi penuh dan kalau mengajak anak-anak bisa jadi tidak nyaman karena kemungkinan kita harus berdiri karena kehabisan tempat duduk.
Datang saat akhir pekan lebih direkomendasikan daripada saat musim liburan.
0 Comments
Posting Komentar