Genre musik heavy metal (selanjutnya kita sebut metal saja) dan punk sama-sama muncul pada 1970-an dan berakar dari musik rock.
Awal Mula Kemunculan Heavy Metal
Istilah heavy metal (logam berat) secara harfiah muncul tahun 1839. Logam berat saat itu adalah istilah kimia untuk menggambarkan sekumpulan logam yang terhubung secara longgar yang didefinisikan sebagai: sering menjadi racun bagi manusia, termasuk timbal, besi, merkuri, dan lithium.
Satu abad kemudian, istilah heavy metal digunakan oleh novelis Amerika William Seward Burroughs pada novelnya yang berjudul The Soft Machine, terbit pada 1961. Soft Machine. Salah satu karakter novel itu disebut sebagai Uranian Willy: The Heavy Metal Kid.
Bacaan Lain: Rekomendasi Musik Metal Buat yang Belum Suka Metal
Enam tahun setelahnya, istilah heavy metal digunakan oleh band classic rock Steppenwolf pada lagu mereka yang berjudul Born to be Wild. Lirik pada Lagu yang direkam tahun 1967 dan rilis pada 1968 itu ada yang berbunyi, "I like smoke and lightnin, heavy metal thunder."
Lagu Steppenwolf itu ternyata menginspirasi berkembangnya musik heavy metal disusul oleh Black Sabbath yang menjadi pelopor lagu-lagu cadas di era 1970-an.
However, bukan Steppenwolf atau Black Sabbath yang didaulat jadi bapak heavy metal. "Bapak" heavy metal disematkan kepada band asal Inggris Judas Priest.
Band heavy metal pertama di dunia, Judas Priest (foto: judaspriest.com) |
Judas Priest yang pertama kali membuat, merumuskan gaya, dan aransemen musik heavy metal di album Rocka Rolla yang rilis pada 1974.
Pada album Sin After Sin yang rilis pada 1977, Black Sabbath bahkan mengikuti kombinasi double bass drum dan rapid 16th-note bass rhythms yang digabung dengan 16th-note guitar rhythms milik Judas Priest.
Kini kita mengenal musik heavy metal dengan banyak subgenre, yaitu:
- Avant garde metal
- Black metal
- Classic metal
- Death metal
- Doom metal
- Folk metal
- Glam metal
- Gothic metal
- Grindcore
- Groove metal
- Hardcore
- Neo-classical metal
- Power metal
- Progressive metal
- Speed metal
- Thrash metal
Sejarah Kemunculan Musik Punk
Selama tahun 1970-an, ekonomi Inggris berada kondisi di mana tingkat pengangguran tinggi, mengakibatkan kaum muda tidak puas dan marah. Kondisi ini mendorong mereka memberontak dan mengobarkannya lewat lagu dalam kurun waktu 1975-1980.
Pada 1975 band Sex Pistols melakukan live performance mereka di London yang lalu menjadi membuat punk bukan cuma jadi tren musik, melainkan jadi gerakan pemberontakan sosial dan artistik yang mengguncang tatanan masyarakat masa itu.
Meski sampai sekarang terkenal sebagai pencetus gaya hidup dan gerakan punk, band punk pertama di dunia bukanlah Sex Pistol, melainkan Los Saicos.
Los Saicos (foto: consequence.net) |
Melansir The Guardian, band asal Lima, Peru ini berdiri pada 1964 dan awalnya memainkan lagu-lagu rock. Mereka kemudian mulai memainkan lagu dengan tempo cepat, lirik penuh teriakan, dan riffing agresif yang kemudian jadi ciri khas punk.
Riff adalah rangkaian nada yang dimainkan pada gitar untuk menciptakan melodi utama dari sebuah lagu.
Musik punk punya 22 subgenre, lebih banyak daripada metal. Tiga dari subgenre itu punya subgenre turunan yang kalau ditotal membuat punk punya 39 subgrenre.
Heavy metal dan punk sama-sama berisik dan keras, tapi keduanya bisa dibedakan dari hal berikut.
Komposisi musik metal termasuk rumit dengan permainan nada minor dan mayor yang turun-naik. Sedangkan musik punk lebih mudah dimainkan karena tidak butuh komposisi nada serumit metal.
Bagi pecinta punk, musik mereka haruslah berisi luapan hati dan ungkapan jiwa, baik yang resah atau yang bahagia. Petikan gitar dan gebukan drum cuma pelengkap, yang penting curhat harus dikeluarkan lewat lirik, bukan permainan musik.
Maka orang yang baru belajar musik sudah bisa jadi pemain band punk karena komposisi nada yang mudah dimainkan. Sementara itu, seseorang harus mahir memainkan instrumen musik lebih dulu sebelum jadi personel band metal.
Di Indonesia, band punk menyesuaikan diri dengan kultur yang nge-pop, maka aliran band punk kekinian yang ada seperti Saturday Night Karaoke, Stereowall, dan Write the Future lebih condong ke punk-pop daripada punk-rock.
Mungkin itu sebab ada kelompok anarkis bernama anarko yang berbuat onar di unjuk rasa UU Cipta Kerja tahun lalu. Mereka juga kerap melakukan penjarahan, vandalisme, dan pengeroyokan.
Namun, kelompok anarkis itu sangat mungkin cuma mendompleng punk dan tidak terinspirasi dari subgenre anarcho punk karena mereka terbukti berani mengganggu aparat dan masyarakat padahal hidup di negara aman dan demokratis.
Secara umum, lirik yang dinyanyikan band-band metal dan punk di Indonesia tidak sekasar dan sevulgar band luar negeri.
Sementara itu, anak punk lebih suka bergaya rambut ala mohawk dengan rantai yang menghias tubuh mereka.
Piercing anak punk juga lebih banyak dari anak metal. Tidak semua anak metal punya piercing (tindik tubuh), tapi semua anak punk pasti punya piercing.
Penggemar dan pengusung gaya hidup punk yang hidup di jalanan punya stigma lebih negatif dibanding anak metal.
Anak punk yang tinggal di jalanan kerap minum alkohol dan kadang memalak pengguna jalan untuk biaya hidupnya.
Sedangkan penggemar metal mayoritas datang dari kalangan yang lebih baik dari penggemar punk. Walaupun juga minum alkohol, metalhead jarang ada yang mabuk-mabukkan di tempat konser.
***
Kebanyakan band metal dan punk lahir dan berkembang secara independen (indie), termasuk di Indonesia. Mereka membuat musik tanpa dicampuri selera pasar, apalagi label rekaman. Distribusi lagu juga mereka lakukan sendiri dengan mengandalkan jaringan "bawah tanah" dan penggemar setia.
Ini bukan hal aneh karena sejak tahun 2000-an, mayoritas album dan single yang ada di pasaran dikeluarkan oleh label indie, bukan oleh label rekaman besar.
Lagipula label rekaman saat ini cuma dikuasai tiga perusahaan, yaitu Warner Music, Universal Music Group, dan Sony BMG.
0 Comments
Posting Komentar