Sewaktu mengisi kelas menulis untuk guru dan siswa di Kabupaten Magelang, saya katakan pada mereka bahwa jumlah kata ideal dalam artikel adalah 800-1000.
Seorang Kompasianer yang sering kami panggil dengan Pastor Bobby pernah menulis bahwa jumlah kata dalam artikel untuk publikasi online alias blog, yang paling ideal adalah 400-1000 kata.
Sementara itu, banyak blogger (narablog) bilang bahwa jumlah kata yang ideal untuk artikel blog banyaknya 500-2000 kata. Lebih bagus kalau konsisten menulis dikisaran 1000 kata. Sebabnya, kata mereka, artikel akan dianggap lengkap oleh Google dan lebih mudah bagi artikel itu tampil di mesin pencari karena banyak kata kunci yang terangkut.
Soal kata kunci ini saya alami sendiri. Pada suatu waktu cerita pendek berjudul Asmara Sebundar Bola diklik banyak orang yang memasukkan kata kunci "Bambang Budi Asmara" di mesin pencari Bing.
Padahal cerpen itu tentang kisah asmara seorang pemain bola yang bernama Bambang, tapi bukan Bambang Budi Asmara.
Fleksibilitas Jumlah Kata Ideal Pada Artikel
Bagi saya, penetapan 800-1000 kata yang saya anjurkan di kelas menulis kemarin pertimbangannya karena kalau hanya 500 kata, artikel itu akan terlalu pendek untuk dibaca. Pembaca masih merasa ada yang kurang dari artikel itu.
Jumlah kata ideal dalam artikel 800-1000 kata yang saya anjurkan, ideal untuk artikel jenis feature (karangan khas) dan esai. Panjang informasinya sudah memuaskan pembaca, tidak kependekan juga tidak kepanjangan.
Sementara kalau lebih dari 1000 kata, artikel jadi terlalu panjang. Penulis artikelnya juga bakal kesulitan mencari subjudul apa saja yang dimasukkan ke dalam artikel untuk memenuhi jumlah 2000 kata. Artikel malah jadi bertele-tele ngalor-ngidul ngetan-ngulon.
Akan tetapi, jumlah 2000 kata amat mungkin jadi terasa pendek dibaca kalau artikel itu adalah jenis in-depth reporting atau reportase mendalam dari suatu peristiwa yang sedang populer.
Kalau untuk artikel berita (cetak dan digital) 300 kata saja sudah cukup. Apalagi media berita online sangat suka memecah 1 artikel jadi 2-3 artikel untuk kepentingan views dan mesin-pencari-minded guna menjaring iklan lebih banyak.
Kenapa banyak versi mengenai berapa jumlah kata ideal dalam artikel? Harus ikut yang mana?
Enggak usah ikut yang mana-mana. Namun, kalau kamu mau mau mulai nulis artikel di blog semisal Medium, Kompasiana, Brilio, Idntimes, atau blog pribadi, buatlah minimal 500 kata seperti yang disarankan banyak blogger, walaupun itu artikel curhat.
Makin panjang curhatmu, makin lega hatimu dan makin terhindar dari kemungkinan depresi. Apa iya begitu?
Lalu, bila pengetahuan kamu sudah lengkap tentang suatu topik, buatlah minimal 800 kata supaya pengetahuan dalam artikel lebih lengkap.
The most important of all, pastikan saja artikel kamu enak dibaca dan tidak mengulang-ulang kalimat walaupun untuk kepentingan kata kunci SEO.
Minat Baca Netizen
Netizen atau internet citizen adalah mereka yang sering membuka internet dan melakukan aktivitas dalam jaringan, misal mengepos sesuatu di medsos, membaca berita, berselancar mencari informasi, dan nonton hiburan yang menggunakan internet.
Menurut riset Nielsen pada 2020, mayoritas orang di internet akan membaca judul lebih dulu, men-scroll isinya sampai kebawah, baru kemudian membacanya jika artikel (nonberita) itu menarik minatnya.
Kebiasaan membaca seperti itu lazim ditemukan di banyak negara. Kalau di Indonesia saya yakin orang lebih suka baca judulnya saja untuk menyimpulkan isi artikel, baik berita maupun feature. Itu karena orang Indonesia memang tidak suka baca.
Makanya banyak media online membuat judul clickbait demi menarik minat baca orang walau judul itu sering gak nyambung dengan isi artikelnya.
Satu lagi fakta yang mungkin menyesakkan buat orang-orang yang hobi nulis panjang-lebar di blog, orang mencari informasi di internet karena benar-benar butuh, bukan karena mereka suka baca.
Amat jarang mereka membaca artikel sepanjang 500-800 kata hanya untuk mengisi waktu. Waktu luang mereka isi dengan membaca berita online dan memperhatikan medsos, bukan membaca blog. Artikel blog yang cuma berisi 300 kata pun mereka baca kalau memuat informasi yang mereka cari.
Membaca tuntas beribu-ribu kata hanya dilakukan oleh orang yang benar-benar suka baca, tidak punya buku untuk dibaca, dan kebanyakan kuota untuk dihabiskan..
Other than that, those who likes to write thousand words may lower their expectation to gain more readers, including me. Is that sad? No, it is challenging.
Saya setuju di kisaran 500-1000 untuk cerita pendek atau artikel ringan. Kalau terlalu panjang, khawatir proses membaca menjadi tidak utuh.
BalasHapusBetul, Mbak. Kalau lebih dari seribu kata cocok untuk artikel in-depth atau ilmiah. Terima kasih sudah mampir, Mbak Ayra (*,*)
Hapus