Jasa Bangunin Sahur dan Ngingetin Buka Puasa yang Sebenarnya Gak Diperluin tapi Selalu Ada

I appreciate the effort to get profit, but never get why people need to be waking up for sahur and breakfasting while they have alarm on their phones already.

Do they live alone in the forest so they need someone else to remind them or what?

Ilustrasi jam weker dari learntimeonline.com

Lima belas tahun lalu jasa bangunin sahur dan ngingetin buka puasa mungkin dicari banyak orang. Sekarang kalau masih ada yang menawarkan jasa tersebut rasanya mau saya ketawain dalam hati karena semua orang sudah punya smartphone yang sudah ada alarmnya.

Walau begitu, bisa saja ada orang yang benar-benar butuh jasa mereka. Orang yang bucin (butuh cinta), misalnya. Saking kesepian sampai butuh ditelepon dan diingatkan sahur.

However, that business still does not make sense to me because the reasons below:

1. Suara pengeras masjid di Indonesia tidak pernah senyap


Apalagi di masjid yang pengurusnya orang NU, hampir selalu berisik karena semua kegiatan yang diadakan di masjid NU hampir pasti menggunakan pengeras suara luar. 

Walaupun di masjid non-NU lebih sepi, tapi mereka juga selalu mengingatkan sahur sejak pukul 03.00 yang diulang pada pukul 04.00. Sebelum heboh suara bising speaker masjid dari Menag Yaqut Cholil Qoumas, banyak masjid bahkan memutar murotal nonstop dari jam 03.00 sampai azan Subuh.

Sekarang masjid lebih sepi sejak dikeluarkannya edaran tentang penggunaan toa oleh Kemenag, tapi masjid pun pasti menggaungkan peringatan bila sudah masuk imsak. Setelah itu azan Subuh berkumandang seperti biasa.

Andaipun ada orang yang rumahnya jauh dari masjid, seperti di Bali atau Manado, misalnya, mereka bisa pakai telepon seluler (ponsel) pintar yang pasti sudah ada alarmnya.

2. Ponsel keluaran 2015 keatas sudah dilengkapi koneksi internet otomatis


Koneksi internet di ponsel terbaru sudah tidak perlu kita setting manual. Jadi, smartphone tanpa simcard tetap bisa menyesuaikan jam tempat mereka tinggal secara otomatis lewat jaringan internet. Ketepatan jam itu bisa digunakan untuk menyetel alarm supaya bangun sahur gak kesiangan.

Jangankan smartphone, ponsel jadul yang bunyinya masih monophonic dan polyphonic juga sudah dilengkapi alarm. Malahan bunyinya keras banget karena tidak ada penyetelan untuk suara lembut.

Kalaupun orang tidak punya ponsel jenis apapun karena sangat miskin. Jam biologis tubuhnya bisa menyesuaikan kapan harus bangun. Bila ingin bangun pagi, mereka akan tidur lebih cepat. Kalau tidak bisa tidur cepat karena harus lembur, mereka akan niat-seniat-niatnya harus bangun sahur.

Lagian orang miskin gak butuh jasa bangunin sahur, gak mampu bayarnya.

3. Tarif 


Paling mencengangkan buat saya, ada yang pasang tarif bangunin sahur dan ngingetin buka puasa seharga HP. 

HP keluaran lokal macam Advan, Evercoss, HiMax, dan Zyrex jadi kelihatan murah banget. Bahkan pula HP Tiongkok seperti Xiaomi, Realme, dan Oppo harganya masih jauh lebih murah dibanding tarif jasa bangunin sahur.

emperbaca.com/istimewa

Tahun 2021 lalu, Choirul Anam asal Kabupaten Magelang sempat viral karena terang-terangan membuat poster menawarkan jasa bangunin sahur. Dia tidak mematok tarif karena permintaan itu datang dari teman-temannya.

Selain menawarkan jasa bangunin sahur, Anam juga membuka jasa menemani makan malam dan diantar sampai rumah, khusus perempuan lajang.

Bisa disimpulkan, jasa bangunin sahur walau sebenarnya gak perlu, ternyata dibutuhkan orang-orang yang kesepian dan ingin merasa jadi orang penting karena dibangunkan waktu sahur.

***

Namanya orang cari duit, ya, apa aja bisa asal halal dan gak merugikan orang. Semoga sukses buat yang jualan jasa bangunin sahur dan ngingetin buka puasa.

0 Comments

Posting Komentar