Semua penulis (writer) dan pengarang (author) adalah logophile karena mereka menulis (hampir) setiap hari dan bergulat dengan kata-kata untuk dirangkai menjadi kalimat yang mereka inginkan.
Para penikmat buku, walau tidak menulis, dapat disebut juga dengan logophile karena mereka menikmati rangkaian-rangkaian kalimat di dalam buku atau karya fiksi seperti novel, cerita pendek, dan puisi.
Logophile merupakan istilah yang disematkan pada seseorang yang sangat menyukai bahasa, buku, dan kata-kata.
Sementara itu, yang masih bersaudara dengan logophile adalah lexophile.
Lexophile artinya penyuka kata-kata yang samar dan tidak tampak.
Serial keluaran Disney, The Mysterious Benedict Society punya anggota logophile dan lexophile (Disney+ Hotstar) |
Sudah bisa membedakan logophile dengan lexophile? Atau masih samar? Sama-sama pecinta kata-kata, tapi terdapat perbedaan yang terang diantara keduanya.
Asal kata
Logo dalam bahasa Yunani kuno berarti 'words' atau 'speech' dalam bahasa Inggris, alias kata-kata atau pidato. Sedangkan phile diambil dari kata 'phileein' atau philia, yang artinya kecintaan.
Logophile disebut juga word lover, word buff, atau philologos.
Sama-sama berasal dari bahasa Yunani, lexo diambil dari kata lexis, turunan dari kata logos, yang dalam bahasa Inggris berarti words, yaitu kata-kata.
Sedangkan phile diambil dari kata philia yang artinya persahabatan, kesukaan, atau kecintaan. Karenanya lexophile juga bisa disebut dengan lexophilia.
Istilah logophile, lexophile, dan semua istilah phile dimunculkan dari bahasa Yunani kuno untuk menggambarkan kecintaan spesifik orang pada suatu hal. Padanan kata untuk kesukaan spefisik itu tidak ditemukan pada bahasa yang sekarang digunakan di dunia.
Sama-sama mencintai kata-kata, lalu dimana beda orang logophile dan lexophile?
Ciri dan contoh logophile
Logophile menyukai kata-kata yang bisa dibentuk menjadi kalimat. Mereka pun cenderung gemar menulis. Bila ada satu atau dua kata yang disodorkan, mereka akan senang hati merangkai kata-kata itu menjadi sebuah kalimat.
Mirip seperti pelajaran Bahasa Indonesia dimana kita diminta membuat kalimat dari kata tertentu di bangku SD.
Seorang logophile cenderung suka menulis selain senang membaca karena besarnya kesukaan mereka terhadap kata-kata. Namun, logophile berbeda dengan kutu buku.
Kutu buku menyukai bacaan nonfiksi yang bersifat keilmuan daripada fiksi seperti cerita pendek, puisi, dan novel. Maka itu, kutu buku disebut sebagai bibliophile.
Yuk baca juga: Istilah Untuk Penyuka Buku Adalah Bibliophile
Syarat mutlak seseorang disebut sebagai logophile adalah dia menyukai semua bacaan termasuk nonfiksi dan puisi. Contoh nyata dari logophile adalah novelis. Seorang novelis harus membaca semu buku, bukan cuma fiksi atau nonfiksi saja, karena dia harus punya referensi untuk penulisan novelnya.
Makin banyak pengetahuan si novelis, makin banyak unsur ekstrinsik dalam dirinya yang akan memperkaya keragaman cerita yang ditulisnya.
Seorang penulis skenario, terutama genre fiksi ilmiah dan fantasi, juga bisa disebut sebagai logophile.
Ciri dan bentuk lexophile
Berbeda dengan logophile, seorang lexophile lebih terobsesi pada kata-kata yang samar berupa teka-teki. Mereka tidak tertarik pada puisi, cerpen, atau karya sastra lain. Kecintaan mereka adalah kata-kata tersembunyi dan samar seperti dalam game puzzle, anagram, palindromes, dan cipher.
Anagram adalah salah satu jenis permainan kata yang jika huruf-hurufnya diacak, dia akan membentuk kata atau kalimat lain yang baru. Itu sebab anagram sering dipakai sebagai kode.
Permainan yang menggunakan anagram adalah scrabble dan boggle. Dalam dua permainan itu pemain berusaha membentuk kata dari huruf-huruf yang disediakan.
Contoh anagram ada pada Harry Potter dimana nama Tom Marvolo Riddle kemudian jadi Lord Voldemort sang penguasa kegelapan.
Palindromes adalah kata, angka, frasa, atau urutan karakter lain yang ketika dibaca mundur pengucapannya sama dengan saat dibaca maju.
Ada juga palindrom numerik seperti tanggal 11 November 2011 yang bila ditulis secara numerik menjadi 11-11-11, dibolak-balik pun angka itu tetap dibaca 11-11-11.
Contoh kata palindromes adalah 'malam', 'minim', dan 'radar'. Palindromes bisa saja berbentuk frasa, tidak harus satu kata, yang penting ketika dibolak-balik frasa itu dibaca sama.
Cipher atau ciphertext adalah metode untuk mengenkripsi dan mendeskripsi pesan. Cipher berisi text informasi yang telah diubah penulisannya menjadi kode rahasia sehingga orang yang bisa membukanya hanya orang yang punya kata kuncinya.
Cipher sederhana dapat kita lihat dalam kegiatan Pramuka dimana anggotanya belajar kode morse, semapur, sandi kotak, sandi AN, atau sandi AZ. Cipher yang lebih rumit ada pada pemrograman komputer.
Karena itu banyak lexophile bekerja jadi web developer, game developer, ahli sandi, dan semua yang berhubungan dengan bahasa pemrograman, bahkan bisa bekerja jadi intel karena menyukai kata-kata yang samar dan tersembunyi.
***
Jelas sekali bahwa sama-sama mencintai kata-kata, tapi ternyata kedua amat berbeda. Seorang logophile tidak menyukai kata-kata yang samar seperti yang ada pada cipher, palindromes, dan anagram. Sebaliknya, seorang lexophile tidak akan membaca membaca banyak karya sastra karena kata-kata seperti itu terlalu terang buat mereka.
Kamu yang sudah baca artikel ini pasti seorang logophile, karena logophile amat suka membaca.
0 Comments
Posting Komentar