Banyak orang menjadi miskin bukan karena mereka malas. Ada yang karena orangtuanya miskin lantas tidak bisa menyekolahkan mereka lalu mereka ikut miskin karena tidak mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha dengan penghasilan tinggi. Banyak juga yang menjadi miskin karena kebijakan pemerintah, juga terbatasnya informasi yang bisa mereka akses. Ada juga -bagi umat Islam- menjadi miskin bisa merupakan ujian hidup dari Allah SWT.
Sebelum memandang rendah orang miskin kita samakan persepsi dulu bahwa orang miskin, menurut standar Badan Pusat Statistik, diantaranya adalah penghasilannya kurang dari Rp600rb perbulan, hanya mampu membeli satu stel pakaian setahun sekali, dan tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual senilai Rp500rb.
Orang miskin tidak bisa melamar pekerjaan kantoran karena pendidikan mereka tidak tinggi. Paling bagus mereka kerja dikantor sebagai office boy atau cleaning service. Sementara orang miskin lainnya kerja serabutan, jadi buruh, atau pekerjaan informal lain seperti mengamen atau mengojek. Itulah kenapa penghasilan mereka sedikit. Karena penghasilannya sedikit mereka jadi kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Bila kita biasa ngopi-ngopi cantik di kafe seminggu sekali. Duit didompet mereka belum tentu cukup untuk beli kopi bubuk di warung. Bila anak-anak kita biasa makan di restoran saat main di mall, orang miskin sudah merasa mewah makan lauk telur dadar seminggu sekali.
Bila kita bisa santai meski punya utang di bank karena penggunaan kartu kredit, orang miskin pusing tujuh keliling memikirkan bagaimana melunasi utang di tukang sayur.
Sungguh tidak pantas kita jadi orang terhormat bila merendahkan dan meremehkan orang hanya karena baju mereka lusuh, muka mereka kusam, dan kelakuan norak mereka bila masuk ke mall.
Hidup mereka sehari-hari sulit dan itu membuat mereka tertekan. Tak ada apa-apanya tekanan yang kita terima saat diputuskan pacar atau dimarahi bos dikantor. Tak ada apa-apanya tekanan yang dihadapi agen asuransi untuk mencapai target bulanan mereka dibanding tekanan yang dialami orang miskin untuk bertahan hidup.
Itulah kenapa orang miskin tidak boleh diremehkan karena mereka juga bertahan hidup untuk mengisi kehidupan di dunia yang sama seperti kita. Tidak ada alasan untuk melecehkan orang miskin.
Masih tidak mengerti kenapa orang miskin harus dipandang sama seperti orang kaya? Bila penat cobalah cari hiburan selain nonton TV kabel, ke bioskop dan mall, kafe dan restoran, supermarket, theme park, hotel berbintang, atau pusat kebugaran. Lalu cobalah makan hanya dengan tempe, tahu dan sayuran tiap hari. Kemudian jauhkan diri dari aktivitas diinternet, media sosial dan gosip. Lakukan itu selama sebulan saja, maka Anda akan tahu bagaimana rasanya hidup sebagai orang miskin.
Sebelum memandang rendah orang miskin kita samakan persepsi dulu bahwa orang miskin, menurut standar Badan Pusat Statistik, diantaranya adalah penghasilannya kurang dari Rp600rb perbulan, hanya mampu membeli satu stel pakaian setahun sekali, dan tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual senilai Rp500rb.
Orang miskin tidak bisa melamar pekerjaan kantoran karena pendidikan mereka tidak tinggi. Paling bagus mereka kerja dikantor sebagai office boy atau cleaning service. Sementara orang miskin lainnya kerja serabutan, jadi buruh, atau pekerjaan informal lain seperti mengamen atau mengojek. Itulah kenapa penghasilan mereka sedikit. Karena penghasilannya sedikit mereka jadi kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Bila kita biasa ngopi-ngopi cantik di kafe seminggu sekali. Duit didompet mereka belum tentu cukup untuk beli kopi bubuk di warung. Bila anak-anak kita biasa makan di restoran saat main di mall, orang miskin sudah merasa mewah makan lauk telur dadar seminggu sekali.
Bila kita bisa santai meski punya utang di bank karena penggunaan kartu kredit, orang miskin pusing tujuh keliling memikirkan bagaimana melunasi utang di tukang sayur.
Sungguh tidak pantas kita jadi orang terhormat bila merendahkan dan meremehkan orang hanya karena baju mereka lusuh, muka mereka kusam, dan kelakuan norak mereka bila masuk ke mall.
Hidup mereka sehari-hari sulit dan itu membuat mereka tertekan. Tak ada apa-apanya tekanan yang kita terima saat diputuskan pacar atau dimarahi bos dikantor. Tak ada apa-apanya tekanan yang dihadapi agen asuransi untuk mencapai target bulanan mereka dibanding tekanan yang dialami orang miskin untuk bertahan hidup.
Itulah kenapa orang miskin tidak boleh diremehkan karena mereka juga bertahan hidup untuk mengisi kehidupan di dunia yang sama seperti kita. Tidak ada alasan untuk melecehkan orang miskin.
Masih tidak mengerti kenapa orang miskin harus dipandang sama seperti orang kaya? Bila penat cobalah cari hiburan selain nonton TV kabel, ke bioskop dan mall, kafe dan restoran, supermarket, theme park, hotel berbintang, atau pusat kebugaran. Lalu cobalah makan hanya dengan tempe, tahu dan sayuran tiap hari. Kemudian jauhkan diri dari aktivitas diinternet, media sosial dan gosip. Lakukan itu selama sebulan saja, maka Anda akan tahu bagaimana rasanya hidup sebagai orang miskin.
0 Comments
Posting Komentar