Siapa yang tidak punya akun media sosial saat ini? Semua orang, terutama yang berumur 13 tahun lebih, pasti punya. Facebook, Twitter, Instagram, Path, LinkedIn, YouTube, Google+, dan lain sebagainya. Therefore, it is not wise to spend our time in social media too much. Kebanyakan main media sosial malah bisa bikin stres. Yes. Why?
Derasnya arus informasi yang masuk melalui media sosial, entah berupa posting pribadi atau link dari situs lain, bisa membuat pikiran jadi cemas dan hati was-was. Apalagi kalau yang beredar itu hoax (berita bohong/karangan yang beredar lewat dunia maya) bisa membuat pikiran bingung karena otak dan naluri kita tahu itu tak masuk akal, tapi karena mata kita membaca hoax secara terus-menerus maka kita "dipaksa" untuk percaya pada informasi yang sebetulnya tidak nyata.
Pic from getsnitter.com |
Penelitian yang dilakukan Happiness Research Institute tahun 2015 di Denmark pada 1095 responden menemukan bahwa separuh dari mereka yang lama tidak membuka Facebook lebih bahagia dibanding mereka yang tiap hari buka Facebook.
Riset itu memakai Facebook sebagai media sosial yang diteliti karena jejaring sosial itu digunakan oleh semua kalangan umur.
Pengguna Facebook memiliki peluang 39 persen merasa kurang bahagia dibandingkan mereka yang tidak memakai media sosial itu.
In my opinion, sering membaca apa yang di posting orang lain di medsos membuat kita cenderung membandingkan hidup kita dengan orang lain. Kita bisa merasa iri dan tidak bahagia. Kalaupun tidak iri, kita akan cenderung "sibuk" mengurusi hidup orang lain sehingga lupa bahwa kita urusan yang lebih berguna untuk diri sendiri.
Jadi, membuka media sosial bukan keharusan. Tidak usah takut dibilang kurang update hanya karena kita jarang update status. Yang penting kita tidak gagap teknologi dan mengerti cara menggunakan teknologi tapi jangan "diperbudak" oleh teknologi.
0 Comments
Posting Komentar