Alasan Emak-emak Selalu Benar

Alasan Emak-emak Selalu Benar

Para ibu rumah tangga kadang jenuh mengurus rumah sementara mereka tidak ada kesibukan lain. Makanya energi dan waktu mereka tidak tersalurkan sebagaimana wanita karir atau wanita pedagang.

Karena itulah mereka akan berusaha sengit memenangkan adu argumen, adu mulut, perdebatan, bahkan perkelahian fisik kalau perlu. Kalau sudah memenangi suatu perdebatan atau adu mulut, akan puas hati mereka dan hidupnya jadi bermakna karena merasa telah mempertahankan prinsip.

Makanya tidak usah heran kalau melihat emak-emak naik motor di jalan serasa mereka yang punya jalan. Belok tanpa sein, ngebut, motong jalan sembarangan, nyalip gak pake perhitungan, dan kadang nerabas lampu merah.

Emak-emak merasa punya banyak waktu dan energi untuk mempertahankan diri andai terjadi masalah di jalan. Inilah juga yang jadi sebab emak-emak bisa ngomong dan ngomel bermenit-menit tanpa jeda sampai kita gak tahan dan akhirnya membiarkan emak-emak menang.

Itu baru garis besar kenapa emak-emak selalu dianggap paling benar dan tak terkalahkan. Berikut alasan emak-emak selalu dianggap paling benar sampai ada istilah the power of emak-emak.

1. Waktu dan Energi


Mengalah adalah alasan utama orang menganggap emak-emak selalu benar. Mereka tidak punya waktu dan energi sebanyak emak-emak karena sudah capek kerja, capek kuliah, atau lelah dengan urusan hidup lainnya.

Karena itulah mereka malas ribut, berdebat, dan memperpanjang urusan.  Kalau memperpanjang urusan dengan emak-emak waktu dan energi akan habis terbuang percuma hanya untuk adu mulut. Belum tentu menang pula.

2. Menghormati Ibu dan Wanita

 

Banyak orang mengalah pada emak-emak karena ingat pada ibu, saudara perempuan, atau istri mereka. Buat mereka sangat tidak pantas beradu argumen dengan wanita karena mereka adalah sosok yang patut dihormati dan dihargai.

Jadi meski emak-emak itu belum tentu benar, mereka memilih ngalah yang akhirnya membenarkan anggapan umum bahwa emak-emak selalu benar.

3. Takut

 

Ada beberapa orang yang pengin banget ngelawan emak-emak yang berulah dan merugikan orang lain, tapi takut.

Mereka takut dianggap beraninya cuma sama emak-emak. Takut dianggap tidak gentle atau pengecut kalau ribut dan berantem sama emak-emak.

Meski kezel karena harus mengalah dengan emak-emak yang salah, beberapa orang memilih membiarkan emak-emak menang. Inilah yang membuat emak-emak jadi selalu dianggap paling benar.

4. Kuatir Merembet ke Hal Lain 

 

Ada orang yang cepat-cepat mengalah pada emak-emak karena tidak mau urusan jadi panjang dan merembet ke hal lain yang tidak ada hubungannya dengan urusan awal.

Urusan awal cuma soal kentang akhirnya jadi bakso karena meski salah emak-emak itu masih terus beradu pendapat dan memaksakan pikirannya harus diterima.

Jadi ada orang yang tidak salah, tapi memilih menyelesaikan urusan dengan emak-emak secepat mungkin daripada meladeni, tapi ruginya lebih besar.

Ras Terkuat Sekaligus Terlemah

 

Ibu-ibu disebut juga dengan emak-emak merupakan ras terkuat di muka bumi karena mereka selalu menang dalam banyak urusan sosial di masyarakat.

Doa ibu yang ikhlas dan tulus penuh cinta kasih dalam hatinya juga bisa jadi pintu surga bagi anak-anaknya.

Meski begitu, emak-emak juga merupakan "ras" terlemah karena mereka yang berpendidikan rendah rentan dimanipulasi untuk kepentingan politik praktis. Ini karena mereka gampang percaya dan tidak mencari tahu kebenaran dari suatu informasi.

Sikap impulsif (gampang bereaksi spontan) yang dimiliki kebanyakan emak-emak juga membuat mereka mudah termakan isu yang belum tentu benar. Mereka jadi gampang dimanfaatkan untuk menjatuhkan nama baik seseorang, kelompok, atau institusi.

Banyak dari emak-emak tidak bisa berdikari secara finansial karena tidak ada waktu untuk bekerja demi mengasuh anak dan mengurus rumah tangga. Jadi mereka hanya mengandalkan penghasilan suami. Kalau terjadi apa-apa dengan suaminya dan tidak ada warisan, maka istri harus berjuang mengasuh anak sekaligus mencari nafkah.

Harus Gimana Kalau Ketemu Emak-emak yang Salah tapi Ngotot?

 

Pertama, gak usah adu debat. Iya-iyain aja dulu. Lima menit kemudian baru tanya, "Urusan ini mau diselesaikan bagaimana, Bu? Saya gak punya waktu seharian buat melayani Ibu."

Kalau emak-emak itu masih teriak dan marah-marah ajak ke kantor polisi terdekat. Kalau dia menolak dan nyerocos terus, panggil orang sekitar untuk bersedia jadi saksi di persidangan. Meski nyatanya gak akan ada persidangan karena gak ada laporan ke kantor polisi, setidaknya itu bisa bikin si emak diam.

Kedua, gak perlu ancam pakai viral-viralan. Emak-emak akan makin naik darah kalau diancam akan diviralkan. Kalau sudah naik darah dia akan tambah nekat dan malah kita yang jadi terlihat bersalah.

Ketiga, kalau situasi sudah tenang dan reda, kita bilang, "Saya maafkan. Saya pamit dulu ya, Bu. Semoga Ibu sehat selalu."

Kalau emak-emak itu minta ganti rugi padahal dia yang salah, silakan ajak ke kantor polisi untuk menyelesaikan masalah secara adil.

Beda Keluarga, Saudara, dan Kerabat

Beda Keluarga, Saudara, dan Kerabat

Secara kata, keluarga, saudara, dan kerabat punya arti yang serupa dan maknanya sering disamakan. 

Memang tidak salah, hanya saja kita mungkin perlu membedakan apakah harus menyebut seseorang dengan keluarga, saudara, atau kerabat untuk memudahkan pengenalan terhadap garis keturunan atau kekerabatan.

Keluarga dibagi jadi empat, yaitu keluarga inti, keluarga besar, keluarga bilateral, dan keluarga kerajaan. Keluarga kerajaan?!

Keluarga


1. Keluarga inti (batih), yaitu anak dan suami/istri atau orang yang satu rumah dengan kita meski tidak ada hubungan darah atau hubungan perkawinan.

Bisa dibilang pekerja rumah tangga (PRT) dan supir yang tinggal serumah dengan kita adalah keluarga. Keluarga inti yang hanya terdiri dari ibu, bapak, dan anak-anak disebut juga dengan keluarga elementer.

2. Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan ipar, mertua, keponakan, dan menantu.

Kita dengan orang tua, anak, ipar, mertua, dan menantu adalah keluarga besar. Namun, kalau ditambah adiknya ipar, orangtuanya ipar, dan sepupunya ipar, itu namanya keluarga bilateral, bukan lagi keluarga besar.

3. Keluarga bilateral adalah seluruh keluarga dari pihak ibu dan bapak kita. Termasuk dalam keluarga bilateral adalah anak dari sepupu orang tua dan anak dari sepupu kita.

4. Keluarga kerajaan, yaitu seluruh keluarga raja atau ratu yang sedang memerintah. Keluarga kerajaan tidak ada di Indonesia, biasanya ada di Eropa yang masih menganut sistem kerajaan seperti Inggris, Belanda, Belgia, Spanyol, dan Swedia. 

Keraton atau kesultanan yang ada di Yogya, Solo, Banten, Gorontalo dan lainnya lebih familiar disebut keluarga keraton karena Indonesia negara kesatuan berbentuk republik yang tidak menganut sistem monarki parlementer.

Saudara

 

Arti dan makna saudara juga ada beberapa, kita bisa menggunakan kata 'saudara' sesuai konteks dan kepentingan.

1. Saudara kandung. Selain bisa menyebut adik dan kakak kita dengan keluarga inti, kita juga bisa menyebut mereka dengan saudara kandung.

Saudara kandung adalah kakak atau adik yang beribu dan berbapak sama dengan kita.

2. Saudara sedarah. Saudara sedarah belum tentu jadi saudara kandung karena bisa saja mereka satu ayah, tapi beda ibu, atau punya ibu yang sama, tapi ayahnya beda.

3. Saudara segolongan, sepaham, dan seagama. Orang yang tidak berhubungan darah dan bertalian pernikahan juga bisa disebut saudara. 

Merekalah yang kita sebut saudara segolongan, sepaham, dan seagama. Itulah kenapa kita sering menyebut mereka dengan sebutan saudara seiman, saudara sebangsa setanah air, bahkan saudara senasib sepenanggungan.

Kata 'saudara' juga biasa dipakai generasi sebelum tahun 1990 sebagai kata ganti 'anda' dalam berbagai konteks. Generasi jaman dulu sering memanggil rekan sejawat atau rekan akrab dengan sebutan 'saudara'  untuk menunjukkan bahwa mereka sepemahaman.

Sekarang yang masih menggunakan kata 'saudara' untuk menggantikan kata 'anda' adalah para hakim, pengacara, jaksa, polisi, atau mereka yang berkepentingan di bidang hukum dan peradilan.

4. Saudara sepupu. Sepupu adalah anak dari kakak/adik ibu dan bapak kita. 

Banyak dari kita yang akrab dengan sepupu karena sekolah bareng, nongkrong bareng, jalan bareng, atau karena sering main bareng.

Meski pertalian darah sepupu dekat dengan kita karena orangtua kita dan mereka adik-kakak, sepupu bukanlah mahram jadi boleh dinikahi.

Pada sepupu (yang betul-betul sepupu) karena orangtua kita beradik-kakak dengan orangtua mereka, lebih baik menyebutnya langsung dengan 'sepupu' atau misan, bukan 'saudara sepupu'.

Kerabat

 

Semua saudara adalah kerabat, tapi tidak semua kerabat adalah saudara. Makanya meski di KBBI arti kerabat mirip dengan saudara, bedanya kalau kerabat tidak ada hubungan darah, tapi karena perkawinan.

Kerabat tidak ada hubungan darah hubungan darah, tapi jalinan kekeluargaan terjadi dari pernikahan. Misalnya kita punya adik ibu namanya Tante Sinta. Tante Sinta menikah dengan Om Iwan. Kakak dan adik Om Iwan bukan saudara kita, tapi mereka jadi berkerabat dengan kita karena pernikahan Om Iwan dengan Tante Sinta.

Sama juga kalau kakak dan adik kita menikah. Misal Kak Santi kakak kita menikah dengan Bang Saleh. Kakak dan adik Bang Saleh jadi kerabat kita karena pernikahan kakak kita dengan kakak mereka.

Sesama kerabat bisa saling akrab melebihi saudara kalau mereka sefrekuensi. Kalau mereka sudah akrab biasanya saling menyebut sesama dengan sebutan saudara, bukan lagi kerabat.

***

Boleh saja kita menyamakan semuanya dengan sebutan saudara atau keluarga. Penyebutan berdasarkan hubungan darah dan tali perkawinan hanya untuk memudahkan kita mengenali mereka mana yang yang keluarga, saudara, atau kerabat.

Pemisahan sebutan ini juga bermanfaat kalau anak atau cucu kita bertanya, "Paklik Dul itu saudara dari siapa, Pak?" atau "Mas Fandi itu siapanya Ibu?"

Jadi untuk mempermudah menyebut anggota keluarga dan asal-usul hubungannya dengan kita, kita bagi jadi tiga sebutan yaitu keluarga, saudara, dan kerabat.

Ciri Khas Film Horor

Ciri Khas Film Horor

Film horor selalu laris manis ditonton orang. Kalau ada film genre keluarga, animasi, drama, komedi, atau aksi yang tayang bareng film horor di bioskop, hampir bisa dipastikan film itu tidak bakalan laku kecuali box office dunia seperti Transformer atau Avengers.

Kadang film horor rating 17+ seperti Siksa Kubur, Pengabdi Setan I, atau Lembayung ditonton juga oleh anak-anak. Padahal rating usia film dibuat supaya kita tahu mana yang pantas ditonton anak-anak dan mana yang cuma boleh ditonton orang dewasa.

Selain itu, ciri khas film horor yang suram dan seram bisa mengganggu perkembangan jiwa (mental) anak. 

Ini ciri khas film horor yang sering kita tonton.

1. Remang-remang dan Gelap

 

Cuma ada cahaya lampu kuning dari bohlam atau lampu kristal yang cahayanya dibuat kuning. Tidak sedikit orang yang mesti menambah brightness di layar ponsel atau TV supaya terlihat wajah para pemainnya.

Keremangan dan kegelapan film horor kadang bikin kita susah mencerna jalan cerita. Kita jadi cuma menikmati teriakan, musik menegangkan, dan suara seram dari film tanpa menikmati akting para pemainnya. 

2. Serba Jadul


Satu dari sedikit film horor punya latar waktu kekinian mungkin Jelangkung (2001). FIlm yang syutingnya cuma 10 hari itu sukses mengusung horor dengan tampilan moderen. 

Sementara itu kebanyakan film horor punya latar waktu, latar suasana dan tempat yang jadul (jaman dulu). Tidak ada teknologi, tanpa mobil bagus, dan wajah serta pakaian pemerannya dibuat kusam untuk menguatkan kesan jadul tersebut.

Latar waktu, suasana, dan tempat dibuat jadul mungkin juga untuk memberi visualisasi menyeramkan yang suram sehingga menambah kesan angker film.

Film horor akan susah dapat kesan seram dan suram kalau dibuat di latar waktu dan suasana kekinian. Saat tokohnya terperangkap di rumah sendirian penonton pasti akan bergumam, "Kenapa gak pesan Grab buat kabur." atau "Videoin aja itu setannya biar viral."

Mayoritas film horor luar negeri pun sama, mengandalkan latar waktu, suasana, dan tempat yang dibuat seperti jadul tanpa teknologi apalagi medsos. 

Suasana jadul paling cocok untuk membangun kesan seram dan menjaga supaya pikiran penonton tetap pada kesan seram tanpa diganggu teknologi dan kemajuan zaman.

3. Adegan Tidak Saling Berkaitan


Jarang ada film horor yang punya alur cerita yang kuat. Kebanyakan cuma menampilkan kisah seram dari adegan satu ke adegan lainnya tanpa kisah yang kuat dibelakangnya.

Makanya tidak heran kalau ada adegan dan tokoh yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan isi cerita. Dipasang cuma untuk menambah kesan seram dan suram.

Kadang alur cerita film horor tidak masuk diakal. Ada yang dari kecil tinggal sendirian. Ada juga pesantren yang dianggap misterius, tapi tidak jelas misteriusnya di mana. 

Kalau kita mencari kekuatan alur dan karakter tokoh, jangan mencarinya di film horor. Meski begitu ada film yang kuat skenarionya dan kuat pula para pemain memerankan karakternya, yaitu Siksa Kubur (2024).

Maka tidak semua film horor punya adegan yang wakwekwok, hanya saja kalau kita ingin mencari hikmah atau pesan moral dalam cerita, sebaiknya tidak mencarinya di film horor.

4. Bikin Kaget

 

Beberapa film horor bahkan tidak seram dan tidak jelas alur ceritanya, yang penting bikin kaget.

Kemunculan setan dan wajah seram yang mendadak disertai musik yang ganti tiba-tiba sukses bikin kita kaget setengah mati.

Kadang ada film horor yang gak menakutkan. Yang bikin jantungan itu tampilan setan dan musik yang serba muncul mendadak dan bikin kaget.

Meski begitu, kekagetan inilah yang dicari para pecinta film horor. Denyut jantung terus naik dan berpacu memompa adrenalin. Dibanding menonton film aksi, sensasi nonton film horor dianggap lebih nyata dan terasa.

Efek Nonton Film Horor

 

Orang yang suka nonton film horor mungkin akan merasa puas dan senang setelah nonton film seram. Namun, efek itu tidak berlaku untuk orang yang jarang nonton film horor. Ini efek setelah nonton film horor bagi orang yang tidak suka film seram bertema makhluk halus.

1. Susah tidur dan takut ke kamar mandi. Orang yang tidak biasa nonton film horor akan takut ke kamar mandi karena takut tiba-tiba ada penampakan.

Mereka juga bakal susah tidur. Ini karena film horor memicu adrenalin yang membuat kita susah tidur. Susah tidur bisa mengganggu saraf otak memproses informasi. Akibatnya kita jadi gak nyambung kalau diajak ngomong atau sulit berkonsentrasi.

2. Meningkatkan kecemasan. Film horor bisa menimbulkan rasa cemas dan stres karena bayangan wajah seram dan hantu bisa muncul setiap saat.

3. Memicu agresivitas. Beberapa penelitian mengungkap kalau ada orang yang perilakunya jadi agresif (gampang marah, memukul, membanting barang dsb) setelah nonton film horor.

Mungkin ada hubungannya dengan rasa cemas dan stres jadi orang itu melampiaskannya dengan berperilaku agresif.

***

Menonton film horor bisa menjadi pengalaman yang mendebarkan, tapi penting untuk mengetahui batasan diri dan menjaga kesehatan jiwa. Paling utama jangan sampai film horor ditonton oleh anak-anak yang tidak sesuai rating usia film itu.

IQ Orang Indonesia Cuma 78, Kenapa Ya?

IQ Orang Indonesia Cuma 78, Kenapa Ya?

World Population Review memuat data IQ rata-rata orang di 197 negara. Indonesia ada di urutan ke-129 dengan skor IQ 78,49.

Angka ini menempatkan kita sebagai bangsa dengan IQ terendah dari 11 negara Asia Tenggara. Skor IQ kita sama persis dengan Timor Leste, sama-sama IQ 78.

Jepang menempati urutan pertama negara dengan penduduk ber-IQ tertinggi di dunia dengan nilai 106,48. Posisi sebagai negara yang IQ rata-rata penduduknya tertinggi di dunia sudah dipegang Jepang sejak 2019.

Selain World Population Review, Ulster Institute for Social Research juga menempatkan Jepang di peringkat pertama negara terpintar di dunia.

Arti IQ 78


Sebanyak 68 persen orang di dunia punya IQ antara 85-115 dan cuma 2 persen dari populasi dunia yang punya IQ diatas 130.

Kalau orang Indonesia punya punya rata-rata IQ 78,49 apa berarti IQ kita dibawah rata-rata?! Kita lihat dulu skor tes IQ dari Stanford-Binet yang mengategorikan kecerdasan dengan nilai:

Skor 176-225 > Amat sangat berbakat
Skor 161-175   > Sangat berbakat
Skor 130-144 > Berbakat
Skor 120-129 > Superior
Skor 110-119   > Diatas rata-rata
Skor 90-109 > Rata-rata
Skor 80-89 > Dibawah rata-rata
Skor 70-79  > Batas tertinggal
Skor 55-69 > Sedikit tertinggal
Skor 40-54 > Cukup tertinggal

Sementara itu skala Wechsler-Bellevue Intelligence mengategorikan kecerdasan seseorang dengan skor:

Skor 130 dan di atasnya > Sangat superior
Skor 120-129 > Superior
Skor 110-119   > Diatas rata-rata
Skor 90-109  > Rata-rata
Skor 80-89   > Dibawah rata-rata
Skor 70-79    > Ambang batas
Skor 79 dan di bawahnya > Sangat rendah

Generasi 1990-an menyebut IQ dibawah rata-rata sebagai IQ jongkok. Namun, yang dimaksud IQ jongkok bukan keterbelakangan mental atau down syndrome

Pengidap down syndrome punya keterbatasan kecerdasan sejak dalam kandungan karena berbagai faktor. Sedangkan pengidap IQ jongkok sebetulnya punya IQ normal bahkan diatas rata-rata, tapi karena gaya hidupnya yang malas mikir, maka IQ-nya lama-lama jadi rendah atau jongkok.

Skala Stanford-Binet dan Weschler-Bellevue paling sering dipakai oleh psikolog untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang karena dianggap akurat.

Kemudian, orang normal bisa saja punya IQ superior waktu dia kecil, tapi lama-lama IQ-nya turun dengan skor rata-rata saja.

Apa IQ Bisa Berubah?


IQ singkatan dari intelligence quotient yang artinya kecerdasan intelektual. Istilah kecerdasan intelektual digunakan untuk menjelaskan sifat dan pikiran yang mencakup kemampuan seperti menalar, merencanakan, memecahkan suatu masalah, berpikir abstrak, memahami suatu gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar. 

Kecerdasan intelektual erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh setiap individu. Kemampuan kognitif adalah proses pada otak manusia untuk menerima dan mengelola informasi.

Faktor yang mempengaruhi IQ seseorang adalah:

1. Penyakit menular. Negara dengan tingkat penyakit menularnya tinggi cenderung punya skor IQ yang lebih rendah. Contoh penyakit menular adalah diare, TBC, demam berdarah dengue, malaria, dan hepatitis B.

IQ rata-rata penduduk Indonesia mungkin saja rendah karena di sini masih banyak penyakit menular. Ada musim DBD, musim flu, dan musim diare.

2. Kebiasaan makan. Kebiasaan makan berpengawet dan bervetsin (micin) atau monosodium glutamat bisa sangat mempengaruhi IQ seseorang. 

Kita tahu kalau micin itu mengandung asam glutamat yang bikin saraf otak bekerja lebih aktif.

Makin sering makan micin, reseptor otak yang bernama hipotalamus akan bekerja makin aktif. Bila terus-terusan terjadi, aktivitas reseptor otak yang berlebihan dapat menyebabkan kematian neuron. 

Neuron adalah sel-sel saraf yang berperan sangat penting untuk menjalankan fungsi kognitif otak.

Kematian neuron berarti fungsi kognitif otak akan menurun alias ‘lemot’. Ketika saraf di otak bekerja berlebihan, kita juga akan lebih mudah merasa pusing dan sakit kepala. Pusing dan sakit kepala bikin kita gak bisa mikir dan akhirnya menambah kelemotan otak.

3. Aktivitas Intelektual. Disebut aktivitas intelektual karena melibatkan pemikiran mendalam dan penggunaan kemampuan kognitif untuk memecahkan masalah, menciptakan ide, atau memahami konsep kompleks. 

Contohnya dari aktivitas intelektual adalah membaca buku, menulis esai, memecahkan soal matematika, atau menganalisis karya seni. 

Semua aktivitas yang bikin kita mikir dan merangsang otak bisa bikin wawasan dan pola pikir kita bertambah. Jadi orang yang malas mikir kemungkinan besar IQ-nya dibawah rata-rata.

Bagaimana kalau mikirin kehidupan yang berat? Kalau kita cuma mikir yang berat-berat tanpa berusaha mencari jalan keluar, IQ kita bukannya tambah naik malah kena darah tinggi. Jadi kalau sedang punya masalah hidup usahakan cari jalan keluarnya juga.

4. Kebanyakan nonton TikTok. Indonesia jadi negara dengan pengguna TikTok terlama di dunia.

Terlalu lama dan sering nonton TikTok bikin IQ kita turun. Durasi videonya pendek-pendek bikin rentang fokus juga pendek. Padahal otak kita butuh rangsangan dari tontonan berdurasi hitungan menit supaya sarafnya menguat.

Konten di TikTok juga terlalu receh dan tidak bibisa jadi stimulan otak.

5. Genetik (keturunan). Pada studi yang diadakan Cambridge University pada 2013 ditemukan bahwa 50-80 persen IQ dipengaruhi oleh genetika.

Maka carilah pasangan yang pintar. Kalau kita nyadar lemah di akademik maka carilah suami/istri yang kuat bakat akademiknya.

Pun kalau mau punya anak yang jadi atlet kelas dunia, maka menikahlah dengan suami/istri yang punya bakat olahraga.

Bakat memang bukan segalanya, tapi anak yang sudah punya bakat lebih cepat mudah dilatih untuk mencapai prestasi maksimalnya. Bisa juga dikatakan genetika yang baik kalau dikombinasikan dengan lingkungan yang baik bisa meningkatkan skor IQ seseorang.

Kalau begitu apa IQ kita bisa berubah-ubah? IQ bisa berubah seiring bertambahnya usia sosial. Makin tua seseorang wawasan dan pengetahuannya juga bertambah maka IQ-nya juga bisa meningkat.

Namun, IQ seseorang juga bisa turun karena faktor tertentu atau seperti empat faktor di atas.

Kenapa IQ Orang Jepang Tinggi?

 

Salah satunya karena sistem pendidikan yang ketat dan fokus pada pembelajaran sejak usia dini. Selain itu, budaya Jepang sangat menghargai kerja keras, disiplin, dan dedikasi yang semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan intelektual.

Orang Jepang juga sangat suka membaca. Menurut UNESCO, hampir seluruh orang dewasa di Jepang suka membaca dan menulis. Sistem pendidikan yang kuat dan dukungan budaya untuk belajar sepanjang hayat juga berperan besar menjadikan IQ orang Jepang tertinggi di dunia.

Bukan bermaksud membandingkan dan menjelekkan bangsa sendiri. Orang kita jangankan baca buku, baca pengumuman yang ditempel di papan saja malas. 

Kalau tidak terinfo lalu dibilang, "Lho, mana pengumumannya, kok saya gak liat?"
"Itu pengumumannya ditempel di pintu depan,"
"Lho, kok ditempel, saya, kan, jadi gak bisa dengar."
 

Apa IQ Orang Indonesia Bisa Ditingkatkan?

 

Pasti bisa, tapi butuh usaha yang tidak mudah karena berkaitan dengan sumber daya manusia. Meski skor IQ kita bisa ditingkatkan, tapi selama korupsi masih dianggap wajar maka selama itu juga IQ kita rendah terus.

Kita tidak punya uang untuk memfasilitasi perpustakaan di tiap sekolah negeri karena uangnya dikorupsi. Anak-anak sekolah belajar di kelas yang reyot karena uang untuk membangun kelas dikorupsi.

Gaji guru tidak naik-naik meski beban kerjanya berat karena duit untuk menggaji guru habis dikorupsi.

Jadi kalau mau IQ kita sejajar dengan negara-negara ASEAN (ASEAN dululah, ya, kalau menyamai Jepang kayaknya ngimpi banget) kita harus menghilangkan korupsi dulu. Jangan anggap korupsi itu hal yang wajar. Korupsi itu artinya mencuri.

Related: Apa Itu Duit Rakyat?

Orang yang mencuri namanya pencuri dan patut dihukum berat karena dia sudah menghilangkan kesempatan orang Indonesia untuk punya IQ tinggi. Mosok IQ kita sama kayak Timor Leste padahal mereka baru merdeka dari Portugis pada 1975 dan melepaskan diri dari Indonesia di 2002.