IQ Orang Indonesia Cuma 78, Kenapa Ya?

IQ Orang Indonesia Cuma 78, Kenapa Ya?

World Population Review memuat data IQ rata-rata orang di 197 negara. Indonesia ada di urutan ke-129 dengan skor IQ 78,49.

Angka ini menempatkan kita sebagai bangsa dengan IQ terendah dari 11 negara Asia Tenggara. Skor IQ kita sama persis dengan Timor Leste, sama-sama IQ 78.

Jepang menempati urutan pertama negara dengan penduduk ber-IQ tertinggi di dunia dengan nilai 106,48. Posisi sebagai negara yang IQ rata-rata penduduknya tertinggi di dunia sudah dipegang Jepang sejak 2019.

Selain World Population Review, Ulster Institute for Social Research juga menempatkan Jepang di peringkat pertama negara terpintar di dunia.

Arti IQ 78


Sebanyak 68 persen orang di dunia punya IQ antara 85-115 dan cuma 2 persen dari populasi dunia yang punya IQ diatas 130.

Kalau orang Indonesia punya punya rata-rata IQ 78,49 apa berarti IQ kita dibawah rata-rata?! Kita lihat dulu skor tes IQ dari Stanford-Binet yang mengategorikan kecerdasan dengan nilai:

Skor 176-225 > Amat sangat berbakat
Skor 161-175   > Sangat berbakat
Skor 130-144 > Berbakat
Skor 120-129 > Superior
Skor 110-119   > Diatas rata-rata
Skor 90-109 > Rata-rata
Skor 80-89 > Dibawah rata-rata
Skor 70-79  > Batas tertinggal
Skor 55-69 > Sedikit tertinggal
Skor 40-54 > Cukup tertinggal

Sementara itu skala Wechsler-Bellevue Intelligence mengategorikan kecerdasan seseorang dengan skor:

Skor 130 dan di atasnya > Sangat superior
Skor 120-129 > Superior
Skor 110-119   > Diatas rata-rata
Skor 90-109  > Rata-rata
Skor 80-89   > Dibawah rata-rata
Skor 70-79    > Ambang batas
Skor 79 dan di bawahnya > Sangat rendah

Generasi 1990-an menyebut IQ dibawah rata-rata sebagai IQ jongkok. Namun, yang dimaksud IQ jongkok bukan keterbelakangan mental atau down syndrome

Pengidap down syndrome punya keterbatasan kecerdasan sejak dalam kandungan karena berbagai faktor. Sedangkan pengidap IQ jongkok sebetulnya punya IQ normal bahkan diatas rata-rata, tapi karena gaya hidupnya yang malas mikir, maka IQ-nya lama-lama jadi rendah atau jongkok.

Skala Stanford-Binet dan Weschler-Bellevue paling sering dipakai oleh psikolog untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang karena dianggap akurat.

Kemudian, orang normal bisa saja punya IQ superior waktu dia kecil, tapi lama-lama IQ-nya turun dengan skor rata-rata saja.

Apa IQ Bisa Berubah?


IQ singkatan dari intelligence quotient yang artinya kecerdasan intelektual. Istilah kecerdasan intelektual digunakan untuk menjelaskan sifat dan pikiran yang mencakup kemampuan seperti menalar, merencanakan, memecahkan suatu masalah, berpikir abstrak, memahami suatu gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar. 

Kecerdasan intelektual erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh setiap individu. Kemampuan kognitif adalah proses pada otak manusia untuk menerima dan mengelola informasi.

Faktor yang mempengaruhi IQ seseorang adalah:

1. Penyakit menular. Negara dengan tingkat penyakit menularnya tinggi cenderung punya skor IQ yang lebih rendah. Contoh penyakit menular adalah diare, TBC, demam berdarah dengue, malaria, dan hepatitis B.

IQ rata-rata penduduk Indonesia mungkin saja rendah karena di sini masih banyak penyakit menular. Ada musim DBD, musim flu, dan musim diare.

2. Kebiasaan makan. Kebiasaan makan berpengawet dan bervetsin (micin) atau monosodium glutamat bisa sangat mempengaruhi IQ seseorang. 

Kita tahu kalau micin itu mengandung asam glutamat yang bikin saraf otak bekerja lebih aktif.

Makin sering makan micin, reseptor otak yang bernama hipotalamus akan bekerja makin aktif. Bila terus-terusan terjadi, aktivitas reseptor otak yang berlebihan dapat menyebabkan kematian neuron. 

Neuron adalah sel-sel saraf yang berperan sangat penting untuk menjalankan fungsi kognitif otak.

Kematian neuron berarti fungsi kognitif otak akan menurun alias ‘lemot’. Ketika saraf di otak bekerja berlebihan, kita juga akan lebih mudah merasa pusing dan sakit kepala. Pusing dan sakit kepala bikin kita gak bisa mikir dan akhirnya menambah kelemotan otak.

3. Aktivitas Intelektual. Disebut aktivitas intelektual karena melibatkan pemikiran mendalam dan penggunaan kemampuan kognitif untuk memecahkan masalah, menciptakan ide, atau memahami konsep kompleks. 

Contohnya dari aktivitas intelektual adalah membaca buku, menulis esai, memecahkan soal matematika, atau menganalisis karya seni. 

Semua aktivitas yang bikin kita mikir dan merangsang otak bisa bikin wawasan dan pola pikir kita bertambah. Jadi orang yang malas mikir kemungkinan besar IQ-nya dibawah rata-rata.

Bagaimana kalau mikirin kehidupan yang berat? Kalau kita cuma mikir yang berat-berat tanpa berusaha mencari jalan keluar, IQ kita bukannya tambah naik malah kena darah tinggi. Jadi kalau sedang punya masalah hidup usahakan cari jalan keluarnya juga.

4. Kebanyakan nonton TikTok. Indonesia jadi negara dengan pengguna TikTok terlama di dunia.

Terlalu lama dan sering nonton TikTok bikin IQ kita turun. Durasi videonya pendek-pendek bikin rentang fokus juga pendek. Padahal otak kita butuh rangsangan dari tontonan berdurasi hitungan menit supaya sarafnya menguat.

Konten di TikTok juga terlalu receh dan tidak bibisa jadi stimulan otak.

5. Genetik (keturunan). Pada studi yang diadakan Cambridge University pada 2013 ditemukan bahwa 50-80 persen IQ dipengaruhi oleh genetika.

Maka carilah pasangan yang pintar. Kalau kita nyadar lemah di akademik maka carilah suami/istri yang kuat bakat akademiknya.

Pun kalau mau punya anak yang jadi atlet kelas dunia, maka menikahlah dengan suami/istri yang punya bakat olahraga.

Bakat memang bukan segalanya, tapi anak yang sudah punya bakat lebih cepat mudah dilatih untuk mencapai prestasi maksimalnya. Bisa juga dikatakan genetika yang baik kalau dikombinasikan dengan lingkungan yang baik bisa meningkatkan skor IQ seseorang.

Kalau begitu apa IQ kita bisa berubah-ubah? IQ bisa berubah seiring bertambahnya usia sosial. Makin tua seseorang wawasan dan pengetahuannya juga bertambah maka IQ-nya juga bisa meningkat.

Namun, IQ seseorang juga bisa turun karena faktor tertentu atau seperti empat faktor di atas.

Kenapa IQ Orang Jepang Tinggi?

 

Salah satunya karena sistem pendidikan yang ketat dan fokus pada pembelajaran sejak usia dini. Selain itu, budaya Jepang sangat menghargai kerja keras, disiplin, dan dedikasi yang semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan intelektual.

Orang Jepang juga sangat suka membaca. Menurut UNESCO, hampir seluruh orang dewasa di Jepang suka membaca dan menulis. Sistem pendidikan yang kuat dan dukungan budaya untuk belajar sepanjang hayat juga berperan besar menjadikan IQ orang Jepang tertinggi di dunia.

Bukan bermaksud membandingkan dan menjelekkan bangsa sendiri. Orang kita jangankan baca buku, baca pengumuman yang ditempel di papan saja malas. 

Kalau tidak terinfo lalu dibilang, "Lho, mana pengumumannya, kok saya gak liat?"
"Itu pengumumannya ditempel di pintu depan,"
"Lho, kok ditempel, saya, kan, jadi gak bisa dengar."
 

Apa IQ Orang Indonesia Bisa Ditingkatkan?

 

Pasti bisa, tapi butuh usaha yang tidak mudah karena berkaitan dengan sumber daya manusia. Meski skor IQ kita bisa ditingkatkan, tapi selama korupsi masih dianggap wajar maka selama itu juga IQ kita rendah terus.

Kita tidak punya uang untuk memfasilitasi perpustakaan di tiap sekolah negeri karena uangnya dikorupsi. Anak-anak sekolah belajar di kelas yang reyot karena uang untuk membangun kelas dikorupsi.

Gaji guru tidak naik-naik meski beban kerjanya berat karena duit untuk menggaji guru habis dikorupsi.

Jadi kalau mau IQ kita sejajar dengan negara-negara ASEAN (ASEAN dululah, ya, kalau menyamai Jepang kayaknya ngimpi banget) kita harus menghilangkan korupsi dulu. Jangan anggap korupsi itu hal yang wajar. Korupsi itu artinya mencuri.

Related: Apa Itu Duit Rakyat?

Orang yang mencuri namanya pencuri dan patut dihukum berat karena dia sudah menghilangkan kesempatan orang Indonesia untuk punya IQ tinggi. Mosok IQ kita sama kayak Timor Leste padahal mereka baru merdeka dari Portugis pada 1975 dan melepaskan diri dari Indonesia di 2002.

Apa Itu Duit Rakyat?

Apa Itu Duit Rakyat?

Duit rakyat adalah duit yang kita bayarkan ke negara atau sering disebut pajak. Tiap tahun kita bayar PBB (Pajak Bumi Bangunan), pajak motor, mobil, dan kendaraan lainnya. Gaji kita tiap bulan juga dipotong pajak. 

Pajak dan Retribusi 


Tiap kita makan di restoran dan menginap di hotel kita juga bayar pajak yang namanya tax service. Di setiap tiket yang kita beli saat tamasya ke kebun binatang, taman hiburan, atau museum juga ada pajak yang kita bayar.

Bahkan saat parkir di pinggir jalan kita bayar retribusi resmi yang uangnya masuk ke dinas perhubungan setempat. Itu bisa dibilang pajak juga.

Pun kalau kita beli barang elektronik, ponsel, laptop, dan beli domain untuk website dan blog kita akan bayar yang namanya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Banyak, ya. Semua duit rakyat yang kita bayar ke negara atas nama pajak itu akan digunakan lagi untuk membiayai rumah sakit, sekolah, jalan raya, transportasi, dan sarana-prasarana umum. Duit itu juga digunakan buat bayar gaji PNS, tentara, para anggota ekskutif-legislatif-yudikatif, dan lain-lain.

Dengan kata lain duit rakyat adalah duit yang dikumpulkan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat.

Pendapatan terbesar negara pada tahun 2023 sebanyak 82,4% atau Rp2.309 triliun berasal dari pajak yang dikumpulkan rakyat. Sisanya berasal dari BUMN, sumber daya alam, badan layanan umum, dan pendapatan bukan pajak.

Sayangnya, pendapatan negara sebesar itu tidak bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat karena masuk ke kantung para pejabat yang korupsi. Akibatnya pendidikan di sekolah negeri masih mengandalkan penggalangan dana dari Komite Sekolah kalau mau siswanya berprestasi.

Related: Tugas Komite Sekolah Sesuai Permendikbud

Begitu juga dengan fasilitas umum seperti gelanggang olahraga, balai rakyat, taman bermain, dan perpustakaan umum cuma ada mayoritas di pulau Jawa. Daerah di timur Indonesia belum merasakan nikmatnya pembangunan dari duit rakyat selain jalan tol, jembatan, dan bendungan.

Korupsi 

 

Andai tidak dikorupsi, pendapatan negara bisa digunakan untuk membangun ruang-ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan sarana-prasarana di sekolah terpencil. Dengan begitu anak-anak yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) bisa dapat pendidikan yang sama dengan saudara mereka di pulau Jawa.

Jadi meratakan mutu pendidikan bukan dengan sistem zonasi di sekolah negeri, melainkan dengan memberi fasilitas dan sarana ke sekolah yang terbelakang supaya sejajar dengan sekolah lain. 

Andai tidak ada korupsi duit rakyat juga mampu memberi seragam dan alat tulis gratis buat anak-anak miskin di setiap sekolah negeri.

Korupsi memang menyengsarakan rakyat, tapi apa maksudnya? Bukankah duit yang diambil koruptor itu duit dari kementerian atau perusahaan swasta, bukan duit kita? 

Duit yang harusnya digunakan untuk pembangunan negara dan kesejahteraan seluruh rakyat, malah diambil oleh koruptor untuk memperkaya keluarga dan kelompoknya. Itulah korupsi.

Mirisnya di jaman medsos, korupsi tidak lagi jadi aib. Anak-anak pejabat berfoto dengan baju, sepatu, tas, dan aksesoris harga belasan sampai puluhan juta. Kalau dihitung dari gaji orang tuanya, mestinya mereka tidak akan mampu beli barang semahal itu. 

Nyatanya, tiap foto mereka yang tampil di Instagram dan TikTok selalu dihiasi dengan barang berharga diluar nurul.

Uang Suap dan Gratifikasi


Selain korupsi ada juga tindakan merugikan yang melibatkan uang, yaitu suap.

Orang yang memberi uang, barang, atau fasilitas kepada kades, lurah, camat, bupati, gubernur, menteri, atau presiden demi melancarkan tujuannya itu namanya penyuapan atau gratifikasi. Manajer di perusahaan swasta juga bisa disebut menerima suap kalau dia membantu pihak lain dengan imbalan uang untuk memuluskan suatu proyek.

Orang yang menerima gratifikasi sama bersalahnya dengan yang memberi. Sama-sama melanggar hukum agama dan pidana. 

Guru dan kepala sekolah di sekolah swasta juga bisa disebut menerima gratifikasi kalau dia menerima uang atau pemberian fasilitas dan jasa dari orang tua yang ingin anaknya dapat nilai bagus.

Gratifikasi adalah perbuatan melanggar hukum karena dapat mendorong pejabat publik atau penyelenggara negara bersikap tidak adil, tidak objektif, dan tidak profesional. 

Meski pihak swasta (non pejabat negara) juga bisa terjerat gratifikasi, kebanyakan gratifikasi diberikan kepada pejabat dan pekerja di pemerintahan karena merekalah yang mengambil keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan orang banyak.

Perlu diingat kalau gratifikasi itu bukan cuma uang suap. Barang dan fasilitas yang diberikan kepada orang yang sedang menjabat atau kepada keluarganya yang berkaitan dengan jabatan si bapak, itu juga termasuk gratifikasi.

Hasil Tambang

 

Pada tahun 2023 pendapatan negara dari tambang cuma Rp207 triliun. Itu kecil banget dibanding angka asli yang mestinya didapat negara. Kasus korupsi timah yang melibatkan Harvey Moeis suami selebritas Sandra Dewi besarnya saja Rp270 triliun.

Uang itu harusnya masuk kas negara, tapi malah masuk ke dompet orang-orang yang kongkalikong.

Hasil tambang nikel, emas, batubara, biji besi, dan lain-lain yang mestinya dijual sesuai harga pasar internasional, sering dijual murah ke satu negara saja. Kalau dijual murah apakah dapat untung?

Pasti. Namun, karena duit hasil tambang itu tidak ditujukan untuk kepentingan rakyat, maka dijual murah pun perusahaan tambang tetap untung besar.

Kebanyakan perusahaan tambang itu milik keluarga pejabat atau pengusaha yang dekat dengan pejabat. Maka tidak heran kalau hasil tambang cuma dinikmati mereka saja. Rakyat dapat zonk.

Padahal hasil tambang adalah sumber daya alam (SDA) yang harusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat dalam bentuk jaminan kesehatan, pendidikan, olahraga, transportasi, lapangan pekerjaan, tempat seni dan budaya, atau untuk membangun fasilitas publik lainnya yang diperlukan rakyat.

Kalau mau tahu betapa dahsyatnya kongkalikong pejabat dan aparat boleh baca novel karya Tere Liye berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Meski itu cuma fiksi, kisah yang ada didalamnya nyata seperti yang pernah kita tahu dari berita dan cerita turun-temurun soal tambang di Indonesia.

***

Apakah uang hasil penjualan hasil bumi termasuk duit rakyat? Apa rakyat berhak atas uang yang dicuri para koruptor? Ya, itu duit rakyat. 

Pada UUD Pasal 31 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah wajib mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Dari mana uang untuk menyelenggarakan pendidikan itu? Dari pajak yang dikumpulkan rakyat, juga hasil tambang (sumber daya alam), dan badan layanan umum seperti BPJS atau (nantinya) Tapera.

Juga ada Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 yang menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Demikian pula, bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Negara kita punya cukup uang untuk menyejahterakan rakyatnya. Sayang korupsi merajalela dan seolah jadi hal biasa saking banyaknya pejabat yang korupsi, menerima gratifiskasi.