IQ Orang Indonesia Cuma 78, Kenapa Ya?

IQ Orang Indonesia Cuma 78, Kenapa Ya?

World Population Review memuat data IQ rata-rata orang di 197 negara. Indonesia ada di urutan ke-129 dengan skor IQ 78,49.

Angka ini menempatkan kita sebagai bangsa dengan IQ terendah dari 11 negara Asia Tenggara. Skor IQ kita sama persis dengan Timor Leste, sama-sama IQ 78.

Jepang menempati urutan pertama negara dengan penduduk ber-IQ tertinggi di dunia dengan nilai 106,48. Posisi sebagai negara yang IQ rata-rata penduduknya tertinggi di dunia sudah dipegang Jepang sejak 2019.

Selain World Population Review, Ulster Institute for Social Research juga menempatkan Jepang di peringkat pertama negara terpintar di dunia.

Arti IQ 78


Sebanyak 68 persen orang di dunia punya IQ antara 85-115 dan cuma 2 persen dari populasi dunia yang punya IQ diatas 130.

Kalau orang Indonesia punya punya rata-rata IQ 78,49 apa berarti IQ kita dibawah rata-rata?! Kita lihat dulu skor tes IQ dari Stanford-Binet yang mengategorikan kecerdasan dengan nilai:

Skor 176-225 > Amat sangat berbakat
Skor 161-175   > Sangat berbakat
Skor 130-144 > Berbakat
Skor 120-129 > Superior
Skor 110-119   > Diatas rata-rata
Skor 90-109 > Rata-rata
Skor 80-89 > Dibawah rata-rata
Skor 70-79  > Batas tertinggal
Skor 55-69 > Sedikit tertinggal
Skor 40-54 > Cukup tertinggal

Sementara itu skala Wechsler-Bellevue Intelligence mengategorikan kecerdasan seseorang dengan skor:

Skor 130 dan di atasnya > Sangat superior
Skor 120-129 > Superior
Skor 110-119   > Diatas rata-rata
Skor 90-109  > Rata-rata
Skor 80-89   > Dibawah rata-rata
Skor 70-79    > Ambang batas
Skor 79 dan di bawahnya > Sangat rendah

Generasi 1990-an menyebut IQ dibawah rata-rata sebagai IQ jongkok. Namun, yang dimaksud IQ jongkok bukan keterbelakangan mental atau down syndrome

Pengidap down syndrome punya keterbatasan kecerdasan sejak dalam kandungan karena berbagai faktor. Sedangkan pengidap IQ jongkok sebetulnya punya IQ normal bahkan diatas rata-rata, tapi karena gaya hidupnya yang malas mikir, maka IQ-nya lama-lama jadi rendah atau jongkok.

Skala Stanford-Binet dan Weschler-Bellevue paling sering dipakai oleh psikolog untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang karena dianggap akurat.

Kemudian, orang normal bisa saja punya IQ superior waktu dia kecil, tapi lama-lama IQ-nya turun dengan skor rata-rata saja.

Apa IQ Bisa Berubah?


IQ singkatan dari intelligence quotient yang artinya kecerdasan intelektual. Istilah kecerdasan intelektual digunakan untuk menjelaskan sifat dan pikiran yang mencakup kemampuan seperti menalar, merencanakan, memecahkan suatu masalah, berpikir abstrak, memahami suatu gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar. 

Kecerdasan intelektual erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh setiap individu. Kemampuan kognitif adalah proses pada otak manusia untuk menerima dan mengelola informasi.

Faktor yang mempengaruhi IQ seseorang adalah:

1. Penyakit menular. Negara dengan tingkat penyakit menularnya tinggi cenderung punya skor IQ yang lebih rendah. Contoh penyakit menular adalah diare, TBC, demam berdarah dengue, malaria, dan hepatitis B.

IQ rata-rata penduduk Indonesia mungkin saja rendah karena di sini masih banyak penyakit menular. Ada musim DBD, musim flu, dan musim diare.

2. Kebiasaan makan. Kebiasaan makan berpengawet dan bervetsin (micin) atau monosodium glutamat bisa sangat mempengaruhi IQ seseorang. 

Kita tahu kalau micin itu mengandung asam glutamat yang bikin saraf otak bekerja lebih aktif.

Makin sering makan micin, reseptor otak yang bernama hipotalamus akan bekerja makin aktif. Bila terus-terusan terjadi, aktivitas reseptor otak yang berlebihan dapat menyebabkan kematian neuron. 

Neuron adalah sel-sel saraf yang berperan sangat penting untuk menjalankan fungsi kognitif otak.

Kematian neuron berarti fungsi kognitif otak akan menurun alias ‘lemot’. Ketika saraf di otak bekerja berlebihan, kita juga akan lebih mudah merasa pusing dan sakit kepala. Pusing dan sakit kepala bikin kita gak bisa mikir dan akhirnya menambah kelemotan otak.

3. Aktivitas Intelektual. Disebut aktivitas intelektual karena melibatkan pemikiran mendalam dan penggunaan kemampuan kognitif untuk memecahkan masalah, menciptakan ide, atau memahami konsep kompleks. 

Contohnya dari aktivitas intelektual adalah membaca buku, menulis esai, memecahkan soal matematika, atau menganalisis karya seni. 

Semua aktivitas yang bikin kita mikir dan merangsang otak bisa bikin wawasan dan pola pikir kita bertambah. Jadi orang yang malas mikir kemungkinan besar IQ-nya dibawah rata-rata.

Bagaimana kalau mikirin kehidupan yang berat? Kalau kita cuma mikir yang berat-berat tanpa berusaha mencari jalan keluar, IQ kita bukannya tambah naik malah kena darah tinggi. Jadi kalau sedang punya masalah hidup usahakan cari jalan keluarnya juga.

4. Kebanyakan nonton TikTok. Indonesia jadi negara dengan pengguna TikTok terlama di dunia.

Terlalu lama dan sering nonton TikTok bikin IQ kita turun. Durasi videonya pendek-pendek bikin rentang fokus juga pendek. Padahal otak kita butuh rangsangan dari tontonan berdurasi hitungan menit supaya sarafnya menguat.

Konten di TikTok juga terlalu receh dan tidak bibisa jadi stimulan otak.

5. Genetik (keturunan). Pada studi yang diadakan Cambridge University pada 2013 ditemukan bahwa 50-80 persen IQ dipengaruhi oleh genetika.

Maka carilah pasangan yang pintar. Kalau kita nyadar lemah di akademik maka carilah suami/istri yang kuat bakat akademiknya.

Pun kalau mau punya anak yang jadi atlet kelas dunia, maka menikahlah dengan suami/istri yang punya bakat olahraga.

Bakat memang bukan segalanya, tapi anak yang sudah punya bakat lebih cepat mudah dilatih untuk mencapai prestasi maksimalnya. Bisa juga dikatakan genetika yang baik kalau dikombinasikan dengan lingkungan yang baik bisa meningkatkan skor IQ seseorang.

Kalau begitu apa IQ kita bisa berubah-ubah? IQ bisa berubah seiring bertambahnya usia sosial. Makin tua seseorang wawasan dan pengetahuannya juga bertambah maka IQ-nya juga bisa meningkat.

Namun, IQ seseorang juga bisa turun karena faktor tertentu atau seperti empat faktor di atas.

Kenapa IQ Orang Jepang Tinggi?

 

Salah satunya karena sistem pendidikan yang ketat dan fokus pada pembelajaran sejak usia dini. Selain itu, budaya Jepang sangat menghargai kerja keras, disiplin, dan dedikasi yang semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan intelektual.

Orang Jepang juga sangat suka membaca. Menurut UNESCO, hampir seluruh orang dewasa di Jepang suka membaca dan menulis. Sistem pendidikan yang kuat dan dukungan budaya untuk belajar sepanjang hayat juga berperan besar menjadikan IQ orang Jepang tertinggi di dunia.

Bukan bermaksud membandingkan dan menjelekkan bangsa sendiri. Orang kita jangankan baca buku, baca pengumuman yang ditempel di papan saja malas. 

Kalau tidak terinfo lalu dibilang, "Lho, mana pengumumannya, kok saya gak liat?"
"Itu pengumumannya ditempel di pintu depan,"
"Lho, kok ditempel, saya, kan, jadi gak bisa dengar."
 

Apa IQ Orang Indonesia Bisa Ditingkatkan?

 

Pasti bisa, tapi butuh usaha yang tidak mudah karena berkaitan dengan sumber daya manusia. Meski skor IQ kita bisa ditingkatkan, tapi selama korupsi masih dianggap wajar maka selama itu juga IQ kita rendah terus.

Kita tidak punya uang untuk memfasilitasi perpustakaan di tiap sekolah negeri karena uangnya dikorupsi. Anak-anak sekolah belajar di kelas yang reyot karena uang untuk membangun kelas dikorupsi.

Gaji guru tidak naik-naik meski beban kerjanya berat karena duit untuk menggaji guru habis dikorupsi.

Jadi kalau mau IQ kita sejajar dengan negara-negara ASEAN (ASEAN dululah, ya, kalau menyamai Jepang kayaknya ngimpi banget) kita harus menghilangkan korupsi dulu. Jangan anggap korupsi itu hal yang wajar. Korupsi itu artinya mencuri.

Related: Apa Itu Duit Rakyat?

Orang yang mencuri namanya pencuri dan patut dihukum berat karena dia sudah menghilangkan kesempatan orang Indonesia untuk punya IQ tinggi. Mosok IQ kita sama kayak Timor Leste padahal mereka baru merdeka dari Portugis pada 1975 dan melepaskan diri dari Indonesia di 2002.

Apa Itu Duit Rakyat?

Apa Itu Duit Rakyat?

Duit rakyat adalah duit yang kita bayarkan ke negara atau sering disebut pajak. Tiap tahun kita bayar PBB (Pajak Bumi Bangunan), pajak motor, mobil, dan kendaraan lainnya. Gaji kita tiap bulan juga dipotong pajak. 

Pajak dan Retribusi 


Tiap kita makan di restoran dan menginap di hotel kita juga bayar pajak yang namanya tax service. Di setiap tiket yang kita beli saat tamasya ke kebun binatang, taman hiburan, atau museum juga ada pajak yang kita bayar.

Bahkan saat parkir di pinggir jalan kita bayar retribusi resmi yang uangnya masuk ke dinas perhubungan setempat. Itu bisa dibilang pajak juga.

Pun kalau kita beli barang elektronik, ponsel, laptop, dan beli domain untuk website dan blog kita akan bayar yang namanya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Banyak, ya. Semua duit rakyat yang kita bayar ke negara atas nama pajak itu akan digunakan lagi untuk membiayai rumah sakit, sekolah, jalan raya, transportasi, dan sarana-prasarana umum. Duit itu juga digunakan buat bayar gaji PNS, tentara, para anggota ekskutif-legislatif-yudikatif, dan lain-lain.

Dengan kata lain duit rakyat adalah duit yang dikumpulkan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat.

Pendapatan terbesar negara pada tahun 2023 sebanyak 82,4% atau Rp2.309 triliun berasal dari pajak yang dikumpulkan rakyat. Sisanya berasal dari BUMN, sumber daya alam, badan layanan umum, dan pendapatan bukan pajak.

Sayangnya, pendapatan negara sebesar itu tidak bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat karena masuk ke kantung para pejabat yang korupsi. Akibatnya pendidikan di sekolah negeri masih mengandalkan penggalangan dana dari Komite Sekolah kalau mau siswanya berprestasi.

Related: Tugas Komite Sekolah Sesuai Permendikbud

Begitu juga dengan fasilitas umum seperti gelanggang olahraga, balai rakyat, taman bermain, dan perpustakaan umum cuma ada mayoritas di pulau Jawa. Daerah di timur Indonesia belum merasakan nikmatnya pembangunan dari duit rakyat selain jalan tol, jembatan, dan bendungan.

Korupsi 

 

Andai tidak dikorupsi, pendapatan negara bisa digunakan untuk membangun ruang-ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan sarana-prasarana di sekolah terpencil. Dengan begitu anak-anak yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) bisa dapat pendidikan yang sama dengan saudara mereka di pulau Jawa.

Jadi meratakan mutu pendidikan bukan dengan sistem zonasi di sekolah negeri, melainkan dengan memberi fasilitas dan sarana ke sekolah yang terbelakang supaya sejajar dengan sekolah lain. 

Andai tidak ada korupsi duit rakyat juga mampu memberi seragam dan alat tulis gratis buat anak-anak miskin di setiap sekolah negeri.

Korupsi memang menyengsarakan rakyat, tapi apa maksudnya? Bukankah duit yang diambil koruptor itu duit dari kementerian atau perusahaan swasta, bukan duit kita? 

Duit yang harusnya digunakan untuk pembangunan negara dan kesejahteraan seluruh rakyat, malah diambil oleh koruptor untuk memperkaya keluarga dan kelompoknya. Itulah korupsi.

Mirisnya di jaman medsos, korupsi tidak lagi jadi aib. Anak-anak pejabat berfoto dengan baju, sepatu, tas, dan aksesoris harga belasan sampai puluhan juta. Kalau dihitung dari gaji orang tuanya, mestinya mereka tidak akan mampu beli barang semahal itu. 

Nyatanya, tiap foto mereka yang tampil di Instagram dan TikTok selalu dihiasi dengan barang berharga diluar nurul.

Uang Suap dan Gratifikasi


Selain korupsi ada juga tindakan merugikan yang melibatkan uang, yaitu suap.

Orang yang memberi uang, barang, atau fasilitas kepada kades, lurah, camat, bupati, gubernur, menteri, atau presiden demi melancarkan tujuannya itu namanya penyuapan atau gratifikasi. Manajer di perusahaan swasta juga bisa disebut menerima suap kalau dia membantu pihak lain dengan imbalan uang untuk memuluskan suatu proyek.

Orang yang menerima gratifikasi sama bersalahnya dengan yang memberi. Sama-sama melanggar hukum agama dan pidana. 

Guru dan kepala sekolah di sekolah swasta juga bisa disebut menerima gratifikasi kalau dia menerima uang atau pemberian fasilitas dan jasa dari orang tua yang ingin anaknya dapat nilai bagus.

Gratifikasi adalah perbuatan melanggar hukum karena dapat mendorong pejabat publik atau penyelenggara negara bersikap tidak adil, tidak objektif, dan tidak profesional. 

Meski pihak swasta (non pejabat negara) juga bisa terjerat gratifikasi, kebanyakan gratifikasi diberikan kepada pejabat dan pekerja di pemerintahan karena merekalah yang mengambil keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan orang banyak.

Perlu diingat kalau gratifikasi itu bukan cuma uang suap. Barang dan fasilitas yang diberikan kepada orang yang sedang menjabat atau kepada keluarganya yang berkaitan dengan jabatan si bapak, itu juga termasuk gratifikasi.

Hasil Tambang

 

Pada tahun 2023 pendapatan negara dari tambang cuma Rp207 triliun. Itu kecil banget dibanding angka asli yang mestinya didapat negara. Kasus korupsi timah yang melibatkan Harvey Moeis suami selebritas Sandra Dewi besarnya saja Rp270 triliun.

Uang itu harusnya masuk kas negara, tapi malah masuk ke dompet orang-orang yang kongkalikong.

Hasil tambang nikel, emas, batubara, biji besi, dan lain-lain yang mestinya dijual sesuai harga pasar internasional, sering dijual murah ke satu negara saja. Kalau dijual murah apakah dapat untung?

Pasti. Namun, karena duit hasil tambang itu tidak ditujukan untuk kepentingan rakyat, maka dijual murah pun perusahaan tambang tetap untung besar.

Kebanyakan perusahaan tambang itu milik keluarga pejabat atau pengusaha yang dekat dengan pejabat. Maka tidak heran kalau hasil tambang cuma dinikmati mereka saja. Rakyat dapat zonk.

Padahal hasil tambang adalah sumber daya alam (SDA) yang harusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat dalam bentuk jaminan kesehatan, pendidikan, olahraga, transportasi, lapangan pekerjaan, tempat seni dan budaya, atau untuk membangun fasilitas publik lainnya yang diperlukan rakyat.

Kalau mau tahu betapa dahsyatnya kongkalikong pejabat dan aparat boleh baca novel karya Tere Liye berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Meski itu cuma fiksi, kisah yang ada didalamnya nyata seperti yang pernah kita tahu dari berita dan cerita turun-temurun soal tambang di Indonesia.

***

Apakah uang hasil penjualan hasil bumi termasuk duit rakyat? Apa rakyat berhak atas uang yang dicuri para koruptor? Ya, itu duit rakyat. 

Pada UUD Pasal 31 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah wajib mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang.

Dari mana uang untuk menyelenggarakan pendidikan itu? Dari pajak yang dikumpulkan rakyat, juga hasil tambang (sumber daya alam), dan badan layanan umum seperti BPJS atau (nantinya) Tapera.

Juga ada Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 yang menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Demikian pula, bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Negara kita punya cukup uang untuk menyejahterakan rakyatnya. Sayang korupsi merajalela dan seolah jadi hal biasa saking banyaknya pejabat yang korupsi, menerima gratifiskasi.

Alasan Orang Enggan Meminjamkan Uang Meski Duitnya Banyak

Alasan Orang Enggan Meminjamkan Uang Meski Duitnya Banyak

Kalau kita sedang butuh duit dan tidak ada yang mau meminjamkannya, tidak apa. Bukan berarti mereka pelit, tapi ada pertimbangan yang tidak diketahui orang yang mau meminjam. Ini alasan orang enggan meminjamkan uang meski uangnya banyak.

Selain itu saat kepepet dan butuh duit, kita sering tidak berpikir apakah kita mampu mengembalikan uang yang kita pinjam atau tidak. Banyak dari kita yang gali lubang tutup lubang. Melunasi utang dengan cara ngutang di tempat lain. 

Reputasi kita yang suka ngutang dan tidak mengembalikan itu bisa bikin orang lain enggan meminjamkan uang.

Kemudian, ini alasan lain kenapa ada orang enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

1. Skala Prioritas

 

Ada orang yang sudah merencanakan uangnya dipakai untuk bayar polis asuransi, biaya kuliah anak, liburan, modal usaha, atau berinvestasi. 

Meminjamkan uang tidak ada dalam prioritasnya. Kalau uang itu dipinjamkan, rencananya akan terganggu dan dia harus menyusun ulang rencana dan keuangannya. Hal itu merepotkan buat banyak orang karena tanpa meminjamkan uang pun urusannya sudah banyak.

2. Yakin Duitnya Gak Balik

 

Belakangan ini makin banyak orang ngutang tidak melunasi utangnya karena kesulitan ekonomi dan lainnya.

Orang yang sering meminjamkan duit dan duitnya gak balik biasanya akan berpikir ulang kalau harus meminjamkan lagi. Kemungkinan besar duitnya tidak bakal balik apalagi kalau nominalnya cuma ratusan ribu.

Tidak sedikit orang yang meminjamkan jutaan saja harus rela duitnya tidak balik, apalagi yang cuma meminjamkan ratusan ribu. Mau ditagih pun sulit karena kalau orangnya bilang belum ada duit, kita jadi tidak tega menagihya lagi.

Karena yakin duitnya gak balik maka banyak orang enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

3. Sudah Sedekah di Tempat Lain

 

Biasanya orang bayar zakat dan sedekah melalui lembaga yang mereka percaya seperti Baznas, LazisNu, atau LazisMu. Kadang-kadang mereka juga bantu keluarga, tetangga, atau kenalan yang butuh modal usaha.

Tidak heran kalau mau meminjam uang ke mereka, alasan kita harus sangat kuat dan masuk akal. Kalau perlu beberkan semua, betul-betul semua, alasan kenapa kita terpaksa harus minjam uang ke mereka. 

Kalau cuma, "Ayah saya sakit, adik saya jobless, saya cuma ibu rumah tangga, gaji suami kecil, dua anak saya semunya juga lagi sakit," maka siap-siap ditolak, apalagi kalau orang itu tahu kita punya circle pertemanan orang-orang berduit.

Kalau temanmu kaya kenapa gak minjam ke mereka saja? Gitu, kan, logikanya. Makanya bilang alasan yang sebenarnya kenapa kita harus pinjam uang ke mereka.

4. Tidak Dekat dengan yang Meminjam

 

Jarang ngobrol, tidak dekat, ketemu pun jarang, tahu-tahu mau pinjam duit? Orang kaya pun belum tentu mau meminjamkan duit ke orang yang tidak akrab dengannya.

Kadang sama keluarga saja kalau keluarga itu tidak dekat dengan kita, kita enggan meminjamkan, apalagi dengan orang yang tidak akrab.

5. Tidak Ada Tabungan

 

Ada banyak orang yang tidak punya tabungan karena penghasilannya habis untuk kebutuhan sehari-hari. 

Jadi jangankan meminjamkan uang, menabung saja mereka tidak bisa. Kalau mereka bilang tidak bisa meminjamkan karena gak ada duit, bisa saja mereka betul-betul tidak punya duit yang tersisa untuk dipinjamkan.

6. Uang Warisan dan Titipan

 

Ada orang kaya dengan tabungan ratusan sampai miliaran rupiah. Tapi dia tidak bisa meminjamkan uang itu karena bukan uang pribadinya. Duit itu bisa saja punya orang tuanya, titipan orang lain, atau hasil warisan yang tidak bisa dia gunakan seenaknya.

Kalau uang itu dia pinjamkan dan tidak balik, maka tabungannya berkurang dan akan mengganggu rencana masa depan keluarganya. Makanya dia enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

Apakah tidak ada orang yang mau meminjamkan uang jadi penyebab orang terjerat pinjol?

Pinjaman online (pinjol) yang legal (sah dimata hukum) dan diawasi OJK meminjamkan uang dengan bunga masuk akal antara 0,83% sampai 2,25% perbulan, masih dalam batas yang dibolehkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Selain melengkapi syarat yang diwajibkan, pinjol kita cuma bisa disetujui kalau tidak ada riwayat tunggakan pinjaman di bank atau di pinjol lain. Jadi kalau kita masih punya tunggakan akan sulit dapat pinjaman online sebelum tunggakan itu lunas.

Pinjol yang menyetujui permintaan pinjaman meski kita masih punya utang kemungkinan besar itu pinjol ilegal yang tidak punya izin dari OJK.

Bagaimana kalau meminjamkan uang ke orang yang ingin melunasi utang pinjol? Boleh saja, tapi kita harus siap dan rela kalau uang yang kita pinjamkan tidak balik. 

Kalau mau lebih yakin, minta orang itu menjual/menjaminkan barangnya ke kita. Meski nilai barang itu jauh lebih rendah dari uang uang kita pinjamkan, setidaknya dia menunjukkan niat untuk tidak minta uang secara cuma-cuma.

Lalu, kalau ada orang yang terjerat judi online karena kita tidak meminjamkan uang kepadanya? 

Orang yang terjerat judi online (judol) biasanya bukan karena tidak dapat pinjaman, melainkan karena ingin dapat duit secara cepat dan mudah.

judol (judi online) itu melanggar hukum dan haram bagi umat Islam. Judi, apa pun bentuknya, haram dalam Islam sesuai yang tercantum dalam QS: Al-Baqarah (2) ayat 219) karena menyia-nyiakan harta.

(QS Al-Baqarah [2] ayat 219).

Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/larangan-judi-dalam-islam-dan-dampak-buruk-bagi-pelakunya-iUgcX


___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)

Kemudian, judi bisa membuat seseorang menolak pekerjaan yang serius dan bermanfaat. Selain itu, judi itu tebak-tebakan yang sudah diatur dengan kecurangan dari bandar. Tidak ada orang yang jadi kaya dengan berjudi kecuali bandarnya.

Jadi meminjamkan uang ke orang yang terlibat judi tidak disarankan karena mereka akan menggunakan uang itu untuk berjudi lagi.

Kita setor uang Rp100.000 dijanjikan akan dapat Rp1.000.000. Betul saja. Orang yang kecanduan judi biasanya karena pernah menang satu kali lalu penasaran ingin menang lebih banyak. Padahal semua bentuk judi sudah diakali oleh bandar supaya orang tidak bisa menang berkali-kali.

***

Kalau kebetulan kita ditolak saat meminjam uang, kecewa boleh, tapi jangan sakit hati. Mereka  bisa saja punya alasan yang bikin mereka enggan meminjamkan uang meski duitnya banyak.

Coba jual satu-persatu barang kita punya. Kalau semua barang sudah habis tidak ada lagi yang bisa dijual, berdoa dan berserah dirilah. Tuhan tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan umat-Nya.

Cara Hemat Pengeluaran dengan Betah di Rumah

Cara Hemat Pengeluaran dengan Betah di Rumah

Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan kalau jumlah uang yang ditabung satu rumah tangga berkurang rata-rata jadi sekitar Rp4 jutaan. 

BPJS juga mengungkap kalau pekerja yang mencairkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) tahun 2024 naik jadi 52.000 klaim. Kebanyakan klaim itu dari industri tekstil, garmen, dan alas kaki.

Pegadaian juga mencatat omset senilai Rp118 triliun pada semester satu tahun 2024, naik sebesar 21,2% dari periode sama tahun kemarin (year on year). Ini berarti makin banyak orang yang menggadaikan barangnya ke Pegadaian.

Sementara itu data BPS menunjukkan jumlah kelas menengah turun sebanyak 9,48 juta orang. Turunnya jumlah kelas menengah ini karena pendapatan mereka menurun yang berakibat pengeluarannya juga turun.

Turunnya jumlah kelas menengah bisa bikin ekonomi negara lesu karena merekalah yang paling banyak belanja di dalam negeri.

Dari data diatas bisa dibilang ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Jangan lihat kemacetan orang yang berlibur, jangan lihat orang yang mengantre boneka Labubu dari subuh, dan jangan lihat berapa mahal harga tiket Bruno Mars yang ludes terjual.

Itu terjadi di kelas atas yang pengeluarannya per bulan diatas Rp9,9 juta per bulan Mereka tidak terpengaruh oleh kondisi apa pun karena pendapatannya diatas rata-rata orang kebanyakan.

Lihatnya bahwa sedang terjadi banyak PHK yang menyebabkan pendapatan orang berkurang, toko-toko sepi, dan makin banyak orang yang menggadaikan barangnya untuk bertahan hidup.

Apa kita termasuk kelas menengah yang turun kelas karena pengeluaran banyak, tapi pendapatan sedikit?  

Cara biar pengeluaran kita tidak makin banyak adalah dengan lebih banyak berada di rumah. Kita harus cari cara menghemat pengeluaran dengan betah di rumah. 

1. Beli Buku dan Bacaan

 

Beli buku termasuk hemat karena bisa dibaca kapan saja dan berulangkali. Membaca juga bikin otak kita lebih terasah dan mampu berpikir lebih jernih.

Related: Banyak Baca Banyak Tahu Tidak Baca Sok Tahu

Otak yang berpikir jernih tidak bikin kita mudah putus asa dan bisa mencari jalan keluar atas bermacam masalah.

Sebagai permulaan belilah komik lucu atau kumpulan cerpen. Beli dari pengarang yang sudah terkenal supaya isinya tidak mengecewakan. Kalau mau coba beli dari pengarang yang tidak terkenal, belilah di Gramedia atau Gunung Agung.

Ini bukan promosi. Semua buku yang dijual di Gunung atau Gramedia ditulis, disusun, dan disunting lebih baik jadi enak dibaca.

Kalau mau lebih hemat tulis sendiri cerpen atau puisi, lalu terbitkan di blog publik seperti Kompasiana, Medium, atau Terminal Mojok

2. Nonton TV

 

Layanan TV Digital sekarang sudah beragam. Ada siaran langsung Timnas sepakbola, acara masak, berita, hiburan, edukasi, tayangan anak, dll.

Manfaatkan nonton TV sebagai hiburan di rumah supaya kita tidak perlu ke bioskop. Kalau kita nonton ke bioskop biasanya ada makanan, minuman, dan printilan lain yang kita beli. Alhasil malah jadi boros.

Kalau memang suka nonton langganan saja streaming film. Dengan biaya Rp50.000-Rp100.000 kita bisa nonton banyak film. Nonton streaming film lebih hemat daripada ke bioskop. Yang penting jangan nonton film bajakan.

3. Kurangi Buka Instagram dan Status WhatsApp


Instagram isinya kebanyakan flexing (pamer) dan segala yang berbau kebahagiaan dan kemewahan. Itu tidak bagus buat kesehatan mental karena mencetus kita jadi iri dan ingin seperti mereka.

Melihat status WhatsApp orang lain juga bisa bikin kita iri dan membandingkan hidup kita dengan mereka. Padahal yang terlihat di layar belum tentu sama dengan kenyataan.

Makin sering melihat makin kita merasa, "Kok saya cuma di rumah aja, ya. Enak mereka tiap hari keluar rumah, ke mana-mana, ikut ini-itu ..."

Jadinya kesehatan mental kita terganggu padahal kita sedang hemat pengeluaran dengan betah di rumah. 

4. Lakukan Hobi

 

Mumpung di rumah kita bisa melakukan hobi masak, berkebun, menulis, olahraga, main gitar, bahkan ngelamun dan rebahan. Bisa juga mempelajari keterampilan atau menekuni hobi lain dari tutorial YouTube. 

Siapa tahu dari hobi itu kita bisa dapat duit dengan menjual barang, jasa, dan keahlian.

5. Singkirkan Baju dan Barang Bekas

 

Bongkar lemari dan singkirkan baju-baju yang sudah bertahun-tahun tidak dipakai. Singkirkan juga barang elektronik yang sudah rusak dan barang-barang yang sudah tidak dipakai.

Baju dan barang bekas itu bisa dijual ke tukang loak atau dijual sebagai barang preloved di marketplace. Selain rumah jadi bersih dan sehat, kita bisa dapat uang. Hemat pengeluaran dengan betah di rumah jadi lebih menguntungkan.

6. Bikin Konten di Rumah

 

Apa pun yang kita kerjakan di rumah bisa jadi konten. Misal kita sedang masak, bikin sarapan, menanam pohon, membersihkan rumah, menyanyi, bahkan bisa saja kita curhat kalau sedang hemat pengeluaran dengan betah di rumah. 

Konten yang seperti itu dinamakan IRL (in real life) dan banyak orang yang suka nonton konten IRL. Bisa juga bikin Live saat kita sedang beraktivitas di rumah.

7. Ngobrol sama Tetangga

 

Ngobrol bisa bikin kita gak merasa kesepian. Kalau ada tetangga lewat depan rumah sapalah dengan ramah. Kalau mereka kelihatan sedang ada waktu luang ajaklah ngobrol.

Tidak perlu ngobrol berat, cukup tanya kabar diri dan keluarganya. Nanti obrolan akan mengalir alami dengan sendirinya. Ngobrol bisa mengakrabkan kita dengan tetangga yang tadinya kurang akrab jadi lebih akrab.

8. Gak Usah FOMO

 

FOMO (fear of missing out) adalah takut ketinggalan tren yang sedang viral. Biasanya terjadi pada remaja dan mahasiswa. FOMO terjadi karena orang takut diledek kuper (kurang pergaulan), kuatir dibilang ketinggalan, cemas dibilang gak punya duit, dan lain sebagainya.

Related: FOMO dan JOMO Ketakutan dan Kegembiraan Atas Tren Sosial

Menghindari FOMO bisa membuat kita hemat dan terhindar dari boros karena membeli barang dan makanan yang sebetulnya tidak perlu.

***

Hemat pengeluaran dengan betah di rumah bukan berarti kita harus terus ada di rumah. Kita tetap harus sekolah, kuliah, dan bekerja seperti biasa, tapi kurangi belanja dan beli barang atau jasa yang tidak perlu-perlu amat.

Lebih baik menabung daripada mengikuti tren gaya hidup yang sebenarnya tidak kita perlukan. Kalau sudah berkeluarga, menghemat pengeluaran dengan betah di rumah bisa membuat bonding antar anggota keluarga lebih erat.

Ngeblog: Masih Relevan tapi Sudah Ditinggalkan

Ngeblog: Masih Relevan tapi Sudah Ditinggalkan

Beberapa waktu lalu blog publik Kompasiana menggelar kopi darat dan diskusi bertema Is Blogging Still Relevant?

Saya akan katakan, yes, it is always still relevant as long as internet exist. Para blogger akan terus menulis untuk blognya. Para penjual theme dan pemberi tips ngeblog juga terus ada. Masalahnya bukan blogging still relevant or not, tapi masih adakah yang baca blog?

Apa Itu Blog

 

Blogger (narablog) disematkan kepada mereka yang mengelola blog yang di-hosting para penyedia weblog seperti Blogger, Wordpress, Wix, Webly, atau Tumblr.

Ada yang mengkomersialkan blognya dengan memasang Adsense, Adsterra dll. Kalau ada yang mengklik iklan di blog, si narablog akan dapat duit. Ada juga yang bikin blog cuma untuk curhat. Membuat blog untuk curhat ini sesuai dengan makna di KBBI.

KBBI mengartikan blog sebagai catatan harian atau jurnal pribadi di internet yang dapat diakses oleh siapa saja.

Blog Raditya Dika yaitu Kambing Jantan yang populer di masa 1990-an isinya cuma seputar dunia sehari-harinya tentang aktivitas sekolahnya, kegiatan keluarga, dan kekonyolan teman-temannya.

Sekarang Raditya Dika masih eksis sebagai komika (pelawak tunggal), influencer medsos, dan aktor.

Sementara itu Rebecca Blood di bukunya Weblogs: A History and Perspective yang terbit tahun 2000 mengatakan blog adalah jenis situs web atau jurnal daring tempat individu atau kelompok secara teratur mengeposkan konten tentang berbagai topik. Posting ini biasanya ditampilkan dalam urutan kronologis terbalik, dengan entri terbaru muncul pertama.

Jaman Video

 

Sebelum munculnya medsos video seperti TikTok, Instagram Reels, atau YouTube Short, minat baca orang kita sudah lemah. Orang yang suka baca dianggap kuper karena dianggap tidak mengenal dunia luar.

Pembaca blog juga sama. Cuma mereka yang tertarik membaca saja yang rajin buka blog. Kelompok lain yang rajin baca blog adalah sesama blogger yang tergabung dalam komunitas.

Sayangnya, komunitas para blogger ini juga sekarang menghilang tergerus zaman. Misalnya Kumpulan Emak Blogger. Sejak 2012 sampai sekarang komunitas ini masih ada, tapi aktivitas yang berhubungan dengan blogging sudah sedikit. Para anggotanya pun sudah amat jarang blogwalking saling mengunjungi blog anggota.

Blogwalking adalah kegiatan blogger yang mengunjungi blog lain untuk membaca dan memberi komentar di artikel. Sebelum jaman video muncul, blogwalking termasuk kegiatan wajib para narablog untuk saling berkunjung.

Tiap blogger mendambakan blognya dikunjungi dan artikelnya dibaca karena bisa menaikkan domain authority (DA). Domain authority jadi salah satu syarat untuk ikut blog competition atau lomba menulis yang mensyaratkan domain authority minimal 15.

Banyak narablog sudah beralih jadi content creator. Mereka tidak lagi menulis meski masih rutin membayar domain untuk mempertahankan blognya tetap eksis.

Alasan utama mereka pindah haluan karena zaman berubah. Kalau dulu saja orang Indonesia sudah malas baca, apalagi sekarang. Orang lebih suka nonton video pendek daripada membaca artikel. Maka blogger pun lebih suka bikin video di TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts daripada menulis.

Jadi bisa dibilang kegiatan ngeblog masih relevan, tapi sudah ditinggalkan. Sangat sedikit blog baru yang muncul di Indonesia. Kalaupun ada, orang cuma iseng bikin saja lalu tidak diapa-apakan.

Pembaca Blog


Menurut Master Blogging ada 600 juta blog di internet. Setiap harinya juga ada 5,6 miliar pencarian di Google dan 94% dari pencarian itu mengarah ke blog. Itu berarti blog masih relevan dan dibaca karena memberi informasi yang tidak disajikan media berita.

Di Indonesia pembaca blog juga masih banyak. Terbukti dari masih banyaknya blog yang dapat traffic dari Google dan menghasilkan AdSense jutaan ke kantong blogger. Para blogger juga masih dapat job menulis untuk perusahaan atau brand.

Related: Cara Blog Umur Sebulan Diterima AdSense

Sayangnya data dari blog readership statistic menemukan kalau yang masih membaca blog adalah mereka yang berusia 41-60 tahun. Inilah juga yang jadi alasan hanya blogger lawas yang mengelola blognya sejak belasan tahun lalu.

Gen Z (kelahiran tahun 1997-2010) memilih jadi content creator yang membuat video pendek berdurasi 15-30 detik. 

Namun, itu adalah data global. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2024 mencapai 221.563.479 orang. Jumlah itu sangat logis karena penduduk Indonesia saja ada 280 juta orang.

Membuka WhatsApp, scrolling TikTok, posting Instagram Feed, atau nonton YouTube butuh internet yang diakses pakai kuota data di ponsel. 

Jadi menurut saya meski banyak orang yang menggunakan internet, mereka menggunakannya untuk mengakses medsos, bukan membuat atau membaca blog. Jadi selama masih ada internet ngeblog masih relevan, tapi sudah ditinggalkan.

Ngeblog dan Nulis


Perubahan zaman membuat anak muda tidak tertarik menulis apalagi bikin blog. Kalaupun ada anak muda yang tertarik menulis, mereka memilih blog publik daripada punya blog sendiri. 

Menulis di blog publik lebih simpel dan jaminan dapat pembaca dari sesama anggota. Ada blog publik bahkan memberi insentif bagi anggota yang telah mencapai syarat tertentu. Bandingkan dengan mengelola blog sendiri yang harus berkutat dengan SEO, domain authority, page authority, dan persaingan di laman pencari Google.

Plus, menulis di blog publik tidak perlu keluar duit untuk membeli domain dan template. Tinggal daftar langsung nulis. Kalau beruntung bisa dapat uang juga.

Jadi kalau ada yang bertanya apa ngeblog masih relevan dengan jaman? Iya, masih relevan, tapi sudah ditinggalkan.

Punya Uang Bingung Mau Usaha Apa?

Punya Uang Bingung Mau Usaha Apa?

Ada orang yang sudah punya usaha, tapi tidak punya uang untuk membesarkannya. Ada juga yang punya uang, tapi tidak tahu mau usaha apa.

Kenapa yang punya uang tidak memberi modal ke yang sudah punya usaha? Teori, sih, gampang. Prakteknya, ya, susah. 

Ada beberapa pertimbangan yang membuat pemodal tidak serta-merta memberi bantuan atau pinjaman.

1. Belum kenal. Mana ada orang yang memberi modal ke orang yang belum dikenalnya.

Bank saja harus mengenali dulu debiturnya dengan cara menelusuri riyawat pinjaman seseorang di OJK, mensurvei tempat tinggal, dan melihat langsung tempat usaha yang akan dimodalinya.

Setelah kenal barulah timbul kepercayaan antara kedua belah pihak, lalu terjadilah kerjasama.

2. Bukan bidang yang diinginkan pemodal. Pemilik modal juga berhak memilih usaha mana yang akan dia modali.

Kadang ada pemilik modal yang bukan cuma melihat feasibility, melainkan apa bidang usaha itu sesuai seleranya atau tidak.

3. Berkali-kali bangkrut. Buat sebagian orang berkali-kali bangkrut bukanlah soal karena berarti dia gigih dan mau terus berusaha.

Namun, buat orang yang mau memodali, banyaknya bisnis yang berkali-kali gagal bisa jadi tanda tanya benarkah orang itu sungguh-sungguh menjalankan bisnisnya atau cuma buat tempat money laundering.

3. Gaya hidup pemilik. Gaya hidup pemilik usaha juga jadi pertimbangan apakah dia layak dimodali atau tidak.

Sedapat mungkin pemilik usaha tidak bergaya selebritas yang sering update Instagram dan berfoto dengan makanan dan barang mahal. Bergaya hidup seperti Syahrini atau Juragan99 bisa mencitrakan kita orang yang boros dan banyak gaya.

Feasibility Usaha


Sebuah usaha harus masuk akal untuk dijalankan atau tidak. Usaha yang cuma ikut tren dan terbawa viral kemungkinan besar sulit bertahan karena akan tergantikan oleh usaha lain yang juga tren dan viral.

Carilah usaha yang mampu bertahan selamanya dan dicari banyak orang.

Misal kita mau buka kafe ala Korea di garasi rumah. Rumah kita ada di desa. Berani beda dan mengeruk celah pasar baru memang bagus, tapi pertimbangkan juga kalau buka kafe di kota saja belum tentu laku, apalagi di desa. 

Remaja dan anak muda penggemar K-Pop memang pasti datang ke kafe ala Korea itu, tapi cuma untuk menuntaskan rasa penasaran saja. Setelahnya belum tentu balik lagi karena hal-hal berbau Korea bukan prioritas buat remaja di desa. Kondisi keuangan, citarasa makanan, dan vibes yang dirasakan anak muda di desa beda dengan di kota besar.

Jadi cermati dulu feasibility-nya, apakah usaha itu masuk akal atau tidak untuk dilakukan di tempat kita atau tempat lain yang akan kita tuju.

Hal yang patut diperhatikan untuk menentukan feasibility sebuah usaha adalah sebagai berikut.

1. Pangsa Pasar

 

Kita ingin menarget orang gemuk, misalnya. Berarti kita bisa jualan busana serba big size, misalnya, atau cemilan rendah lemak.

Orang gemuk biasanya suka ngemil, makanya dia jadi gemuk. Jadi menjual cemilan rendah kalori dan lemak, bisa disukai orang gemuk yang masih ingin ngemil, tapi tidak mau tambah gemuk.

Jadi sebelum buka usaha, pikirkan dulu produk atau jasa kita nantinya akan disukai kalangan mana. Apakah orang kaya, miskin, anak muda, lansia, anak-anak, atau orang gemuk dan sebagainya.

2. Lokasi

 

Pilih lokasi di mana orang sering lewat sekaligus tidak menyulitkan mereka datang ke tempat usaha kita. Perempatan jalan lampu merah, misalnya, terhitung sebagai lokasi strategis. Namun, sulit memasukkan dan mengeluarkan mobil di perempatan karena banyak kendaraan lewat dan kita bisa jadi pencetus macet.

Makanya orang bermobil enggan datang ke tempat usaha yang berada di perempatan. Kalau motor, sih, gak masalah. Jadi perhatikan juga lokasi tempat usaha apakah bisa dijangkau dengan bermacam kendaraan atau tidak.

3. Keunikan

 

Sama-sama buka warung bakso, misalnya. Apa yang membuat bakso kita unik dan beda dari yang sudah ada? Selain kualitas, keunikan produk bikin usaha kita bertahan dan terus dicari banyak orang.

4. Penyedia Bahan Baku

 

Kita harus punya penyedia bahan baku tetap untuk menyuplai bahan makanan. Atau kalau kita buka toko baju, pikirkan dari mana kita akan dapat supplier baju. Apa dari pabrik, konveksi, jahit sendiri, atau beli grosiran.

Membeli dari penyedia tetap berguna supaya kita tidak pusing dengan fluktuasi harga dan tersendatnya usaha karena gonta-ganti supplier.

Kalau perlu buatlah perjanjian hitam di atas putih (bermaterai/disaksikan notaris) supaya kalau ada perselisihan bisa cepat diselesaikan sesuai hukum dan aturan yang berlaku.

5. Harga

 

Jangan banting harga seperti lokapasar (marketplace). Para pedagang di lokapasar bisa jual murah karena subsidi dari lokapasar seperti Tokopedia, TikTok, Shopee, atau Lazada.

HItung harga jual dengan cermat di mana didalamnya termasuk gaji karyawan (kalau ada), biaya listrik, kemasan, dan lainnya.

Pun, harga harus menyesuaikan dengan pangsa pasar dan lokasi tempat kita buka usaha. Kalau pangsa pasarnya anak muda yang tinggal di kota kabupaten harga jual bisa lebih mahal menyesuaikan dengan bahan baku.

Pun kalau pasarnya orang desa yang tinggal di kecamatan, maka harga jualnya pun menyesuaikan dengan daya beli penduduk di sana.

6. Mudah dihubungi

 

Buka toko online via lokapasar bukan berarti kita tidak punya saingan. Supaya toko kita muncul di laman pencarian, upload foto produk baru tiap hari. Berikan keterangan selengkapnya di deskripsi produk supaya pembeli tidak harus bolak-balik bertanya.

Makin banyak produk yang dijual makin baik karena pembeli jadi punya pilihan dan tidak harus belanja di toko berbeda.

Usahakan online di jam kerja supaya kalau ada transaksi atau pembeli yang bertanya, kita cepat meresponnya.

7. Franchise

 

Cara lain kalau kita punya uang tapi bingung mau usaha apa adalah membeli franchise. Pastikan franchise itu bukan yang cuma sekejap tren seperti es krim serta cemilan dan minuman viral.

Buat yang beragama Islam, pastikan juga franchise itu tidak menjual makanan, minuman, dan hal haram supaya usaha kita terjaga keberkahannya.

Emas, Forex, Saham, Indeks Berjangka

 

Kalau punya uang tapi bingung mau usaha apa, kita bisa coba beli emas batangan. Hanya saja emas harus disimpan dulu beberapa tahun sebelum harga jualnya naik. Jadi investasi emas lebih cocok untuk orang yang lagi gak butuh likuiditas cepat.

Kalau berani coba instrumen investasi high risk high return, kita bisa berdagang nilai mata uang asing atau foreign exchange (forex), saham, atau indeks berjangka.

Related: Tabungan dan Investasi Mana Lebih Cocok untuk Orang Berduit Pas-pasan?

Kita bisa berdagang sendiri melalui aplikasi di Play Store atau App Store, bisa juga lewat perantara di perusahaan yang melayani jasa trading forex, saham, atau indeks.

Algoritma Google Sekarang Tidak Ramah Artikel?!

Algoritma Google Sekarang Tidak Ramah Artikel?!

Media mainstream ternyata kalah juga sama media sosial. Biasanya kalau kita mengetikkan suatu kata kunci misalnya 'gak suka nongkrong', hasil yang keluar di Google berasal dari media berita seperti Tribunnews, detikcom, kompascom, kumparan, dan lainnya.

Sekarang hasil yang keluar di halaman pertama bersumber dari postingan medsos seperti TikTok, Instagram, Thread, Facebook, dan Quora. Berita dari media online untuk kata kunci "gak suka nongkrong" terlempar ke halaman belakang Google.

Padahal media online memposting berita baru tiap menit. Meski sebetulnya gak baru-baru amat isunya, tapi update berita per detik dan per menit yang diposting media online mestinya menjadikan mereka terdepan di mesin pencari ketika orang mengetikkan suatu kata kunci (keyword).

Satu-satunya media berita yang bertahan di halaman pertama Google adalah IDN Times. Itu mungkin karena IDN Times juga mempersilakan para penulis konten menulis di sana. Postingan di IDN Times jadi lebih beragam karena selain sebagai media berita juga sebagai blog publik.

Berapa Kali Google Memperbarui Algoritma Dalam Setahun?


Apakah medsos sedemikian powerful-nya sampai bisa mengalahkan media berita di Google? Algoritma Google ternyata punya andil menjadikan postingan medsos merajai halaman pertama mesin pencari mereka.

Menurut MOZ Google memperbarui algoritma mesin pencari mereka ribuan kali dalam setahun. Google hanya memberitahu seiprit apa saja yang berubah dari algoritma tersebut.

Meski begitu, saat Google sedang tidak mengubah algoritmanya, banyaknya orang yang mencari postingan dari medsos bisa membuat perilaku penelusuran di mesin pencari jadi berubah.

Misal ada orang mengetikkan kata kunci di Google 'tiktok Kaesang Erina jet'. Dan ternyata ada ribuan orang yang juga mengetikkan kata kunci serupa. Akhirnya tiap ada orang yang mengetik kata kunci itu, yang muncul adalah postingan dari TikTok, bukan dari blog dan media online.

Masih menurut Moz, hasil penelusuran adalah fenomena real-time. Hasil penelusuran akan berubah setiap hari meskipun Google tidak mengubah kodenya karena internet terus berubah. 

Salah satu contoh nyata adalah pernyataan WHO tentang COVID-19 sebagai pandemi global pada bulan Maret 2020. Pandemi mengubah perilaku penelusuran secara drastis.

Jenis Kata Kunci

 

Jadi benarkah algoritma Google sekarang tidak ramah artikel? Sebagian tidak keliru, tergantung kata kunci yang kita ketikkan.

Kalau kalimat dalam kata kunci memakai bahasa baku seperti "susah diet", misalnya, maka hasil pencarian yang keluar dari media berita atau situs kesehatan seperti halodoc atau alodokter.

Yang jadi soal, minat baca orang Indonesia amat rendah karena rata-rata IQ-nya cuma 78,49 sama dengan TImor Leste dan terendah se-ASEAN. Rata-rata IQ ini menjadikan tingkat kecerdasan orang Indonesia peringkat ke 129 dari 197 negara yang diuji.

Banyak baca banyak tahu tidak baca sok tahu. Maka tidak heran kalau kosakata yang dimiliki orang kita juga terbatas. 

Mereka lebih sering mengetikkan kata kunci dengan bahasa sehari-hari. Pencarian dengan keyword bahasa pergaulan membuat hasil yang muncul di mesin pencari akan bersumber dari media sosial. Sebab bahasa yang digunakan di medsos adalah bahasa sehari-hari.

Sayangnya, informasi yang berasal dari media sosial sering bias, tidak utuh, terpotong-potong, dan tidak jelas sumbernya. Ini karena si pemosting mencari viral dan follower daripada mengutamakan validitas, keakuratan, dan kesahihan informasi yang dibagikan.

Blogger, Algoritma Google, dan Content Creator 


Biasanya para blogger yang blognya ber-niche (topik khusus) selalu jadi langganan di halaman 1 Google bahkan mengalahkan media online. Sekarang, mencari media online di halaman pertama saja tidak ketemu, apalagi mencari blog.

Blogger lawas yang sudah punya jaringan nampaknya harus mulai waspada. Jejaring mereka sesama blogger telah beradaptasi dengan perubahan jaman dengan pindah jadi content creator dan YouTuber.

Alhasil tidak ada lagi aktivitas blogwalking karena banyak blogger sudah tidak lagi menulis dan meng-update blognya. Blogwalking adalah kegiatan saling mengunjungi blog dan membaca artikel yang ditulis para blogger atau content writer.

Blogger yang jarang menulis membuat blognya turun peringkat di mesin pencari karena dianggap tidak aktif. Minimnya blogwalking membuat traffic kunjungan blog menurun. Akhirnya yang muncul di halaman depan Google bukan lagi blog ber-niche, melainkan postingan dari TikTok, Instagram, bahkan lokapasar seperti Shopee dan Tokopedia.

Kenapa hasil yang muncul di halaman pertama Google banyak berasal dari medsos?

1. Zaman medsos. Orang lebih banyak mencari sumber informasi yang berasal dari TikTok, Instagram, Facebook, Thread, YouTube, X, atau Quora.

2. Kata Kunci. Kalau kita ketikkan kata kunci memakai bahasa sehari-hari atau bahasa pergaulan yang tidak baku, hasil yang keluar bakal muncul dari medsos. Misal "lagi males mikir'.

Namun, kalau kita ketikkan keyword dengan bahasa baku yang akan keluar hasil pencarian adalah artikel dari media berita atau blog. Misal 'sulit fokus dan konsentrasi'

3. Perubahan algoritma. Algoritma Google berubah ribuan kali dalam setahun. Artinya apa pun bisa terjadi sesuai keperluan dan kepentingan Google. 

Pemerintah bahkan bisa mengintervensi Google untuk memblokir kata kunci tertentu, minta data pengguna, atau mengubah informasi yang keluar di mesin pencari. Itu tercantum dalam laman Transparency Report dan Google Policies.

4. Fenomena real-time. Apa yang sedang dicari netizen itulah yang akan tampil di mesin pencari.

Kalau banyak kata kunci yang mengarah ke TikTok, maka laman TikToklah yang muncul di pencarian kita. Kalau banyak kata kunci mengarah ke media online, maka yang muncul di halaman pertama Google adalah situs media itu.

Alasan Ada Orang Sering Nolak Diajak Nongkrong dan Ngumpul Bareng

Alasan Ada Orang Sering Nolak Diajak Nongkrong dan Ngumpul Bareng

Di jaman medsos dan serba digital ini orang nongki bukan sekadar nongkrong, tapi juga buat konten. Sebelum nyeruput kopi, cangkirnya difoto dulu. Sebelum makan, selfie sama bestie dulu. Waktu efektif nongki dan ngobrol cuma 30 menit, sisanya buat ngedit dan posting di medsos.

Meski nongkrong bareng bestie ada manfaatnya untuk kesehatan mental karena ada teman berbagi dan mengurangi kecemasan, ternyata ada orang yang gak suka diajak nongki.

Orang seperti ini sering dianggap sombong karena sering menolak tiap diajak ngumpul dan ngopi bareng. Padahal sebenarnya mereka gak sombong, tapi ada alasan lain yang bikin mereka gak suka nongkrong dan selalu nolak kalau diajak ngumpul.

Ini alasan ada orang gak suka ngumpul dan nongkrong bareng.

1. Ingin Berhemat

 

Ada orang yang sedang ingin berhemat untuk menabung dan membeli kebutuhan jangka panjang. Jadi dia akan menolak tiap diajak ngebakso bareng, ngopi, atau sekadar nongki di rumah teman.

Meski ditraktir dan dijanjikan tidak keluar duit, dia toh tetap keluar uang untuk bensin, parkir, ojek, atau hal lain yang tidak terduga. Meski tidak banyak, uang itu lumayan juga kalau ditabung. 

Jadi ada banyak orang yang menolak diajak nongki-nongki karena ingin berhemat supaya bisa menabung.

2. Ada yang Lebih Penting Diurus

 

Prioritas seseorang berubah seiring dengan kehidupan yang sedang dijalaninya. Ada hal yang lebih penting diurus daripada nongki dan ngumpul bareng. Entah itu mengurus pekerjaan atau bisnis yang sedang dirintis. 

Jadi kalau kita tahu seseorang selalu sibuk di kantor, punya pekerjaan sampingan, atau sedang punya bisnis yang baru jalan, baiknya tidak usah memaksakan kehendak kalau dia menolak diajak nongkrong dan ngumpul bareng.

3. Tidak Sefrekuensi

 

Ada yang menolak diajak nongkrong dan ngumpul karena melihat mayoritas orang di circle tersebut tidak sefrekuensi dengannya. Dia bisa saja nyambung obrolannya dengan orang-orang di circle itu, tapi tidak akan nyaman karena ada rasa tidak sreg di hati dan pikiran.

Dunia yang sudah berbeda juga bisa menjadikan frekuensi seseorang dengan temannya berubah. Orang yang tadinya bestie di kampus bisa tidak dekat lagi karena sudah tidak sefrekuensi.

Kalau ada orang yang menolak diajak nongkrong dan ngumpul bareng, amat mungkin dia sudah tidak merasa sekfrekuensi lagi dengan teman-teman lamanya. 

Related: Bukan Introvert dan Ekstrovert tapi Ambivert

Hal sama juga dialami emak-emak. Meski terlihat akrab karena tiap hari bertemu saat jemput anak sekolah, mereka belum tentu sefrekuensi kalau dijadikan satu untuk ngebakso bareng, misalnya.

Kesamaan frekuensi dipengaruhi oleh kepribadian, pola pikir, dan latar belakang sosial-ekonomi. Makin berbeda tiga hal itu, makin mereka tidak bisa sefrekuensi.

4. Mengurus Keluarga

 

Punya anak yang masih kecil atau mengurus orang tua yang sakit membuat orang enggan keluar rumah sekadar untuk ngumpul dan nguprus (ngobrol ngalor-ngidul). Mereka merasa tidak sampai hati meninggalkan anak kecil dan orang tua meski sudah punya pengasuh atau perawat.

Orang seperti ini bukan tidak mau mau bersosialisasi, tapi prioritas mereka bukan untuk nongkrong dan ngumpul.

5. Gak Bisa Naik Motor

 

Gak bisa naik motor terus gak mau diajak nongkrong dan ngumpul bareng? Percayalah, jaman di mana transportasi umum sudah punah seperti sekarang, tidak bisa naik motor amat menghambat mobilitas.

Naik ojek selain boros juga banyak perempuan tidak nyaman menaikinya karena minim privasi antara penumpang dengan abang ojeknya. Sementara itu kalau menyetir mobil sendiri sulit karena area parkir di banyak tempat sangat terbatas.

Tambahan lagi kalau mobilnya berbadan besar dan lebar seperti Vellfire. Selain sulit cari parkir, jalan di banyak wilayah di Indonesia juga kecil-kecil. 

Luas daratan Indonesia cuma 1,9 juta km persegi dengan jumlah penduduk 280 juta orang. Sempitnya daratan yang dihuni banyak orang membuat jalanan di Indonesia jadi kecil-kecil karena harus berbagi dengan bangunan.

Jadi kalau kita mengajak orang yang gak bisa naik motor untuk nongkrong dan ngumpul bareng, tawarkan untuk mengantar-jemputnya sekalian.

6. Hijrah

 

Orang yang sudah hijrah menjadi lebih Islami sesuai syariat sering menolak diajak nongkrong dan ngumpul bareng karena tidak mau terjebak maksiat.

Saat ngobrol bisa saja kita ngomongin orang yang berujung pada gibah dan fitnah. Maka orang yang hijrah tidak akan mau nongki-nongki dan ngumpul kalau tidak ada manfaat ibadahnya.

7. Memaksimalkan Masa Muda 


Nongkrong dan ngumpul identik dengan kehidupan anak muda. Mereka belum punya keluarga atau tanggungan jadi merasa bebas menggunakan waktu dan uang sesukanya.

Meski begitu, ada anak muda yang memanfaatkan waktunya dengan main teater, jualan, bikin konten edukatif, atau melakukan hobi. Karena itulah anak muda yang ingin memaksimalkan masa mudanya dengan banyak aktivitas dan pengalaman enggan menghabiskan waktu hanya untuk nongkrong dan ngumpul.

***

Tujuh hal diatas adalah hal umum yang dirasakan orang yang sering nolak diajak nongkrong dan ngumpul bareng. Jadi bukan karena mereka sombong atau jual mahal.

Alasan lain orang sering nolak diajak nongkrong dan ngumpul bareng tergantung situasi dan kondisi yang sedang mereka alami saat itu.