Ngeblog: Masih Relevan tapi Sudah Ditinggalkan

Ngeblog: Masih Relevan tapi Sudah Ditinggalkan

Beberapa waktu lalu blog publik Kompasiana menggelar kopi darat dan diskusi bertema Is Blogging Still Relevant?

Saya akan katakan, yes, it is always still relevant as long as internet exist. Para blogger akan terus menulis untuk blognya. Para penjual theme dan pemberi tips ngeblog juga terus ada. Masalahnya bukan blogging still relevant or not, tapi masih adakah yang baca blog?

Apa Itu Blog

 

Blogger (narablog) disematkan kepada mereka yang mengelola blog yang di-hosting para penyedia weblog seperti Blogger, Wordpress, Wix, Webly, atau Tumblr.

Ada yang mengkomersialkan blognya dengan memasang Adsense, Adsterra dll. Kalau ada yang mengklik iklan di blog, si narablog akan dapat duit. Ada juga yang bikin blog cuma untuk curhat. Membuat blog untuk curhat ini sesuai dengan makna di KBBI.

KBBI mengartikan blog sebagai catatan harian atau jurnal pribadi di internet yang dapat diakses oleh siapa saja.

Blog Raditya Dika yaitu Kambing Jantan yang populer di masa 1990-an isinya cuma seputar dunia sehari-harinya tentang aktivitas sekolahnya, kegiatan keluarga, dan kekonyolan teman-temannya.

Sekarang Raditya Dika masih eksis sebagai komika (pelawak tunggal), influencer medsos, dan aktor.

Sementara itu Rebecca Blood di bukunya Weblogs: A History and Perspective yang terbit tahun 2000 mengatakan blog adalah jenis situs web atau jurnal daring tempat individu atau kelompok secara teratur mengeposkan konten tentang berbagai topik. Posting ini biasanya ditampilkan dalam urutan kronologis terbalik, dengan entri terbaru muncul pertama.

Jaman Video

 

Sebelum munculnya medsos video seperti TikTok, Instagram Reels, atau YouTube Short, minat baca orang kita sudah lemah. Orang yang suka baca dianggap kuper karena dianggap tidak mengenal dunia luar.

Pembaca blog juga sama. Cuma mereka yang tertarik membaca saja yang rajin buka blog. Kelompok lain yang rajin baca blog adalah sesama blogger yang tergabung dalam komunitas.

Sayangnya, komunitas para blogger ini juga sekarang menghilang tergerus zaman. Misalnya Kumpulan Emak Blogger. Sejak 2012 sampai sekarang komunitas ini masih ada, tapi aktivitas yang berhubungan dengan blogging sudah sedikit. Para anggotanya pun sudah amat jarang blogwalking saling mengunjungi blog anggota.

Blogwalking adalah kegiatan blogger yang mengunjungi blog lain untuk membaca dan memberi komentar di artikel. Sebelum jaman video muncul, blogwalking termasuk kegiatan wajib para narablog untuk saling berkunjung.

Tiap blogger mendambakan blognya dikunjungi dan artikelnya dibaca karena bisa menaikkan domain authority (DA). Domain authority jadi salah satu syarat untuk ikut blog competition atau lomba menulis yang mensyaratkan domain authority minimal 15.

Banyak narablog sudah beralih jadi content creator. Mereka tidak lagi menulis meski masih rutin membayar domain untuk mempertahankan blognya tetap eksis.

Alasan utama mereka pindah haluan karena zaman berubah. Kalau dulu saja orang Indonesia sudah malas baca, apalagi sekarang. Orang lebih suka nonton video pendek daripada membaca artikel. Maka blogger pun lebih suka bikin video di TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts daripada menulis.

Jadi bisa dibilang kegiatan ngeblog masih relevan, tapi sudah ditinggalkan. Sangat sedikit blog baru yang muncul di Indonesia. Kalaupun ada, orang cuma iseng bikin saja lalu tidak diapa-apakan.

Pembaca Blog


Menurut Master Blogging ada 600 juta blog di internet. Setiap harinya juga ada 5,6 miliar pencarian di Google dan 94% dari pencarian itu mengarah ke blog. Itu berarti blog masih relevan dan dibaca karena memberi informasi yang tidak disajikan media berita.

Di Indonesia pembaca blog juga masih banyak. Terbukti dari masih banyaknya blog yang dapat traffic dari Google dan menghasilkan AdSense jutaan ke kantong blogger. Para blogger juga masih dapat job menulis untuk perusahaan atau brand.

Related: Cara Blog Umur Sebulan Diterima AdSense

Sayangnya data dari blog readership statistic menemukan kalau yang masih membaca blog adalah mereka yang berusia 41-60 tahun. Inilah juga yang jadi alasan hanya blogger lawas yang mengelola blognya sejak belasan tahun lalu.

Gen Z (kelahiran tahun 1997-2010) memilih jadi content creator yang membuat video pendek berdurasi 15-30 detik. 

Namun, itu adalah data global. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2024 mencapai 221.563.479 orang. Jumlah itu sangat logis karena penduduk Indonesia saja ada 280 juta orang.

Membuka WhatsApp, scrolling TikTok, posting Instagram Feed, atau nonton YouTube butuh internet yang diakses pakai kuota data di ponsel. 

Jadi menurut saya meski banyak orang yang menggunakan internet, mereka menggunakannya untuk mengakses medsos, bukan membuat atau membaca blog. Jadi selama masih ada internet ngeblog masih relevan, tapi sudah ditinggalkan.

Ngeblog dan Nulis


Perubahan zaman membuat anak muda tidak tertarik menulis apalagi bikin blog. Kalaupun ada anak muda yang tertarik menulis, mereka memilih blog publik daripada punya blog sendiri. 

Menulis di blog publik lebih simpel dan jaminan dapat pembaca dari sesama anggota. Ada blog publik bahkan memberi insentif bagi anggota yang telah mencapai syarat tertentu. Bandingkan dengan mengelola blog sendiri yang harus berkutat dengan SEO, domain authority, page authority, dan persaingan di laman pencari Google.

Plus, menulis di blog publik tidak perlu keluar duit untuk membeli domain dan template. Tinggal daftar langsung nulis. Kalau beruntung bisa dapat uang juga.

Jadi kalau ada yang bertanya apa ngeblog masih relevan dengan jaman? Iya, masih relevan, tapi sudah ditinggalkan.

Punya Uang Bingung Mau Usaha Apa?

Punya Uang Bingung Mau Usaha Apa?

Ada orang yang sudah punya usaha, tapi tidak punya uang untuk membesarkannya. Ada juga yang punya uang, tapi tidak tahu mau usaha apa.

Kenapa yang punya uang tidak memberi modal ke yang sudah punya usaha? Teori, sih, gampang. Prakteknya, ya, susah. 

Ada beberapa pertimbangan yang membuat pemodal tidak serta-merta memberi bantuan atau pinjaman.

1. Belum kenal. Mana ada orang yang memberi modal ke orang yang belum dikenalnya.

Bank saja harus mengenali dulu debiturnya dengan cara menelusuri riyawat pinjaman seseorang di OJK, mensurvei tempat tinggal, dan melihat langsung tempat usaha yang akan dimodalinya.

Setelah kenal barulah timbul kepercayaan antara kedua belah pihak, lalu terjadilah kerjasama.

2. Bukan bidang yang diinginkan pemodal. Pemilik modal juga berhak memilih usaha mana yang akan dia modali.

Kadang ada pemilik modal yang bukan cuma melihat feasibility, melainkan apa bidang usaha itu sesuai seleranya atau tidak.

3. Berkali-kali bangkrut. Buat sebagian orang berkali-kali bangkrut bukanlah soal karena berarti dia gigih dan mau terus berusaha.

Namun, buat orang yang mau memodali, banyaknya bisnis yang berkali-kali gagal bisa jadi tanda tanya benarkah orang itu sungguh-sungguh menjalankan bisnisnya atau cuma buat tempat money laundering.

3. Gaya hidup pemilik. Gaya hidup pemilik usaha juga jadi pertimbangan apakah dia layak dimodali atau tidak.

Sedapat mungkin pemilik usaha tidak bergaya selebritas yang sering update Instagram dan berfoto dengan makanan dan barang mahal. Bergaya hidup seperti Syahrini atau Juragan99 bisa mencitrakan kita orang yang boros dan banyak gaya.

Feasibility Usaha


Sebuah usaha harus masuk akal untuk dijalankan atau tidak. Usaha yang cuma ikut tren dan terbawa viral kemungkinan besar sulit bertahan karena akan tergantikan oleh usaha lain yang juga tren dan viral.

Carilah usaha yang mampu bertahan selamanya dan dicari banyak orang.

Misal kita mau buka kafe ala Korea di garasi rumah. Rumah kita ada di desa. Berani beda dan mengeruk celah pasar baru memang bagus, tapi pertimbangkan juga kalau buka kafe di kota saja belum tentu laku, apalagi di desa. 

Remaja dan anak muda penggemar K-Pop memang pasti datang ke kafe ala Korea itu, tapi cuma untuk menuntaskan rasa penasaran saja. Setelahnya belum tentu balik lagi karena hal-hal berbau Korea bukan prioritas buat remaja di desa. Kondisi keuangan, citarasa makanan, dan vibes yang dirasakan anak muda di desa beda dengan di kota besar.

Jadi cermati dulu feasibility-nya, apakah usaha itu masuk akal atau tidak untuk dilakukan di tempat kita atau tempat lain yang akan kita tuju.

Hal yang patut diperhatikan untuk menentukan feasibility sebuah usaha adalah sebagai berikut.

1. Pangsa Pasar

 

Kita ingin menarget orang gemuk, misalnya. Berarti kita bisa jualan busana serba big size, misalnya, atau cemilan rendah lemak.

Orang gemuk biasanya suka ngemil, makanya dia jadi gemuk. Jadi menjual cemilan rendah kalori dan lemak, bisa disukai orang gemuk yang masih ingin ngemil, tapi tidak mau tambah gemuk.

Jadi sebelum buka usaha, pikirkan dulu produk atau jasa kita nantinya akan disukai kalangan mana. Apakah orang kaya, miskin, anak muda, lansia, anak-anak, atau orang gemuk dan sebagainya.

2. Lokasi

 

Pilih lokasi di mana orang sering lewat sekaligus tidak menyulitkan mereka datang ke tempat usaha kita. Perempatan jalan lampu merah, misalnya, terhitung sebagai lokasi strategis. Namun, sulit memasukkan dan mengeluarkan mobil di perempatan karena banyak kendaraan lewat dan kita bisa jadi pencetus macet.

Makanya orang bermobil enggan datang ke tempat usaha yang berada di perempatan. Kalau motor, sih, gak masalah. Jadi perhatikan juga lokasi tempat usaha apakah bisa dijangkau dengan bermacam kendaraan atau tidak.

3. Keunikan

 

Sama-sama buka warung bakso, misalnya. Apa yang membuat bakso kita unik dan beda dari yang sudah ada? Selain kualitas, keunikan produk bikin usaha kita bertahan dan terus dicari banyak orang.

4. Penyedia Bahan Baku

 

Kita harus punya penyedia bahan baku tetap untuk menyuplai bahan makanan. Atau kalau kita buka toko baju, pikirkan dari mana kita akan dapat supplier baju. Apa dari pabrik, konveksi, jahit sendiri, atau beli grosiran.

Membeli dari penyedia tetap berguna supaya kita tidak pusing dengan fluktuasi harga dan tersendatnya usaha karena gonta-ganti supplier.

Kalau perlu buatlah perjanjian hitam di atas putih (bermaterai/disaksikan notaris) supaya kalau ada perselisihan bisa cepat diselesaikan sesuai hukum dan aturan yang berlaku.

5. Harga

 

Jangan banting harga seperti lokapasar (marketplace). Para pedagang di lokapasar bisa jual murah karena subsidi dari lokapasar seperti Tokopedia, TikTok, Shopee, atau Lazada.

HItung harga jual dengan cermat di mana didalamnya termasuk gaji karyawan (kalau ada), biaya listrik, kemasan, dan lainnya.

Pun, harga harus menyesuaikan dengan pangsa pasar dan lokasi tempat kita buka usaha. Kalau pangsa pasarnya anak muda yang tinggal di kota kabupaten harga jual bisa lebih mahal menyesuaikan dengan bahan baku.

Pun kalau pasarnya orang desa yang tinggal di kecamatan, maka harga jualnya pun menyesuaikan dengan daya beli penduduk di sana.

6. Mudah dihubungi

 

Buka toko online via lokapasar bukan berarti kita tidak punya saingan. Supaya toko kita muncul di laman pencarian, upload foto produk baru tiap hari. Berikan keterangan selengkapnya di deskripsi produk supaya pembeli tidak harus bolak-balik bertanya.

Makin banyak produk yang dijual makin baik karena pembeli jadi punya pilihan dan tidak harus belanja di toko berbeda.

Usahakan online di jam kerja supaya kalau ada transaksi atau pembeli yang bertanya, kita cepat meresponnya.

7. Franchise

 

Cara lain kalau kita punya uang tapi bingung mau usaha apa adalah membeli franchise. Pastikan franchise itu bukan yang cuma sekejap tren seperti es krim serta cemilan dan minuman viral.

Buat yang beragama Islam, pastikan juga franchise itu tidak menjual makanan, minuman, dan hal haram supaya usaha kita terjaga keberkahannya.

Emas, Forex, Saham, Indeks Berjangka

 

Kalau punya uang tapi bingung mau usaha apa, kita bisa coba beli emas batangan. Hanya saja emas harus disimpan dulu beberapa tahun sebelum harga jualnya naik. Jadi investasi emas lebih cocok untuk orang yang lagi gak butuh likuiditas cepat.

Kalau berani coba instrumen investasi high risk high return, kita bisa berdagang nilai mata uang asing atau foreign exchange (forex), saham, atau indeks berjangka.

Related: Tabungan dan Investasi Mana Lebih Cocok untuk Orang Berduit Pas-pasan?

Kita bisa berdagang sendiri melalui aplikasi di Play Store atau App Store, bisa juga lewat perantara di perusahaan yang melayani jasa trading forex, saham, atau indeks.

Algoritma Google Sekarang Tidak Ramah Artikel?!

Algoritma Google Sekarang Tidak Ramah Artikel?!

Media mainstream ternyata kalah juga sama media sosial. Biasanya kalau kita mengetikkan suatu kata kunci misalnya 'gak suka nongkrong', hasil yang keluar di Google berasal dari media berita seperti Tribunnews, detikcom, kompascom, kumparan, dan lainnya.

Sekarang hasil yang keluar di halaman pertama bersumber dari postingan medsos seperti TikTok, Instagram, Thread, Facebook, dan Quora. Berita dari media online untuk kata kunci "gak suka nongkrong" terlempar ke halaman belakang Google.

Padahal media online memposting berita baru tiap menit. Meski sebetulnya gak baru-baru amat isunya, tapi update berita per detik dan per menit yang diposting media online mestinya menjadikan mereka terdepan di mesin pencari ketika orang mengetikkan suatu kata kunci (keyword).

Satu-satunya media berita yang bertahan di halaman pertama Google adalah IDN Times. Itu mungkin karena IDN Times juga mempersilakan para penulis konten menulis di sana. Postingan di IDN Times jadi lebih beragam karena selain sebagai media berita juga sebagai blog publik.

Berapa Kali Google Memperbarui Algoritma Dalam Setahun?


Apakah medsos sedemikian powerful-nya sampai bisa mengalahkan media berita di Google? Algoritma Google ternyata punya andil menjadikan postingan medsos merajai halaman pertama mesin pencari mereka.

Menurut MOZ Google memperbarui algoritma mesin pencari mereka ribuan kali dalam setahun. Google hanya memberitahu seiprit apa saja yang berubah dari algoritma tersebut.

Meski begitu, saat Google sedang tidak mengubah algoritmanya, banyaknya orang yang mencari postingan dari medsos bisa membuat perilaku penelusuran di mesin pencari jadi berubah.

Misal ada orang mengetikkan kata kunci di Google 'tiktok Kaesang Erina jet'. Dan ternyata ada ribuan orang yang juga mengetikkan kata kunci serupa. Akhirnya tiap ada orang yang mengetik kata kunci itu, yang muncul adalah postingan dari TikTok, bukan dari blog dan media online.

Masih menurut Moz, hasil penelusuran adalah fenomena real-time. Hasil penelusuran akan berubah setiap hari meskipun Google tidak mengubah kodenya karena internet terus berubah. 

Salah satu contoh nyata adalah pernyataan WHO tentang COVID-19 sebagai pandemi global pada bulan Maret 2020. Pandemi mengubah perilaku penelusuran secara drastis.

Jenis Kata Kunci

 

Jadi benarkah algoritma Google sekarang tidak ramah artikel? Sebagian tidak keliru, tergantung kata kunci yang kita ketikkan.

Kalau kalimat dalam kata kunci memakai bahasa baku seperti "susah diet", misalnya, maka hasil pencarian yang keluar dari media berita atau situs kesehatan seperti halodoc atau alodokter.

Yang jadi soal, minat baca orang Indonesia amat rendah karena rata-rata IQ-nya cuma 78,49 sama dengan TImor Leste dan terendah se-ASEAN. Rata-rata IQ ini menjadikan tingkat kecerdasan orang Indonesia peringkat ke 129 dari 197 negara yang diuji.

Banyak baca banyak tahu tidak baca sok tahu. Maka tidak heran kalau kosakata yang dimiliki orang kita juga terbatas. 

Mereka lebih sering mengetikkan kata kunci dengan bahasa sehari-hari. Pencarian dengan keyword bahasa pergaulan membuat hasil yang muncul di mesin pencari akan bersumber dari media sosial. Sebab bahasa yang digunakan di medsos adalah bahasa sehari-hari.

Sayangnya, informasi yang berasal dari media sosial sering bias, tidak utuh, terpotong-potong, dan tidak jelas sumbernya. Ini karena si pemosting mencari viral dan follower daripada mengutamakan validitas, keakuratan, dan kesahihan informasi yang dibagikan.

Blogger, Algoritma Google, dan Content Creator 


Biasanya para blogger yang blognya ber-niche (topik khusus) selalu jadi langganan di halaman 1 Google bahkan mengalahkan media online. Sekarang, mencari media online di halaman pertama saja tidak ketemu, apalagi mencari blog.

Blogger lawas yang sudah punya jaringan nampaknya harus mulai waspada. Jejaring mereka sesama blogger telah beradaptasi dengan perubahan jaman dengan pindah jadi content creator dan YouTuber.

Alhasil tidak ada lagi aktivitas blogwalking karena banyak blogger sudah tidak lagi menulis dan meng-update blognya. Blogwalking adalah kegiatan saling mengunjungi blog dan membaca artikel yang ditulis para blogger atau content writer.

Blogger yang jarang menulis membuat blognya turun peringkat di mesin pencari karena dianggap tidak aktif. Minimnya blogwalking membuat traffic kunjungan blog menurun. Akhirnya yang muncul di halaman depan Google bukan lagi blog ber-niche, melainkan postingan dari TikTok, Instagram, bahkan lokapasar seperti Shopee dan Tokopedia.

Kenapa hasil yang muncul di halaman pertama Google banyak berasal dari medsos?

1. Zaman medsos. Orang lebih banyak mencari sumber informasi yang berasal dari TikTok, Instagram, Facebook, Thread, YouTube, X, atau Quora.

2. Kata Kunci. Kalau kita ketikkan kata kunci memakai bahasa sehari-hari atau bahasa pergaulan yang tidak baku, hasil yang keluar bakal muncul dari medsos. Misal "lagi males mikir'.

Namun, kalau kita ketikkan keyword dengan bahasa baku yang akan keluar hasil pencarian adalah artikel dari media berita atau blog. Misal 'sulit fokus dan konsentrasi'

3. Perubahan algoritma. Algoritma Google berubah ribuan kali dalam setahun. Artinya apa pun bisa terjadi sesuai keperluan dan kepentingan Google. 

Pemerintah bahkan bisa mengintervensi Google untuk memblokir kata kunci tertentu, minta data pengguna, atau mengubah informasi yang keluar di mesin pencari. Itu tercantum dalam laman Transparency Report dan Google Policies.

4. Fenomena real-time. Apa yang sedang dicari netizen itulah yang akan tampil di mesin pencari.

Kalau banyak kata kunci yang mengarah ke TikTok, maka laman TikToklah yang muncul di pencarian kita. Kalau banyak kata kunci mengarah ke media online, maka yang muncul di halaman pertama Google adalah situs media itu.

Alasan Ada Orang Sering Nolak Diajak Nongkrong dan Ngumpul Bareng

Alasan Ada Orang Sering Nolak Diajak Nongkrong dan Ngumpul Bareng

Di jaman medsos dan serba digital ini orang nongki bukan sekadar nongkrong, tapi juga buat konten. Sebelum nyeruput kopi, cangkirnya difoto dulu. Sebelum makan, selfie sama bestie dulu. Waktu efektif nongki dan ngobrol cuma 30 menit, sisanya buat ngedit dan posting di medsos.

Meski nongkrong bareng bestie ada manfaatnya untuk kesehatan mental karena ada teman berbagi dan mengurangi kecemasan, ternyata ada orang yang gak suka diajak nongki.

Orang seperti ini sering dianggap sombong karena sering menolak tiap diajak ngumpul dan ngopi bareng. Padahal sebenarnya mereka gak sombong, tapi ada alasan lain yang bikin mereka gak suka nongkrong dan selalu nolak kalau diajak ngumpul.

Ini alasan ada orang gak suka ngumpul dan nongkrong bareng.

1. Ingin Berhemat

 

Ada orang yang sedang ingin berhemat untuk menabung dan membeli kebutuhan jangka panjang. Jadi dia akan menolak tiap diajak ngebakso bareng, ngopi, atau sekadar nongki di rumah teman.

Meski ditraktir dan dijanjikan tidak keluar duit, dia toh tetap keluar uang untuk bensin, parkir, ojek, atau hal lain yang tidak terduga. Meski tidak banyak, uang itu lumayan juga kalau ditabung. 

Jadi ada banyak orang yang menolak diajak nongki-nongki karena ingin berhemat supaya bisa menabung.

2. Ada yang Lebih Penting Diurus

 

Prioritas seseorang berubah seiring dengan kehidupan yang sedang dijalaninya. Ada hal yang lebih penting diurus daripada nongki dan ngumpul bareng. Entah itu mengurus pekerjaan atau bisnis yang sedang dirintis. 

Jadi kalau kita tahu seseorang selalu sibuk di kantor, punya pekerjaan sampingan, atau sedang punya bisnis yang baru jalan, baiknya tidak usah memaksakan kehendak kalau dia menolak diajak nongkrong dan ngumpul bareng.

3. Tidak Sefrekuensi

 

Ada yang menolak diajak nongkrong dan ngumpul karena melihat mayoritas orang di circle tersebut tidak sefrekuensi dengannya. Dia bisa saja nyambung obrolannya dengan orang-orang di circle itu, tapi tidak akan nyaman karena ada rasa tidak sreg di hati dan pikiran.

Dunia yang sudah berbeda juga bisa menjadikan frekuensi seseorang dengan temannya berubah. Orang yang tadinya bestie di kampus bisa tidak dekat lagi karena sudah tidak sefrekuensi.

Kalau ada orang yang menolak diajak nongkrong dan ngumpul bareng, amat mungkin dia sudah tidak merasa sekfrekuensi lagi dengan teman-teman lamanya. 

Related: Bukan Introvert dan Ekstrovert tapi Ambivert

Hal sama juga dialami emak-emak. Meski terlihat akrab karena tiap hari bertemu saat jemput anak sekolah, mereka belum tentu sefrekuensi kalau dijadikan satu untuk ngebakso bareng, misalnya.

Kesamaan frekuensi dipengaruhi oleh kepribadian, pola pikir, dan latar belakang sosial-ekonomi. Makin berbeda tiga hal itu, makin mereka tidak bisa sefrekuensi.

4. Mengurus Keluarga

 

Punya anak yang masih kecil atau mengurus orang tua yang sakit membuat orang enggan keluar rumah sekadar untuk ngumpul dan nguprus (ngobrol ngalor-ngidul). Mereka merasa tidak sampai hati meninggalkan anak kecil dan orang tua meski sudah punya pengasuh atau perawat.

Orang seperti ini bukan tidak mau mau bersosialisasi, tapi prioritas mereka bukan untuk nongkrong dan ngumpul.

5. Gak Bisa Naik Motor

 

Gak bisa naik motor terus gak mau diajak nongkrong dan ngumpul bareng? Percayalah, jaman di mana transportasi umum sudah punah seperti sekarang, tidak bisa naik motor amat menghambat mobilitas.

Naik ojek selain boros juga banyak perempuan tidak nyaman menaikinya karena minim privasi antara penumpang dengan abang ojeknya. Sementara itu kalau menyetir mobil sendiri sulit karena area parkir di banyak tempat sangat terbatas.

Tambahan lagi kalau mobilnya berbadan besar dan lebar seperti Vellfire. Selain sulit cari parkir, jalan di banyak wilayah di Indonesia juga kecil-kecil. 

Luas daratan Indonesia cuma 1,9 juta km persegi dengan jumlah penduduk 280 juta orang. Sempitnya daratan yang dihuni banyak orang membuat jalanan di Indonesia jadi kecil-kecil karena harus berbagi dengan bangunan.

Jadi kalau kita mengajak orang yang gak bisa naik motor untuk nongkrong dan ngumpul bareng, tawarkan untuk mengantar-jemputnya sekalian.

6. Hijrah

 

Orang yang sudah hijrah menjadi lebih Islami sesuai syariat sering menolak diajak nongkrong dan ngumpul bareng karena tidak mau terjebak maksiat.

Saat ngobrol bisa saja kita ngomongin orang yang berujung pada gibah dan fitnah. Maka orang yang hijrah tidak akan mau nongki-nongki dan ngumpul kalau tidak ada manfaat ibadahnya.

7. Memaksimalkan Masa Muda 


Nongkrong dan ngumpul identik dengan kehidupan anak muda. Mereka belum punya keluarga atau tanggungan jadi merasa bebas menggunakan waktu dan uang sesukanya.

Meski begitu, ada anak muda yang memanfaatkan waktunya dengan main teater, jualan, bikin konten edukatif, atau melakukan hobi. Karena itulah anak muda yang ingin memaksimalkan masa mudanya dengan banyak aktivitas dan pengalaman enggan menghabiskan waktu hanya untuk nongkrong dan ngumpul.

***

Tujuh hal diatas adalah hal umum yang dirasakan orang yang sering nolak diajak nongkrong dan ngumpul bareng. Jadi bukan karena mereka sombong atau jual mahal.

Alasan lain orang sering nolak diajak nongkrong dan ngumpul bareng tergantung situasi dan kondisi yang sedang mereka alami saat itu.

Cuma Beres-beres Rumah Bisa Sehat?

Cuma Beres-beres Rumah Bisa Sehat?

Cuma beres-beres rumah bisa sehat?! Bisa dong, asal dilakukan dengan hati senang tanpa ngedumel.

Ngedumel, marah, rasa tidak ikhlas, dan jengkel bisa memberi efek buruk pada tubuh, yaitu:

1. Gangguan pencernaan. Saat kita marah ada dorongan di sistem saraf untuk memotong aliran darah ke perut dan mengalihkannya ke otot-otot. Dorongan ini akhirnya berdampak pada sekresi pencernaan.

2. Sakit kepala. Bagian otak yang pertama merespon saat kita marah adalah amigdala yang ada dalam lobus temporal otak. 

Amigdala mengendalikan emosi dan respon alami terhadap ketakutan, ancaman, dan stres. Tekanan darah dan suhu tubuh pun meningkat. Napas dan jantung berpacu lebih cepat, dan pupil mata mulai membesar. 

Efek dari pelepasan hormon adrenalin dan kortisol inilah yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena berkurangnya asupan oksigen dan nutrisi ke otak. Inilah yang akhirnya menyebabkan kita sakit kepala saat marah.

3. Serangan jantung. Studi yang diterbitkan tahun 2015 di European Heart Journal: Acute Cardiovascular Care menemukan risiko serangan jantung 8,5 kali lebih tinggi dalam dua jam setelah ledakan kemarahan.

Ini terjadi karena respons hormonal dan kardiovaskular pada lobus presfrontal otak mulai bekerja. Tubuh lalu akan memompa kolesterol dan sekelompok bahan kimia lain yang disebut katekolamin yang mendorong timbunan lemak menumpuk di jantung dan arteri karotis.

Maka kalau sedang bersih-bersih dan merapikan rumah, sebaiknya hati kita dilapangkan dulu supaya mengerjakannya dengan senang hati dan dapat manfaat kesehatannya.

Rumah Berantakan Bikin Stres

 

Rumah yang berantakan dan kotor secara langsung dapat memicu stres. Maka tidak heran kalau selepas pulang dari liburan kita bukannya happy malah tambah stres gegara pas pulang lihat rumah dalam kondisi berantakan dan kotor.

Penyebab kita stres kalau rumah berantakan ternyata karena hal berikut.

1. Beban visual. Kompascom melansir ketika rumah berantakan otak kita harus memproses lebih banyak informasi visual. Informasi visual yang berlebihan itu membuat kita merasa kewalahan. 

2. Rasa tidak terkendali. Kekacauan di rumah bisa membuat kita merasa bahwa hidup kita juga tidak terkendali. Perasaan inilah yang akhirnya memicu kecemasan.

3. Hormon stres meningkat. Hormon kortisol (hormon yang dikeluarkan saat kita stres) pada orang yang rumahnya berantakan ternyata lebih tinggi dari yang rumahnya rapi.

Ini karena rumah berantakan memicu rasa sumpek, suntuk, dan tidak nyaman bagi yang melihatnya. Meski begitu, ada orang yang sengaja membiarkan rumahnya berantakan karena alasan kreativitas.

4. Pengaruh kognitif. Lingkungan yang berantakan bisa mengganggu kemampuan kognitif dan memori kita. Kita jadi sulit fokus untuk menyelesaikan tugas.

Maka untuk menjaga supaya suasana hati tetap baik dan terhindar dari stres, kita perlu membersihkan dan merapikan rumah secara teratur.

Beres-beres dan Merapikan Rumah Mengurangi Stres


Membersihkan dan merapikan rumah ternyata bisa dibilang olahraga juga, lho. Ini karena saat beberes dan berbenah tubuh tanpa ngedumel, tubuh kita mengeluarkan hormon endorfin yang sama seperti saat kita berolahraga.

Hormon ini mengatur perasaan senang dan bahagia, meredakan rasa sakit, meningkatkan fungsi kognitif, mendukung tidur yang berkualitas, dan bisa menjaga berat badan juga.

Lembaga psikologi Oxford mengungkap kalau beberes, bebenah, dan merapikan rumah bisa mengurangi stres. Ini karena perasaan kekuasaan yang timbul saat melakukan bersih-bersih dan merapikan rumah. Rasa punya kekuasaan itulah yang menghasilkan hormon endorfin.

Saat fokus membersihkan rumah, untuk sesaat kita lupa pada masalah dan kekhawatiran yang sedang dihadapi. Ini berguna untuk mengistirahatkan mental kita sejenak.

Kepuasan batin atas pencapaian telah membersihkan rumah juga bisa meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi stres. Kadar hormon stres (kortisol) dalam tubuh pun berkurang dan tubuh kita jadi sehat.

Ibu rumah tangga yang tiap hari berkutat dengan urusan rumah bisa mengambil banyak manfaat dari hal ini. Saat menyapu, mengepel, membersihkan kamar, mencuci piring dan merapikan barang yang berantakan, pasanglah musik favorit.

Sambil merapikan kita bisa sambil menyanyi supaya hati tidak kezel dan bosan tiap hari beberes melulu, bebenah melulu.

Kerapian Rumah dan Anak Balita

 

Siapa, sih, yang gak nyaman kalau rumahnya bersih dan rapi. Namun, kerapian rumah bisa diabaikan kalau kita punya anak balita.

Balita senang bermain dan bereksplorasi, jadi biarkan dia main meski rumah jadi berantakan. Yang penting dia tidak main yang berbahaya seperti api, benda yang mudah tertelan, benda yang tajam, atau benda yang mudah meledak.

Kerapian boleh diabaikan disini artinya rumah tidak harus dirapikan tiap jam. Jadi rapikan rumah pada malam hari atau saat balita tidur siang. Kalau setelah dia bangun rumah jadi berantakan lagi karena dia main, tidak apa-apa. 

Melihat rumah rapi secara tidak langsung mengajarkan balita kita bahwa kerapian dan kebersihan itu penting.

Meski kerapian boleh sedikit diabaikan, tapi kebersihan harus tetap dijaga. Kalau balita kita menumpahkan makanan atau minumannya, segera bersihkan. Kotoran yang dibiarkan bisa bikin balita terpeleset dan mengundang serangga dan bakteri yang bikin penyakit. 

Bagaimana mengatasi rasa malas membersihkan dan merapikan rumah?

Pasang musik kesukaan, tentunya. Selain itu mulailah membersihkan dari yang kecil dulu, misal menaruh buku, mainan, perabot, dan kunci motor/mobil ke tempatnya. Lalu hal berikut bisa jadi cara untuk mengatasi rasa malas saat ingin membersihkan rumah.

1. Jangan pasang target. Tidak perlu kebanyakan mikir harus selesai ini-itu hari ini. Mulai dan lakukan saja apa yang terlihat perlu dibereskan saat itu juga.

Memasang target bisa bikin kita capek duluan sebelum mulai membereskan dan merapikan rumah.

2. Ajak anggota keluarga. Minta bantuan suami, istri, anak, keponakan, atau ipar untuk membereskan sendiri piring dan gelas bekas makannya sendiri.

Katakan juga kalau mereka harus membersihkan sendiri kamarnya. Kalau mau dibersihkan orang lain maka jangan protes kalau ada barang-barang di kamar yang hilang karena terbuang.

3. Pikirkan manfaatnya. Selain dapat hasil rumah yang nyaman dihuni, pikirkan juga manfaat kesehatan jiwa-raga yang kita dapat dari membersihkan rumah.

4. Hargai diri sendiri. Setelah membersihkan rumah silakan nikmati secangkir teh sambil baca buku, menonton film, atau mendengarkan radio.

Nikmati "me time" dengan nyaman dan banggalah pada diri sendiri yang berhasil membersihkan dan merapikan rumah tanpa rasa dongkol dan ngedumel.

Lagi Malas Mikir dan Ngapa-ngapain

Lagi Malas Mikir dan Ngapa-ngapain

Malas baca
Malas mikir
Malas belajar
Malas kerja
Malas ngapa-ngapain 
 
Kenapa rasa malas bisa muncul? Rasa malas seperti apa yang normal dan tidak membahayakan kesehatan jiwa dan raga?
 
emperbaca.com

Saya kadang-kadang juga males mikir. Kalau sedang tidak malas saya paksakan didepan laptop baca-baca situs berita, situs psikologi, buka X, atau tanya BingCopilot enaknya nulis apa hari ini. 

Namun, kalau betul-betul lagi males mikir, ya udah, boro-boro buka laptop, nyari ide aja males. Kalau lagi males mikir saya gak akan minta dipikirin, tapi nonton film atau dengar podcast politik.

Penyebab Rasa Malas Muncul

 

Sebetulnya kenapa rasa malas bisa muncul? Salah satu sebabnya bisa karena kejenuhan karena melakukan rutinitas yang sama berulangkali dalam waktu panjang tanpa jeda. 

Rasa malas yang seperti ini bisa dialami oleh ibu rumah tangga, pekerja kantoran, atau pelajar dan mahasiswa. Maka berlibur atau melakukan hobi bisa jadi cara menghilangkan rasa malas dan jadi semangat lagi.

Namun, kalau rasa malas itu terjadi bukan karena rutinitas panjang tanpa jeda, apa penyebabnya?

1. Malas mikir yang berat-berat

Ada dua tipe orang yang malas mikir yang berat-berat. Pertama, orang yang selalu mikir berat selama puluhan tahun lalu ingin menikmati hidup santai dengan tidak mikir yang berat-berat.

Tipe orang ini tidak keberatan kalau tiba-tiba mikir berat karena dimintai saran. Mereka juga tetap menjaga otaknya tetap bekerja dengan rajin membaca, menulis, atau melakukan hobi.

Kedua, orang yang tidak terbiasa mikir berat dan tidak ingin mikir yang berat-berat. Tipe orang seperti ini biasanya langsung pusing, ngantuk, dan menyerah kalau disuruh diminta baca buku atau novel. Lebih pusing lagi kalau diminta membuat puisi 3 baris.

2. Merasa percuma mikir tapi gak ada hasil

Keadaan ini dialami orang yang sudah bekerja keras, berpikir keras, dan belajar keras, tapi hasil yang mereka dapat ternyata tidak sepadan dengan usaha yang dikeluarkan.

Para penulis konten dan blogger juga sering merasa begitu. Percuma nulis berat-berat sampai memeras otak, tapi hasil yang didapat cuma beberapa rupiah.

Akibatnya rasa malas pun melanda. Bukan karena pemalas, tapi karena merasa sudah berupaya maksimal, tapi tidak dihargai dan diapresiasi.

3. Mengalami kekecewaan besar

Ini mirip dengan nomor dua diatas. Bedanya kekecewaan besar yang dialami seseorang terjadi karena ulah individu lain.

Misal, karyawan yang mengalami ketidakadilan dari bosnya atau pelajar yang mengalami ketidakadilan dari sekolah.

Related: Piala Itu Ternyata Bukan untuk Anak Berprestasi

Prestasi yang sudah mereka dapat ternyata diakui sebagai milik orang lain. Bisa juga rentetan prestasi yang mereka raih ternyata tidak bisa menghasilkan penghargaan. Penghargaan diberikan untuk orang yang cuma kebetulan saja dapat poin atau nilai bagus.

Kekecewaan yang besar akhirnya bikin orang jadi malas mikir dan ngapa-ngapain. Selama dia belum move on dan termotivasi lagi, rasa malas itu akan selalu menghinggapi.

3. Tidak ingin menghadapi konsekuensi logis

Tidak ingin menghadapi konsekuensi logis banyak dilakukan oleh orang dalam suatu pertemuan. Mereka malas mikir untuk mencari jalan keluar atau menelurkan ide.

Ini karena mereka tahu kalau memberi ide dan saran, mereka akan diminta menjalankan ide tersebut. Kalau mengusulkan sesuatu mereka juga akan diminta ikut mengurusnya.

Jadi ada orang yang malas mikir dan ngapa-ngapain karena tidak ingin menjalankan hasil dari pemikirannya tersebut.

Malas Mikir Vs Hilang Minat


Malas mikir dan ngapa-ngapain mestinya hanya berlangsung sementara dan tidak permanen. Kalau kita merasa malas berkepanjangan disertai was-was dan cemas sampai bikin kita kehilangan minat terhadap banyak hal, itu tanda gejala depresi.

Orang yang depresi sudah hilang minat terhadap apa pun sampai tidak bisa lagi merasa malas untuk berpikir dan ngapa-ngapain karena sudah mati rasa.

Jangankan mikir, makan-minum gak minat, scrolling TikTok juga gak pengen, keluar rumah aja gak minat apalagi jalan-jalan dan nongki bareng bestie. Sama sekali tidak kepengin apa-apa dan melakukan apa pun.

Jadi jangan dianggap kalau kita malas mikir artinya kita lagi depresi. Depresi itu masalah kejiwaan yang tidak bisa dianggap remeh karena saking sudah gak minat ngapa-ngapain, seseorang bisa mengakhiri hidupnya.

Kalau kita terserang rasa malas mikir dan ngapa-ngapain, nikmati untuk beberapa saat saja, jangan dibiarkan kelamaan.

Kalau dibiarkan malas mikir terus-terusan, saraf di otak kita jadi makin lemah karena tidak digunakan. Makin sering digunakan untuk berpikir makin kuat otak kita. Namun, bukan berpikir yang negatif, melainkan hanya yang positif.

Makin sering digunakan untuk berpikir kearah positif, makin kita terhindar dari pikun dan pelupa.

Tambahan lagi, ruang penyimpanan memori di otak manusia besarnya 2,5 petabyte atau setara dengan 1 juta gigabyte. Memory internal ponsel yang terbesar saat ini berkisar di 1024 GB saja atau 2 terabyte. 

Ini berarti otak kita sebetulnya mampu mengingat banyak informasi, gambar, pengetahuan, dan kenangan.

Cara Menghilangkan Rasa Malas

 

Cara paling ampuh menghilangkan rasa malas adalah dengan tidak jadi pemalas. Lha, semua orang juga tahu. Kalaupun tahu tidak semua orang bisa mempraktikkannya.

1. Paksa diri untuk tidak malas

Saat kita lagi malas mikir, jauhkan mata dan pikiran kita selama 1-2 jam dari hal yang sudah rutin kita kerjakan.

Misal ngopi di sela-sela kerja, ngeteh sambil nonton TV, atau main dengan hewan peliharaan.

Beberapa orang butuh 1-2 hari untuk menghilangkan rasa malas. Tidak apa-apa. Santai dulu, lakukan hobi yang sudah lama tidak kita lakukan, shopping bareng bestie, atau sekadar jalan-jalan keluar rumah menyapa tetangga. Setelah santai, paksa diri untuk tidak lagi malas mikir, belajar, bekerja, mikir, dan berkarya. 

2. Mendengarkan musik

Musik membantu meningkatkan suasana hati (mood) jadi lebih baik dan bersemangat. Studi yang dilakukan Harvard Medical School mengungkap tingkat kecemasan dan stres orang yang sering mendengarkan musik lebih rendah dari orang yang jarang mendengarkan musik.

Kebahagiaan batin dan fungsi kognitif (mengingat, memahami, memperhatikan, memecahkan masalah, dan kemampuan berbahasa) juga lebih baik dari yang tidak mendengarkan musik.

Jadi kalau kita lagi malas mikir dan gak pengen ngapa-ngapain, mendengarkan musik bisa bikin mood kita bagus dan gak malas lagi.

3. Menelpon teman

Say hello dan ngobrol sebentar dengan teman juga bisa bikin kita rileks. Kalau harus curhat usahakan tidak terlalu lama karena boros tagihan telepon atau pulsa.

Kalau memang ingin curhat lama, traktir dia di kedai kopi atau undang ke rumah kita.

4. Jangan buka TikTok

Boleh buka medsos sekadarnya untuk mencari tahu kabar dari orang-orang yang kita kenal. Namun, hindari membuka TikTok.

TikTok bisa bikin kita lupa waktu dan tambah malas ngapa-ngapain karena terlena dengan konten ringan dan receh yang kita tonton.

Selain itu durasi video di TikTok yang pendek-pendek bikin fokus kita pindah dengan cepat. Fokus yang pindah dengan cepat bikin kita sulit fokus ke hal-hal yang butuh konsentrasi lama, misal membaca buku atau artikel, mengerjakan tugas dan laporan, belajar menari, atau menyetir.

Sering nonton TikTok juga bisa bikin kita gak betah nonton di bioskop karena sulit menikmati film dengan durasi panjang.

Efek sama terjadi kalau kita nonton YouTube Short yang durasi videonya juga pendek. Hanya saja, edukasi di YouTube Short jauh lebih  banyak dari TikTok. Jadi kalau memang butuh hiburan, tonton YouTube Short sebentar saja.

5. Silaturahim

Bersilaturahmi dengan kerabat atau orang yang sudah lama tidak bertemu bisa membantu menghilangkan rasa malas. Sekadar menyapa lewat WhatsApp juga bisa.

Dengan bertemu dan mengobrol kita bisa dapat tambahan wawasan yang bikin kita bersyukur dan menghargai orang lain.

Sepulang dari silaturahim rasa malas kita bisa berkurang dan kita jadi semangat lagi kembali ke rutinitas atau mengerjakan hal yang kita suka.

***

Merasa malas mikir dan melakukan sesuatu itu hal manusiawi karena dialami semua orang. Yang penting jangan malas terus-terusan karena yang rugi kita sendiri bukan orang lain. 

Pada dasarnya manusia bisa melakukan apa pun asal ada kemauan jadi jangan kalah oleh rasa malas.

Banyak Baca Banyak Tahu Tidak Baca Sok Tahu

Banyak Baca Banyak Tahu Tidak Baca Sok Tahu

Hampir semua orang Indonesia tidak berminat membaca. Kata mereka membaca bikin otak jadi kusut. 

Hidup sudah berat jangan ditambah berat lagi dengan membaca. Saking malasnya membaca, pengumuman penting yang ditempel di pintu bank, puskesmas, sekolah, tempat ibadah, dan tempat umum lainnya jadi sering diabaikan.

"Kok gak ada pengumuman kalau jam bukanya mundur?"

"Itu pengumumannya sudah ditempel di pintu masuk," kata Pak Satpam sambil menunjukkan lima jarinya ke arah pintu depan.

"Mana saya tahu ada pengumuman, saya, kan, gak dengar."

Alasan Orang Tidak Suka Baca

 

Orang malas membaca karena menganggap membaca sama dengan menguras otak yang mengharuskan kita berpikir keras. 

banyak baca

Kalau baca jurnal ilmiah mungkin iya, tapi kalau baca pengumuman, majalah, novel, bahkan komik, apa iya sampai menguras otak segala?!

Nyatanya banyak dari kita yang minat bacanya rendah karena alasan dan anggapan berikut.

1. Buang-buang waktu

Banyak orang lebih memilih nonton TV, TikTok, dan YouTube Shorts saat senggang daripada membaca buku.

Membaca buku dianggap buang-buang waktu karena tidak ada unsur hiburannya yang bisa mengurangi stres. Padahal hasil penelitian membuktikan baca buku bisa mengurangi stres.

2. Buang-buang duit

Buku, majalah, novel, komik harganya mahal bikin boros buang-buang uang. Lebih baik beli yang lain daripada beli buku. Habis selesai dibaca bukunya cuma disimpan gak kepake. Begitu anggapan sebagian dari kita.

Padahal nonton TikTok, YouTube Short, atau Instagram Reels juga pakai kuota yang dibeli dengan uang. Kita beli buku bisa dipinjamkan ke orang lain, disumbangkan ke perpustakaan sekolah, atau diwariskan ke anak-cucu.

3. Nambah beban pikiran

Hidup sudah berat, kok, ditambah berat lagi dengan membaca. Anggapan itu terjadi karena orang mengira aktivitas membaca sama dengan belajar.

Ini terjadi karena ketidakpahaman banyak orang terhadap buku berjenis novel, majalah, komik, kumpulan cerpen, atau kumpulan puisi. Karena menganggap semua buku sama seperti buku pelajaran sekolah, maka orang mengira membaca buku cuma nambah beban hati dan pikiran.

4. Tidak bisa buat hiburan

Membaca memang cuma melibatkan huruf dan kata-kata tanpa gambar dan suara. Dibanding nonton TV dan TikTok, membaca nampak membosankan dan tidak ada hiburan yang bikin hati senang.

Padahal bacaan tanpa gambar dan suara bisa bikin kita berimajinasi menggambarkan rupa dan watak tokohnya. Membayangkan pemandangan dalam novel sampai ke adegan terkecil juga bisa memicu imajinasi dan bikin baca jadi seru banget!

Membaca Menghidupkan Saraf Otak

 

Banyak baca bikin kita banyak tahu karena otak menyerap lebih banyak informasi dibanding saat kita menonton. Makanya orang yang tidak pernah baca cenderung sok tahu karena otaknya tidak terisi banyak informasi.

Informasi yang didapat dari gosip dan gibah itu gak sama kayak proses membaca lho, ya, karena aktivitas otaknya tidak aktif.

Proses membaca juga ternyata malah bikin saraf otak membentuk jaringan rumit dan rumitnya jaringan itu bikin otak kita sehat.

Healthline mengungkap penelitian scan MRI pada otak yang mengungkap saat kita membaca, sirkuit dan sinyal di otak membentuk jaringan yang kompleks. Makin sering kita membaca jaringan sirkuit dan sinyal itu makin kuat.

Inilah yang bikin membaca punya manfaat untuk mencegah penurunan kognitif (daya pikir) seiring bertambahnya usia. Kita bisa terhindar dari pikun. Membaca buku dan majalah juga membuat pikiran kita kita tetap aktif.

Selain menghidupkan saraf dan jaringan di otak, membaca juga berguna untuk mengurangi stres, menurunkan tekanan darah dan detak jantung, serta memperbesar peluang panjang umur.

Studi jangka panjang yang melibatkan 3.635 peserta dewasa dalam jangka waktu 12 tahun menemukan bahwa mereka yang membaca buku bertahan hidup sekitar 2 tahun lebih lama dibandingkan mereka yang tidak membaca.

Studi tersebut juga menyimpulkan bahwa orang yang membaca minimal 3,5 jam per pekan memiliki kemungkinan 23% untuk hidup lebih lama dibanding mereka yang tidak membaca sama sekali.

Singkatnya, ini manfaat membaca (versi cetakan) bagi tubuh dan pikiran kita:

  1. Menurunkan tekanan darah dan detak jantung.
  2. Mengurangi stres. Membaca novel fiksi bergenre fantasi bisa membuat kita berkhayal mengikuti alur cerita yang bisa bikin stres berkurang.
  3. Terhindar dari pikun karena otak diajak aktif berpikir.
  4. Panjang umur karena terhindar dari stres, darah tinggi, dan jantungan.
  5. Meningkatkan empati.
  6. Menambah wawasan dan kosa kata.

Samakah Membaca Buku versi Cetak dengan Ebook?

 

Beberapa studi menunjukkan membaca di buku, kertas, dan bentuk cetak lain (majalah, koran dsb) membuat kita memahami dan mengingat lebih banyak apa yang dibaca dibandingkan kalau kita membacanya di format digital dalam ponsel, tablet, atau komputer.

Membaca di layar bikin kita membaca lebih cepat karena mata memberi rangsangan ke otak untuk mengenalinya sebagai konten digital, bukan konten cetakan. Ini yang membuat kita tidak bisa memahami dan menyerap informasi secara maksimal saat membaca di layar dibanding kalau kita membaca buku cetakan.

Selain itu mata akan lebih cepat lelah kalau kita membaca di layar karena cahaya yang datang berasal dari layar dan hanya fokus ke mata. Kalau kita membaca buku cetak, cahaya yang didapat berasal dari cahaya matahari atau lampu yang menerangi seluruh ruangan tempat kita membaca jadi mata tidak cepat lelah.

Jadi supaya dapat manfaat maksimal dari membaca, bacalah buku, majalah, atau komik dalam versi cetak, bukan yang ebook. Baca sambil rebahan boleh, tapi jangan sambil tiduran supaya mata tidak jadi minus.

Sekarang kita sudah tahu alasannya kenapa banyak baca banyak tahu, tidak baca sok tahu.

Sama-sama Pecinta Musik, Ini Beda Melophile dengan Musikus

Sama-sama Pecinta Musik, Ini Beda Melophile dengan Musikus

Seorang musikus sudah pasti melophile, tapi melophile belum tentu musikus. Melophile si pencinta musik disebut juga musicophile.

beda musikus dan melophile

Melophile diambil dari kata Yunani Kuno melos (musik) dan philos (cinta). Sedangkan musikus adalah orang yang mencipta, memimpin, atau menampilkan musik. Dia bisa jadi pencipta atau pemain musik. 

Banyak yang mengira kata musik diserap dari bahasa Inggris musician padahal ia diserap dari bahasa Belanda yang sama-sama bertuliskan music. 

Bentuk tunggal dari kata music di bahasa Belanda adalah musicus dan bentuk jamaknya musici. Inilah kenapa di KBBI ditulis musikus, baru setelahnya ada kata musisi yang artinya musikus.

Untuk menyebut satu pemusik kita menggunakan kata "musikus", sedangkan kalau pemusiknya banyak, kata yang kita gunakan adalah "musisi". Penjelasan sama berlaku untuk kata politikus, kritikus, dan alumnus.

Beda Melophile dan Musikus

Sama-sama pecinta musik dan lagu, lalu apa bedanya melophile dengan musikus?

1. Alat Musik

 

Musikus mahir memainkan satu atau beberapa instrumen musik, sedangkan melophile tidak harus mahir bahkan tidak apa-apa tidak bisa memainkan satu alat musik pun.

Sedangkan untuk menjadi melophile/musicophile seseorang tidak perlu bisa memainkan alat musik. Dia cukup menjadi pendengar musik atau pengamat tanpa perlu repot menguasai permainan musik.

Melly Goeslaw tidak bisa memainkan satu pun alat musik, bahkan tidak bisa membaca not lagu, tapi dia disebut sebagai musikus. Itu karena Melly menciptakan lagu. Meski tidak mengaransemen musiknya, Melly membuat lirik dan menciptakan nada untuk lirik itu jadi dia disebut sebagai musikus.

2. Pekerjaan

 

Orang yang disebut musikus (jamak: musisi) biasanya bekerja sebagai pencipta lagu, komposer, penyanyi, pemain band, atau di bidang lain yang masih ada hubungannya dengan musik.

Sedangkan melophile bekerja di berbagai bidang bahkan yang tidak ada hubungannya dengan musik. Ini karena melophile mencintai musik, tapi tidak memilih untuk bekerja di bidang musik.

3. Kesamaan Mencintai Musik

 

Melophile dan musikus sama-sama senang mengoleksi kaset, CD, dan kalau perlu berlangganan streaming musik secara rutin.

Mereka anti pembajakan karena paham kalau itu merugikan semua yang terlibat dalam pembuatan musik atau lagu.

4. Jenis Lagu Favorit

 

Tidak fanatik terhadap satu jenis lagu juga sama-sama ciri khas melophine dan musikus. Bedanya melophile bisa menikmat semua genre musik, sementara musikus harus fokus pada jenis musik yang dimainkannya.

Bisa saja seorang musikus memainkan banyak genre lagu. Misal hari ini dia menciptakan dangdut, besok bikin lagu jazz, tapi dia jadi tidak fokus pada jenis musik yang jadi spesialisasinya.

Penyanyi dan pencipta lagu akan dikenal lama sebagai musikus kalau dia menguasai satu-dua genre saja. Hal ini terjadi pada Indra Lesmana dan Andin. Dua musisi ini dikenal sebagai pencipta lagu dan penyanyi di genre jazz.

Meski nama mereka tidak mewarnai media sosial tanah air, tapi kiprahnya sangat dikenal dikalangan melophile/musicophile.

Hal berbeda terjadi pada Denada, misalnya. Pada masa 1990-an dia dikenal sebagai penyanyi rap perempuan. Namanya harum sampai ke penjuru Asia. Sayangnya, Denada lantas banting setir ke dangdut karena ingin jadi penyanyi serba bisa seperti ibunya.

Mungkin kalau Denada fokus menjadi rapper namanya akan mendunia seperti Anggun dan Agnez Mo. Namun, tidak menjadi rapper mungkin memang yang dipilih Denada.

Kalau cuma suka satu genre lagu apa bisa disebut melophile?

 

Belum, karena telinganya cuma nyaman mendengar satu jenis lagu, misal dangdut saja atau pop saja.

Telinga seorang melophile mampu menikmati beberapa genre lagu, misal pop, jazz, dangdut, dan hip-hop meski ada 1-2 genre yang tidak dia sukai, misalnya metal dan rock.

Jadi, orang yang cuma suka K-pop saja atau dangdut saja atau rock saja tidak bisa disebut sebagai melophile si pencinta musik.

Alasan Perempuan Gak Suka Video Call

Alasan Perempuan Gak Suka Video Call

Sebelum tahun 2010 kalau kita mau pesan taksi, nomor telepon rumah jadi syarat supaya order kita diterima. Nomor telepon rumah atau kantor membuktikan kita serius memesan taksi dan gak nge-prank.

Dua orang sedang video call

Itu karena nomor handphone waktu itu tidak bisa dipercaya karena mudah dibeli dan dipakai cuma sekali, jadi dianggap rentan untuk dipakai menipu. 

Nomor Handphone dan Video Call 


Sekarang pembelian SIMcard untuk nomor handphone harus menggunakan NIK (Nomor Induk Kependudukan) jadi tidak bisa lagi tiap bulan gonta-ganti SIMcard kecuali penjahat. Karena itulah posisi nomor handphone kini kuat sampai digunakan untuk bermacam transaksi online.

Posisi telepon rumah untuk ngobrol, janjian, ketemuan, atau bertukar kabar juga sudah digantikan oleh nomor handphone. Tidak puas cuma dengar suara, kini orang menggunakan video call untuk ngobrol sambil tatap muka.

Meski praktis karena bisa bicara sambil melihat wajah seseorang seperti bertemu langsung, nyatanya video call tidak disukai banyak perempuan. Banyak perempuan yang cuma mau video call dengan suami, anak, dan saudara kandung karena alasan kenyamanan.

Mereka risih kalau video call dengan orang diluar keluarga sendiri meski ke sesama perempuan. Kalau pun harus video call dengan orang lain mereka harus saling janjian dulu mau video call jam berapa supaya si perempuan bisa menyiapkan diri dulu di depan kamera.

Karena itulah banyak perempuan gak suka video call dan berikut alasan perempuan gak suka video call.

1. Berjilbab

Perempuan berjilbab harus menghindarkan auratnya terlihat oleh orang yang bukan mahram. Kadang kita dapat video call dari istri, suami, anak, atau keluarga saat mereka sedang di jalan, di kantor, di mall, dan di mana pun yang bikin wajah kita bisa tidak sengaja terlihat orang lain.

Orang yang tidak sengaja lewat itu bisa tidak sengaja juga melihat wajah si perempuan yang sedang tidak berkerudung. Spontan si perempuan jadi harus menunduk untuk menghindari wajahnya terlihat laki-laki yang bukan mahramnya.

Hal itu merepotkan sekali. Makanya banyak perempuan berjilbab yang gak suka video call karena mereka harus memakai kerudung saat video call berlangsung.

2. Cuma Dasteran

 

Perempuan yang lagi di rumah biasanya cuma pakai daster. Ada juga yang pakai celana pendek dan kaus kutung Rambut pun cuma diuntel ke belakangan dengan wajah tanpa makeup.

Banyak perempuan yang malu video call saat berdaster dan tidak berdandan karena merasa privasinya jadi terbuka di depan umum. Saat video call bukan cuma penelepon saja yang melihat, orang yang cuma lewat di belakang layar juga bisa melihat. Jadi privasi kita seolah terbuka lebar.

Related: Mematikan Centang Biru WhatsApp untuk Privasi Maksimal

Jadi banyak perempuan tidak suka menerima panggilan video (video call) dadakan saat mereka tidak bisa bersiap lebih dulu.

3. Lagi Kerja

 

Panggilan telepon suara masih bisa diterima menggunakan earphone sambil merapikan buku, menyapu, bahkan menyetir. Kalau video call kita harus standby di depan kamera handphone dan jadi tidak bisa mengerjakan apa-apa. 

Perempuan suka menelepon sambil mengerjakan sesuatu untuk memanfaatkan waktu secara maksimal. Makanya perempuan gak suka video call karena membatasi kebebasan mereka nyambi-nyambi mengerjakan sesuatu.

4. Gak Bisa Sambil Santai


Meski menerima video call dari sesama perempuan juga bisa sambil tiduran dan rebahan, tapi tidak elok dilihat di layar. 

Banyak perempuan gak suka video call dan lebih suka telepon suara saja yang lebih santai dan bisa sambil rebahan dengan privasi yang lebih terjaga. 

Video Call Keluarga Dekat


Video call meski fungsinya untuk membuat orang merasa seperti bicara tatap muka, tapi banyak perempuan yang privasinya seolah diobrak-abrik.

Maka biasanya video call dilakukan pada hubungan yang dekat seperti suami ke istrinya, orang tua ke anaknya, dan hubungan pertemanan yang sudah sangat dekat. 

Itu pun lihat dulu sikonnya. Kalau kita menelepon di tempat umum di mana banyak orang berlalu lalang, sebaiknya tidak melakukan video call, cukup panggilan telepon suara saja. Ini untuk menghindari rasa malu dari orang orang yang kita video call.

Kalau memang ingin video call karena ingin ngobrol sudah lama tidak bertemu, misalnya, janjian dulu dan katakan pada pukul berapa kita akan video call. Gunanya untuk memberi kesempatan mereka ganti baju dulu, pakai jilbab dulu, dandan, atau mencari tempat nyaman untuk video call.

Kalau mereka keberatan dan memilih panggilan suara saja maka kita tidak perlu maksa harus video call. Tidak semua perempuan suka video call dan alasan diatas mengungkap kenapa perempuan gak suka video call.

Video Call Bikin Ngomong Teriak-teriak


Video call membuat posisi mikrofon di handphone jadi lebih jauh dari mulut dan telinga. Ini menyebabkan banyak orang jadi ngomong lebih kencang saat video call supaya suaranya terdengar ke seberang layar.

Orang di seberang layar pun sama-sama merasa harus teriak supaya suaranya terdengar. Jadilah orang yang sedang video call kadang seperti teriak-teriak. Maka sangat tidak nyaman kalau harus video call dalam jangka waktu lama.

Kalau saat bertelepon suara kita bisa ngobrol berjam-berjam, maka saat video call kita cuma betah beberapa menit saja.

Lebih Enak Jadi Orang Pendek atau Tinggi?

Lebih Enak Jadi Orang Pendek atau Tinggi?

Tinggi badan rata-rata orang Indonesia ternyata terpendek di dunia. Laman Averageheight melansir tinggi badan rerata laki-laki tertinggi dipegang oleh Bosnia and Herzegovina dengan 183,9 cm. 

Hanya saja Averageheight tidak memuat data lengkap dari Bosnia and Herzegovina. Jadi banyak media menyebut Belanda sebagai negara yang tinggi badan penduduknya tertinggi di dunia 183,8 cm.

Standar Tinggi Badan


WHO membuat target tinggi badan laki-laki 14 tahun keatas haruslah sudah mencapai 172 cm dan perempuan 162 cm. Sedangkan CDC (Center for Disease Control and Prevention) di AS menyarankan tinggi laki-laki 14 tahun keatas idealnya 170 cm dan perempuan 160 cm.

Bagaimana dengan Kemenkes RI? Kemenkes menyarankan tinggi minimum untuk perempuan ialah 147 cm dan laki-laki 157 cm.

Dibanding standar WHO dan CDC standar Kemenkes njomplang banget, ya, tapi nyatanya realistis. Masih dari AverageHeight tinggi badan rata-rata lelaki Indonesia saat ini 163,5 cm dan perempuan 152,9 cm.

Buat kamu laki-laki yang panjang badannya diatas 163 cm berarti terhitung tinggi. Begitu juga dengan perempuan yang tingginya diatas 152 cm berbahagialah karena kamu tidak termasuk cebol.

Sebetulnya lebih enak jadi orang pendek atau tinggi? Kita pasti akan bilang lebih enak jadi orang tinggi, dong. Laki-laki akan terlihat gagah dan berwibawa dan yang perempuan bakal kelihatan elegan dan anggun.

Keuntungan Jadi Orang Tinggi

 

Selain terlihat gagah, berwibawa, elegan, dan anggun. Ini kelebihan jadi orang yang berbadan tinggi.

1. Gampang milih ukuran baju

Tiap negara punya standar ukuran baju sesuai tinggi badan masyarakatnya. Orang tinggi bebas memilih baju dari negara mana pun karena ukuran mereka sesuai dengan standar internasional. 

Orang tinggi pakai baju dan bawahan apa saja akan enak dilihat. Bahkan pakai baju bekas yang  murah pun mereka bisa terlihat elegan dan keren karena terdongkrak tinggi badannya yang wow.

2. Peluang kerja lebih besar

Sudah jadi rahasia umum orang yang badannya tinggi lebih dipilih daripada yang pendek untuk magang, bekerja kantoran, negosiasi, dan paling dicari di dunia hiburan (film, musik, pembawa acara, modeling dsb).

3. Percaya diri tinggi

Orang tinggi cenderung punya kepercayaan tinggi lebih besar dari yang pendek. Ini karena mereka mendapat kemudahan dalam hidup seperti mampu menjangkau atas lemari, misalnya.

Orang tinggi sering ditatap dengan penuh kekaguman yang makin meningkatkan kepercayaan diri.

Gak Enaknya Jadi Orang Tinggi


Gak enaknya jadi orang tinggi kalau naik transportasi umum terutama di kelas ekonomi yang kabin dan sandaran kakinya sempit. Orang tinggi dengan kaki panjang tidak nyaman melakukan perjalanan yang jarak tempuhnya lama kalau kakinya harus menekuk di kabin atau kursi yang pendek.

Kekurangan lain kalau jadi orang tinggi dia akan terlihat menonjol saat duduk dan berdiri. Posturnya yang mudah terlihat bikin si tinggi sering jadi yang pertama ditunjuk untuk menjawab atau dimintai pendapatnya.

Kelebihan dan Kekurangan jadi Orang Pendek

 

Orang pendek dibutuhkan di olahraga senam gimnastik. Orang pendek akan mudah berputar sambil melompat dengan kecepatan tinggi. Sendi mereka yang pendek juga memudahkan saat berlatih jungkir balik diatas balok kayu.

Makanya hampir semua pesenam ginastik baik laki-laki dan perempuan di seluruh dunia tubuhnya pendek. Tinggi badan pesenam perempuan 147 cm-152 cm dan laki-laki 160-165 cm.

Banyak pendek mengeluh susah cari baju. Sebetulnya tidak susah, cuma salah tempat belinya aja.

Tinggi badan rata-rata perempuan Indonesia yang disarankan Kemenkes ialah 147 cm dan laki-laki 157 cm. Berarti kalau kita cari baju lebih baik yang buatan lokal karena tidak usah dipotong atau dikecilkan lagi.

Kalau beli baju impor atau di toko asing tentu ukurannya besar-besar dan tidak ada yang untuk orang pendek.

Kelebihan lain jadi orang pendek apa, ya?

Tubuh tinggi dan pendek tergantung ras, genetik, dan asupan gizi selama masa pertumbuhan terutama di 2 tahun pertama kehidupan kita. Ada orang yang bapak-ibunya pendek, tapi dia tinggi. Itu karena gennya datang dari kakek-nenek yang tinggi.

Bisa juga karena nutrisinya terpenuhi selama masa pertumbuhannya sebagai anak dan remaja.

Yang penting kalau kita bertubuh pendek nyamankan diri dan kalau punya tubuh tinggi kita syukuri.