Riset Keyword Gagal Jadi Konten Evergreen

Riset Keyword Gagal Jadi Konten Evergreen

Semua narablog alias blogger pasti tahu kalau riset kata kunci alias keyword research itu salah satu koentji yang bikin blog kita muncul di halaman pertama dan berpotensi besar untuk diklik.

Konon, blogger yang menulis tanpa melakukan riset kata kunci jangan harap blognya dikunjungi pembaca.

Blog yang tanpa pembaca katanya bakal sulit di-monetize karena penyedia iklan seperti AdSense, OptAd, ADOP, Adsterra, dan lain-lain hanya membayar jika iklan mereka di blog tayang dan diklik puluhan ribu bahkan ratusan ribu kali dalam sebulan.

Jumlah tayangan dan klik iklan sebesar itu hanya bisa didapat oleh blog ber-niche populer seperti edukasi, kesehatan, asuransi, keuangan, wisata, dan kuliner.
 
Gampang juga diraih oleh blog publik seperti Terminal Mojok, Kompasiana, dan IDN Times dengan ratusan ribu organic traffic dan unique pageviews per bulannya.

Bagi blog baru, amatir, dan tidak punya niche (topik khusus) seperti emperbaca.com, iklan tetap bisa tampil di blog. Namun, pendapatannya tidak sebesar blog niche
 
Kalaupun sebuah blog ramai dikunjungi, iklan juga belum tentu tayang karena pengunjung memakai adblocker yang menghalangi munculnya iklan di peramban (browser) mereka.

Saya pernah baca blog milik beberapa blogger yang nampaknya sudah gajian jutaan dari monetisasi blognya. Mereka bilang nulis tanpa riset keyword itu sia-sia dan bakal menenggelamkan blog kita ke halaman paling bawah di mesin pencari. SYEREM!


Apa Gunanya Riset Keyword?


Kata para narablog profesional yang berpenghasilan jutaan rupiah dari blognya, riset keyword gunanya supaya kita gak asal nulis buat ngisi blog. 

Misal, kita mau nulis: cara merawat anak kucing baru lahir. Kita lihat bagaimana persaingan di kata kunci tersebut. Berapa banyak orang yang mencari kata kunci itu tiap bulannya di mesin pencari. Dan, masih banyak lagi indikator yang akan memberi gambaran apakah suatu kata kunci bisa jadi artikel yang mejeng di halaman satu Google atau tidak.

Kalau artikel kita ada di page one Google, berarti kesempatan orang mampir ke blog itu makin BESAR karena tidak ada orang yang mau capek mencari sampai ke halaman-halaman berikutnya. Maka memastikan artikel kita ada di halaman 1 Google adalah satu langkah terdepan bila ingin menghasilkan uang dari blog.

Ozy Vebry Alandika, peraih Best in Specific Interest di Kompasiana Awards sekaligus blogger pendidikan di gurupenyemangat.com pernah memberitahu saya cara riset keyword supaya artikel cepat nangkring di halaman pertama Google.

Riset keyword ternyata mudah! Tapi, ternyata membuat mood menulis saya turun drastis karena bila keyword yang ingin tulis tidak punya search volume yang rendah dan lain-lainnya, saya harus mencari ide keyword lain. 
 
Kelamaan nyari kata kunci yang mau dibuat artikel bikin capek dan akhirnya hilang ide lalu jadi malas nulis.
 
Lebih dari itu, sebagian blogger lupa kalau keyword research hanya berguna buat blog niche, bukan blog gado-gado. 
 

Mood Menulis

 

Saya pernah riset keyword untuk kata kunci: metaverse dan multiverse karena tersentil oleh anak Twitter (sekarang X) yang ngetwit kalau mendengar kata metaverse, dia jadi ingat Doctor Strange. Padahal yang ada di Doctor Strange adalah multiverse.

Berdasarkan data dari Ubersuggest, keyword itu, "Gak banget, deh, mending nulis yang lain aja," tapi saya tetap nulis walau tahu tidak bakal dapat trafik dari mesin pencari manapun.

Selain dapat ide dari Twitter, tujuan utama saya waktu menulis metaverse dan multiverse adalah mengedukasi keluarga besar yang menganggap NFT, Criptocurrency, dan semua yang ada di internet dalam bentuk metaverse haram diperdagangkan karena tidak ada wujudnya. 

Kasihan sekali keluarga besar saya bila tidak mengikuti kemajuan zaman hanya karena terkungkung oleh pemahaman agama yang sempit. 

Islam itu sendiri, pada Al-Qur'an dan Hadis serta riwayat para khulafaur rasyidin, banyak menyuratkan kita untuk maju, bukan melihat ke belakang. Yang dilihat perangnya terus, kafir melulu, bid'ah forever, dan haram always, sementara kemajuan ilmu pengetahuan yang dicapai para ilmuwan muslim tidak ditiru.

Lalu, kenapa menulis perlu mood? Kan, tinggal nulis aja gitu, apa susahnya ngetik? Mood (suasana hati) gampang dibangun, tapi juga bisa cepat hilang dalam satu kedipan mata. Jadi, bila sudah ada mood menulis, sebaiknya dijaga supaya tetap fokus pada apa yang mau ditulis dan menghasilkan tulisan bagus.  

Tujuan Ngeblog


Kalau gak pake riset keyword nyungsep, lho! Artikel-artikelnya gak ada yang nangkring di halaman 1 Google. Nanti Adsensenya gak payout karena nulis artikel yang CPC-nya nol terus.

Kembali ke tujuan kita ngeblog. Kalau tujuan awal kita ngeblog untuk nulis sambil cari duit, maka riset keyword WAJIB dilakukan. Makin banyak artikel kita yang muncul di halaman satu Google (dan mesin pencari  lain), makin besar kita dapat trafik. Makin banyak trafik maka blog kita makin bernilai seiring dengan naiknya domain authority dan page authority.
 

Saya sendiri punya blog di Blogspot sudah lama banget, jadi tinggal nerusin saja. Dulu belum tahu (tidak mau tahu) soal riset keyword, SEO on-page, template blog yang mobile friendly dll. Bahkan saya sempat meninggalkan Blogspot dan beli hosting sendiri supaya bebas mengkreasikan tampilan blog.

Buat saya ngeblog itu mengasah bakat menulis yang muncul sejak kelas 3 SD. Ngeblog juga mewujudkan cita-cita masa kecil ingin punya penerbitan majalah sendiri. Waktu itu saya melihat yang bekerja di media massa, terutama wartawan, adalah orang yang keren karena mereka pintar, cerdas, serba tahu, dan kenal banyak orang.

Ternyata setelah mengalami sendiri jadi wartawan, rasanya melelahkan. Lalu resign setahun kemudian.

Walaupun kita ngeblog bukan berdasar money oriented, setidaknya pakailah template yang SEO friendly. Template emperbaca.com ini skor SEO-nya 61. Cuma, SEO on-page-nya berantakan dan tidak pakai riset keyword, jadi saldo Adsensenya juga belum cukup buat jajan cilok.

Perbarui Konten Secara Rutin


Rutin disini maksudnya tiap hari, ya, bukan sebulan sekali. Sesuai namanya, salah satu ciri weblog adalah keterbaruan konten yang lebih cepat dari website milik Pemda.

Walau kita tidak melakukan riset keyword dan menulis dengan teknik SEO on-page, makin rajin kita posting artikel (yang berkualitas), makin besar peluang kita nongol di Google, minimal di halaman 5-10. 

Artikel berkualitas, adalah artikel yang:

1. Ditulis dengan disertai riset data atau riset pustaka. 
Kalau kamu curhat punya bestie toxic, maka sertakan info apa efek negatif punya bestie yang toxic. Sertakan sumber dari mana info itu didapat atau pasang sebagai link aktif di dalam artikel. 

2. Lengkap. Kalau kamu punya pengalaman pribadi yang berhubungan dengan topik yang ditulis, sertakan pengalaman itu. Secukupnya aja, gak usah jadi biografi. Pengalaman orang lain juga boleh.

Tulis artikel selengkap-lengkapnya dan sedetail-detailnya. Walau orang Indonesia gak suka baca  yang panjang-panjang, tapi Google suka artikel panjang karena dianggap lengkap. Kita perlu mengikuti Google karena pembaca kita nanti akan lebih banyak berasal dari Google.

3. Mematuhi ketentuan jumlah kata. Jumlah kata yang disarankan dalam sebuah artikel minimal 300-500 kata, tapi banyak blogger Indonesia yang menyarankan kita menulis mininal 800-1000 kata supaya mudah terbaca robot Google yang melakukan indexing ke blog kita.

Kalau kamu menganggap dengan 500 kata saja informasi diartikelmu sudah lengkap, ya sudah. Tidak perlu diperpanjang sampai 1000 kata karena malah bikin artikelmu jadi ngalor-ngidul gajelas.

Konten Evergreen di Blog Gado-gado


Selama tiga bulan emperbaca.com mengudara, saya banyak membaca blog yang SEO banget dengan taksiran penghasilan minimal Rp1,8jt per bulan. 

(FYI: upah blogger dari AdSense jauh lebih kecil dibanding YouTuber, by the way)

Dari situ saya berkesimpulan bahwa jenis konten seperti emperbaca.com ini termasuk blog dengan konten evergreen.

Blog dengan konten evergeen adalah blog yang konten-kontennya tidak lekang dimakan waktu walau tanggal postingnya sudah lama. Isi dari artikel evergreen relevan dibaca kapan saja, bahkan bertahun-tahun mendatang karena topik yang dibahas tidak mengikuti isu dan tren yang sedang populer.

Blog evergreen biasanya tidak punya niche (topik khusus) alias isinya gado-gado. Meski begitu, blog dengan konten evergreen bisa saja punya niche, misal blog musik, blog teater, atau blog pertanian. 

Blog evergreen yang punya satu niche bahkan amat mudah di-monetize. Para advertiser yang pasang iklan di Google Ads, Facebook, dll senang pada blog yang fokus pada niche tertentu ketimbang blog gado-gado yang hari ini bahas musik, besoknya bahas minyak goreng mahal.

***

Last but not least, pakai riset keyword atau tidak, blog di-monetize atau tidak, ada yang baca atau tidak, tetaplah menulis. Menulis bisa mencegah kita pikun. Juga mencegah kita dari perbuatan ghibah di medsos. Pun membuat kita bahagia karena menulis bisa jadi tempat mencurahkan isi hati walau pakai bahasa campur-campur ala keminggris.
Keuntungan Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri

Keuntungan Menyekolahkan Anak di Sekolah Negeri

Sekolah negeri, terutama yang dulunya berstatus unggulan, selalu diincar oleh banyak siswa dan orang tua sebagai tempat belajar. Alasannya karena mutu sekolah yang unggul akan membuat para siswa jadi unggul juga.

Betulkah? Secara langsung, iya. Sekolah unggulan biasanya menerapkan cara belajar dan peraturan yang lebih disiplin. Misal, sekolah tidak akan meliburkan siswa kalau tidak ada hal yang sangat mendesak.

Guru-guru di sekolah unggulan, terutama yang berusia muda, juga menerapkan cara mengajar yang lebih bervariasi sehingga siswa lebih cepat mengerti.

Dari Mana Datangnya Istilah Sekolah Unggulan?

Lalu dari mana sekolah negeri dapat predikat unggulan? Dari Kemdikbudristek dan pemerintah daerah setempat. Kemdikbudristek lewat BANSM (Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah) memberikan nilai akreditasi kepada sekolah.

Kalau sekolah itu sudah menyempurnakan 8 Standar Pendidikan Nasional (SPN) maka sekolah itu bisa dapat akreditasi A. Nilai Akreditasi A dimulai dari 91-100. Makin tinggi nilai akreditasi sekolah, makin unggul sekolah itu karena menghasilkan lulusan yang tinggi nilai akademiknya sekaligus berbudi karakter Pancasila.

Sementara itu, pemerintah daerah menetapkan sebuah sekolah di wilayahnya sebagai sekolah unggul berdasarkan prestasi akademik dan nonakademik, serta nilai yang dihasilkan lulusannya.

Namun, predikat sekolah unggul tidak lagi dipakai sejak diberlakukannya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi dan disusul dengan Kurikulum Merdeka.

Berikut keuntungan menyekolahkan anak di sekolah negeri.

1. Terbiasa dengan Keberagaman 

Keberagaman merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Negeri kita tercinta punya ribuan suku asli dan enam agama yang diakui negara selain dari ratusan aliran kepercayaan asli Nusantara.

Menurut laman indonesia.go.id kita punya 1.340 suku dengan suku terbesar adalah suku Jawa yang banyaknya 41% dari total populasi.

Sementara itu, negara kita mengakui 187 aliran kepercayaan dan penganutnya (disebut dengan penghayat kepercayaan) berhak mencantumkan nama kepercayaan mereka di KTP (Kartu Tanda Penduduk).

Keberagaman suku dan agama cuma dapat kita temukan di sekolah negeri karena sekolah ini menerima siswa dari agama dan suku apa pun. Lain halnya dengan sekolah dari yayasan agama yang siswanya identik dengan satu agama saja.

2. Menghargai Perbedaan

Anak sekolah negeri yang terbiasa dengan keberagaman akan menghargai perbedaan. Mereka paham kalau perbedaan itu bukanlah sumber perpecahan, melainkan persatuan.

Mereka juga punya tenggang rasa yang lebih besar dari anak yang tidak terbiasa dengan keberagaman. Ini karena mereka selalu melihat persamaan di setiap perbedaan.

Misal, walau si Fulan beragama Islam dan temannya Kristen, Fulan akan melihat persamaan di antara mereka, yaitu sama-sama siswa sekolah A, sama-sama orang Jawa, sama-sama Indonesia, atau kesamaan lain yang membuat mereka selalu ingin berada dalam keadaan rukun.

3. Biaya Sangat Terjangkau

Sekolah negeri tidak memungut biaya bulanan kepada orang tua atau yang kita kenal dengan SPP (Sumbangan Pembiayaan Pembangunan). Jadi pendidikannya semua gratis.

Komite Sekolah hanya menggalang sumbangan dari orang tua untuk membiayai ekstrakurikuler yang tidak cukup dibiayai oleh dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan kegiatan lain seperti outing class, pameran seni, gelar karya, maupun acara wasana warsa (tutup tahun).

Related: Tugas Pengurus Komite Sekolah Sesuai Permendikbud

Biaya yang dikeluarkan untuk membiayai semua kegiatan itu juga sangat terjangkau karena ditanggung secara gotong-royong oleh sesama orangtua/wali siswa. Intinya, biaya di sekolah negeri sangat terjangkau karena milik pemerintah dan tidak berorientasi keuntungan.

4. Reputasi Pintar

Reputasi sekolah negeri sebagai sekolah yang menghasilkan lulusan pandai dari dulu masih terjaga sampai sekarang.

Anak yang belajar di sekolah negeri yang berlabel unggulan akan dapat poin lebih saat dia melamat kerja dibanding dengan anak yang di sekolah swasta, kecuali swasta itu ternama seperti Pelita Harapan, Bina Nusantara, dan beberapa sekolah Kristen/Katolik ternama.

Dengan begitu seorang anak akan dikenal sebagai anak pandai kalau dari SD-SMA dia belajar di sekolah negeri sekaligus melanjutkan ke universitas ternama yang memberlakukan seleksi ketat pula.

Siapa yang Meminati Sekolah Negeri?

Orang-orang kelas menengah ke bawah memilih sekolah negeri karena alasan biaya yang sangat terjangkau. Sedangkan orang kaya memilih sekolah negeri (yang unggulan) karena alasan prestise.

Walau berbeda alasan, tapi orang kaya dan menengah ke bawah punya pandangan sama bahwa lingkungan belajar di sekolah negeri bisa membuat anak-anak mereka punya disiplin, karakter yang baik, dan kemampuan akademis yang lebih tinggi dari sekolah swasta.

Related: Empat Jenis Pola Asuh yang Membentuk Karakter Anak

Beda di kota besar yang cenderung menyekolahkan anak di yayasan berbasis agama seperti sekolah Islam, sekolah Katolik, atau sekolah Kristen, masyarakat yang tinggal di luar kota besar (apa pun agamanya) masih memandang sekolah negeri sebagai sekolah terbaik untuk anak-anak mereka. 

Anak-anak yang SD-nya di swasta pasti meminati SMP negeri. Begitu juga dengan orangtua yang anaknya di SMP swasta setelah lulus pasti berhasrat memasukkan anak mereka ke SMA negeri.

Blog Gado-gado Selalu Punya Domain Authority Rendah?

Blog Gado-gado Selalu Punya Domain Authority Rendah?

Istilah blog gado-gado disematkan kepada blog yang tidak punya niche (topik khusus). Umumnya, sebuah blog hanya punya 1-4 saja topik yang dibahas. Misal, pendidikan saja atau gaya hidup dan pendidikan, atau parenting, gaya hidup, pendidikan, dan kesehatan.

Blog dengan niche biasanya dapat pengunjung lebih berlimpah daripada blog gado-gado karena di sanalah terdapat sumber informasi utama yang diinginkan pengunjung. Dari pengunjung yang berlimpah itulah blog niche dapat uang dari iklan yang dipasang di blog, content placement, dan berpeluang besar menang blog competition.

Penyelenggara lomba menulis di blog (blog competition) biasanya mensyaratkan domain authority (DA) minimal 15.

Sementara itu, blog tanpa niche sering dianggap punya domain authority rendah karena isi blognya terlalu beragam. 

Banyak blogger menganggap isi yang terlalu beragam membuat blog tidak bisa memberi informasi spesifik yang dibutuhkan pengunjung sehingga mesin pencari tidak mengutamakan blog itu tampil di halaman depan.

Domain Authority

Makin tinggi domain authority (DA) sebuah blog berarti makin populer blog itu di internet. SEO off-page dan tautan (link) yang mengarah ke blog adalah faktor yang paling mempengaruhi besarnya domain authority sebuah blog.

Namun, untuk mendapat domain authority tinggi, tautan yang mengarah ke blog kita haruslah dari situs atau blog yang domain authority-nya tinggi. Kalau link yang mengarah ke blog kita asalnya dari situs/blog berdomain rendah dan berulang kali, link itu akan dianggap spam dan membuat blog kita terseret jadi jelek.

Page Authority

Kemudian ada page authority. Page authority (PA) digunakan sebagai tolok ukur seberkualitas apa artikel-artikel dalam blog. Makin tinggi page authority sebuah blog berarti artikel-artikel dalam blog itu terpercaya, kredibel, dan tidak mengandung hoax (berita bohong).

Ada blog yang page authority-nya tinggi karena artikelnya sering muncul di halaman pertama mesin pencari (terutama Google), tapi domain authority-nya rendah. Artinya, blog itu sering muncul di halaman satu Google, tapi tidak populer di internet.

Kalau sering muncul di halaman pertama mesin pencari mestinya blog itu populer, dong?

Sering muncul tidak berarti diklik. Sudah diklik pun belum tentu dibaca. Bisa saja pengunjung mengklik, melihat halamannya untuk tiga detik, lalu langsung keluar tanpa membacanya sama sekali.

Kalau SEO off-page mempengaruhi domain authority, maka yang mempengaruhi page authority adalah SEO on-page alias konstruksi artikel dan cara menulis kita di blog dengan judul dan isi artikel yang mengandung keyword dan lainnya.

Manusia Dibalik Mesin Pencari

Domain authority dan page authority ini sebetulnya bikinan situs pemeringkat Moz, bukan Google. Jadi pengaruhnya tidak signifikan terhadap kemunculan blog di halaman pertama Google.

Namun, beberapa pemberi content placement dan penyelenggara lomba menulis blog menginginkan DA-PA sebagai tolok ukur suatu blog. Blogger pun jadi mengandalkan DA-PA untuk mempromosikan blognya.

Meski begitu, dibalik mesin pencari Google, Bing, dan lainnya ada manusia. Mesin pencari hanyalah kecerdasan buatan yang diprogram sesuai algoritma populer, dibelakangnya tetap ada manusia yang memprogram kecerdasan itu.

Programer itulah yang mengatur supaya artikel yang orisinal dan betul-betul dibuat manusialah yang muncul di mesin pencari.

Terbukti, emperbaca.com punya page authority 34. Page authority 34 menandakan bahwa di mata robot mesin pencari emperbaca.com terpercaya, kredibel, dan anti-hoaks 

Bagaimana Nasib Blog Gado-gado?

Blog gado-gado selalu punya tempat di belantara internet sebab selalu ada orang yang suka membaca dan butuh informasi lengkap tentang banyak hal. Ada orang yang lelah dengan YouTube dan TikTok lalu mencari blog untuk dibaca.

Lagipula kalau semua blogger cuma menulis dengan satu niche demi mendapat blog, cakupan orang yang tercerahkan juga lebih sedikit.

Mengutip kata novelis Dee Lestari, "Menulis itu lebih kepada bentuk pemuasan batin." Blog gado-gado adalah bentuk pemuasan batin orang yang suka menulis dan membaca.

Google dan mesin pencari lainnya juga menghargai pemuasan batin ini. Mereka menghargai artikel yang dibuat sungguh-sungguh yang lahir dari orisinalitas penulisnya.

Kenapa Tidak Ada Stiker di Kaca Belakang Mobil Mewah?

Kenapa Tidak Ada Stiker di Kaca Belakang Mobil Mewah?

Sering kita lihat di kaca belakang sebuah mobil tertempel stiker tempat wisata, komunitas, nama kampus, atau nama keluarga. Aneka macam stiker juga sering kita lihat di kaca belakang mobil angkot (angkutan kota).

Stiker yang dipasang di kaca belakang kendaraan bisa mengganggu visibility atau jangkauan pandang dan memperbesar blind spot (titik buta) pengemudi.

Sony Susmana Traning Director Safety Defensive Consultant Indonesia via kompascom mengatakan pengemudi akan kesulitan mengamati jalanan atau kendaraan lain di belakangnya kalau kaca tertutup stiker. 

Related: Peluang Usaha Rental Mobil dan yang Harus Disiapkan

Kalaupun dipasangi stiker ukurannya jangan terlalu besar dan lebih aman kalau ditempel di sudut-sudut kaca, bukan ditengah kaca belakang.

Stiker Happy Family

Stiker bertuliskan Happy Family sering kita lihat di kaca belakang mobil city car, MPV, atau rental mobil untuk menandai bahwa mobil dengan stiker itu adalah kepunyaan mereka.

Gambar dari Lazada

Kriminolog dari Unpad Yesmil Anwar mengatakan bahwa stiker bertuliskan happy family biasanya adalah mobil keluarga yang sering bergantian mengangkut anggota keluarga. Penjahat berasumsi didalam mobil itu banyak barang berharga milik banyak orang.

Makanya pelaku nekat memecahkan jendela dan menggasak isi mobil yang berstiker happy family. Yesmil juga bilang kepada kompascom kalau mobil seperti itu biasanya lebih mengutamakan kenyamanan daripada keamanan sehingga mudah dibobol.

Namun, selama stiker itu dipasang tidak di tengah yang menghalangi pandangan rasanya tidak apa-apa, ya. Yang penting tidak meninggalkan barang berharga di mobil yang ditinggal parkir. 

Kenapa Tidak Ada Stiker di Kaca Belakang Mobil Mewah?

Mobil mewah adalah mobil yang menawarkan keamanan dan kenyamanan tinggi disertai berbagai fitur canggih yang tidak ada di mobil biasa.

Related: 8 Karakter Pengendara Mobil dan Motor di Jalan yang Bikin Ngakak

Walaupun kita beli Alphard, Vellfire, BMW, dan Mercy bekas keluaran tahun 2012 yang harga belinya sudah murah, mobil itu tetap dianggap mewah karena pajak, biaya bahan bakar, dan biaya perawatannya diatas mobil lain.

Mobil operasional emperbaca.com

Alasan kenapa tidak ada stiker di kaca belakang mobil mewah di antaranya sebagai berikut.

1. Jenis dan Harga Mobil

Dari jenis dan harga mobilnya semua orang sudah tahu mobil itu berharga mahal dan pemiliknya pasti orang kaya. 

Pemilik mobil mewah jadi tidak perlu lagi menempelkan segala macam stiker untuk menunjukkan eksistensi diri, keluarga, atau komunitasnya.

2. Terlihat Bersih Tidak Kumuh

Mobil yang kacanya ditempeli stiker buat sebagian orang memberi kesan kotor dan kumuh. Pemilik mobil mewah tidak menempel stiker di kaca belakang karena ingin tetap terkesan bersih dan tidak kumuh.

3. Tampilan Mobil Tetap Elegan

Tidak ada stiker di kaca belakang mobil mewah untuk menjaga tampilan mobil itu tetap elegan sehingga kemewahannya terjaga. Kemewahan itulah yang membedakan mobil berkelas dengan mobil LCGC, low MPV, dan angkot. 

LCGC adalah kepanjangan dari low cost green car yang mana harga mobil terhitung murah karena tidak ada fitur canggih dan kenyamanannya pun biasa saja.

Sedangkan low MPV adalah mobil multi-purpose vehicle alias mobil keluarga di kelas terendah dengan harga, fitur, dan kenyamanan sedikit diatas LCGC. Diatas low MPV ada medium MPV (Kijang Innova) dan big MPV (Alphard, Vellfire).

***

Jika kamu nanti punya mobil mewah, kamu juga tidak akan menempelkan stiker apa pun, kecuali mungkin stiker bengkel atau dealer yang ukurannya kecil saja.

Kalau ada mobil mewah kaca belakangnya ditempeli stiker happy family, bisa jadi itu bukan mobilnya atau dia belum siap jadi orang kaya pemilik mobil mewah.

Cerpen Mi Ayam dalam Secangkir Cappuccino

Cerpen Mi Ayam dalam Secangkir Cappuccino

Berdasarkan hasil pencarian yang masuk ke emperbaca.com di Google Search dan Bing yang memunculkan kata "cerpen romantis" maka emperbaca.com tuliskan cerpen yang bisa bikin hati jadi manis sekaligus meringis.

mi ayam dalam secangkir cappuccino

Berikut cerpen romantis manis berjudul Mi Ayam Dalam Secangkir Cappuccino. Seperti judul FTV, gak, sih? Mirip tidak apa-apa  yang penting enak dibaca dan tidak membosankan.

Mi Ayam dalam Secangkit Cappuccino

Cipto mematikan laptop dan memasukkan kedalam tasnya. Diperiksanya pesan WhatsApp di ponselnya untuk melihat apakah ada pesan dari Riana atau tidak.

Ada. Tercatat pesan itu datang lima belas menit lalu. 

Jangan terlambat ya nanti. Aku gak mau kelamaan nunggu.

Oke, oke. Memangnya kapan aku pernah terlambat? Cipto membatin. Dilihatnya jam di tangan kirinya, pukul lima sore. 

Meski janji temu dengan Riana masih satu jam lagi, tapi Cipto tetap pada niatnya semula untuk pergi tepat pukul 17.00 saat jam kantor selesai. Andai datang duluan pun dia tidak keberatan menunggu.

Cipto keluar dari ruangannya dan menyapa lima orang sales anak buahnya yang masih mengecek stok obat dalam daftar penjualan mereka. 

“Pulang tenggo, Mas?” tanya salah satunya. 

Cipto mengangguk.

“Tumben,” timpal yang lain.

 

"Ada urusan," jawab Cipto singkat.

 

Anak buahnya terkekeh saling melempar gurauan bahwa itu pasti urusan cinta. Kemudian ada suara yang mengatakan wajar karena Mas Cipto belum punya pacar. Yang lain menimpali kalau mereka harus syukuran kalau Mas Cipto benar punya pacar. 

 

Cipto tidak menjawab apa-apa dan hanya melempar senyum tipis, tidak menghiraukan gurauan-gurauan yang ditujukan padanya. Dia lalu keluar kantor menuju lift sambil menyampaikan sampai jumpa di hari Senin kepada para anak buahnya itu.

 

Jalanan di Jumat sore belakangan ini tidak semacet sebelum dibangun MRT, jadi Cipto masih bisa memacu sedannya merayapi jalan, tidak tersendat-sendat dan terhenti mendadak seperti siput tertabrak kura-kura. Cipto menyetel lagu pop kesukaannya yang mengalun merdu memenuhi kabin.

 

Tiga puluh menit kemudian Cipto sampai di Grand Indonesia. Dia sengaja mencari parkiran di basement yang lebih lapang. Ada pesan masuk di ponselnya, dari Riana.

 

Maaf, aku agak terlambat. Harus rapat mendadak. Klien complaint.

 

Cipto membalas bahwa dia tidak keberatan dan akan menunggu di Caffé Milano, tempat temu janji mereka. Lalu emoji hati warna biru muncul dari balasan Riana.

 

Suasana di Caffé Milano masih sepi. Cipto menyebut nama Riana sebagai pemesan tempat dan dia dibawa oleh pelayan ke meja dengan sofa melingkar berwarna krem. Dia memesan cappucino dan menangguhkan memesan makanan sampai Riana datang.

 

Ini tempat favorit Riana, katanya makanannya enak-enak. Adonan roti pizzanya renyah dan kenyal karena dimasak oleh chef asli Italia, beda dari pizza yang ada di Indonesia. Namun, yang paling disuka Riana adalah Smoke Salmon Burata yang dia bilang menu andalan kafe ini.

 

Apapun yang Riana suka, Cipto juga menyukainya walaupun lidahnya kurang menikmati citarasa makanan Italia.

 

Sebenarnya Cipto kenal Riana sejak SMP. Mereka pernah satu kelas dan beberapa kali mengerjakan tugas kelompok bersama. Riana anak yang ramah tiap mereka mengobrol dan bercanda tapi serius bila bicara soal pelajaran. 

 

Cipto juga sebenarnya pernah naksir Riana, tapi dia tidak pernah mengungkapkannya karena malu. Siapalah dia. Riana anak orang kaya, cantik, dan banyak cowok keren yang juga naksir padanya.

 

Mereka pisah sekolah ketika lulus. Riana ke SMA swasta dan Cipto ke sekolah negeri paling favorit se-Jakarta.


Saat di SMA Cipto juga naksir seorang perempuan teman sekelasnya karena punya pembawaan mirip Riana. Sayangnya, lagi-lagi dia malu mengungkapkan isi hatinya. Baru setelah kuliah dia melupakan Riana sepenuhnya.

 

Dunia ternyata memang sempit dan kalau jodoh katanya tidak kemana. Lima tahun setelah lulus kuliah, Cipto bertemu lagi dengan Riana di acara penandatanganan kontrak antara kantornya—distributor obat milik perusahaan farmasi terkemuka—dengan kantor Riana.

 

Riana ternyata mendirikan perusahaan komunikasi riset dan kantor Cipto memerlukan jasa konsultasi milik Riana untuk  branding produk penurunan berat badan.

 

Riana kuliah di Singapura lalu melanjutkan ke sekolah bisnis Harvard. Selepasnya dia bekerja di perusahaan milik seorang konglomerat Amerika selama tiga tahun lalu pulang ke Indonesia.

 

Lucunya, mereka baru dekat justru setelah kontrak kerjasama kantor Cipto dengan perusahaan Riana selesai.

 

Berawal dari bertukar nomor ponsel, ngopi bareng, bertukar pesan, bertemu, dan kali ini adalah pertemuan mereka yang ketiga dalam dua bulan terakhir, di kafe favorit Riana.

 

Musik instrumental di Caffé Milano lamat-lamat terdengar makin keras seiring bertambah banyaknya orang yang datang.

 

Cipto memesan cappucinonya yang kedua. Riana belum juga datang dan lagi-lagi cuma mengirim pesan WhatsApp.

 

Maaf, setengah jam lagi aku sampai. Tunggu ya.

 

Cipto membalas singkat dengan huruf o dan k besar. Dia bersedia menunggu dan tidak merasa diremehkan meski harus menunggu hampir satu jam, karena Riana pantas untuk ditunggu.

 

Perempuan itu selalu memberi perhatian dengan cara tak terduga. Riana pernah mengirim makan siang untuk semua orang di kantor Cipto. Alhasil kepala cabang dan anak buahnya mengira dia sedang berulang tahun.

 

“Cipto, aku minta maaf, maaf banget, I’m very very late.” Riana akhirnya datang. Dia menghempaskan diri di sebelah Cipto kemudian memanggil pelayan dan memesan oglio olio Dan…

 

“Kenapa kamu gak pesan makanan?” tanyanya pada Cipto.

 

Cipto menggeleng, “Aku sudah kembung minum,” dia menunjuk dengan kepalanya dua cangkir cappucino di depannya.

 

Riana menunjukkan wajah bersalah disertai tatapan manja. “Maaf kamu kelamaan nunggu. Rapat tadi benar-benar mendadak karena karyawan baru salah kirim laporan ke klien,” Riana menggenggam tangan Cipto erat, meminta permakluman.

 

Cipto tersenyum, “Tidak apa-apa, aku ngerti. Tadi susah cari parkir?” katanya menutupi kegugupannya karena pertama kali bersentuhan fisik dengan Riana.

 

Riana menggeleng, “Aku naik ojek.”

 

Cipto tersedak, “Yang benar?!” 

 

“Cuma ojek yang bisa cepat sampai. Mobil kutinggal di kantor.”

 

Pesanan makanan dan minuman Riana datang dan dia melahapnya dengan cepat sampai Cipto mengira dia tidak makan berhari-hari.

 

“Lapar berat. Aku tadi belum makan siang,” sahut Riana lalu menyeruput jus semangka.

 

“Cipto, apa kamu punya perasaan terhadapku?” tanya Riana ketika dia selesai makan.

 

“Perasaan yang bagaimana?”

 

“Jatuh cinta.”

 

Cipto tidak langsung menjawab. Diseruputnya lagi cappucinonya. Dipandanginya wajah Riana yang berambut panjang itu. Mata Riana kelihatan bersinar dan berbinar.

 

“Jadi?” Riana mendesak.

 

“Apa?”

 

“Bagaimana perasaanmu terhadapku?”

 

“Aku suka padamu.”

 

Riana tidak puas, “Lalu?”

 

Cipto mengerti maksud Riana tapi tiba-tiba dia tidak yakin dengan perasaannya sendiri. Diseruputnya lagi cappucinonya sampai tetes terakhir.

 

“Kau tahu, aku menikmati setiap detik bersamamu. Aku juga menyukai semangatmu, kemandirianmu, dan semua perhatianmu untukku…” Cipto mengambil napas panjang alih-alih melanjutkan.

 

Riana duduk mendekat pada Cipto sampai tubuh mereka hampir saling menyentuh.

 

“Kau mau melanjutkan hubungan kita atau tidak?” ujar Riana.


Batin Cipto menggumam, hubungan yang mana? Kita belum pernah ada hubungan apapun. 

 

Tiba-tiba bayangan perempuan lain berkelebatan di benak Cipto. Perempuan yang dia kenal sebagai kerabat tetangganya.

 

“Cipto?”

 

“Ya?”

 

“Bagaimana?”

 

“Apanya?”

 

Riana menghela napas. Ditatapnya Cipto dalam-dalam, “Kau menyukaiku, menikmati waktu bersamaku, tapi tidak ingin melanjutkan hubungan denganku sebagai sepasang kekasih. Begitu maksudmu?”

 

Cipto tidak mampu menjawab.

 

“Maafkan aku, Riana.”

 

It’s alright. Terima kasih untuk waktumu, Cipto,” Riana mengecup pipi Cipto yang membuat wajah Cipto merona menahan malu dikecup di tengah keramaian Caffé Milano.

 

“Oh ya, kau yang bayar tagihannya ya,” lanjut Riana yang lalu berdiri dan langsung menghilang dari pandangan Cipto.

 

Cipto merasa tak enak telah menyakiti hati Riana tapi sekaligus terpana pada sikap Riana yang tidak diduganya sama sekali.


Cipto membayar tagihan Caffé Milano dan sesampainya di tempat parkir dia tidak langsung pergi. Cipto membuka menu kontak dan mencari nomor perempuan yang tadi muncul diingatannya. Perempuan manis dari kampung yang berkerabat dengan tetangganya yang punya butik.

 

“Eni? Hai. Kau pulang jam berapa? Boleh aku jemput? Kebetulan aku dekat dengan tempat kerjamu. Sekalian kita makan malam, ya. Oh, mi ayam dekat rumah? Oke. Aku ke tempatmu sekarang ya. Tunggu aku.”

 

Cipto memacu mobilnya sambil bersiul mengikuti lagu What a Wonderful World dari suara Ray Charles yang berkumandang di kabin sedannya.

Ini 5 Tanda Kita Jadi OKB Norak

Ini 5 Tanda Kita Jadi OKB Norak

Istilah OKB cenderung negatif karena disematkan kepada mereka yang berkelakuan norak sebab mendadak kaya.

5 tanda kita jadi OKB norak

Kekayaan itu diperoleh dari warisan, uang ganti rugi proyek pemerintah, hibah, atau semua kekayaan yang diperoleh secara mendadak. Punya uang mendadak bikin kita jadi norak karena secara mental belum siap memiliki uang dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

Berikut 5 Tanda Kita Mengalami Stereotip OKB

Stereotip dalam pandangan psikologi sosial artinya keyakinan umum tentang kelompok atau kategori orang tertentu. Meski stereotip tidak harus negatif, tapi kebanyakan orang punya pandangan kalau stereotip itu pasti bersifat negatif.

1. Penginnya belanja melulu

Orang Kaya Baru (OKB) merasa sudah punya banyak uang makanya sering tergoda menghabiskan uang untuk belanja. Entah itu ponsel terbaru, jam tangan mahal, baju desainer top, sepatu mahal, bahkan mobil baru.

Kita merasa duit bukan lagi jadi masalah jadi penginnya belanja melulu.

2. Ingin gaya hidup seperti luxury influencer

Luxury influencer atau pemengaruh kemewahan dibayar untuk mempromosikan gaya hidup mewah ala orang kaya.

OKB cenderung ingin jadi seperti luxury influencer padahal pemengaruh kemewahan bermewah-mewah tidak pakai uang sendiri. Mereka dibayar karena pekerjaan mereka memang memamerkan kemewahan. 

Ini juga yang jadi sebab uang OKB cepat habis dan mereka kembali jadi orang biasa.

OKB yang norak juga jadi mendadak sibuk dengan bermacam hal yang menunjukkan dirinya orang kaya, misalnya ikut keanggotaan gym yang mahal, klub golf, ikut arisan premium, atau tiap pekan nongki di kafe mahal.

3. Sombong

Kalau kita jadi OKB yang norak kita cenderung ingin menyombongkan segalanya. Makan di resto mahal, beli barang mewah, dan liburan mewah semua kita tunjukkan di status WhatsApp maupun medsos.

Istilah kerennya flexing. Kita bisa jadi sombong karena merasa uang bisa membeli segalanya. Hidup jadi terasa mudah karena ada uang.

Anggapan ini yang bikin kita jadi OKB norak dan memandang orang menengah kebawah sebagai orang yang tidak selevel dengan kita.

4. Berusaha masuk ke circle terkenal.

Mereka ingin masuk ke circle orang kaya dan terkenal supaya dianggap berkelas.

Namun, OKB cenderung lupa kalau mereka sebetulnya belum tajir, baru berkecukupan. Berkecukupan artinya mereka tidak lagi pusing memenuhi kebutuhan bulanan karena sudah ada uang yang cukup untuk membiayai anggota keluarganya.

Related: Stereotip OKB dan Bedanya dengan Old Money dari Perspektif Ekonomi

Sementara itu orang tajir adalah mereka yang sudah punya pemasukan pasif (passive income) dari investasi yang mereka sebar di segala sektor.

Passive income adalah penghasilan yang dimiliki tanpa seseorang harus terlihat aktif bekerja. Sudah tidak punya passive income, gaya hidupnya pun mewah, jadinya bukannya malah tambah kaya, OKB norak bisa jadi malah terjerat utang.

5. Melupakan utang

Satu lagi yang bikin OKB jadi norak karena mereka melupakan utang lama. Mereka lupa membayar utang karena tidak ditagih. 

Bagi OKB muslim, beberapa diantaranya juga lupa membersihkan harta dengan zakat harta (zakat maal). Pun malas membantu saudara dan kerabat yang sedang kesulitan ekonomi.

Karena melupakan utang dan zakat, mereka merasa uang itu sepenuhnya milik mereka yang tidak akan habis. Pola pikir ini secara tidak langsung membuat perilaku mereka jadi norak.

Kalau kita mendapat uang dari mana pun, sisihkan sebagian uang itu untuk berzakat ke saudara terdekat yang membutuhkan. 

Kalau tidak ada saudara yang membutuhkan, carilah ke tetangga sekitar. Kalau tetangga kita semuanya tajir, salurkanlah ke kenalan. Kalau kenalan semuanya orang kaya, barulah salurkan ke Lembaga Amil Zakat Infak dan Sodakoh milik NU, Muhammadiyah, atau ormas lain dan yayasan kemanusiaan.

Bagaimana Kalau Kita Jadi OKB tapi Tidak Mau Norak?

Kalau kita mendadak dapat uang dan tidak mau jadi OKB yang norak, maka bersyukurlah atas uang yang kita dapat.

Selalu bersyukur bisa menghindarkan dari 5 tanda kita jadi OKB norak. Selain itu ingatlah kalau uang itu bakal cepat habis kalau tidak digunakan secara bijak.

Cerpen Selalu Ada Jalan

Cerpen Selalu Ada Jalan

Cerpen berjudul Selalu Ada Jalan ini dikarang oleh Inong Islamiyati Abdullah yang juga aktif menulis cerpen di blog publik Kompasiana. Kisah Yumna ini sederhana, tapi punya pesan moral yang kuat tentang perjuangan hidup dan motivasi pantang menyerah. Selamat membaca!

 

selalu ada jalan

Selalu Ada Jalan

Yumna berdiri menatap ke luar jendela ruang tamunya sambil sesekali memandangi selembar ijazah SMA miliknya. Matanya berkaca-kaca dan berulangkali dia menghela napas.

Sesekali pandangannya teralih pada hamparan kebun bawang merah yang berada di samping rumahnya. 
 
Dia menangis, teringat akan mimpi yang telah lama dia perjuangkan. Berkuliah dan jadi sarjana lalu bekerja di kota metropolitan demi memperbaiki ekonomi keluarga sekarang sirna. 

 

Sepekan setelah Yumna mendapat kabar bahagia kalau dia lolos sebagai penerima beasiswa S1, sang ayah meninggal dunia. Sosok pelindung, permata hati, dan tulang punggung keluarga itu telah pergi saat Yumna belum membalas semua jasa beliau. 


Kini gadis remaja itu tinggal berdua dengan sang ibu. Sebagai anak tunggal, Yumna tidak tega membiarkan sang ibu tinggal sendirian di desa. Sang ayah meninggalkan harta warisan sepetak petak kebun bawang merah seluas 500 meter per segi. 

 

Di sinilah Yumna merasa hidupnya berakhir, tetapi dia berusaha mengikhlaskan seluruh harapan dan mimpinya untuk jadi orang kantoran terpendam kembali. 

 

Air matanya mulai menetes karena dalam hati kecilnya Yumna masih merasa berat harus rela melepaskan semua impiannya. Padahal itu cuma impian sederhana guna kebaikan diri dan keluarganya.

 

“Yumna, kamu tidak apa-apa sayang?” seru Ibu sambil menepuk bahu gadis berkerudung itu. Dengan cepat Yumna menyimpan kembali lembaran ijazahnya. 

 

“Ah, tidak apa-apa Bu,” ujar Yumna berbohong. Namun, naluri seorang ibu sangat yakin kalau anaknya sedang tidak baik-baik saja. 

 

“Maafkan Ibu, Sayang. Ibu tahu kalau kuliah adalah impianmu sejak lama. Ibu minta maaf karena Ayah sudah pergi dan kau seperti terkungkung hanya berdua bersama Ibu."

 

Yumna tersenyum dan memeluk ibunya, “Yumna tidak apa-apa kok, Bu. Kebahagiaan Yumna adalah selalu bersama di dekat Ibu."

 

"Sekarang, yuk, Bu, kita kembali berkebun. Kita harus menjaga warisan Ayah yang berharga ini.” 

 

Ibu tersenyum lembut, “Yumna sayang, percayalah Tuhan pasti punya rencana yang terbaik untuk hamba-Nya. Ibu percaya bahwa suatu saat kamu sukses.” 


Ibu dan Yumna kemudian mengambil perlengkapan berkebun dari gudang dan mulai beranjak menuju kebun bawang. Mereka mencabut gulma dan rumput liar serta memeriksa bonggol-bonggol bawang merah.

 

Pekan depan bawang merah panen dan mereka bisa menjualnya ke pasar. Meskipun harga panen bawang merah tidak menentu, Yumna bersyukur karena dari sinilah mereka tetap bisa makan. 

 

Ayah sering bilang kalau kita tidak boleh meminta bantuan pada orang lain selama kita bisa berusaha sendiri. Tidak apa-apa hidup sederhana yang penting hati selalu bahagia.  


Terkadang jika ada beberapa bawang yang tidak laku terjual, ibu akan membuat bawang goreng karena takut jika dibiarkan begitu saja bawang-bawang tersebut akan membusuk. 

 

Yumna juga membantu ibunya memotong bawang tipis tipis sementara Ibu membumbui bawang. Kalau sedang tidak mereka sudah nikmat makan hanya dengan nasi bercampur bawang goreng saja.

 

“Ibu tahu tidak? Bawang goreng Ibu ini enak banget, lho, Bu. Bagaimana kalau kita jual juga? Yumna yakin banyak yang mau beli karena enak."


Ibu lalu tertawa kecil, “Kamu ada-ada saja. Kalau cuma bawang goreng di pasar juga banyak, Nak.” 

 

“Serius Bu! Yumna akan berusaha keras supaya bawang goreng ini laku terjual,” seru Yumna sembari berpikir cara memasarkan bawang goreng buatan ibunya. 

 

Yumna mencari informasi di internet dan belajar bagaimana cara menggoreng yang tahan lama. Dia juga belajar cara mengemas dan memasarkan barang agar banyak yang tertarik membeli.


Dengan tekad kuat, Yumna membantu ibunya menggoreng bawang dan memasarkannya lewat lokapasar. Yumna sudah tahu kalau bawang gorengnya tidak selalu laku banyak. Kadang ada yang tidak terjual sama sekali.

 

Meskipun begitu Yumna tidak pernah menyerah dan terus berusaha memasarkan bawang goreng buatan ibu dan dirinya.  

 

Agar bawang gorengnya bisa lebih dikenal, Yumna menawarkan sampel untuk dicicipi dan mencoba menjual bawang gorengnya di beberapa restoran dan rumah makan. Dari mereka juga Yumna mendapatkan saran tentang kemasan, bentuk, dan juga rasa bawang goreng miliknya. 

 

Saran tersebut Yumna lakukan supaya bawang gorengnya terus laku dan punya pasar yang luas. Perjuangan tidak pernah mengkhianati hasil. Dengan kerja keras, ikhtiar, dan doa dari sang Ibu, kini bawang goreng Yumna sudah dikenal orang. 

 

Bawang goreng buatan Yumna dan ibunya kini telah punya pilihan rasa original, pedas, dan campur teri. Usaha bawang goreng rumahan tersebut kini melesat hingga Yumna merekrut beberapa orang desanya untuk bekerja.

 

“Benar, kan, yang dulu Ibu bilang, kadang rencana Tuhan jauh  lebih indah daripada rencanamu. Ibu bangga padamu, Yumna. Ibu juga yakin, Ayahmu di atas sana juga akan sangat bahagia melihat keadaanmu sekarang.” 


Cerpen Wajah di Antara Angin dan Matahari

Cerpen Wajah di Antara Angin dan Matahari

Cerita pendek ini termasuk kisah aksi karena menggambarkan penyelamatan heroik penjaga pantai yang menolong wisatawan yang tenggelam di laut. Lebih banyak percakapan daripada narasi dan enak dibaca karena memicu adrenalin kita saat menikmati aksi demi aksi di pantai.

Selamat membaca dan jadi penjaga pantai!

Wajah di Antara Angin dan Matahari

Joni mengamati ada yang tidak beres di antara ratusan orang yang diamatinya sedang bermain air dan berendam di bibir laut yang menjorok ke pantai. Ada orang yang bolak-balik melihat ke arah pantai, ada yang seperti berteriak-teriak, dan ada yang bergegas menuju pantai.

cerpen wajah di antara angin dan matahari

Dia mencari dari balik teropongnya untuk memastikan ada orang tenggelam atau tidak. Ada!

Matanya mencari Tisa untuk minta bantuan, tapi Tisa terlalu jauh untuk dipanggil. Kerumunan orang dan deburan ombak juga membuat Joni urung karena sekeras apapun teriakannya, Tisa pasti tidak dengar.

 

Joni melongok ke dalam. Olav tidak kelihatan. Dia mungkin sedang di ruang persediaan mengecek loker obat-obatan. Rizky sedang patroli ke arah barat yang sama jauhnya dengan Tika.

 

“Olav, aku turun!” Joni berteriak ke arah ruang dalam berharap Olav mendengar dan menggantikannya menjaga pos.

 

Joni menuruni tangga landai, lari ke pantai, mencemplungkan diri, dan berenang ke arah orang yang tenggelam, enam puluh meter dari bibir pantai.

 

Makin dekat Joni menuju orang itu makin kelihatan bahwa yang sedang gelagapan di air ternyata perempuan. Jilbabnya menutupi wajah dan dia menyingkapnya sebelum berusaha mengambil napas.

 

Joni ingin cepat menarik tangan perempuan itu dari air supaya tidak lagi timbul-tenggelam dan paru-parunya kemasukan air, tapi diurungkan karena kuatir perempuan itu tidak ingin disentuh olehnya yang bukan mahram.

 

Dilemparnya papan pelampung ke arah si perempuan, tapi belum sempat meraih, perempuan itu tenggelam ke air. Kali ini tidak muncul lagi ke permukaan.

 

Joni mencari ke sekeliling, berharap si perempuan muncul entah dari sebelah mana.

 

Tiga detik berlalu,  Joni pun menyelam. Ketemu! Ditariknya tangan si perempuan yang, untungnya baru tenggelam di kedalaman lima meter, jilbabnya sudah lepas.

 

Diletakkannya tangan si perempuan ke atas papan pelampung dan Joni berenang menarik papan itu ke pantai.

 

Kerumunan orang menyemut di pantai ingin melihat keadaaan orang yang tenggelam. Seorang pria muda dan dua lanjut usia menunjuk-nunjuk dan berteriak memanggil si perempuan yang rupanya bernama Anisya.

 

Tisa mencebur diri ke air membantu menarik Anisya supaya cepat sampai ke darat.

 

Olav, yang sudah siap dengan oksigen portabel dan kotak P3K, segera menghalau kerumunan orang agar mundur dan memberi ruang supaya Anisya bisa ditolong tanpa terganggu.

 

Sepuluh menit kemudian setelah Olav memberinya oksigen,  Anisya sudah bisa berdiri dan berjalan dipapah suaminya.

 

Kerumunan bubar dan orang-orang meneruskan kembali keasyikan mereka di pantai yang berpasir halus warna hitam.

 

“Orang-orang yang tidak pakai baju renang sangat melelahkan ditolong,” ucap Joni pada Tisa ketika mereka berjalan kembali ke Pos Jaga 4.

 

“Mereka meronta-ronta?” tebak Tisa.

 

Joni menggeleng, “Baju mereka berat tubuh mereka ikutan berat, aku harus menarik mereka dengan tenaga ekstra.”

 

Tisa tertawa dan menepuk-nepuk pundak Joni.

 

“Kenapa?!”


“Berarti kau kurang latihan.”

 

Olav, yang berjalan di depan mereka, mempercepat langkahnya ke pos setelah menjawab handy-talkie yang diikat di baju renangnya.

 

Dia memanggil Rizky yang baru kembali dari patroli dan memintanya melakukan sesuatu.

 

Semenit kemudian Rizky keluar dan menaiki ATV sambil membawa dua tabung oksigen portabel.

 

“Mau dibawa kemana oksigen itu?’ kata Tisa pada Joni yang hanya dijawab Joni dengan gelengan dan bahu yang terangkat.

 

Di Pos Jaga 5, seratus lima puluh meter dari pos tempat Joni menyelamatkan Anisya, Bram sedang menekan dada seorang remaja.

 

Dua remaja rupanya kebablasan saat bercanda. Mereka bercipratan air lalu saling menenggelamkan kepala sampai yang satu pingsan dan yang satunya hampir kehabisan napas menelan air laut.

 

Seorang ibu menangis sambil berteriak Allahu Akbar meratapi si remaja yang pingsan. Lima remaja laki-laki bergantian mengusap air mata yang jatuh ke pipi mereka sambil sesekali memanggil pelan remaja pingsan yang ternyata bernama Arif.

 

Marni datang dan langsung memasang bag valve mask. Dipompanya kantung itu sepuluh kali lalu dilanjutkan lagi oleh Bram menekan dada si remaja.

 

Si remaja membuka matanya lalu batuk-batuk. Bram memiringkan badannya ke kiri agar air laut bisa keluar.

 

“Alhamdulilah, Arif!” seruan-seruan yang memanggil penuh syukur berkelebatan.

 

Bram minta Arif menjawab: ini tahun berapa, sedang dimana, dan siapa namamu, untuk memastikan Arif tidak mengalami cedera kepala.

 

Bram dan Marni lalu mengangkat Arif masuk ke pos untuk diperiksa tekanan darah dan kadar oksigennya.

 

Marni menyiapkan oksigen yang diterimanya dari Rizky dan memakaikan selangnya ke hidung Arif.

 

Sepuluh menit kemudian setelah Arif dapat baju ganti dan sudah kuat berjalan, dia dan rombongannya pulang meninggalkan pantai.

 

“Anak itu sedang henti napas waktu kau datang,” ujar Bram pada Marni.

 

“Apa kau sempat membantu napas mulut ke mulut?” tanya Marni agak kuatir.

 

“Hampir, untung kau cepat datang,” jawab Bram.

 

Marni lega. Bantuan pernapasan mulut ke mulut sudah sangat dihindari karena berisiko tinggi menularkan penyakit.

 

“Bram, Bram? Semua beres?” suara Olav terdengar di radio panggil yang tersemat dibahu Bram.

 

Bram memencet tombol kecil di radionya, “Beres. Sebentar lagi kuisi tabungmu ke pusat dan kukembalikan ke Pos 4,” jawab Bram sambil meneguk air mineral di gelas yang diisinya dari galon.

 

“Oke, Bram. Satu jam lagi Pos 4 ganti shift, tapi aku akan menunggumu andai kau belum datang.”

 

“Trims, Olav.”

 

Menit demi menit berlalu. Hari makin sore dan matahari hampir terbenam. Pantai berangsur-angsur sepi. Tidak banyak yang tinggal di pantai karena sunset tertutup awan tebal dan hanya memburatkan sinar oranye tipis.

 

Tisa, Joni, dan Rizky sudah meninggalkan Pos Jaga 4 karena shift mereka sudah selesai.

 

Olav sudah menerima dua tabung oksigen yang dikembalikan Bram. Seruput demi seruput wedang jahe yang masih mengepul dinikmatinya sambil menunggu dua orang tim jaga malam yang akan datang dua puluh menit lagi.