Saya sudah ngeblog sejak belasan tahun lalu dengan nama blog yang berbeda. Saya bahkan pernah bikin blog dengan nama griyawarnawarni. Tadinya mikir ngeblog itu cuma nulis doank, ternyata kalau ingin jadi blogger yang sesungguhnya, nulis saja tidak cukup.
Awalnya juga saya pikir mengelola blog dengan domain pribadi itu bisa sesukanya. Suka-suka memilih template blog dengan warna dan gambar kesukaan. Pun bisa suka-suka menaruh widget yang lucu-lucu sesuai kepribadian si empunya.
Ternyata, kalau kita mau serius jadi blogger, hal itu terlarang untuk dilakukan. Kenapa terlarang? Karena mempengaruhi kecepatan loading, spam score, bounce rate, pemilihan kata kunci dalam artikel, dan yang paling penting: SEO.
Seorang blogger harus memperhatikan itu semua selain harus rajin menulis kalau blognya masuk ke mesin pencari dan mesin chat AI. Kalau kita senang menulis dan tidak mau direpotkan oleh pengelolaan blog, jadi content writer adalah pilihan terbaik.
Top-level Domain
Seorang blogger, dalam bahasa Indonesia disebut narablog, harus mengelola blog dengan top-level domain (TLD). Top-level domain dikenali dari akhiran website/weblog com, net, id, org, biz, edu, dan lainnya.
Sementara itu yang bukan top-level domain adalah blog yang memakai domain gratisan dari Blogspot (misal emperbaca.blogspot.com) atau Wordpress (misal emperbaca.wordpress.com).
Disinilah susahnya jadi blogger, harus keluar modal untuk beli nama domain. Harga domain bervariasi dengan yang termahal biasanya berakhiran com, net, dan id. Sedangkan content writer atau penulis konten tidak perlu beli domain.
Penulis konten cuma perlu punya akun di blog publik seperti Kompasiana, Terminal Mojok, Medium, atau Indonesiana lalu langsung nulis.
Pengelolaan Blog
Penulis konten tidak perlu pusing mengelola blog dan betul-betul cuma tinggal menulis saja. Sedangkan narablog harus mengelola blognya dengan memperhatikan search engine optimization (SEO).
Blog yang punya nilai SEO tinggi berpeluang masuk ke halaman pertama mesin pencari seperti Google, Bing, dan lainnya. Narablog juga bisa dapat uang dari AdSense dan order postingan artikel dari pengiklan.
Adanya pemasukan dari AdSense dan content placement dari pengiklan inilah yang membuat blogger bisa membiayai pengelolaan blognya seperti bayar perpanjangan domain dan membeli template.
Sementara itu content writer tidak perlu dengan urusan pengelolaan blog karena semua sudah diurus Admin blog publik yang bersangkutan. Kalau beruntung karena memenuhi syarat dan ketentuan, content writer bisa dapat uang dari blog publik tempat dia menulis.
Kompasiana, misalnya, memberi insentif bernama K-Rewards kepada penulis konten setelah akunnya memenuhi syarat dan ketentuan.
Full Time Blogger dan Content Creator
Keberadan blogger, apalagi yang full-time, sudah jauh berkurang karena banyak dari mereka yang beralih jadi content creator di YouTube, TikTok, atau Instagram. Menjadi content creator dirasa lebih kekinian karena orang Indonesia lebih suka nonton video daripada membaca.
Karena itu dengan menjadi content creator dapat duitnya juga relatif lebih mudah, dan terkenal. Seorang narablog bisa dapat jutaan rupiah per bulan, tapi tidak ada orang yang kenal dengannya. Beda dengan content creator, tiap dia bikin konten, orang pasti tahu dialah si pembuat konten.
Kenapa Masih Ada yang Mau Jadi Blogger?
Suka menulis dan kepuasan mengelola blog adalah faktor utama orang mau jadi blogger. Uang hanyalah faktor buncit. Ini alasan masih ada yang mau jadi blogger.
1. Ekspresi diri. Ada banyak orang yang merasa menulis di blog pribadi sebagai cara personal dan mendalam untuk berbagi ide, cerita, atau pengalaman dibandingkan dengan media sosial yang serba cepat.
2. Membangun identitas pribadi dan profesional. Seseorang dapat menunjukkan keahlian mereka di bidang tertentu, seperti kuliner, perjalanan, atau teknologi, yang membantu mereka membangun reputasi profesional.
Orang yang suka menulis juga bisa membangun reputasi atas keahlian menulisnya lewat blog, baik blog pribadi atau blog publik.
3. Fleksibilitas konten: blog memberikan kebebasan untuk menciptakan tullisan lebih panjang, detail, dan terstruktur, yang sulit dilakukan di platform media sosial.
4. Kesempatan Finansial. Kalau dikelola dengan baik blog bisa menghasilkan pendapatan melalui iklan seperti AdSense dkk, penempatan artikel berbayar, atau dari penjualan produk dan layanan.
***
Kalau kita suka menulis dan mau praktis, jadilah content writer di blog publik. Namun, kalau suka menulis dan mencari kepuasan sampai tingkat maksimal, jadilah blogger.
0 Comments
Posting Komentar