Study tour ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia, yaitu widyawisata yang artinya perjalanan ke luar (daerah, kampus, dan sebagainya) dalam rangka kunjungan studi (biasanya berombongan) atau kunjungan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan.
Sebetulnya emperbaca lebih suka menggunakan bahasa Indonesia, tapi akhirnya menggunakan kata study tour supaya lebih nyantol di Google karena orang lebih sering mengetik kata kunci "study tour" daripada widyawisata.
Jadi demi kepraktisan kita gunakan kata study tour saja.
Alasan Orangtua Menolak Study Tour
Belakangan ini ramai orangtua menolak sekolah mengadakan study tour. Alasannya mahal, nambah biaya, banyak kecelakaan, dan takut uangnya dikorupsi sekolah.
Akhirnya gubernur Jabar dan Jakarta melarang sekolah melakukan study tour. Gubernur Jakarta kemudian bilang kalau mereka tidak melarang, hanya memberitahu kalau mau study tour di dalam Jakarta saja.
Benarkah study tour cuma pemborosan? Bukankah itu demi kepentingan anak sebagai bagian dari pendidikannya? Kenapa buat pendidikan anak yang dipikirkan selalu mahal, mahal?
Ternyata study tour bukan saja bermanfaat untuk anak, melainkan juga orangtuanya. Secara tidak langsung study tour yang diadakan di sekolah melatih anak dan orangtua seperti di bawah ini.
1. Kesempatan bagi Keluarga Kurang Mampu
Orangtua yang ekonominya kurang mampu sulit mengajak anak mereka bepergian karena uangnya tidak pernah cukup.
Study tour jadi kesempatan berharga buat anak dari keluarga kurang mampu untuk bepergian ke tempat yang belum pernah mereka datangi. Biayanya bisa dikumpulkan dengan menabung sebulan sekali, atau minta keringanan ke pihak sekolah juga bisa.
Anak dari keluarga kurang yang belajar di sekolah negeri lumayan beruntung karena sekolah negeri biasanya tidak mengadakan study tour yang jauh. Jadi biayanya pun masih bisa diusahakan. Paling jauh mereka, kalau yang di Magelang, study tour ke Jatim atau Jakarta. Yang di Jatim study tour ke Yogya. Yang di Jakarta biasanya ke Semarang.
Orangtua yang kurang mampu bisa mengusahakan anak mereka ikut study tour karena kalau tidak lewat sekolah, mengajak anak bepergian ke tempat wisata akan sangat mahal.
2. Menciptakan Kenangan Positif
Bepergian dengan keluarga dan teman teman tentu beda perasaan dan kesenangannya. Anak-anak biasanya punya bestie dan ikatan pertemanan yang kuat. Jalan-jalan bersama bestie tentu menyenangkan dan membuat mereka bahagia.
Berwisata bersama bestie dan teman-teman akan memberikan pengalaman tak terlupakan pada ingatan mereka. Kenangan itu rasanya akan manis. Kenangan manis di usia muda akan membentuk mereka menjadi pribadi yang optimis.
3. Melatih Kemandirian
Anak sekarang beda dengan generasi sebelumnya. Anak sekarang cenderung kurang mandiri karena kita orangtuanya ingin yang serba praktis. Anak rewel, diberi HP. Anak tidak mau makan, dibujuk pakai HP.
Sajian yang tersaji di layar HP bikin otak anak sekarang tidak terstimulasi seperti generasi sebelumnya.
Canggihnya teknologi informasi dan digital jaman sekarang membuat anak sekarang lebih mager (malas gerak) dan kurang mandiri.
Dulu saat kita daftar SMP, SMA, bahkan daftar les semua dilakukan sendiri, tidak diantar orangtua. Orangtua ke sekolah kalau ambil rapor saja atau kalau kita membuat masalah.
Sekarang orangtua diharuskan banyak terlibat di kehidupan anak. Ada paguyuban kelas, grup WA guru dan orangtua, rapat komite sekolah, bahkan kegiatan sekolah pun mengundang orangtua.
Terlibatnya orangtua di berbagai kehidupan anak secara tidak sadar membuat orangtua enggan melepas mereka ke tempat jauh tanpa pengawasan.
Study tour bisa membantu anak dan orangtua jadi mandiri dan membangun rasa saling percaya. Orangtua percaya anak mereka tidak aneh-aneh selama study tour, dan anak percaya orangtuanya tidak punya pikiran negatif terhadap mereka.
4. Refreshing Anak
Orang dewasa mengira cuma mereka yang refreshing, healing, jaga kewarasan, dan lainnya karena merekalah yang bekerja mencari nafkah. Sementara itu anak diminta belajar yang rajin dan pandai menabung.
Padalah sekolah terus juga bosan. Pengen piknik bareng ayah-ibunya, eh ayah-ibunya belum punya uang.
Refreshing dengan teman yang paling aman, ya saat study tour sebab ada guru-guru yang mengawasi. Mereka juga diatur oleh jadwal yang ketat dan seimbang antara ibadah dan duniawi.
5. Disiplin Menabung
Mengikutsertakan anak ke study tour yang diadakan sekolah bisa melatih orangtua untuk memprioritaskan pendidikan anak. Study tour termasuk dalam kegiatan sekolah yang berarti termasuk dalam kerangka pendidikan anak.
Secara langsung, adanya study tour membuat orangtua jadi disiplin menabung dan menjadikan pendidikan anak sebagai prioritas teratas.
Rapat Program Sekolah
Di tahun ajaran baru sepekan setelah siswa masuk, sekolah biasanya akan mengundang orangtua/wali atau perwakilan paguyuban kelas untuk membicarakan agenda tahunan. Di sini biasanya dibicarakan juga rencana study tour.
Kalau mayoritas orangtua setuju, maka study tour akan diadakan. Saat rapat mengenai study tour bersama sekolah, orangtua bisa memangkas biaya apa saja yang dianggap tidak perlu.
Pelaksana Study Tour
Study tour bisa diurus oleh pengurus paguyuban kelas, sekolah, atau lewat biro wisata. Kalau mau menekan biaya, paguyuban boleh mengurus sendiri transportasi, tiket masuk wisata, konsumsi beserta makanan ringan, akomodasi (bila ada), dan segala tetek bengek-nya.
Related: Contoh Program Kerja Paguyuban SD
Kalau mau praktis, serahkan pada sekolah, hanya saja mungkin biayanya sedikit lebih mahal karena sekolah menggunakan transportasi dll dari tempat yang sudah biasa mereka gunakan.
Lalu kalau mau terima beres dan serba praktis, maka biro wisatalah pilihannya. Biro wisata bisa dipilih oleh orangtua/paguyuban atau sekolah.
Rencana anggaran study tour yang sudah disepakati tidak boleh diubah lagi. Kalau ada kenaikan harga dan uangnya kurang, sekolah akan memberitahukan ke orangtua (lewat paguyuban). Nanti pengurus paguyuban yang akan memutuskan setelah berembuk dengan orangtua/wali sekelas.
Sebelum study tour terlaksana orangtua wajib bekerja sama dengan sekolah. Bicarakan kalau ada hal yang janggal atau mengganjal di hati. Sampaikan aspirasi ke pengurus paguyuban karena itu tugas mereka.
Keamanan
Salah satu faktor yang membuat study tour kini dipandang negatif adalah kecelakaan bus dan di tempat wisata.
Untuk memastikan keamanan anak-anak kita, jangan tergiur sewa bus murah, penginapan murah, dan lainnya yang serba murah dengan harga dibawah normal. Utamakan keamanan di tempat wisata dengan menerapkan aturan antarteman harus saling jaga.
Jadi kalau ada satu yang berulah, teman-temannya akan mengingatkan sehingga kecelakaan bisa dihindari.
***
Study tour sudah berlangsung ada sejak generasi 1990-an. Jadi sebenarnya bukan hal baru.
Pastinya, kalau ada rasa berat di hati utarakan ke wali kelas, pengurus paguyuban, atau langsung ke kepala sekolah. Tidak perlu mengumbarnya di medsos. Niatkan study tour untuk kepentingan dan kebahagiaan anak.
0 Comments
Posting Komentar