Numeralia atau kata bilangan adalah kelas kata yang menjelaskan tentang jumlah dan urutan. Numeralia terbagi jadi tiga, yaitu numeralia tentu, numeralia tak tentu, dan kata bantu bilangan.
Saat kita membuat tulisan formal seperti cerpen, artikel, novel, atau jurnal ilmiah, angka dan bilangan tidak bisa ditulis sesukanya, melainkan harus sesuai kaidah bahasa Indonesia. Penulisan angka bisa kita pelajari di situs ejaan.kemdikbud.go.id di bagian Angka dan Bilangan.
Related: Bangga Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO
Berikut jenis-jenis numeralia atau kata bilangan:
Numeralia Tentu
Numeralia tentu, disebut juga dengan takrif, adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah. Numeralia Tentu terbagi lagi jadi numeralia utama dan numeralia tingkat.
1. Numeralia Utama merupakan kata bilangan yang mengacu pada bilangan utuh. Contohnya 1 (satu), 2 (dua), 3 (tiga), 10 (sepuluh), dan 100 (seratus).
2. Numeralia Tingkat adalah adalah jenis kata bilangan yang melambangkan urutan jumlah atau tingkatan tertentu. Cirinya ada struktur ke+ numerik yaitu kesatu, kedua, kelima, keseratus, keseribu dll.
Numeralia Tak Tentu
Numeralia tak tentu disebut juga dengan tak takrif, adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah sesuatu yang tidak mutlak dan memiliki satuan yang tidak tentu.
Numeralia tak tentu digunakan untuk menyebutkan benda yang jumlahnya tidak bisa dihitung secara pasti, seperti gula, nasi, air, minyak goreng, dan lainnya. Contohnya sedikit air, setetes minyak goreng, sesendok nasi, seember air dll.
Kata Bantu Bilangan
Kata bantu bilangan kata pelengkap yang berfungsi membentuk satuan objek. Kata bantu bilangan digunakan di awal kata benda yang memberikan arti kata satuan misalnya sehelai, sebatang, sebuah, sepucuk, sepotong.
"Nanik mengeposkan sepucuk surat untuk ayahnya di Kudus." Kata sepucuk merupakan kata bantu bilangan yang menunjukkan jumlah satu surat.
Penulisan numeralia yang mesti kita terapkan saat menulis cara singkat dan mudahnya adalah sebagai berikut.
1. Satu Angka Ditulis dengan Huruf
Angka 1-10 yang cuma terdiri dari satu bilangan dan penulisannya dalam satu kata tetap ditulis dengan angka. Contohnya:
- Hari ini siswa yang masuk sekolah hanya sepuluh orang karena yang lainnya kebanjiran.
- Ibu membeli empat kilogram duku di pasar.
- Angka sembilan dipercaya sebagai angka keberuntungan bagi orang Tionghoa.
2. Dua Angka atau Lebih Ditulis dengan Angka
Numeralia dua angka atau lebih selalu ditulis dengan angka. Sementara itu, angka 10 walaupun terdiri dari dua angka, tapi penulisannya bisa dengan satu kata saja (sepuluh), maka tetap ditulis dengan huruf.
Contoh dua angka atau lebih ditulis dengan angka:
- Kakek punya 14 pasang sandal.
- Ferguso memberikan 235 tangkai bunga mawar kepada Esmeralda.
3. Angka pada Awal Kalimat
Numeralia diawal kalimat harus ditulis dengan huruf.
- Dua puluh tiga orang keracunan makanan di pesta pernikahan.
- Enam orang selamat dari bencana tanah longsor.
Kalau angka di depan kalimat lebih dari dua bilangan maka penulisannya harus diubah supaya penulisan angkanya tidak diawal kalimat. Contoh:
Saat menulis angka dalam jumlah besar kita bisa menulisnya secara bersamaan dengan huruf dan angka. Biasanya kita gunakan saat menulis harga atau nilai. Contoh:
- Bapak membeli mobil itu seharga Rp800.000.000.
- Bapak membeli mobil itu seharga 800 juta rupiah.
Penulisan rupiah dengan Rp sebelum angka tidak diberi spasi untuk menghindari manipulasi penambahan angka setelah Rp.
4. Pecahan
Pecahan dapat ditulis dengan huruf dan angka. Penulisan yang baku untuk 1/3 adalah satu pertiga atau sepertiga. Begitu juga dengan 1/4 ditulis dengan satu perempat atau seperempat. Contoh lainnya:
- 2/3 ditulis dengan dua pertiga
- 3/4 ditulis dengan tiga perempat
Berdasarkan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Edisi Kelima, penulisan per- yang menunjukkan bilangan ditulis serangkai dengan bilangan penyebut yang mengikutinya.
5. Bilangan Tingkat
Bilangan tingkat adalah kata yang melambangkan urutan jumlah atau tingkatan sesuatu dan membantu kita menggambarkan urutan atau posisi suatu objek atau konsep dalam suatu rangkaian.
Bilangan tingkat biasanya ditandai dengan struktur ke- seperti kesatu atau boleh ditulis juga dengan pertama, ketiga, ketujuh dan seterusnya. Dalam penulisan, struktur ke- bisa kita ejawantahkan dalam penulisan seperti hari pertama, buku kedua, atau anak ketiga.
Sementara itu, penulisan tahun seperti “abad ke-20” dapat divariasikan dengan abad XX dan abad kedua puluh. Saat menggunakan angka Romawi, kita tidak perlu menyertakan “ke-”.
***
Kalau kita baca teori penulisan numeralia rasanya sulit. Namun, kalau kita praktikkan langsung saat menulis pasti mudah. Lama-lama kita jadi terbiasa dan tidak bingung lagi menulis numeralia atau kata bilangan.
0 Comments
Posting Komentar