Bangga Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Keberhasilan Indonesia membangun penutur bahasa Indonesia di 52 negara telah menghasilkan 275 juta penutur bahasa Indonesia di seluruh dunia.

bangga bahasa Indonesia jadi bahasa resmi sidang umum UNESCO

Itulah salah satu alasan diterimanya bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di Sidang Umum UNESCO (the United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) sejak 20 November 2023.

Puluhan negara yang penduduknya bisa menuturkan bahasa Indonesia dimungkinkan karena banyak universitas di dunia yang membuka jurusan Bahasa Indonesia. 

Beberapa universitas top yang punya jurusan Bahasa Indonesia adalah:

  • Universitas Leiden, Belanda
  • Universitas  Harvard, AS
  • UCLA, AS
  • Universitas Hong Bang Vietnam
  • Universitas Southern Queensland, Australia
  • Universitas MIchigan, AS
  • Tokyo University of Foreign Studies, Jepang.
  • Universitas Yale, AS
  • Universitas AL-Azhar Mesir
  • Universitas Vienna, Austria 
  • Institut National Des Langues Et Civilisations Orientales (INALCO), Paris
  • Baca artikel detikedu, "5 Universitas Terkemuka di Dunia yang Mengajarkan Bahasa Indonesia" selengkapnya https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5773536/5-universitas-terkemuka-di-dunia-yang-mengajarkan-bahasa-indonesia.
  • Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
  • Institut National Des Langues Et Civilisations Orientales (INALCO), Prancis
  • Universita degli Studi Napoli, Italia
  • Universitas Western Sydney Australia
  • Universitas Griffith Australia
  • Universitas Nasional Autralia
  • Universitas Bonn Jerman
Universita degli Studi di Napoli, L'Orientale

Baca artikel detikedu, "5 Universitas Terkemuka di Dunia yang Mengajarkan Bahasa Indonesia" selengkapnya https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5773536/5-universitas-terkemuka-di-dunia-yang-mengajarkan-bahasa-indonesia.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Alasan Indonesia Mengajukan Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

1. UU Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan yang menekankan peningkatan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. 

Mengutip situs Kemdikbudristek, pengajuan bahasa Indonesia jadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO menjadi tindakan de jure kepada status bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.

Sebelumnya, setelah secara de facto, Indonesia telah berhasil memperluas penutur asing bahasa Indonesia dari target 48 menjadi ke 52 negara.

2. Bahasa Indonesia terbukti telah mempersatukan rakyat Indonesia sejak Sumpah Pemuda 1928. 

Negara ini disatukan dengan satu bahasa karena punya ratusan bahasa dari suku yang berbeda-beda. Dengan begitu sangat layak dijadikan alat komunikasi global dan sarana pengembangan budaya.

3. Aktif memimpin di perdamaian internasional sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955. 

Indonesia punya komitmen untuk berperan positif dalam dunia internasional seperti yang terlihat melalui kepengurusan Indonesia di forum G20 2022 dan KTT ASEAN tahun 2023.

Maka pengakuan internasional ini memperkuat posisi bahasa Indonesia dan menegaskan kelayakannya sebagai sebuah bahasa yang berbeda dari bahasa Melayu.

Keputusan bahasa Indonesia jadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO ditandai dengan diadopsinya Resolusi 42 C/28 secara konsensus dalam sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis.

Itu artinya semua negara anggota UNESCO menyetujui bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-10 di Sidang Umum UNESCO. 

bangga bahasa Indonesia jadi bahasa resmi sidang umum UNESCO
 Sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis, Senin (20/11/2023).(Foto Dok. Kemenlu)

Beda Sidang Umum UNESCO dengan Sidang Umum PBB

1. Semua negara anggota PBB merupakan anggota UNESCO, tapi negara anggota UNESCO tidak harus jadi anggota PBB. 

Anggota PBB per tahun 2023 ada 193 negara. Sedangkan situs resmi UNESCO mencantumkan anggotanya ada 194 negara dengan 12 Associate Members. Associate Members disini maksudnya wilayah atau kelompok wilayah yang tidak bertanggung jawab atas hubungan internasionalnya.

Associate Members dapat berpartisipasi dalam program dan kegiatan UNESCO, tapi tidak punya hak suara dalam Konferensi Umum atau Dewan Eksekutif.

Jadi negara yang bukan anggota PBB dapat jadi anggota UNESCO kalau dapat rekomendasi dari Dewan Eksekutif dengan suara mayoritas dua pertiga dari Konferensi Umum.

Indonesia sendiri menjadi negara anggota UNESCO sejak 27 Oktober 1950. Periode 2023-2027 merupakan kali ke-8 Indonesia terpilih jadi Dewan Eksekutif UNESCO.

2. Sidang Umum PBB diadakan setahun sekali yang dihadiri seluruh negara anggota PBB. Sidang ini membahas masalah global seperti perdamaian, keamanan, lingkungan, hak asasi manusia, dan lainnya.

Sidang Umum UNESCO diadakan tiap dua tahun sekali dan dihadiri oleh negara anggota UNESCO yang membahas masalah pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.

3. Bahasa yang digunakan di Sidang Umum PBB ada 6 bahasa, yaitu bahasa Inggris, Prancis, Arab, Tiongkok, Rusia, dan Spanyol. Sedangkan bahasa resmi Sidang Umum UNESCO adalah bahasa Inggris, Prancis, Arab, Tiongkok, Rusia, Spanyol, Hindi, Italia, Portugis, dan Indonesia.  

Mengutip laman Indonesia.go.id, Sidang Umum UNESCO ke-42 di Prancis juga menetapkan tanggal lahir pahlawan nasional Indonesia Keumalahayati dan sastrawan AA Navis sebagai Hari Perayaan Nasional UNESCO.

Keumalahayati dikenal sebagai laksamana perempuan pertama di dunia dan pendiri Inong Balee (pasukan perang pertama yang seluruh anggotanya adalah perempuan). Inong Balee beranggotakan janda-janda pejuang kemerdekaan yang tewas di tangan penjajah.

Pahlawan dari Aceh ini gugur tahun 1615 saat melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis.

Sementara itu, Ali Akbar Navis atau akrab disapa AA Navis adalah seorang penulis dan budayawan asal Padang, Sumbar. Dia dikenal karena menulis kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami (1956) yang mengecam kemunafikan agama.

AA Navis pernah jadi anggota DPRD dan dosen luar biasa di Universitas Andalas dan Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 2019.

Bahasa Indonesia Lebih Sukses dari Bahasa Melayu

Malaysia punya tiga suku dominan dengan tiga bahasa yang digunakan penduduknya, yaitu Melayu, Mandarin/Kanton, dan India/Hindi. Sedangkan Indonesia punya 500-an bahasa daerah yang masih aktif dituturkan sampai sekarang.

Mestinya bahasa Melayu lebih mendunia karena sering digunakan dan tidak bercampur dengan ratusan bahasa daerah. Apalagi bahasa Melayu juga akar dari bahasa Indonesia yang artinya tanpa bahasa Melayu, bahasa Indonesia tidak bakal jadi seperti sekarang.

Akan tetapi, kenapa bahasa Indonesia lebih mendunia daripada bahasa Melayu? Beberapa alasannya:

1. Orang Malaysia di perkotaan sudah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan ketimbang Melayu. Bahasa percakapan Melayu cuma digunakan di kampung-kampung atau pada kegiatan kenegaraan.

2. Meski jadi bahasa nasional, bahasa Melayu kurang dipraktikkan sebagai bahasa persatuan. Orang Malaysia menggunakan bahasa Inggris untuk bercakap sehari-hari dengan orang antarras Melayu, Tionghoa, dan India.

3. Orang Tionghoa dan India di Malaysia mempertahankan identitasnya sebagai ras dari bangsa yang punya negara asal. Maka dalam berbahasa pun mereka menggunakan bahasa negara asal bangsa mereka. 

Beda dengan Indonesia yang meski punya ratusan suku dan bahasa kita selalu merasa sebagai bangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Selain hal-hal diatas yang membuat bahasa Melayu kalah sukses dibanding bahasa Indonesia, berikut alasan bahasa Indonesia lebih sukses dari bahasa Melayu.

1. Tata krama. Bahasa pergaulan cuma digunakan sebagai bahasa pergaulan antarteman, tidak merembet ke orang yang lebih muda apalagi yang lebih tua.

Ini karena orang Indonesia masih memegang tata krama dan kesopanan berbicara dengan orang yang lebih tua atau muda. 

Related: Mengukur Kefasihan Anak-anak Jawa Berbahasa Jawa

Jadi walau keminggris anak Jaksel diikuti anak muda di seluruh Indonesia, gaya bahasa itu hanya sebatas percakapan dengan orang dan teman seumuran. Urusan tata krama berbicara masih dipegang orang Indonesia.

2. Punya banyak penulis konten dan narablog. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023 sekitar 270 juta jiwa. Penduduk Malaysia cuma 39,94 juta jiwa.

Tidak heran kalau jumlah blogger dan content writer di Indonesia juga lebih banyak dari Malaysia. Mereka termasuk yang berperan melestarikan bahasa Indonesia karena menulis dengan bahasa Indonesia.

Related: Beda Content Writer dan Blogger yang Tidak Sama dengan Wartawan

3. Kesadaran berbahasa persatuan. Tiap tahun Indonesia memperingati Sumpah Pemuda 1928. Dari situlah kesadaran kita untuk berbahasa Indonesia terus terpupuk.

Kita bahkan punya UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara yang menomorsatukan bahasa Indonesia di setiap acara kenegaraan yang diikuti Indonesia di luar negeri.

4. Adaptif dan fleksibel. Bahasa Indonesia punya aturan baku yang disusun dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD-sempat diganti jadi PUEBI) yang sudah tidak mengikuti akar bahasa Melayu.

Meski punya aturan baku, bahasa Indonesia mudah menyerap kosakata dari bahasa asing kalau belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

Pun kalau ada kosakata asing yang sering diucapakan, para ahli bahasa Indonesia tidak serta-merta menyerapnya ke dalam bahasa Indonesia, melainkan mencari padanan kata yang pas untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

5. Marak kelas menulis, lomba menulis, dan komunitas penulis. Kelas menulis, lomba menulis, dan komunitas penulis mendorong penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar mendekati kaidah baku.

Hal itu bikin kelestarian bahasa Indonesia terjaga karena selain dituturkan juga ditulis oleh orang Indonesia sendiri.

Dengan begitu, apakah kita lantas tidak boleh pakai bahasa Inggris di Indonesia? Boleh banget! Kita sangat boleh menguasai bahasa asing apa pun-bahkan bahasa Klingon. Akan tetapi, terus gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan selain bahasa daerah. Supaya bahasa Indonesia tidak punah.

0 Comments

Posting Komentar