Saya lihat banyak orang menggunakan aplikasi WhatsApp Business, tapi hanya dipakai untuk chatting. Fitur pengenalan usaha, tampilan produk, dan keranjang belanja tidak mereka gunakan sama sekali.
Hal yang paling lucu, mereka menyetel profil hanya untuk dilihat kontak yang mereka simpan saja, padahal mereka menggunakan WhatsApp Business!
Kalau foto saja disembunyikan, bagaimana kita bisa memperluas pasar? Apa mau usaha kita gitu-gitu aja? Yang beli dagangan itu-itu aja? Yang pesan dia lagi dia lagi?
Bagaimana dunk? Kami gak ngerti cara pakenya. Lagipula, kan, keren kalau pakai WhatsApp Business dibanding WhatsApp biasa.
Suatu aplikasi dibuat bukan untuk keren-kerenan, tapi supaya berfaedah bagi penggunanya.
Faedah Menggunakan WhatsApp Business bagi UMKM
1. Menjaga loyalitas konsumen. Pelanggan toko sembako, misalnya, tinggal pesan lewat WA Business kalau ingin beli sabun, odol, minyak goreng, mi instan, atau sekedar menanyakan apakah pulsa Indosat dan Telkomsel kosong atau ada.
Untuk sekedar menanyakan stok, para pembeli tinggal kirim chat ke WhatsApp apakah barang yang diinginkannya ada. Mereka tidak perlu rempong datang ke toko.
2. Memudahkan konsumen melihat, bahkan membeli produk (atau makanan) tanpa mereka harus keluar rumah. Di WA Business ada fitur keranjang belanja yang bisa digunakan pembeli untuk memesan barang.
Pembayaran bisa cash on delivery (bayar di tempat setelah barang sampai di rumah) atau lewat dompet digital seperti Gopay, DANA, dan OVO.
3. Meluaskan promosi dan pemasaran. Orang dalam daftar kontak kita yang sebelumnya belum pernah beli, bisa tertarik membeli dagangan karena melihat produk yang kita tawarkan dalam katalog.
Bila kita sudah memasarkan lewat GoFood, GrabFood, atau ShopeeFood, fitur WA Business akan menambah luas jangkauan promosi dan pemasaran.
4. Fitur mirip toko online. Pemilik warung, rumah makan, kaki lima, toko cat, dan segala usaha UMKM dapat menaruh foto dagangan mereka di katalog.
Bila perlu sebarkan katalog baru itu ke orang yang ada dalam daftar kontak. Siapa yang minat tinggal memasukkan belanjaan ke keranjang.
Memaksimalkan WhatsApp Business, begini caranya
2. Luangkan waktu satu hari untuk memotret barang/produk/makanan dagangan Anda. Cukup foto pakai HP, tidak perlu kamera DLSR.
Taruh foto-foto itu di menu Catalog atau Katalog. Sertakan harga dan keterangan barang.
3. Keranjang belanja. Pembeli akan mengklik ikon troli pada produk atau makanan yang mereka sukai.
Mereka akan menginformasikan barang yang mereka suka kepada kita. Nanti terserah kita minta mereka bayar pakai apa. Mau pakai COD, ambil di toko/warung, pakai dompet digital, atau ngutang.4. Fitur Greeting, Away, dan Reply otomatis. Fitur ini dapat kita gunakan untuk menyapa pelanggan yang belum ada di daftar kontak. Juga kita gunakan kalau kita sedang sangat sibuk dan tidak sempat buka WhatsApp.
Pelanggan tidak akan merasa dicuekin daripada kita hanya mendiamkan pesan dari mereka.5. Label. Label ini gunanya untuk mengategorikan mana saja pembeli yang sudah bayar, yang sedang pesan, atau yang lagi tanya-tanya.
Label ini bisa kita tambah sendiri sesuai kebutuhan.***
Satu hal yang membuat pemilik UMKM enggan masuk ke dunia digital karena perputaran uang yang tidak kelihatan.
Banyak pemilik UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) punya pola pikir konvensional bahwa tiap transaksi haruslah melibatkan uang tunai.
Bila mereka tidak pegang uang tunai, rasanya sama seperti tidak ada modal dan laba yang masuk.
WhatsApp Business cuma salah satu cara mengembangkan bisnis, masih banyak cara lain. Kebetulan saja kita familiar dengan WhatsApp dan gratis.
Jadi, WhatsApp Business bukan buat gaya-gayaan, harus dimanfaatkan maksimal untuk mendongkrak usaha.
0 Comments
Posting Komentar