Peternakan Angin

Meski yang lebih terkenal dengan sebutan negeri kincir angir adalah Belanda, namun Inggris sekarang punya kincir-kincir raksasa untuk mendukung tenaga angin mereka. Energi dari angin ini nantinya akan menghasilkan daya listrik hingga 300 megawatt (MW) yang diambil dari peternakan angin raksasa seluas 35 km persegi. Wow!

Thanet offshore wind farm
Pembangkit listrik tenaga angin itu diberi nama Thanet Wind Farm, yang merupakan istilah untuk sebuah peternakan angin lepas pantai dan menjadi pembangkit listrik tenaga angin terbesar di dunia. Menteri energi Inggris Chris Huhne bilang energi angin ini memaksimalkan angin dan gelombang pasang dari kondisi Inggris sebagai negara kepulauan. Hmm, mestinya ini nanti juga bisa diterapkan di Indonesia yang luas negara kepulauannya lebih besar dari Inggris.

Saat ini ada 250 pembangkit tenaga angin yang ada di Inggris, 12 diantaranya didirikan di lepas pantai. Di masa yang datang Inggris akan menambah hingga 10 ribu turbin di pesisir laut sebagai sumber energi terbarukan.

Setiap turbin dan baling-baling setinggi 115 meter itu ditancapkan ke laut sedalam 27 meter dengan ketinggian 22 meter di atas permukaan laut. Tiap turbin mampu menghasilkan daya listrik maksimal 3 megawatt.

Pemerintah Inggris tidak sendirian dalam mengembangkan dan mengoperasi peternakan angin ini. Mereka bekerjasama dengan Swedia Vattenfall, perusahaan energi dari Swedia. Perusahaan itu mengeluarkan sekitar Rp 11 triliun untuk membangun pembangkit listrik tersebut.

Sejak dapat izin pembangunan pada 18 Desember 2006, Vattenfall mulai membangun 100 turbin VESTAS jenis V90-3mW. Setiap turbin ditancapkan dengan jarak 500 meter. Turbin-turbin itu tersambung dengan dua kabel listrik bawah laut yang dijalankan dari sebuah gardu lepas pantai di dalam peternakan angin kemudian dihubungkan dengan gardu darat yang terletak di Kota Richborough, Kent, Inggris.

Namun, yang namanya tenaga alam tentu tidak bisa diprediksi. Begitu juga dengan angin kita tidak bisa menebak kapan berhembus dan kapan tidak. Karena itu turbin pembangkit tenaga angin tidak akan maksimal menghasilkan energi kalau sedang musim dingin. Apalagi Inggris punya empat musim. Lebih cocok untuk Indonesia ya. Karena disini angin selalu ada dan tidak mengenal musim salju. Musim salju akan membuat turbin berhenti beroperasi karena suhu yang terlalu rendah.

Meski berguna untuk mengatasi keterbatasan energi dari fosil, (minyak bumi dan batubara) peternakan angin ini butuh biaya pengoperasian tiga kali lebih besar daripada pembangkit listrik yang menggunakan solar atau batubara. Karena itulah pelanggan akan membayar biaya listrik sedikit lebih besar.

Beberapa warga sekitar juga mengaku terganggu dengan adanya ratusan turbin dan kincir angin yang dipasang di lepas pantai karena mengganggu pemandangan. Tapi Inggris jalan terus. Pemerintahnya menargetkan pada 2020 nanti, Inggris akan menghasilkan sekitar sepertiga dari tenaga listrik dari energi angin, gelombang laut, dan pembakaran kayu.

Ya, selalu ada kontroversi untuk segala sesuatu yang baru. Meski mahal dan sedikit mengganggu pemandangan tapi menurut saya, pembangunan energi alternatif sebagai energi terbarukan memang harus dilakukan dari sekarang karena sumber daya alam yang berasal dari minyak bumi dan batubara makin menipis, juga terbukti merusak bumi karena menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar.

Lagipula hasilnya nanti akan terasa berpuluh-puluh tahun kemudian, bukan dalam jangka waktu dekat. Dan sumber energi bisa didapat dari mana saja baik dari alam maupun buatan. Lalu Indonesia yang kaya sumber angin, matahari, dan air, kapan ya membuat energi alternatif baru. Kita doakan saja.

0 Comments

Posting Komentar