Meski
yang lebih terkenal dengan sebutan negeri kincir angir adalah Belanda,
namun Inggris sekarang punya kincir-kincir raksasa untuk mendukung
tenaga angin mereka. Energi dari angin ini nantinya akan menghasilkan
daya listrik hingga 300 megawatt (MW) yang diambil dari peternakan angin
raksasa seluas 35 km persegi. Wow!
Thanet offshore wind farm |
Setiap
turbin dan baling-baling setinggi 115 meter itu ditancapkan ke laut
sedalam 27 meter dengan ketinggian 22 meter di atas permukaan laut. Tiap
turbin mampu menghasilkan daya listrik maksimal 3 megawatt.
Pemerintah Inggris tidak sendirian dalam mengembangkan dan mengoperasi peternakan angin ini. Mereka bekerjasama dengan Swedia Vattenfall, perusahaan energi dari Swedia. Perusahaan itu mengeluarkan sekitar Rp 11 triliun untuk membangun pembangkit listrik tersebut.
Pemerintah Inggris tidak sendirian dalam mengembangkan dan mengoperasi peternakan angin ini. Mereka bekerjasama dengan Swedia Vattenfall, perusahaan energi dari Swedia. Perusahaan itu mengeluarkan sekitar Rp 11 triliun untuk membangun pembangkit listrik tersebut.
Sejak
dapat izin pembangunan pada 18 Desember 2006, Vattenfall mulai
membangun 100 turbin VESTAS jenis V90-3mW. Setiap turbin ditancapkan
dengan jarak 500 meter. Turbin-turbin itu tersambung dengan dua kabel
listrik bawah laut yang dijalankan dari sebuah gardu lepas pantai di
dalam peternakan angin kemudian dihubungkan dengan gardu darat yang
terletak di Kota Richborough, Kent, Inggris.
Namun, yang namanya tenaga alam tentu tidak bisa diprediksi. Begitu juga dengan angin kita tidak bisa menebak kapan berhembus dan kapan tidak. Karena itu turbin pembangkit tenaga angin tidak akan maksimal menghasilkan energi kalau sedang musim dingin. Apalagi Inggris punya empat musim. Lebih cocok untuk Indonesia ya. Karena disini angin selalu ada dan tidak mengenal musim salju. Musim salju akan membuat turbin berhenti beroperasi karena suhu yang terlalu rendah.
Meski berguna untuk mengatasi keterbatasan energi dari fosil, (minyak bumi dan batubara) peternakan angin ini butuh biaya pengoperasian tiga kali lebih besar daripada pembangkit listrik yang menggunakan solar atau batubara. Karena itulah pelanggan akan membayar biaya listrik sedikit lebih besar.
Beberapa warga sekitar juga mengaku terganggu dengan adanya ratusan turbin dan kincir angin yang dipasang di lepas pantai karena mengganggu pemandangan. Tapi Inggris jalan terus. Pemerintahnya menargetkan pada 2020 nanti, Inggris akan menghasilkan sekitar sepertiga dari tenaga listrik dari energi angin, gelombang laut, dan pembakaran kayu.
Namun, yang namanya tenaga alam tentu tidak bisa diprediksi. Begitu juga dengan angin kita tidak bisa menebak kapan berhembus dan kapan tidak. Karena itu turbin pembangkit tenaga angin tidak akan maksimal menghasilkan energi kalau sedang musim dingin. Apalagi Inggris punya empat musim. Lebih cocok untuk Indonesia ya. Karena disini angin selalu ada dan tidak mengenal musim salju. Musim salju akan membuat turbin berhenti beroperasi karena suhu yang terlalu rendah.
Meski berguna untuk mengatasi keterbatasan energi dari fosil, (minyak bumi dan batubara) peternakan angin ini butuh biaya pengoperasian tiga kali lebih besar daripada pembangkit listrik yang menggunakan solar atau batubara. Karena itulah pelanggan akan membayar biaya listrik sedikit lebih besar.
Beberapa warga sekitar juga mengaku terganggu dengan adanya ratusan turbin dan kincir angin yang dipasang di lepas pantai karena mengganggu pemandangan. Tapi Inggris jalan terus. Pemerintahnya menargetkan pada 2020 nanti, Inggris akan menghasilkan sekitar sepertiga dari tenaga listrik dari energi angin, gelombang laut, dan pembakaran kayu.
Ya,
selalu ada kontroversi untuk segala sesuatu yang baru. Meski mahal dan
sedikit mengganggu pemandangan tapi menurut saya, pembangunan energi
alternatif sebagai energi terbarukan memang harus dilakukan dari
sekarang karena sumber daya alam yang berasal dari minyak bumi dan
batubara makin menipis, juga terbukti merusak bumi karena menyumbang
emisi gas rumah kaca terbesar.
Lagipula
hasilnya nanti akan terasa berpuluh-puluh tahun kemudian, bukan dalam
jangka waktu dekat. Dan sumber energi bisa didapat dari mana saja baik
dari alam maupun buatan. Lalu Indonesia yang kaya sumber angin,
matahari, dan air, kapan ya membuat energi alternatif baru. Kita doakan
saja.
0 Comments
Posting Komentar