Sudah jadi “aturan wajib” bahwa orang
yang ingin aktif di dunia maya – terutama di forum- harus menggunakan
nama samaran. Selain untuk melindungi identitas pribadi, orang bisa
lebih bebas berekspresi dan dinilai secara objektif. Untuk selanjutnya
orang-orang yang aktif berkegiatan di internet secara umum akan
dinamakan netter atau netizen. Bila ia punya blog dan aktif mengelola
blog itu maka secara khusus ia disebut blogger -yang belakangan ganti
nama menjadi narablog.
Internet adalah dunia nyata kedua yang
jadi “rumah” bagi banyak orang, Kenapa saya bilang dunia nyata kedua?
Karena dibalik layar komputer, laptop, dan ponsel yang menjadi sarana
menuju dunia internet, ada manusia-manusia yang secara sadar
berselancar dan membuat kehidupan baru disana. Orang merasa nyaman
disitu karena ia bisa menjadi pribadi yang berbeda untuk mencari
eksistensi diri yang tak didapatnya di kehidupan sehari-hari. Bagi
sebagian yang lain internet adalah media perluasan citra, popularitas,
dan bisnis. Dan jeleknya, bagi sebagian lain internet dianggap dunia
yang tepat untuk bermain api cinta.
Sebenarnya, jika digunakan sesuai
porsinya, internet lebih banyak positifnya dibanding negatifnya.
Internet adalah tempat belajar paling luas sejagat raya. Seorang ibu
rumah tangga bisa belajar membuat blog yang digunakan untuk
mengumpulkan resep-resep makanan unik dari seluruh dunia, atau blog itu
bisa ia gunakan sebagai tempat berjualan. Bila memungkinkan ia bahkan
bisa belajar membuat website sendiri. Lalu para pelajar bisa
menggunakannya untuk mempelajari pengetahuan diluar pelajaran sekolah.
Kalau dulu kita mengenal sahabat pena, kini kita bisa mendapat sahabat
maya. Hal-hal diatas adalah contoh positifnya berselancar di dunia
maya. Kalaupun ada efek negatif itu hanya ekses dari perilaku pengguna internet yang “kaget internet.”
Orang yang kaget internet
sekonyong-konyong merasa bebas melakukan apa saja di dunia itu. Masih
ingatkah kita waktu pertama kali masuk ke internet? Surprise,
terpesona, dan takjub karena merasa begitu mudahnya melakukan banyak
hal di dunia internet. Seluruh isi bumi seolah ada ditangan kita.
Seseorang bisa melihat situs porno, membuat surat elektronik, bertemu
teman lama, mencari informasi, dan berkenalan dengan orang-orang baru
dari berbagai belahan bumi. Karena itulah sebelum melihat “dunia luar”
melalui internet seseorang mestinya didampingi oleh orang lain yang
telah mengerti menggunakan internet, agar terhindar dari “kaget
teknologi.”
Kenapa harus didampingi? Supaya pemula
yang belum biasa berinternet tahu apa yang mereka cari dan paham apa
yang akan ditemui kelak di internet.
Orang yang kaget internet belum paham
bahwa dunia internet sama saja dengan dunia yang dia jalani
sehari-hari. Ada hal baik beserta orang-orang yang baik dan ada hal
buruk beserta orang-orang bertabiat buruk. Di dunia internet juga ada
etika dan tata krama. Bahkan secara tak tertulis ada etika untuk para
blogger, misal, mencantumkan nama pemilik tulisan atau alamat blog yang
mereka copy-paste ke dalam blog mereka.
Salah satu efek dari kaget internet
yang saat ini populer adalah kaburnya Nova Triana, 14 tahun, bersama
laki-laki yang dikenalnya di Facebook. Anak-anak SD juga sudah punya
akun Facebook dan tiap hari asyik ber-chatting ria dengan
teman-temannya meskipun mereka sudah bertemu di sekolah. Ada juga gadis
ABG yang diculik kawan yang dikenalnya di Facebook (kasihan Facebook
jadi kambing hitam, hehee!). Melihat ekses negatif itulah lantas
pemerintah dan banyak kalangan mengampanyekan Internet Sehat, yang
lebih dulu populer di negara-negara maju untuk mencegah kejahatan
internet.
Memang apa sih internet sehat itu?
Internetnya minum susu dan makan sayur? Ahh, pasti maksudnya bukan itu.
Yang jelas para ABG itu mengalami kaget teknologi. Orang tua mereka
dengan mudahnya membiarkan anak-anak mereka berselancar di internet
tanpa didampingi saat masa-masa pertama anak itu berkenalan dengan
internet. Malah kemungkinan besar anak-anak itu mengenal dan belajar
internet dari teman-temannya sehingga wajar kalau orangtua tak tahu apa
saja yang dikerjakan anaknya di dunia kedua itu.
Sekarang, sebelum terlambat, orang tua
yang mendapati anaknya sudah punya akun di Facebook dan secara rutin
ber-chatting di internet, sebaiknya segera melakukan aktivitas internet
bersama anak-anaknya. Tak perlu langganan provider internet, cukup di
ponsel saja kalau memang ponselnya mendukung. Atau bersama-sama ke
warung internet. Ajak mereka mengenal bahwa di dalam internet tersedia kebutuhan mereka untuk tumbuh menjadi orang yang berwawasan, bukan sekedar mencari teman baru di Facebook. Kenalkan mereka dengan room-room chatting umum (selain MSN, YM, GoogleTalk, dll) dan yakinkan bahwa dalam room chatting
umum itu mereka tak perlu menulis identitas asli. Tapi tentu
sebelumnya orang tua harus lebih dulu paham internet. Kan, tak mungkin
orang yang mendampingi lebih gaptek (gagap teknologi) daripada yang
didampingi.
Jika anak-anak, terutama para ABG,
paham dengan internet, secara tidak langsung akan timbul alarm dalam
diri mereka yang akan mampu melindungi diri dari tipu daya orang jahat
di internet.
Jadi, sekali lagi, jangan malas
mendampingi dan mengajari anak, kerabat, atau bahkan sahabat jika
mereka ingin punya “rumah” di dunia kedua bernama internet. Inilah yang
sesungguhnya yang dinamakan internet sehat.
Tapi, sampai sekarang orang dewasapun masih banyak yang kaget internet. Mereka begitu noraknya
berselancar sana-sini hanya untuk mencari kenalan perempuan-perempuan
cantik atau lelaki-lelaki tampan. Mereka menjadikan dunia kedua mereka
sebagai tempat mencari pasangan selingkuh, padahal sudah punya pasangan
resmi. Mulai dari kenalan, menggoda, bertukar nomor ponsel, saling
kirim kalimat mesra, lalu berujung pada kopi darat. Ah, dimanapun
memang orang brengsek itu selalu ada kok.
Nah, sekarang selamat berselancar dan ciptakan dunia kedua Anda yang sehat, aman, dan menyenangkan!
================================
(Saya
tidak bicara kejahatan cyber seperti pembobolan rekening bank dan
kartu kredit karena itu ranah kriminal yang bisa membuat pembaca
tulisan ini paranoid terhadap internet)
0 Comments
Posting Komentar