Asal-usul Istilah Gaslighting dari Drama Manipulasi Psikologis
Di media sosial sering kita baca orang menulis gaslight atau gaslighting.
Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis di mana seseorang mencoba membuat orang lain meragukan persepsi, ingatan, atau bahkan realitas mereka sendiri.
Biasanya, pelaku gaslighting menggunakan cara ini untuk mengontrol atau mendominasi orang lain.
Asal Istilah Gaslighting
Istilah gaslighting atau gaslight berasal dari drama karya Patrick Hamilton berjudul Gas Light yang bercerita tentang suami yang memanipulasi istrinya lewat lampu gas. Gas Light pertama kali dipentaskan pada 5 Desember 1938 di Richmond Theatre London.
Lalu pada 1 Januari 1939 pertunjukkan Gas Light pindah ke Apollo Theatre di West End, London.
Drama Gas Light karya Patrick Hamilton berlatar era Victoria dan mengisahkan tentang manipulasi psikologis suami Jack Manningham kepada istrinya Bella Manningham.
Jack mencoba membuat Bella percaya bahwa dia kehilangan kewarasannya. Jack melakukannya dengan cara memindahkan barang-barang di rumah secara diam-diam, memutarbalikkan fakta, dan memanipulasi lampu gas (gas light) di rumah sehingga berkedip, Bella pun merasa dia berhalusinasi dan gila.
Namun, seorang detektif bernama Inspector Rough muncul dan mengungkap bahwa Jack sebenarnya menyembunyikan rahasia kelam.
Jack sedang mencari perhiasan yang dia curi dan manipulasi terhadap Bella hanyalah bagian dari rencana untuk mengalihkan perhatian.
Gas Light punya alur yang menegangkan dan menggambarkan efek dari manipulasi psikologis terus-menerus yang dilakukan oleh Jack. Bella akhirnya mendapatkan kekuatannya kembali dengan bantuan Inspector Rough.
Lambat laun muncullah istilah "gaslighting" yang diambil dari drama ini untuk menggambarkan bentuk manipulasi psikologis yang membuat korban meragukan realitasnya sendiri.
Buzzer Medsos
Gaslighting sering dilakukan oleh buzzer (pendengung) di media sosial untuk memanipulasi opini publik atau mengarahkan pandangan orang ke narasi tertentu. Buzzer biasanya melakukannya untuk mempertahankan kekuasaan, memengaruhi persepsi, atau mengalihkan perhatian dari isu-isu penting.
Mereka melakukan gaslighting dengan menyebarkan informasi yang salah, memutarbalikkan fakta, atau membuat orang meragukan pendapat mereka sendiri.
Fenomena ini semakin umum karena media sosial memungkinkan penyebaran pesan secara cepat dan luas. Dengan algoritma yang mendukung konten yang kontroversial atau emosional, gaslighting menjadi alat yang efektif untuk membentuk opini publik.
Ciri Gaslighting
Ciri paling khas yang dilakukan pelaku gaslighting adalah:
- Menyangkal fakta semisal, "Itu tidak pernah terjadi. Kamu pasti salah ingat."
- Membuat seseorang merasa berlebihan, "Halah, kamu sensitif banget. Itu bukan masalah besar."
- Mengalihkan kesalahan, "Kamu sendiri, kan, yang berbuat."
Gaslighting seringkali sulit dikenali karena dilakukan secara halus dan konsisten. Efeknya dapat membuat seseorang merasa bingung, rendah diri, dan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri.
Gejala Gaslighting
- Sering meragukan ingatan atau persepsi diri sendiri
- Seseorang memanipulasi fakta untuk membuat kita merasa bingung atau salah.
- Mulai kehilangan rasa percaya diri dan merasa bergantung pada seseorang untuk mencari "kebenaran."
Bagaimana Kalau Kena Gaslighting
Kalau merasa jadi korban gaslighting yang dilakukan orang terdekat atau pengaruh di medsos, hal ini bisa membuat kita kembali pada diri sendiri.
1. Percaya pada insting sendiri. Kalau merasa ada sesuatu yang salah, kemungkinan besar itu benar.
Jangan abaikan perasaan atau kata hati meskipun seseorang mencoba meyakinkan sebaliknya.
2. Kumpulkan bukti. Simpan catatan peristiwa, rekaman, atau percakapan yang membuat bingung. Bukti ini dapat membantu kita memahami pola gaslighting dan melawan manipulasi.
3. Cari dukungan: Bicara dengan teman, keluarga, atau profesional (psikolog atau konselor) yang dapat memberikan perspektif objektif dan dukungan emosional.
4. Tetapkan batasan. Belajar untuk mengatakan tidak dan membela diri. Batasi interaksi dengan orang yang melakukan gaslighting jika memungkinkan.
5. Bangun lagi rasa percaya diri. Fokus pada hal-hal yang membuat Anda merasa kuat dan positif. Ingatkan diri Anda bahwa Anda mampu berpikir dan mengambil keputusan dengan baik.
6. Pertimbangkan bantuan profesional. Jika gaslighting berlangsung dalam hubungan yang sulit diputuskan (misalnya keluarga atau pasangan), konsultasikan dengan psikolog, pemuka agama, atau orang yang bijak untuk membantu menemukan solusi.
***
Gaslighting jadi fenomena yang makin sering kita temui, baik dalam hubungan personal atau di media sosial.
Penting bagi kita mengenali tanda-tanda manipulasi supaya terhindari dari manipulasi yang bikin kita tidak waras. Apalagi di era digital di mana informasi datang tiap detik, mari kita tetap kritis dan percaya pada diri sendiri.